Anda di halaman 1dari 8

Opini Audit

Audit adalah sebuah proses akumulasi dan evaluasi bukti mengenai pernyataan sebuah
informasi yang digunakan untuk menentukan korespondensi antara pernyataan dengan kriteria
yang daitetapkan serta melaporkan hasilnya kepada para pihak yang tertaril (investor). Dalam
pembuktian opini auditor sangatlah penting bagi stakeholdes yanng digunakan dalam membuat
keputusan bisnis. Yang berisi opini auditor itu layak atau tidak, auditor juga harus memiliki
pengalaman yang memadai, independent dan harus berpengalaman dibidangnya. Dalam essay ini
akan diahas penjelasan lebih dalam mengengai opini auditor.
Dalam proses pengauditan, output yang dihasilkan ialah laporan audit yang merupakan
media yang digunakan oleh auditor. Pendapat dari auditor biasanya menyatakan tentang
kewajaran informasi suatu perusahaan yang telah diaudit, dengan Laporan audit baku yang
terdiri dari tiga paragraf yaitu paragraf pengantar (introductory paragaraph), paragraf lingkup
(scope paragraph ), dan paragraf pendapat(opinion paragraph ).
Terdapat lima jenis pendapat atau opini yang bisa diberikan oleh auditor setelah selesai
dilaksanakannya pengauditan atas laporan keuangan perusahaan klien. Kelima jenis opini
tersebut adalah : Unqualified Opinion (pendapat wajar tanpa pengecualian), Unqualified Opinion
With Explanatory Language (pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas),
Qualified Opinion (pendapat wajar dengan pengecualian), Adverse Opinion (pendapat tidak
wajar) dan Disclaimer Opinion (tidak memberikan pendapat)
Laporan audit standar tanpa pengecualian sering disebut sebagai pendapat yang bersih
(clean opinion), karena tidak ada kondisi yang memerlukan pengecualian atau modifikasi atas
pendapat auditor. Laporan audit standar tanpa pengecualian merupakan pendapat audit yang
paling umum dan dibutuhkan oleh klien, pemakai informasi keuangan dan auditor itu sendiri.

Pengertian dan Jenis Opini


Opini atau pernyataan pendapat auditor merupakan kesimpulan auditor berdasarkan hasil audit
yang diberikan atas pertimbangan professional akuntan yang telah diatur dalam SPAP. Auditor
memiliki fungsi meningkatkan mutu penyajian pada laporan keuangan perusahaan untuk
diberikan kepada masyarakat, dengan cara melaksanakan audit atas kewajaran laporan keuangan
yang ditinjau dari kesesuaian dengan prinsip akuntansi berterima umum. Auditor juga memiliki
fungsi untuk memberikan informasi laporan keuangan suatu perusahaan untuk diperbandingkan
sehingga masyarakat dapat mempertimbangkan dengan baik keputusan yang akan diambil ketika
ingin berinvestasi.
Terdapat lima jenis opini yang dapat diberikan oleh auditor ketika telah melakukan pengauditan
atas laporan keuangan perusahaan, kelima jenis opini tersebut adalah :
1. Unqualified Opinion (Pendapat wajar tanpa pengecualian)
Opini ini dinyatakan oleh auditor setelah menyelesaikan proses audit sesuai
dengan standar auditing, dan tidak ditemukan adanya pembatasan dalam lingkup audit,
tidak ada pengecualian yang signifikan tentang kewajaran dalam penyusunan laporan
keuangan serta adanya konsistensi penerapan prinsip akuntansi berterima umum.
Laporan audit yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian adalah laporan yang
dibutuhkan oleh semua pihak, antara lain klien, pemakai informasi keuangan maupun
oleh auditor. Pendapat wajar mempunyai arti bebas dari keraguan, ketidak jujuran serta
lengkapnya informasi. Pendapat ini juga tidak terbatas pada nominal rupiah dan
pengungkapan yang tercantum dalam laporan keuangan, serta berdasarkan ketepatan
penggolongan informasi.
2. Unqualified Opinion With Explanatory Language (Pendapat wajar tanpa pengecualian
dengan bahasa penjelas)
Pendapat ini dinyatakan ketika audit telah dilaksanakan oleh auditor sesuai dengan
standar auditing, penyajian laporan keuangannya sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum, tetapi terdapat kondisi tertentu yang membutuhkan penjelasan. Laporan
keuangan tetap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan.
Jika terdapat hal-hal yang memerlukan penjelasan, auditor dapat menerbitkan laporan
audit baku ditambah dengan penjelasan. Bagian paragraph penjelasan dimuat setelah
bagian paragraf pendapat.
Kondisi yang memerlukan penjelasan tambahan diantaranya:
a) Ketika Auditor meragukan kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan
kelangsungan hidup dari perusahaan.
b) Terdapat penyimpangan dari prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh pihak yang
berwenang.
c) Laporan keuangan yang dipengaruhi oleh ketidakpastian yang materialis .
d) Pendapat auditor yang sebagian didasarkan atas laporan auditor independent yang
lain
e) Auditor menemukan adanya suatu perubahan material dalam penggunaan prinsip
dan metode akuntansi dalam penyajian
3. Qualified Opinion (Pendapat wajar dengan pengecualian)
Melalui pendapat ini, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan disajikan secara
wajar, dalam semuan aspek material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas entitas
sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum, kecuali untuk hal hal yang berdampak
dikecualikan. Pendapat ini diberikan apabila :
a) Melalui pendapat ini, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan disajikan
secara wajar, dalam semuan aspek material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus
kas entitas sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum, kecuali untuk hal hal
yang berdampak dikecualikan. Pendapat ini diberikan apabila :
b) Tidak adanya bukti kompeten yang cukup, adanya pembatasan ruang lingkup
audit yang material tetapi tidak mempengaruhi laporan keuangan secara
menyeluruh. Hal ini yang mengakibatkan auditor mengambil kesimpulan bahwa
auditor tidak dapat menyatakan pendapat secara wajar tanpa pengecualian.
4. Adverse Opinion (Pendapat tidak wajar)
Pendapat ini menyatakan, bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar
posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas yang sesuai dengan prinsip akuntansi berterima
umum. Auditor perlu menjelaskan alasan yang mendukung pendapat tidak wajar dan
dampak utama dari hal yang menyebabkan adanya pemberian pendapat tidak wajar.
Auditor memberikan pendapat tidak wajar apabila ruang lingkup auditnya tidak
dibatasi sehingga auditor dapat mengumpulkan bukti – bukti kompeten serta cukup yang
berguna untuk mendukung pendapatnya. Apabila pendapat ini diberikan, berarti
informasi yang disajikan oleh klien dalam laporan keuangan tidak dapat dipercay
sehingga tidak dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.
5. Disclaimer of Opinion (Tidak memberikan pendapat)
Salah satu dari banyaknya faktor yang menyebabkan auditor tidak memberikan
pendapat adalah adanya pembatasan terhadap ruang lingkup audit, baik oleh klien
maupun karena kondisi tertentu sehingga auditor tidak mendapatkan bukti yang cukup
tentang kewajaran laporan audit, adanya hubungan istimewa antara auditor dengan
kliennya.
Pernyataan auditor yang tidak memberikan pendapat, dapat diberikan jika auditor
meyakinia bahwa terdapat penyimpangan yang material dari prinsip akuntansi berterima
umum. Auditor wajib menyatakan alasan mengapa auditnya tidak berdasarkan standar
yang ditetapkan oleh otoritas berwenang. Jika auditor menyatakan tidak memberikan
pendapat, pendapat tidak wajar atas laporan keuangan secara menyeluruh,maka auditor
dengan ini memberikan pendapat tidak utuh, yaitud pendapat atas unsur tertentu di dalam
laporan keuangan. Jika pernyataan tidak memberikan pendapat disebabkan oleh ruang
lingkup audit yang dilaksanakan oleh auditor tidak memadai, auditor memberikan
pendapat sehingga ada tiga hal yang dapat dilakukan auditor, sebagai berikut
a) Pada paragraf lingkup audit tidak dicantumkan dalam laporan audit, disebabkan
oleh pembatasan terhadap lingkup audit yang mengakibatkan Pada paragraf
lingkup audit tidak dicantumkan dalam laporan audit, disebabkan oleh
pembatasan terhadap lingkup audit yang mengakibatkan
b) Pada paragraf pengantar, auditor mengubah frasa dari ”Kami telah mengaudit
neraca Perusahaan..” menjadi “Kami telah membuat perikatan untuk mengaudit
neraca Perusahaan..”. Hal ini dimaksudkan untuk menjelaskan bahwa auditor
tidak melaksanakan audit yang disyaratkan ,didalam standar pekerjaan lapangan
c) Pada suatu paragraf dijelaskan tentang alasan yang menjadikan auditor tidak
menyatakan pendapat atas laporan keuangan klien.
Faktor yang Mempengaruhi Opini Auditor
a) Situasi keuangan dari suatu perusahaan seperti profitabilitas, solvabilitas serta
operasional suatu perusahaan mempengaruhi opini dari audit. Clive Lennox (2002) telah
membuktikan bahwa kemungkinan perusahaan menerima audit nonstandard. Opini
terkait secara positif dengan leverage keuangan, dan opini terkait secara negatif dengan
arus kas. Chen dan Church (1992) mengambil beratnya krisis perusahaan yang terdaftar
sebagai titik awal, dan menyimpulkan bahwa ketika krisis emiten menjadi jelas (seperti
kerugian bersih, default hutang, litigasi yang tertunda), auditor lebih mungkin untuk
menemukan krisis kelangsungan hidup dari suatu perusahaan, sehingga mereka lebih
cenderung untuk mengeluarkan opini audit non-standard. Lennox (2002) penelitian
empiris menunjukkan hal itu perusahaan dengan kewajiban tinggi memiliki probabilitas
tinggi untuk menerima non-standard opini audit karena tingginya risiko kebangkrutan.
b) Bergantinya Auditor
Pergantian auditor memiliki korelasi positif dengan opini audit yang dipertahankan untuk
tahun buku terakhir sebelum perubahan. Lennox (2000) menggunakan perusahaan yang
terdaftar di Inggris sebagai sampel penelitian, merancang model estimasi opini audit
untuk memperkirakan jenis opini audit yang mungkin diterima oleh perusahaan yang
terdaftar ketika mereka tidak mengganti auditor mereka, dan membandingkannya dengan
jenis opini auditor setelah auditornya berganti. Lennox menemukan bahwa perusahaan
yang terdaftar di Inggris telah berhasil merealisasikan pembelian dari opini auditor.
Defond dan Subramanyam (1998) menyimpulkan bahwa meskipun perusahaan
mengubah KAP atau audit yang menyediakan jasa audit untuknya, KAP berikutnya akan
tetap menjaga tingkat kehati-hatian yang tinggi dalam pernyataan mereka.
c) Ukuran/ Skala Perusahaan Akuntan
De Angelo (1981) dan Dye (1993) adalah bahwa semakin besar kantor akuntan, semakin
tinggi kualitas audit yang diberikannya. De Angelo (1981) menemukan bahwa semakin
besar ukuran perusahaan, semakin tinggi reputasinya, sehingga dapat mempertahankan
tingkat kemandirian dan penilaian profesional yang tinggi. Sebuah perusahaan skala
besar dapat mengurangi ketergantungan ekonominya pada pelanggan tertentu dan
memberikan opini audit nonstandard. Jika kegagalan audit menyebabkan kerugian pada
perusahaan, semakin besar skalanya, artinya efek "kantong dalam". Alasan ini membuat
perusahaan skala besar lebih berhati-hati, dan akan mengeluarkan lebih banyak opini
audit nonstandard yang berarti semakin tinggi kualitas auditnya. Melalui analisis empiris
pasar China 1993-1996, Defond dan T.J. Wong menemukan bahwa tidak ada masalah
analisis variabel tunggal atau multi variable analisis digunakan, tidak peduli jumlah klien
yang diaudit atau ukuran klien diaudit dijadikan dasar, hasil pengujiannya adalah terdapat
hubungan positif yang signifikan antara ukuran KAP dengan independensi audit. Lindsay
(1988) melalui studi empiris pasar Kanada, menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan
akan berdampak pada kemandirian perusahaan audit, dan akhirnya jenis opini audit
d) Struktur Tata Kelola Perusahaan
Struktur tata kelola perusahaan yang baik dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan
dan mengurangi kemungkinan terjadinya diterbitkan opini audit nonstandard. Semakin
sempurna struktur tata kelola perusahaan, semakin tinggi efisiensi pengambilan
keputusan dewan direksi, yaitu struktur tata kelola perusahaan yang mempengaruhi opini
audit yang dikeluarkan oleh auditor. La. Porta (1999) semakin besar kemungkinannya
auditor mengeluarkan pendapat non-standar, karena semakin tinggi konsentrasi pemilik
perusahaan, semakin besar pemegang saham akan dimanipulasi keuangan dan
pernyataan, dan semakin besar probabilitas penerbitan non-standard opini yang diaudit.
Warfield dkk. (1995) menurut penelitian yang relevan, perusahaan dengan tata kelola
yang baik dapat mengirimkan sinyal yang baik kepada akuntan terdaftar, yaitu struktur
pemerintahan yang baik. Semakin rendah kemungkinan perusahaan melanggar hukum,
maka menurunkan risiko selama audit, dan semakin besar juga probabilitas opini audit
standar yang diterima perusahaan. Clen (2001) melalui penelitiannya menunjukkan
bahwa: emiten meningkatkan kualitas informasi keuangannya dengan cara meningkatkan
tingkat kecerdasannya, dan pada akhirnya kemungkinan dikeluarkannya opini audit
nonstandard akan semakin besar.
e) Manajemen Penghasilan
penelitiannya menunjukkan bahwa: emiten meningkatkan kualitas informasi
keuangannya dengan cara meningkatkan tingkat kecerdasannya, dan pada akhirnya
kemungkinan dikeluarkannya opini audit nonstandard akan semakin besar.
f) Pengendalian Interna
Semakin baik kualitasnya pengendalian internal, semakin mudah menerima opini
audit standar. Para peneliti meyakini bahwa semakin tinggi kualitasnya pengendalian
internal emiten, semakin rendah risiko kegagalan audit yang dihadapi oleh auditor. Ini
berguna bagi auditor untuk mengeluarkan opini audit standar. Penelitian Tahinakis, P dan
Samarinas (2016) mempertimbangkan bahwa opini audit memiliki pengaruh pasar yang
signifikan, yang meliputi informasi tambahan, ketika ukuran dan situasi keuangan
perusahaan juga dapat berpengaruh secara signifikan mempengaruhi konten informasi
tambahan dari opini audit. Semua dokumen internasional ini menunjukkan bahwa opini
audit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pasar, dan pasar akan memberikan
umpan balik berdasarkan jenis opini audit, dan umpan balik ini tercermin dalam aktivitas
mikro ekonomi perusahaan.
Dengan penjelasan dan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat lima jenis pendapat
atau opini audit atas laporan yang diauditnya, yaitu :
1) Pendapat wajar tanpa pengecualian
2) Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas
3) Pendapat wajar dengan pengecualian
4) Pendapat tidak wajar
5) Pernyataan tidak memberikan pendapat
Pendapat atau opini audit wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion), diberikan
apabila laporan keuangan sudah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Sedangkan pendapat atau opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa panjelas (Unqualified
Opinion With Explanatory Language), diterbitkan apabila penyusunan dan penyajian laporan
keuangan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, tetapi ada kondisi yang
perlu penjelasan khusus. Pendapat atau opini audit yang lain adalah pendapat wajar dengan
pengecualian atau Qualified Opinion. Pendapat ini diberikan apabila ada pembatasan ruang
lingkup audit atau adanya penyimpangan dalam penyusunan laporan keuangan dari prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Pendapat tidak wajar atau Adverse Opinion diberikan apabila
laporan keuangan yang disajikan tidak wajar dan tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang
seharusnya. Dan yang terakhir adalah tidak memberikan pendapat atau Disclaimer Opinion.
Pernyataan auditor ini diberikan karena auditor tidak memperoleh bukti yang cukup tentang
kewajaran dari laporan keuangan yang diauditnya.
Pendapat atau opini audit juga tidak lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti :
a) Situasi Keuangan perusahaan
b) Pergantian Auditor
c) Skala Perusahaan Akuntan
d) Struktur Tata Kelola Perusahaan
e) Manajemen Penghasilan
f) Pengendalian Internal
DAFTAR PUSTAKA
Dewayanto, Totok. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit
Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Fokus Ekonomi Vol. 6 No. 1, Hal: 81 – 104
Ginting, Suriani dan Linda Suryana. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Opini
Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Wira
Ekonomi Mikroskis. Vol. 4, No. 2, Hal 111-120
Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi 6. Yogyakarta: Salemba Empat
Susanto, YK. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern
Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol.11, No.3,
Hlm: 155-177

Anda mungkin juga menyukai