A. Pengertian
1.1 Auditor
Audit atau pemeriksaan dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu
organisasi, sistem, proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang
kompeten, objektif, dan tidak memihak, yang disebut auditor. Tujuannya adalah
untuk melakukan verifikasi bahwa subjek dari audit telah diselesaikan atau
berjalan sesuai dengan standar, regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan
diterima. Auditor adalah seseorang yang memiliki kualifikasi tertentu dalam
melakukan audit atas laporan keuangan dan kegiatan suatu perusahaan atau
organisasi. Pada dasarnya auditor ada dua jenis, yakni :
1. Auditor Eksternal
Auditor eksternal adalah profesi audit yang melakukan tugas audit atas
laporan keuangan dari perusahaan, pemerintah, individu atau organisasi
lainnya. Auditor eksternal mempunyai independensi dari perusahaan yang
di audit. Peran auditor eksternal adalah untuk memberikan pendapat
apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material. Auditor eksternal
terdiri dari (a). Akuntan Publik, organisasi profesi IAI (Ikatan Akuntan
Indonesia) sejak tahun 1957. (b). Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
merupakan auditor eksternal bagi pemerintah yang dibentuk berdasarkan
UUD 1945, berdasarkan perubahan ke 3 UUD 1945 pasal 23E.
2. Auditor Internal
Internal audit adalah suatu aktivitas independen yang memberikan jaminan
keyakinan serta konsultasi yang dirancang untuk memberikan suatu nilai
tambah serta meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Internal auditing
membantu organisasi dalam usaha mencapai tujuannya dengan cara
memberikan suatu pendekatan disiplin yang sistematis untuk
mengevaluasi dan meningkatkan keefektifan menejemen risiko,
pengendalian dan proses pengaturan dan pengelolaan organisasi.
1.2 Indenpendensi
Menurut Ruchjat Kosasih dalam Kasadi (2007) ada empat jenis risiko
yang dapat merusak independensi akuntan publik , yaitu :
1. Self Interest risk, yang terjadi apabila akuntan publik menerima manfaat
dari keterlibatan keuangan klien.
2. Self Review Risk, yang terjadi apabila akuntan publik melaksanakan
penugasan pemberian jasa keyakinan yang menyangkut keputusan yang
dibuat untuk kepentingan klien.
3. Advocacy Risk, yang terjadi apabila tindakan akuntan publik menjadi
terlalu erat kaitanya dengan kepentingan klien.
4. Client influence risk, yang terjadi apabila akuntan publik mempunyai
hubungan erat yang kontinyu dengan klien, termasuk hubungan pribadi
yang dapat mengakibatkan intimidasi oleh atau keramahtamahan
(familiarity) yang berlebihan dengan klien.
1.7 Aspek Independensi
c. Advokasi (advocacy)
Mempromosikan saham perusahaan publik dari klien, di mana
perusahaan tersebut merupakan klien audit.
Bertindak sebagai pengacara (penasihat hukum) untuk klien
penjaminan dalam suatu litigasi atau perkara perselisihan dengan
pihak ketiga (IFAC, 200. 6)
d. Kekerabatan (familiarity)
Anggota tim mempunyai hubungan keluarga dekat dengan seorang
direktur atau pejabat perusahaan klien.
Anggota tim mempunyai hubungan keluarga dekat dengan seorang
karyawan klien yang memiliki jabatan yang berpengaruh langsung dan
signifikan terhadap pokok dari penugasan.
Mantan rekan (partner) dari kantor akuntan yang menjadi direktur atau
pejabat klien atau karyawan pada posisi yang berpengaruh atas pokok
suatu penugasan.
Menerima hadiah atau perlakuan istimewa dari klien, kecuali nilainya
tidak signifikan.
Hubungan yang terjalin lama dengan karyawan senior perusahaan
klien (IFAC, 200. 7)
e. Intimidasi (intimidation)
Diancam dipecat atau diganti hubungannya dengan penugasan klien.
Diancam dengan tuntutan hukum.
Ditekan secara tidak wajar untuk mengurangi ruang lingkup pekerjaan
dengan maksud untuk mengurangi fee (IFAC, 200. 8)
Pada dasarnya ada enam faktor yang beragam seperti organisasi dan
standar selain Kode Etika Profesional AICPA mempengaruhi independensi
seorang auditor, yakni :
Ada beberapa poin yang membedakan antara auditor eksternal dan auditor
internal dari sisi independensi, yakni :
No. Point Auditor Internal Auditor Eksternal
1. Output atau Output utama berupa Output utama berupa opini
keluaran rekomendasi
Auditor tidak independen Auditor harus independen
Independensi terhadap manajemen namun terhadap manajemen
2.
harus independen terhadap
aktifitas yang di audit
Pemegang saham, komisaris,
Manajemen
3. Klien dan pihak terkait di luar
perusahaan
Melaporkan hasil audit pada Melaporkan hasil audit pada
4. Pelaporan stakeholder yang diaudit.
direksi
Sumber : Priyopardono
https://id.scribd.com/doc/187957875/Independensi-Auditor-Seminar-
Akuntansi
https://www.researchgate.net/publication/279656644_PENGARUH_INDE
PENDENSI_AUDITOR_EKSTERNAL_DAN_KUALITAS_AUDIT_TE
RHADAP_HASIL_NEGOSIASI_ANTARA_AUDITOR_DENGAN_MA
NAJEMEN_KLIEN_MENGENAI_PERMASALAHAAN_LAPORAN_K
EUANGAN_Studi_Empiris_Terhadap_Manajer_Perusah
http://bentar-priyopradono.blogspot.co.id/2013/03/independensi-dan-
profesionalisme.html
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/458/jbptunikompp-gdl-gemiquanta-
22877-1-unikom_g-i.pdf