Anda di halaman 1dari 4

C.

Kriteria Wajar dalam Laporan Auditor


Terdapat lima kriteria wajar dalam laporan auditor, antara lain yaitu:
1. Laporan yang Berisi Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified
Opinion)
Pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan auditor jika tidak terjadi pembatasan
dalam lingkup audit dan tidak terdapat pengecualian yang signifikan mengenai
kewajaran dan penerapan prinsip akuntansi berterima umum dalam penyusunan
laporan keuangan, konsistensi penerapan prinsip akuntansi berterima umum tersebut,
serta pengungkapan memadai dalam laporan keuangan.

Berikut ini merupakan contoh paragraf yang menunjukkan pendapat wajar tanpa
pengecualian,
“Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan
secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan perusahaan ABC
tanggal 31 Desember 20XX, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir
pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.”
Kata wajar dalam paragraph pendapat mempunyai makna bebas dari keragua-
raguan dan ketidakjujuran, serta lengkap informasinya. Pengertian wajar ini tidak
hanya terbatas pada jumlah-jumlah rupiah dan pengungkapan yang tercantum dalam
laporan keuangan, namun meliput pula ketepatan penggolongan informasi, seperti:
penggolongan aktiva atau utang ke dalam kelompok lancer dan tidak lancar, biaya
usaha dan biaya di luar usaha.

Laporan keuangan yang dianggap menyajikan laporan keuangan dan hasil usaha suatu
perusahaan, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum, jika memenuhi kondisi
berikut ini:
a. Prinsip akuntansi berterima umum digunakan untuk menyusun laporan
keuangan.
b. Perubahan penerapan prinsip akuntansi berterima umum dari periode ke
periode telah cukup dijelaskan.
c. Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah digambarkan dan
dijelaskan dengan cukup dalam laporan keuangan, sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum.

2. Laporan yang Berisi Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa


Penjelasan (Unqulified opinion report with explanatory language)
Pendapat ini diberikan apabila audit telah dilaksanakan atau diselesaikan oleh
auditor sesuai dengan standar auditing, penyajian laporan keuangan sesuai dengan
prinsip akuntansi berterima umum, serta laporan keuangan tetap menyajikan secara
wajar posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan, tetapi terdapat keadaan atau
kondisi tertentu yang memerlukan penjelasan.

Berikut ini merupakan contoh paragraf yang menunjukkan pendapat wajar tanpa
pengecualian:
“Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan
secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan perusahaan ABC
tanggal 31 Desember 20XX, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir
pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia. (Paragaraf pendapat).
Seperti telah dijelaskan pada Catatan X dalam catatan atas laporan keuangan,
perusahaan mengubah metode perhitungan depresiasi dalam tahun 20XX. (Paragaraf
penjelasan).”

Beberapa contoh informasi penjelasan yang mungkin dinyatakan auditor dalam


laporan auditnya sebagai penekanan suatu hal, yaitu:
a. Adanya transaksi antar pihak yang memiliki hubungan istimewa.
b. Peristiwa penting terjadi setelah tanggal neraca.
c. Deskripsi masalah-masalah akuntansi yang berdampak terhadap daya banding
laporan keuangan tahun lalu.
d. Ketidakpastian material yang diungkapkan dalam catatan kaki.
Kondisi atau keadaan yang memerlukan bahasa penjelasan tambahan antara lain
sebagai berikut:
a. Pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain.
b. Adanya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh profesi
atau pihak yang berwenang.
c. Laporan keuangan dipengaruhi oleh ketidak pastian yang material.
d. Auditor meragukan kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya.
e. Auditor menemukan adanya sesuatu perubahan material dalam penggunaan
prinsip dan metode akuntansi.

3. Laporan yang berisi Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)


Jika auditor menjumpai kondisi-kondisi brerikut ini, maka auditor memberikan
pendapat wajar dengan pengecualian dalam laporan audit:
a. Lingkup audit dibatasi oleh klien
b. Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat
memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi yang berada di luar
kekuasaan klien maupun auditor.
c. Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berterima
umum.
d. Prinsip akuntansi berterima umum yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan tidak diterapkan secara konsisten.

Dalam pendapat ini auditor menyatakan bahwa laporan keuangan yang disajikan
oleh klien adalah wajar, tetapi ada beberapa unsur yang dikecualikan, yang
pengecualiannya tidak mempengaruhi kewajaran laporan keuangan secara
keseluruhan.

4. Laporan yang Berisi Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)


Pendapat ini menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar
posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima
umum. Auditor harus menjelaskan alasan yang mendukung pendapat tidak wajar dan
dampak utama dari hal yang menyebabkan pemberian pendapat tidak wajar.
Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika lingkup auditnya tidak dibatasi,
sehingga auditor dapat mengumpulkan bukti kompeten yang cukup untuk mendukung
pendapatnya. Jika pendapat ini diberikan, berarti informasi yang disajikan klien
dalam laporan keuangan tidak dapat dipercaya, sehingga tidak dapat dipakai untuk
pengambilan keputusan oleh pemakai informasi keuangan.

5. Laporan yang di dalamnya Auditor Tidak Memberikan pendapat (Disclaimer of


Opinion)
Jika auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, maka
laporan audit ini disebut dengan laporan tanpa pendapat (no opinion report). Kondisi
yang menyebabkan auditor menyatakan tidak memberikan pendapat adalah:
a. Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkup audit.
b. Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan kliennya.
Perbedaan antara pernyataan tidak memberikan pendapat dengan pendapat tidak
wajar adalah pendapat tidak wajar ini diberikan dalam keadaan auditor mengetahui
adanya ketidakwajaran laporan keuangan klien, sedangkan auditor menyatakan tidak
memberikan pendapat karena ia tidak cukup memperoleh bukti mengenai kewajaran
pelaporan keuangan auditan atau karena ia tidak independen dalam hubungannya
dengan klien.

Anda mungkin juga menyukai