Anda di halaman 1dari 11

Audit adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti

yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan dan kejadian ekonomi secara
objektif untuk menentukan tingkat kepatuhan asersi tersebut dengan kriteria yang
telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Adapun hasil dari audit yakni berupa opini dari auditor atas
laporan keuangan yang diperiksa. Opini audit inilah yang mengungkapkan apakah
laporan keuangan wajar atau tidak. Opini audit terdiri dari 4 (empat) jenis, yaitu
sebagai berikut:

Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)


Opini wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor jika auditor tidak
menemukan kesalahan yang material secara keseluruhan dari laporan keuangan
dan laporan keuangan dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku (SAK).
Dengan kata lain, laporan keuangan akan mendapatkan opini wajar tanpa
pengecualian jika memenuhi kondisi seperti berikut:
1. Laporan keuangan lengkap
2. Bukti audit yang dibutuhkan lengkap
3. Ketiga standar umum telah diikuti sepenuhnya dalam perikatan kerja
4. Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
dan konsisten
5. Tidak terdapat ketidakpastian yang cukup berarti mengenai perkembangan
di masa depan (going concern)
Opini wajar tanpa pengecualian dapat dimodifikasi menjadi opini wajar tanpa
pengecualian dengan paragraf penjelasan (modified unqualified opinion) ketika
auditor harus menambah suatu paragraf penjelasan dalam laporan auditnya.
Keadaan yang membuat modifikasi ini, apabila terjadi seperti:
1. Ada keraguan dari auditor atas konsep going concern perusahaan / entitas.
2. Kurang konsisten perusahaan dalam menerapkan prinsip atau standar
akuntansi yang digunakan.
3. Auditor ingin menekankan suatu hal.

Opini Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion)


Auditor harus menyatakan opini wajar dengan pengecualian ketika:
1. Auditor setelah memperoleh bukti yang cukup dan tepat menyimpulkan
bahwa kesalahan penyajian, baik secara individual maupun secara agregasi
adalah material tetapi tidak pervasif terhadap laporan keuangan, atau
2. Auditor tidak memperoleh bukti yang cukup dan tepat yang mendasari
opini, tetapi auditor menyimpulkan bahwa pengaruh kesalahan penyajian yang
tidak terdeteksi yang mungkin timbul terhadap laporan keuangan, jika ada,
dapat menjadi material tetapi tidak pervasif.
Opini Tidak Wajar (Adverse Opinion)
Audit harus menyatakan opini tidak wajar ketika auditor setelah melakukan
pemeriksaan memperoleh bukti yang cukup dan tepat kemudian
menyimpulkan bahwa ada kesalahan penyajian, baik secara individual
maupun secara agregasi adalah material dan pervasif terhadap laporan
keuangan. Pervasif sendiri diartikan sebagai kesalahan yang akan
membawa dampak kemana-mana atau mendalam.

Opini Tidak Menyatakan Pendapat (Disclaimer of


Opinion)
Opini tidak menyatakan pendapat diberikan auditor ketika auditor tidak
memperoleh bukti yang cukup dan tepat untuk mendasari opini, dan auditor
tidak menyimpulkan bahwa pengaruh kesalahan penyajian material yang
tidak terdeteksi yang mungkin timbul terhadap laporan keuangan, jika ada,
dapat bersifat material dan pervasif.
Sebagaimana diketahui, jenis-jenis opini yang lazim diberikan oleh auditor ketika mengaudit
laporan
keuangan adalah Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion), Wajar dengan
Pengecualian (Qualified Opinion), Tidak Wajar (Adverse Opinion), dan Tidak Memberikan
Pendapat (Disclaimer Opinion). Dimana Masing-masing opini diberikan sesuai dengan
kriteria tertentu yang diketemukan selama proses audit. Pendapat auditor yang dituangkan
dalam laporan audit paling umum adalah laporan audit standar yang unqualified, yang biasa
juga disebut laporan standar bentuk pendek. Bentuk laporan ini digunakan apabila terdapat
keadaan berikut:
1.      Bukti audit yang dibutuhkan telah terkumpul secara mencukupi dan auditor telah
menjalankan tugasnya sedemikian rupa, sehingga ia dapat memastikan bahwa ketiga
standar pelaksanaan kerja lapangan telah ditaati.
2.      Ketiga standar umum telah diikuti sepenuhnya dalam perikatan kerja.
3.      Laporan keuangan yang diaudit disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim
yang berlaku di Indonesia yang diterapkan pula secara konsisten pada laporan-laporan
sebelumnya. Demikian pula penjelasan yang mencukupi telah disertakan pada catatan kaki
dan bagian-bagian lain dari laporan keuangan.
4.      Tidak terdapat ketidakpastian yang cukup berarti (no material uncertainties) mengenai
perkembangan di masa mendatang yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya atau
dipecahkan secara memuaskan.
Sebenarnya, ada satu pendapat lagi yang merupakan modifikasi dari pendapat Wajar Tanpa
Pengecualian, yaitu Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelasan yang
Ditambahkan dalam Laporan Audit Bentuk Baku. Pendapat ini diberikan jika terdapat
keadaaan tertentu yang mengharuskan auditor menambahkan paragraf penjelasan (atau
bahasa penjelasan lain) dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat
Wajar Tanpa Pengecualian yang dinyatakan oleh auditor.
Keadaan dimaksud meliputi:
a)      Pendapat wajar sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain
b)      Untuk mencegah agar laporan keuangan tidak menyesatkan karena keadaan-keadaan
yang luar biasa, laporan keuangan disajikan menyimpang dari suatu prinsip akuntansi yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia,
c)      Jika terdapat kondisi dan peristiwa yang semula menyebabkan auditor yakin tentang
adanya kesangsian mengenai kelangsungan hidup entitas, namun setelah
mempertimbangkan rencana manajemen auditor berkesimpulan bahwa rencana manajemen
tersebut dapat secara efektif dilaksanakan dan pengungkapan mengenai hal itu telah
memadai,
d)      di antara dua periode akuntansi terdapat suatu perubahan material dalam penggunaan
prinsip akuntansi atau dalam metode penerapannya,
e)      keadaan tertentu yang berhubungan dengan laporan audit atas laporan keuangan
komparatif,
f)        data keuangan kuartalan tertentu yang diharuskan oleh Badan Pengawas Pasar Modal
(Bapepam) namun tidak disajikan atau tidak direviu,
g)      informasi tambahan yang diharuskan oleh Ikatan Akuntan Indonesia Dewan Standar
Akuntan Keuangan telah dihilangkan, yang penyajiannya menyimpang jauh dari pedoman
yang dikeluarkan oleh Dewan tersebut, dan auditor tidak dapat melengkapi prosedur audit
yang berkaitan dengan informasi tersebut, atau auditor tidak dapat menghilangkan keraguan
yang besar apakah informasi tambahan tersebut sesuai dengan panduan yang dikeluarkan
oleh Dewan tersebut.
h)      informasi lain dalam suatu dokumen yang berisi laporan keuangan yang diaudit secara
material tidak konsisten dengan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.

 Penyimpangan dari pendapat wajar tanpa pengecualian bisa diberikan karena beberapa
kondisi tertentu. Misalnya, dalam hal pendapat Wajar dengan Pengecualian. Kondisi tertentu
mungkin memerlukan pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified), dan atau Tidak
Memberikan Pendapat (Disclaimer). Pendapat ini menyatakan bahwa laporan keuangan
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha,
dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali
untuk dampak hal yang berkaitan dengan yang dikecualikan. Pendapat ini dinyatakan
bilamana :
a.       Ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap lingkup audit
yang mengakibatkan auditor berkesimpulan bahwa ia tidak dapat menyatakan pendapat
wajar tanpa pengecualian dan ia berkesimpulan tidak menyatakan tidak memberikan
pendapat;
b.      Auditor yakin, atas dasar auditnya, bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yang berdampak material, dan ia
berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat tidak wajar.
Dengan ungkapan lain, terdapat lima kondisi yang membutuhkan adanya penyimpangan
dari laporan yang tanpa pengecualian (unqualified opinion), yaitu Kondisi :
1.            Ruang Lingkup Audit Dibatasi. Jika auditor tidak berhasil mengumpulkan bukti-bukti
audit yang mencukupi untuk mempertimbangkan apakah laporan keuangan yang
diperiksanya disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum di Indonesia
berarti bahwa ruang lingkup auditnya terbatas. Ada dua penyebab utama, yaitu pembatasan
yang dipaksakan oleh klien dan yang disebabkan oleh keadaan di luar kekuasaan auditor
maupun klien. Contoh pembatasan oleh klien adalah auditor tidak diperbolehkan melakukan
konfirmasi utang piutang, atau tidak diperbolehkan memeriksa aset-aset tertentu yang
dimiliki oleh klien. Sedangkan contoh pembatasan yang disebabkan oleh keadaan di luar
kekuasaan auditor maupun klien adalah sulit melakukan pemeriksaan fisik aset karena
lokasi tidak bisa dijangkau akibat banjir atau bencana lainnya;
2.            Laporan keuangan yang diperiksa tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima
umum di Indonesia. Contoh kondisi ini adalah jika klien tidak bersedia mengubah kebijakan
mencatat nilai aset tetap berdasarkan harga penggantian (replacement cost) dan bukannya
harga historis (historical cost) yang dipersyaratkan oleh prinsip akuntansi yang umum
berlaku di Indonesia. Atau, klien menilai persediaan yang dimilikinya berdasarkan harga jual
(selling price) dan bukannya harga historis atau harga yang terendah antara harga historis
dan harga pasar (cost or market which is lower).
3.            Prinsip akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan tidak diterapkan secara
konsisten. Jika klien mengganti suatu perlakuan prinsip akuntansi dengan prinsip akuntansi
yang lain  misalnya mengganti metode pencatatan persediaan dari First In First Out (FIFO)
menjadi Last In first Out (LIFO), maka perubahan tersebut harus dinyatakan dalam laporan
audit. Bahkan, jika penggunaan perubahan tersebut disetujui oleh auditor, pendapat
unqualified tetap tidak dapat dibenarkan
4.            Ada beberapa ketidakpastian yang material yang mempengaruhi laporan keuangan
yang tidak dapat diperkirakan kelanjutannya pada saat laporan audit dibuat. Contoh kondisi
ini adalah kemungkinan adanya tuntutan hukum kepada klien yang belum terselesaikan
sampai dengan selesainya pekerjaan lapangan oleh auditor
Berikut penjelasannya :
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atau Unqualified Opinion
WTP artinya  Laporan Keuangan (LK) telah menyajikan  secara wajar dalam semua
hal yg material,  posisi keuangan (neraca), hasil usaha atau Laporan Realisasi Anggaran
(LRA), Laporan Arus Kas, sesuai dengan prinsip akuntansi yg berlaku umum. Penjelasan
laporan kauangan juga telah disajikan secara memadai, informatif dan tidak menimbulkan
penafsiran yang menyesatkan.
Wajar di sini dimaksudkan bahwa LK bebas dari keraguan dan ketidakjujuran serta
lengkap informasinya. Pengertian wajar tidak hanya terbatas pada jumlah-jumlah dan
pengungkapan yang tercantum dalam LK, namun meliputi pula ketepatan pengklasifikkasian
aktiva dan kewajiban.
 Pendapat WTP diberikan oleh pemeriksa, apabila :
a.       tidak ada pembatasan lingkup pemeriksaan sehingga pemeriksa dapat menerapkan
semua prosedur pemeriksaan yang dipandang perlu untuk meyakini kewajaran LK;  atau
ada pembatasan lingkup pemeriksaan tetapi tidak material dan dapat diatasi dengan
prosesur pemeriksaan alternatif;
b.      tidak ada tekanan dari pihak lain kepada pemeriksa,
c.       tidak ada penyimpangan terhadap standar akuntansi, atau ada penyimpangan dari
standar akuntansi
Selain itu pendapat Diberikan karena : Terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan
auditor menambahkan paragraf penjelasan, namun tidak mempengaruhi pendapat wajar
tanpa
pengecualian.
Penjelasan yang dimaksud :
o        Pendapat wajar didasarkan atas laporan auditor lain
o        Mencegah laporan keuangan yang menyesatkan karena keadaan luar biasa
o        Keyakinan auditor dengan kesangsian kelangsungan hidup entitas, namun auditor juga
mempertimbangkan rencana manajemen
o        Perubahan penerapan PABU dan metode penerapan yang material diantara dua periode
akuntansi
o        Berhubungan dengan laporan keuangan komparatif
o        Data keuangan kuartalan tertentu tidak disajikan atau tidak direview
o        Informasi tambahan yang penyajiannya menyimpang jauh dari pedoman dihilangkan, dan
auditor tidak melengkapi dengan prosedur audit yang terkait atau auditor tidak dapat
menghilangkan keraguan atas informasi tambahan tsb
o        Informasi lain secara material tidak konsisten dengan laporan keuangan
Wajar Dengan  Pengecualian (WDP) atau Qualified Opinion
WDP artinya  laporan keuangan telah menyajikan  secara wajar dalam semua hal yang
material,   posisi keuangan (neraca), hasil usaha atau Laporan Realisasi Anggaran (LRA),
Laporan Arus Kas, sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan (SAP) atau sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, kecuali untuk dampak hal-hal yang
berhubungan dengan yang dikecualikan.Pendapat WDP diberikan oleh pemeriksa, apabila :
a.       tidak ada pembatasan lingkup pemeriksaan; sehingga pemeriksa dapat menerapkan
semua prosedur pemeriksaan yang dipandang perlu untuk meyakini kewajaran  laporan
keuangan;  atau ada pembatasan lingkup pemeriksaan tetapi tidak material dan dapat
diatasi dengan prosesur pemeriksaan alternatif;
b.      tidak ada tekanan dari pihak lain kepada pemeriksa.
c.       ada penyimpangan  terhadap standar akuntansi, yang menurut pendapat pemeriksa
dampaknya cukup material; atau ada ketidakkonsistenan dalam penerapan prinsip
akuntansi.
Selain itu pendapat ini Diberikan karena : Penyajian laporan keuangan telah wajar (dalam
semua hal yang material laporan keuangan telah sesuai dengan PABU) kecuali untuk hal
yang dikecualikan. Pengecualian yang dimaksud :
a.       Tidak ada bukti kompeten yang cukup
b.      Adanya pembatasan lingkup audit
c.       Auditor tidak dapat memberikan ‘unqualified’
d.      Auditor yakin, laporan keuangan menyimpang dari PABU secara material, namun tidak
dapat memberikan ‘Adverse’
e.       Auditor harus menjelaskan semua alasan yang menguatkan dalam satu atau lebih
paragraf terpisah yang dicantumkan sebelum paragraf  pendapat
f.        Auditor harus mencantumkan bahasa pengecualian yang sesuai dan menunjuk ke
paragraf penjelasan didalam paragraf pendapat
g.       Harus berisi kata ’kecuali ntuk’ atau ’pengecualian untuk’
Tidak Wajar  (TW) atau Adverse Opinion
Pendapat TW artinya  LK  tdk menyajikan secara wajar   posisi keuangan (neraca),
hasil usaha atau Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Arus Kas, sesuai dengan
standar akuntansi pemerintahan atau sesuai dengan prinsip akuntansi yg berlaku umum.
 Pendapat Tidak Wajar diberikan oleh pemeriksa, apabila tidak ada pembatasan
lingkup pemeriksaan, tidak ada tekanan kepada pemeriksa, tetapi  ada  penyimpangan 
terhadap standar akuntansi, yang sangat material atau  LK tidak disusun sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Selain itu pendapat ini Diberikan karena : menurut pertimbangan auditor laporan
keuangan secara keseluruhan tidak disajikan secara wajar sesuai dengan PABU dan Harus
dijelaskan dalam paragraf yang terpisah sebelum paragraf pendapat, alasan yang
mendukung pendapat tidak wajar dan dampaknya terhadap laporan keuangan

Menolak Memberikan Pendapat  (MMP) atau Disclaimer Opinion


MMP artinya  pemeriksa tidak dapat memberikan pendapat atas LK, karena ada
pembatasan lingkup pemeriksaan atau ada tekanan kepada pemeriksa, sehingga
pemeriksa  tidak dapat menerapkan prosedur pemeriksaan yang dipandang perlu, prosedur
pemeriksaan alternatif juga tidak dapat memberikan keyakinan yang memadai bagi
pemeriksa.
Pendapat MMP juga bisa diberikan apabila sistem pengendalian intern sangat lemah,
sehingga pemeriksa tidak  dapat memperoleh kayakinan yang memadai; atau apabila
pemeriksa menghadapi keraguan tentang kelangsungan hidup entitas. Selain itu pendapat
ini diberikan karena :
        auditor tidak dapat merumuskan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan sesuai
dengan PABU,
        Auditor tidak melaksanakan audit yang lingkupnya memadai untuk memberikan pendapat
(adanya pembatasan lingkup audit)
        Auditor harus menunjukkan dalam paragraf terpisah semua alasan substantif yang
mendukung pembatasan tsb
        Auditor tidak harus menunjukkan prosedur yang dilaksanakan dan menjelaskan
karakteristik auditnya dalam paragraf lingkup audit bentuk baku

    Unsur-unsur laporan audit bentuk baku:


1.  judul laporan, standard auditing mewajibkan setiap laporan diberi judul laporan, dan
dalam judul tersebut tercantum kata independent
2.  alamat laporan, laporan ini umumnya ditujukan kepada perusahaan, para pemegang
saham, atau dewan direksi perusahaan.
3. paragraf pendahuluan, paragraf pertama laporan menunjukkan tiga hal : pertama,
membuat suatu pernyataan sederhana bahwa kantor akuntan publik telah melaksanakan
audit. pernyataan ini dibuat untuk membedakan laporan audit ini dari suatu laporan
kompilasi atau laporan review. Kedua, paragraf ini menyatakan laporan keuangan yang
telah diaudit, termasuk pencantuman tanggal neraca serta periode akuntansi dari laporan
laba-rugi dan laporan arus kas. Ketiga, paragraf pendahuluan menyatakan bahwa laporan
keuangan merupakan tanggung jawab management dan tanggung jawab auditor terletak
pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan pelaksanaan audit
4. paragraf scope. Paragraf scope ini berisi pernyataan faktual tentang apa yang dilakukan
auditor selama proses audit, juga menyatakan bahwa audit dirancang untuk memperoleh
keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji yang material.
Pencantuman kata material menunjukkan bahwa auditor hanya bertanggung jawab dalam
mencari kesalahan penyajian yang signifikan, bukan mencari kesalahan penyajian yang
tidak mempengaruhi pembuatan keputusan oleh para pengguna laporan keuangan. Istilah
keyakinan yang memadai digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu audit tidak dapat
diharapkan untuk menghapus seluruh kemungkinan hadirnya kesalahan penyajian yang
material dalam laporan keuangan. Paragraf scope juga membahas tentang pengumpulan
bukti audit serta menyatakan bahwa auditor yakin bahwa bukti audit yang dikumpulkan telah
memberikan dasar yang memadai bagi pernyataan pendapat.
5. paragraf pendapat. Paragraf terakhir dalam laporan audit bentuk baku yang menyajikan
kesimpulan auditor berdasarkan hasil dari proses audit yang telah dilakukan. Bagian ini
merupakan bagian terpenting dari keseluruhan laporan audit, sehingga seringakali seluruh
laporan audit dinyatakan secara sederhana sebagai pendapat auditor.

6. Nama KAP. Nama tersebut akan mengidentifikasikan kantor akuntan publik atau praktisi
mana yang telah melaksanakan proses audit. umumnya yang dituliskan adalah nama kantor
akuntan publik karena seluruh bagian dari kantor akuntan publik tersebut bertanggung
jawab, baik secara hukum maupun secara profesi, dalam memastikan agar kualitas
pekerjaan audit memenuhi standar profesi.
7. tanggal laporan audit. tanggal yang tepat untuk dicantumkan dalam laporan audit adalah
tanggal pada saat auditor menyelesaikan prosedur audit terpenting di lokasi pemerikasaan.
Tanggal ini merupakan tanggal yang penting  pula bagi para pengguna laporan karena
tanggal tersebut menunjukan kapan terakhir sang auditor masih bertanggung jawab atas
peristiwa-peristiwa penting yang terjadi setelah laporan keuangan.

Laporan audit bentuk baku diterbitkan bila kondisi-kondisi berikut ini terpenuhi:
1.  seluruh laporan keuangan (neraca, laporan laba-rugi, laporan laba ditahan, dan laporan
arus kas telah lengkap)
2. semua aspek dari ketiga standard umum GAAS atau SPAP telah dipatuhi dalam
penugasan audit tersebu.
3. bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul, dan sang auditor telah melaksanakan
penugasan audit ini dengan sedemikian rupa sehingga membuatnya mampu menyimpulkan
bahwa ketiga standard pekerjaan lapangan telah dipatuhi.
4. laporan keungan telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum. Hal tersebut berarti pula bahwa pengungkapan informatif yang cukup tela tercantum
dalam catatan atas laporan keuangan serta bagian-bagian lainnya dari laporan keuangan
tersebut.
5. tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa perlu untuk menambahkan sebuah
paragraf penjelasan atau memodifikasi kalimat dalam laporan audit.
Ketika auditor menyandarkan dirinya pada sebuah kantor akuntan publik lain untuk
melaksanakan sebagian proses audit, yang biasa terjadi bila klien memiliki sejumlah cabang
atau sub-divisi yang tersebar letaknya, maka kantor akuntan publik utama memiliki 3
alternatif pilihan; a. Tidak memberikan referensi dalam laporan audit, ketika tidak ada
referensi yang dibuat untuk auditor lainnya, maka suatu pendapat wajar tanpa syarat
diberikan kecuali terdapat kondisi lain yang mengharuskan dikeluarkannya pendaat lain
diluar pendapat wajar tanpa syarat. b memberikan referensi dalam laporan (modfikasi
kalimat). Jenis laporan ini disebut pula sebagai suatu laporan atau pendapat bersama, suatu
laporan bersama wajar tanpa syarat merupakan laporan yang tepat untuk diterbitkan bila
merupakan hal yang tidak praktis untuk mereview kembali pekerjaan auditor lain atau ketika
proporsi laporan keuangan yang diaudit oleh auditor lain material terhadap keseluruhan
laporan keuangan. c. Mengeluarkan pendapat wajar dengan pengecualian, auditor utama
dapat menyimpulkan bahwa perlu diterbitkan suatu pendapat wajar dengan pengecualian.
Suatu pendapat wajar tanpa syarat atau tidak memberikan pendapat, tergantung pada
materialitasnya, diperlukan jiak auditor utama tidak menginginkan untuk mengambil
tanggung jawab apapun atas pekerjaan auditor lainnya.
Kondisi yang menyebabkan penyimpangan dari laporan audit bentuk baku:
1. ruang lingkup audit dibatasi, ketika auditor tidak dapat mengumpulkan bukti audit yang
memadai untuk menyimpulkan apakah laporan keungan telah disajikan sesuai dengan 
GAAP  atau PSAK, maka terdapat suatu pembatasan atas lingkup audit. terdapat 2
penyebab utama atas pembatasan lingkup audit yaitu pembatasan oleh klien dan
pembatasan yang disebabkan oleh kondisi-kondisi diluar kendali klien atau auditor.
2. penyajian laporan keuangan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum (penyimpangan dari GAAP atau PSAK)
3. auditor independent. Independensi umumnya ditentukan berdasarkan aturan 101 dari
Aturan Kode Etik Profesional.
PENUTUP
 Sebagaimana telah diketahui, jenis-jenis opini yang lazim diberikan oleh auditor ketika
mengaudit laporan keuangan adalah Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion),
Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion), Tidak Wajar (Adverse Opinion), dan Tidak
Memberikan Pendapat (Disclaimer Opinion). Masing-masing opini diberikan sesuai dengan
kriteria tertentu yang diketemukan selama proses audit.
Pendapat auditor yang dituangkan dalam laporan audit paling umum adalah laporan audit
standar yang unqualified, yang biasa juga disebut laporan standar bentuk pendek.

DAFTAR PUSTAKA
Alvin A. Arens, 2003, Auditing dan Pelayanan Verifikasi. PT INDEKS, Jakarta
Harahap Sofyan, 2002, Auditing dalam Perspektif Islam. PT Pustaka Quantum, Jakarta
dppkad.gorontalokab.go.id/index2.php?option=com_content...
www.auditor-rohil.net/web/index.php?option=com
://renny.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/7037/BAB_2+Laporan_Akuntan.ppt

APA YANG DIMAKSUD OPINI AUDIT AKUNTAN WAJAR TAMPA PENGECUALIAN


(WTP)? Pendapat Akuntan wajar Tampa Pengecualian (WTP) adalah : Hasil pemeriksaan
akuntan eksteral terhadap entititas atas asersi manajemen atas laporan keuangan dalam
suatu periode akuntansi yang disusun berdasarkanStandart Akuntansi yang berterima
umum dan diaudit menggunakan norma pemeriksaan akuntan, dan Standart Pemeriksaan
Keuangan Negara (Pada entitas sektor publik pemerintah) dan Standart Profesional Akuntan
Publik (SPAP) pada Entitas diluar keuangan Negara. Apa maksud dan tujuan diadakan
general Audit?Maksud dan tujuan General audit adalah untuk memberikan informasi dan
keyakinan memadai kepada Para pemilik Modal (Pemegang Saham), Dewan Komisaris,
Pihak Menejemen, Calon Kreditur,Para Penanam modal (Invistor), Pemerintah, DPR/DPRD
(bagi entitas sektor publik) Anggota dan pengurus koperasi (bagi koperasi) dan Pihak lain
yang memerlukannya, bahwa laporan keuangan yang disajikan Menejemen terlepas dari
salah saji, dari seluruh unsur material, System dan procedure akuntansi lainnya yang
berlaku sesuai Standart Akuntansi yang berlaku Umum di Indonesia. Oleh karenanya dalam
proses pelaksanaan audit yang dilakukan melalui Evaluasi, Prosudure Analitik, tes,
pengujian Hipotesis, Konvormasi, dan evaluasi lainnya, dengan tidak mengurangi Tanggung
Jawab Pihak Menejemen selaku Pihak yang bertanggung Jawab. Audit juga mengandung
resiko bawaan yang tidak dapat dihindarkan dari suatu keterbatasan. Pada prinsipnya opini
akuntan terdiri : 1. Unqualifiet opinion (wajar tampa pengecualian atau wtp). 2. Qualifiet
opinion (wajar dengan pengecualian WDP) 3. Disclaimer (laporan Akuntan tampa pendapat)
4. Adverce opinion (pendapat tidak setuju) UNQUALIFIET OPINION (wajar tampa
pengecualian atau wtp). Hasil audit Akuntan dengan opini WTP adalah" Pendapat Akuntan
Eksternal atas hasil pemeriksaan akuntan eksteral dengan nilai opini terbaik terhadap suatu
entitas atas asersi (pernyataan) manajemen atas laporan keuangan dalam suatu periode
akuntansi yang disusun berdasarkan Standart Akuntansi yang berterima umum, dan
pemeriksaan telah dilakukukan melalui Norma pemeriksaan sebagai Standart Profesional
Pemeriksaan Akuntan, namun demikian bukan berarti entitas yang mendapatkan opini WTP
telah berkinerja baik, dan terbebas dari korupsi, Nipotisme dan kolusi, karena Opini General
audit yang diterbitkan akuntan bukan pemeriksaan dengan tujuan khusus, akan tetapi
pemeriksaan bertujuan untuk memberikan opini (pendapat) lawajar/layak atas laporan
Keuangan Historis. Untuk mengetahui sebuah entitas telah ber-kinerja baik maka diperlukan
pemeriksaan lanjutan dengan audit Kinerja, audit kepatuhan, audit investigasi dan audit
khusus, sehingga dengan audit lanjutan dapat diketahui apakah entitas tersebut telah
berkinerja secara efisien, efektif, produknya berdampak dan bermanfaat baik kepada
masyarakat, ber-benefit dan ber-outcame baik, dan banyak temuan temuan yang harus
diselesaikan sampai ketindak penyelesaian secra pidana, oleh karena itu Opini WTP yang
disandang suatu entitas belum tentu ia telah ber-kinerja baik. Istilah Unqulifiet sering kali
membingungkan banyak orang, karena sering ditafsirkan sebagai tidak memenuhi syarat
atau tidak qualifiet, padahal arti unqualifiet disini adalah tampa pengecualian atau tampa
qualification. Sebagaimana yang kita ketahui opini Akuntan dibagi atas dua alinea, alinea
pertama merupakan lingkup/ scope pemeriksaan. Dan aliniea kedua mengenai pernyataan
pendapat akuntan. Alinea pertama berisikan pernyataan pernyataan yang bersifat faktuil
sebagai berikut; a. Kami telah memeriksa, Bagian ini memberikan tekanan bahwa
pemeriksaan telah dilakukan. Seorang Akuntan tidak boleh memberikan opini pendapat
kelayakan penyajian ikhtisar keuangan yang tidak diperiksanya. b. Nama Perusahaan
misalkan PT X / atau Pemerintah X artinya: Bagian ini memperingatkan bahwa pada
dasarkan ikhtisar ikhtisar keuangan beserta catatan atas laporan keuangan bukanlah
merupakan repsentasi nya melainkan reprepentasi langganan. Pihak manajemen entitas
mempunyai tanggung jawab utama terhadap kelengkapan dan kelayakan ikhtisar keuangan.
c. Sesuai dengan Norma pemeriksaan akuntan artinya mutu pekerjaan akuntan yang
dilakukakan telah dilaksanakan atau berdasarkan norma pemeriksaan akuntan d. Pengujian
atau tes atas Catatan pembukuan artinya telah diadakan pengujian berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan, dalam melakukan pemeriksaan tidak harus diperiksa secara full, akan
tetapi bisa dilakukan dengan cara pengujian secara sampling. e. Prosedur pemeriksaan
artinya pada bagian ini memerlukan pertimbangan professional judgement akuntan,
procedure ini menyangkut atas pertimbangan akuntan dalam melakukan periksaan termasuk
juga atas luasnya tes yang dilakukan. Oleh karena itu sebelum melakukan pemeriksaan
akuntan wajib menyusun dan menetapkan program pemeriksaan, ukuran material yang
akan dilakukan dan luas sempitnya pemeriksaan, tujuan pemeriksaan, prosedur yang akan
dilaksanakan,dan lamanya pemeriksaan, semuanya itu tergantung sepenuhnya akuntan
yang melakukan pemeriksaan sesuai pertimbangan akuntan yang mempunyai keahlian dan
pengalaman yang memadai. Alinea kedua berisikan: a. Menurut Pendapat kami, artinya
menunjukkan adanya kesimpulan yang akan diutarakan yang didasarkan atas pemeriksaan
yang sesuai dengan norma pemeriksaan akuntan. b. Menunjukkan secara layak artinya
ikhtisar laporan keuangan dapat dinyatakan layak apabila: a. Tidak ada pos pos dalam
ikhtisar keuangan yang disajikan tidak secara material, b. pengungkapan laporan keuangan
telah diungkap secara ful disclosure (tidak ada yang disembunyikan). Begitu pula dalam
pemeriksaan akuntan tidak pernah menyatakan hal yang diperiksanya menyatakan sudah
benar, atau salah akan tetapi ia pasti menyatakan hal kewajaran atau kelayakannya
mengingat: 1. Angka angka yang disajikan memang tdak benar karena terjadi adanya
pembulatan, misalkan Rp 999,96 dibulatkan menjadi Rp. 1.000,0 pembualatan ini
sebenarnya tidak benar akan tetapi layak untuk dilakukan pembulatan karena nilainya tidak
material dan pada saat ini sudah tidak ada uang pecahan Rp. 0.04 2. Banyak pos pos
laporan keuangan hasil taksiran (estimasi), penetuan umur piutang, piutang tidak tertagih, dll
QUALIFIET OPINION (wajar dengan pengecualian WDP): Qualifiet opinion adalah hasil
pemeriksaan akuntan atas entitas yang menyatakan setuju dengan pengecualian atau
dengan keberatan keberatan. Opini qualifiet opinion biasanya diberikan atas keberatan
keberatan: 1. Adanya pembatasan yang diberikan oleh klien saat memeriksa, sehingga
akuntan tidak dapat memeriksa dengan Standart Profesional pemeriksaan akuntan. 2.
Adanya pos pos tertentu cukup penting dan material yang disajikan secara tidak layak 3.
Adanya pos pos penting yang disajikan tidak sesuai dengan Prinsip Standart Akuntansi
Indonesia. 4. Adanya prinsip prinsip akuntansi yang tidak ditrapkan secara konsisten. Alasan
alasan tidak setuju harus diungkap, yang pada bisanya ada pada opini pada alinea tengah
atas os pos yang tidak layak. LAPORAN TAMPA PENDAPAT ( DISCLAMAER OF
OPINION) Opini ini diberikan apabila saat mengadakan pemeriksaan akuntan tidak berhasil
mengumpulkan bukti bukti , dan jika hal ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap
iktisar Laporan keuangan secara keseluruhan maka akuntan wajib memberikan penolakan
(disclaimer). Penolakan pendapat biasanya diberikan karena: 1. Adanya pembatasan atas
luasnya pemeriksaan. 2. Adanya ketidakpastian mengenai jumlah atas beberapa perkiraan
misalnya: masih menunggu keputusan pengadilan. PENDAPAT TIDAK SETUJU ( ADVISE
OPINION) Apabila terjadi ketidak layakan atas semua pos iktisar laporan keuangan dan
akuntan mempunyai keyakinan ketidak layakan maka pendapat tidak setuju (advise opinion)
harus diberikan.

Sumber: http://jibonk168.blogspot.com/2013/05/pengertian-wajar-tanpa-pengecualian.html

Anda mungkin juga menyukai