Anda di halaman 1dari 8

Standar Profesi Auditor merupakan ketentuan yang harus dipenuhi untuk menjaga kualitas

kinerja Auditor dan hasil audit. Standar audit sangat menekankan kualitas profesional auditor
serta cara auditor mengambil pertimbangan dan keputusan sewaktu melakukan pemeriksaan
dan pelaporan. Oleh karena itu Anda yg ingin menjadi auditor dan ingin menggunakan jasa
audit diperusahaan anda harus mengetahui apa saja syarat – syarat menjadi auditor, baik
auditor internat dan auditor eksternal.

Pada kesempatan kali ini saya ingin membahas mengenai syarat menjadi auditor Internal dan
Auditor Eksternal secara umum.

Diawali dengan informasi Pengertian dari Audit Internal dan Audit Eksternal, yaitu :

 Audit Internal

Audit internal adalah sebuah kegiatan yang dirancang untuk menambah nilai dan
meningkatkan operasi badan secara independen. Kegunaanya untuk membantu badan
mencapai objektif tujuan dengan sistematis, dengan pendekatan terperinci dalam menilai dan
meningkatkan efektifitas dari resiko manajement, kontrol, dan proses badan organisasi.

Audit internal sebagai perantara untuk meningkatkan keefektifitasan dan keefesienan suatu
organisasi dengan menyediakan wawasan dan rekomendasi berdasarkan analisis dan dugaan
yang bersumber dari data dan proses usaha. para auditor internal dikenal sebagai karyawan
yang dibentuk untuk melakukan audit internal.[2]
Pengertian audit intern menurut IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) dalam SPAP (Standar
Pelaporan Akuntan Publik) adalah : “Suatu aktivitas penilaian yang independen dalam suatu
organisasi untuk menguji dan mengevaluasi aktivitas-aktivitas organisasi sebagai pemberi
bantuan bagi manajemen”. (1998 ; 322)

Adapun pengertian audit intern yang dikemukakan oleh Brink Z. victor dan Witt Herbert
dalam bukunya “Modern Internal Auditing” adalah sebagai berikut :
“Internal auditing is an independent appraisal function established within organization to
examine and evaluate its activities as a service to the organization”. (1999 ; 1-1)
Sementara IIA’S Board of Director mengemukakan pengertian internal audit sebagai berikut:

“Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting activity designed to


add value and improve an organization’s operations. It helps an organization accomplish its
objectives by bringing a systematic, diciplined approach to evaluate an improve the
effectivenenss of risk management, control an governance processes”. (1999, Vol. LVI : II pp
11;40-41)[3]
 Audit eksternal

Pada businessdictionary audit external diartikan sebagai audit yang dilakukan oleh
badan(independent) eksternal yang memenuhi syarat-syarat. Yang bertujuan untuk
menentukan antara lain, apakah catatan akutansi itu akurat dan lengkap, apakah disusun
sesuai dengan ketentuan PSAK, dan apakah laporan yang disiapkan dari data menyajikan
posisi keuangan dan hasil usaha keuangan secara wajar.[4]
Pada pengertian lain yaitu:

“External Audit is a periodic examination of the books of account and records of an entity
carried out by an independent third party (the auditor), to ensure that they have been
properly maintained, are accurate and comply with established concepts, principles,
accounting standards, legal requirements and give a true and fair view of the financial state
of the entity.”
Another External Audit Definition is:
An external audit is a review of the financial statements or reports of an entity, usually a
government or business, by someone not affiliated with the company or agency. External
audits play a major role in the financial oversight of businesses and governments because
they are conducted by outside individuals and therefore provide an unbiased opinion.
External audits are commonly performed at regular intervals by businesses, and are typically
required yearly by law for governments.[5]
Audit Eksternal adalah pemeriksaan berkala terhadap pembukuan dan catatan dari suatu
entitas yang dilakukan oleh pihak ketiga secara independen (auditor), untuk memastikan
bahwa catatan-catatan telah diperiksa dengan baik, akurat dan sesuai dengan konsep yang
mapan, prinsip, standar akuntansi, persyaratan hukum dan memberikan pandangan yang
benar dan wajar keadaan keuangan badan.

Definisi Audit Eksternal lain adalah:

Audit eksternal adalah review dari laporan keuangan atau laporan dari suatu entitas, biasanya
pemerintah atau bisnis, oleh seseorang tidak berafiliasi dengan perusahaan atau lembaga.
Audit eksternal memainkan peran utama dalam pengawasan keuangan perusahaan dan
pemerintah karena mereka dilakukan oleh individu di luar dan karena itu memberikan
pendapat tidak memihak. Audit eksternal biasanya dilakukan secara berkala oleh bisnis, dan
biasanya diperlukan tahunan oleh hukum bagi pemerintah.

Sedangkan Jenis-jenis auditor, yaitu:

 Auditor internal

Atau dikenal pula dengan istilah Internal Auditor, merupakan suatu profesi yang memiliki
standar dan kode etik profesi yang harus dijalankan secara konsekuen dan konsisten. Dalam
paradigma lama, Internal Auditor hanya berfungsi membantu manajemen puncak (top
management) dalam pengamanan asset (saveguard of asset) perusahaan dan mengawasi
jalannya operasional perusahaan sehari-hari, terutama dari aspek pengendalian (control).[13]
 Auditor eksternal

Auditor yang berdiri sebagai pihak ke 3 diluar perusahaan, dimana mereka bekerja
berdasarkan surat perintah kerja. auditor jenis ini bekerja dibawah Kantor Akuntan Publik
dan bekerja secara independen dan objektif.

Lebih dalam lagi ke topik pembahasan ini Syarat – syarat menjadi auditor yang tercantum
dalam standar umum, yaitu:

 Memilki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor

 Memilki independen delam setiap mental

 Menggunakan keahlian professionalnya dengan cermat dan seksama sebagai seorang


auditor.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, kegiatan audit bertujuan untuk menilai layak dipercaya
atau tidaknya laporan pertanggung jawaban manajemen. Penilaian yang baik adalah yang
dilakukan secara obyektif oleh orang yang ahli (kompeten) dan cermat (due care) dalam
melaksanakan tugasnya. Untuk menjamin obyektivitas penilaian, pelaku audit (auditor) baik
secara pribadi maupun institusi harus independen terhadap pihak yang diaudit (auditi), dan
untuk menjamin kompetensinya, seorang auditor harus memiliki keahlian dibidang auditing
dan mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai bidangyang diauditnya. Sedangkan
kecermatan dalam melaksanakan tugas ditunjukkan oleh perencanaan yang baik, pelaksanaan
kegiatan sesuai standar dan kodeetik, supervisi yang diselenggarakan secara aktif terhadap
tenaga yang digunakan dalam penugasan, dan sebagainya.

 Kompetensi
Kompeten artinya auditor harus memiliki keahlian di bidang auditing dan mempunyai
pengetahuan yang cukup mengenai bidang yang diauditnya. Kompetensi seorang auditor
dibidang auditing ditunjukkan oleh latar belakang pendidikan dan pengalaman yang
dimilikinya. Dari sisi pendidikan, idealnya seorang auditor memiliki latar belakang
pendidikan (pendidikan formal atau pendidikan dan latihan sertifikasi) dibidang auditing.
Sedangkan pengalaman, lazimnya ditunjukkan oleh lamanya yang bersangkutan berkarir
di bidang audit atau intensitas/sering dan bervariasinya melakukan audit. Jika auditor
menugaskan orang yang kurang / belum berpengalaman, maka orang tersebut harus
disupervisi(dibimbing) oleh seniornya yang berpengalaman. Kompetensi auditor
mengenai bidang yang diauditnya juga ditunjukkan oleh latar belakang pendidikan dan
pengalaman yang dimilikinya. Auditor yang mengaudit laporan keuangan harus memiliki
latar belakang pendidikan dan memahami dengan baik proses penyusunan laporan
keuangan dan standar akuntansi yang berlaku. Demikian pula denganauditor yang
melakukan audit operasional dan ketaatan, dia harus memiliki pengetahuan yang cukup
mengenai kegiatan operasional yang diauditnya, baik cara melaksanakannya, maupun
kriteria yang digunakan untuk melakukan penilaian. Jika auditor kurang mampu atau tidak
memiliki kemampuan tersebut, maka dia (auditor) wajib menggunakan tenaga ahli yang
sesuai.

 Independensi
Independen artinya bebas dari pengaruh baik terhadap manajemen yang bertanggung
jawab atas penyusunan laporan maupun terhadap para penggunalaporan tersebut. Hal ini
dimaksudkan agar auditor tersebut bebas dari pengaruh subyektifitas para pihak yang
tekait, sehingga pelaksanaan dan hasil auditnya dapat diselenggarakan secara obyektif.
Independensi yang dimaksud meliputi independensi dalam kenyataan (in fact) dan dalam
penampilan (in appearance). Independensi dalam kenyataan lebih cenderung ditunjukkan
oleh sikap mental yang tidak terpengaruh oleh pihak manapun. Sedangkan independensi
dalam penampilan ditunjukkan oleh keadaan tampak luar yang dapat mempengaruhi
pendapat orang lain terhadap independensi auditor. Contoh penampilan yang dapat
mempengaruhi pendapat orang terhadap independensi auditor, apabila dia (auditor) sering
tampak makan-makan atau belanja bersama-sama dengan dan dibayari oleh auditinya.
Walaupun padahakekatnya (in fact) auditor tetap memelihara independensinya, kedekatan
dalam penampilan itu dapat merusak citra independensinya dimata publik. Independensi
tidak hanya dari sisi kelembagaan. Tetapi juga dari sisi pekerjaan. Misalnya suatu Kantor
Akuntan Publik menjadi konsultan pada suatu perusahaan atau membantu perusahaan
menyusunkan laporan keuangannya. Terhadap perusahaan tersebut, Kantor Akuntan
Publik yang bersangkutan tidak boleh memberikan jasa audit.

 Cermat dan Seksama


Dalam melaksanakan tugasnya, auditor harus menggunakan keahliannya dengan cermat
(due professional care), direncanakan dengan baik, menggunakan pendekatan yang sesuai,
serta memberikan pendapat berdasarkan bukti yang cukup dan ditelaah secara mendalam.
Di samping itu, institusi audit harus melakukan pengendalian mutu yang memadai,
organisasinya ditata dengan baik, terhadap sumber daya manusia yang digunakan
dilakukan pembinaan, diikut sertakan dalam pendidikan dan pelatihan yang
berkesinambungan, pelaksanaan kegiatannya disupervisi dengan baik, dan hasil
pekerjaannya direview secara memadai. Kecermatan merupakan hal yang mutlak harus
diterapkan auditor dalam pelaksanaan tugasnya. Karena hasil audit yang dilakukan akan
berpengaruh pada sikap orang yang akan menyandarkan keputusannya pada hasil
audityang dilakukannya. Oleh karena itu, auditor harus mempertimbangkan bahwa suatu
saat dia harus mempertanggung jawabkan hasil auditnya, termasuk apabila dia tidak dapat
menemukan kesalahan yang sebenarnya telah terjadi dalam laporan yang diauditnya,
namun tidak berhasil mengungkapkannya.

Secara umum audit dapat diartikan sebagai aktivitas pengumpulan dan pengujian data, yang
dilakukan oleh pihak yang kompeten dan independen, dalam rangka menentukan kesesuaian
informasi yang diaudit dengan standar/kriteria yang telah ditetapkan, untuk disampaikan
kepada para pihak yang berkepentingan. Kegiatan audit tersebut dapat dilakukan oleh auditor
eksternaldan internal. Audit internal sektor publik adalah audit yang dilakukan auditor
internal organisasi/lembaga yang bergerak di bidang penyediaan barang dan jasa publik
(public goods and services). Sebenarnya peran auditor internal tidak hanya semata-mata
sebagai auditor, untuk meningkatkan nilai tambah keberadaannya, auditor internal dapat pula
berperan sebagai konsultan bagia uditinya. Namun peran tersebut tidak boleh mengurangi
independensinya terhadap auditinya tersebut. Untuk mendapat hasil audit yang baik maka
orang yang menjadi auditor internal harus memenuhi berbagai persyaratan, yaitu memiliki
kompetensi(memiliki keahlian di bidang auditing dan mempunyai pengetahuan yang cukup
mengenai bidang yang diauditnya), independen terhadap auditi, baik dalam kenyataan (in
fact) dan dalam penampilan (in appearance), serta cermat dalam melaksanakan tugasnya.
Perbedaan Audit Internal dan Eksternal
Sukrisno pada buku “Auditing: (pemeriksaaan Akuntan) mengemukakan
perbedaan audit internal dan eksternal. Perbedaan keduanya adalah sebagai
berikut :
1. Internal Audit
 Dilaksanakan oleh auditor internal yang merupakan bagian dari
perusahaan.
 Auditor internal dianggap tidak independen oleh pihak eksternal
perusahaan.
 Internal audit memiliki tujuan pemeriksaan untuk membantu
manajemen dalam menjalankan tugasnya melalui cara memberikan
saran dari analisa, penilaian terkait aktivitas yang di audit.
 Internal Audit Report memaparkan mengenai temuan
pemeriksaan/audit findings yang berkaitan dengan adanya
penyimpangan dan penyalahgunaan, kekurangan pengendalian
internal yang disertai dengan saran perbaikan.
 Pelaksanaan internal audit mengacu pada Internal Audit
Standards yang ditetapkan oleh Institute of Internal Auditors atau
Norma Pemeriksaan Intern yang ditetapkan oleh BPKP maupun BPK
serta Norma pemeriksaan satuan pengawasan intern BUMN/BUMD
oleh SPI (Standar Pemeriksaan Intern belum disusun oleh Ikatan
Akuntan Indonesia)
 Keberjalanan pemeriksaan internal dilakukan lebih mendetail dan
membutuhkan waktu sepanjang tahun. Hal ini disebabkan internal
auditor memiliki kesediaan waktu yang lebih untuk perusahaannya.
 Penanggungjawab internal auditor tidak harus sebagai akuntan yang
terdaftar.
 Gaji maupun tunjangan yang diperoleh internal auditor diperoleh dari
perusahaan.
 Pada tahap penyerahan laporan internal audit tidak perlu disertai
dengan “Surat Pernyataan Langganan”
 Internal Auditor biasanya tertarik pada kesalahan material dan non-
material.
2. Eksternal Audit
 Audit eksternal dilaksanakan oleh auditor eksternal yang berasal dari
luar perusahaan (Kantor Akuntan Publik).
 Auditor Eksternal dianggap sebagai pihak yang independen.
 Tujuan Eksternal audit adalah memberikan masukan terkait kewajaran
laporan finansial yang disusun manajemen perusahaan.
 Isi dari external audit report yaitu pendapat tentang
kewajaran financial report. Selain laporan tersebut juga
disetai management letter yang berisi tentang kelemahan
pengendalian internal dan saran perbaikannya yang akan dilaporkan
kepada manajemen perusahaan.
 Standar yang digunakan pada audit eksternal adalah Standar
Profesional Akuntan Publik dari Ikatan Akuntan Indonesia.
 Pelaksanaan audit eksternal dilaksanakan dengan sampling
dikarenakan waktu yang terbatas. Selain itu biaya pemeriksaan akan
jauh lebih besar bila dilaksanakan secara mendetail.
 Pimpinan dari audit eksternal berasal dari akuntan publik yang
terdaftar dan memiliki register number/registered public accountant.
 Auditor eksternal memperoleh fee atas jasa audit yang dilakukannya.
 Sebelum memberikan laporan hasil audit, auditor harus menyertakan
“Surat Pernyataan Langganan/Client Representation Letter.
 External Auditor hanya fokus dan tertarik pada kesalahan material yang
berpengaruh terhadap kewajaran laporan finansial perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai