Audit laporan keuangan yang khas terdiri dari upaya memahami bisnis dan
industi klien serta mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berkaitan dengan
laporan keuangan manajemen, sehingga memungkinkan auditor meneliti apakah
pada kenyataannya laporan keuangan tersebut telah menyajikan posisi keuangan
entitas, hasil operasi, serta arus kas secara wajar sesuai dengan GAAP. Auditor
bertanggung jawab untuk mematuhi standar auditing yang berlaku umum (GAAS)
dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti, serta dalam menerbitkan laporan
yang memuat kesimpulan auditor yang dinyatakan dalam bentuk pendapat atau
opini atas laporan keuangan. Tujuan utama audit laporan keuangan bukan untuk
menciptakan informasi baru, melainkan untuk menambah keandalan laporan
keuangan yang telah disusun oleh manajemen.
Oleh karena itu, profesi auditor memiliki beberapa tanggung jawab, yakni :
Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit sehingga
auditor dapat memberikan kesimpulan atas opini yang harus diberikan atas
laporan keuangan yang diauditnya.
Opini yang diberikan atas asersi manajemen dari klien atau instansi
peusahaan yang diaudit dikelompokkan menjadi wajar tanpa pengecualian, wajar
dengan pengecualian, tidak membeikan pendapat, dan tidak wajar.
Menurut Standar Profesional Akuntan (PSA 29), opini audit terdiri dari lima jenis
yaitu:
a. Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan lingkup
audit yang material tetapi tidak m,empengaruhi laporan keuangan secara
keseluruhan.
b. Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip
akuntansi yang berlaku umum yang berdampak material tetapi tidak
mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan. Penyimpangan
tersebut dapat berupa pengungkapan yang tidak memadai, maupun
perubahan dalam prinsip akuntansi.
Akuntan dapat dikaitkan dengan laporan keuangan auditan atau yang tidak
diaudit. Laporan audit baku ini terdapat dalam SA seksi No 508. Laporan auditor
bentuk baku memuat suatu pernyataan bahwa laporan keuangan menyajikan
secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan suatu entitas, hasil
usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.