Anda di halaman 1dari 11

KONSEP DASAR AUDIT INTERNAL

Fakultas : FBIS
Program studi : Akuntansi

Tatap Muka

02
Kode Matakuliah : W1219029
Disusun oleh : Fransiska Natalia Kosasih SE, M.Ak

Konsep Dasar dan Ruang Lingkup Audit Internal


Pendahuluan

Di Indonesia, permasalahan agen audit Internal merupakan problem serius. Ini


berarti kejelasan tentang peristilahan perlu dilakukan, sebelum melakukan berbagai
pembahasan tentang audit dan pengawasan. Dalam buku ini, istilah auditor
merupakan sebutan bagi seseorang yang melakukan pemeriksaan eksternal di
sektor publik, seperti Badan Pemeriksa Keuangan dan Kantor Akuntan Publik.
Sedangkan, peristilahan pengawas digunakan untuk sebutan auditor internal.
Saat ini, internal auditor yang ada seperti Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan, Inspektur Jenderal, dan Badan Pengawas Daerah, selalu dikaitkan
dengan peristilahan pengawas.
Dalam kaitan pemeriksaan keuangan, sebutan auditor dan pengawas hanya
disebutkan sebagai auditor.

DEFINISI-DEFINISI
Auditing didefinisikan sebagai proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan
bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang
dilakukan seorang yang kompeten dan independent untuk dapat menentukan dan
melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah
ditetapkan (Arens & Loebbecke, 2002). Meskipun auditing hanya memiliki pengertian
yang tepat ketika digunakan dalaml modifikasi yang terbatas, namun untuk auditing
pajak ataupun auditing keuangan, satu definisi umum dapat dikemukakan sebagai
berikut.
“Suatu proses sistematik secara objektif penyediaan dan evaluasi bukti-bukti
yang berkenaan dengan asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi guna
memastikan derajat atau tingkat hubungan antara asersi tersebut dengan kriteria
yang ada serta mengomunikasikan hasil yang diperoleh tersebut kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.”(Sumber: Auditing Concepts Committee, 1972).
Atestasi :
– Pengertian umum : “Suatu komunikasi dari seorang expert mengenai
kesimpulan tentang realibilitas dari penyataan seseorang”
– Pengertian sempit : “Komunikasi tertulis yang menjelaskan suatu
kesimpulan mengenai realibilitas dari asersi tertulis yang merupakan
tanggungjawab pihak lainnya”
Akuntan publik (Auditor) memberikan atestasi mengenai kewajaran laporan
keuangan, dan jasa atestasi lain (membuat laporan internal control dan
laporan keuangan prospektif).
Definisi assurance service (Committee Assurance Services – AICPA) :
“Jasa seorang profesional yang independen yang meningkatkan kualitas
informasi untuk para pengambil keputusan”
Hubungan antara assurance service, attestation services dan auditing yaitu
assurance service mempunyai ruang lingkup yang lebih luas dari auditing atau
atestasi.
“Definisi Internal Audit menurut IIA adalah : Internal Audit adalah aktivitas
asurans dan konsultansi yang independen dan objektif, yang dirancang untuk
memberi nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi. Internal Audit
membantu organisasi mencapai tujuannya melalui pendekatan yang sistematis dan
teratur dalam mengevaluasi dan meningkatkan keefektifan proses manajemen risiko,
pengendalian dan tata Kelola (the iia Definition of Internal Auditing).”
Definisi Internal Audit menurut sawyer adalah sebuah penilaian yang sistematis
dan obyektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang
berbeda-beda dalam perusahaan untuk menentukan apakah;
1. Informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan;
2. Risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi;
3. Peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima
telah diikuti;
4. Kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi;
5. Sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis; dan
6. Tujuan organisasi telah dicapai secara efektif, semua dilakukan dengan tujuan
untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi
dalam menjalankan tanggung jawabnya secara efektif (Sawyer, 2005: 10
Pengertian Audit intern menurut Mulyadi adalah auditor yang bekerja dalam
perusahaan (perusahaan negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya
adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh
manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan
terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur
kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh
berbagai bagian organisasi (Mulyadi, 2002).
Tujuan Internal Audit menurut IIA adalah Meningkatkan dan melindungi nilai
organisasi dengan memberikan asurans, advis dan wawasan yang berbasis risiko
dan objektif (the IIA, Mission of Internal Audit).
 Menyediakan aktivitas assurance dan konsultasi yang objektiv dan
independen.
 Memberi nilai tambah dan memperbaiki operasional perusahaan atau
organisasi
 Membantu organisasi untuk meraih tujuannya dengan membawa pendekatan
yang tertib dan sistematis untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas
dari proses manajemen risiko, pengendalian dan tata kelola organisasi.

Dua Jenis Penugasan Audit Internal

Wewenang Internal Audit Wewenang Internal Audit Menurut IIA yang dijelaskan
pada standar atribut adalah sebagai berikut:
• Akses penuh yang tidak terbatas dan bebas kepada catatan, fisik aset, dan
personil perusahaan yang berkaitan dengan penugasan. Kewenangan ini penting
bagi pembentukan independensi internal audit dalam menjalankan dan melaporkan
tugas-tugasnya, sekaligus menjamin semua ruang lingkup penugasan dapat
dijangkau oleh auditor internl (referensi: standar atribut 100 - tujuan, kewenangan
dan tanggung jawab Internal Audit).
• Akses yang bebas dan tidak terbatas kepada board (jajaran komisaris)
perusahaan. Kewenangan ini juga penting bagi penciptaan independensi internal
audit dalam menjalankan dan melaporkan tugas-tugasnya (referensi: standar atribut
100 - tujuan, kewenangan dan tanggung jawab Internal Audit). Wewenang Internal
Audit menurut Hudri Chandry adalah keleluasan auditor intern untuk melakukan
audit terhadap catatan-catatan, harta milik, operasi/aktivitas yang sedang berjalan
dan para pegawai badan usaha (Hudri Chandry, 2009).

Tanggung Jawab Internal Audit


Fungsi Internal Audit harus bertanggung jawab membantu organisasi dalam
mempertahankan pengendalian yang efektif dengan mengevaluasi efektivitas,
efisiensi dan mendorong perbaikan yang berkelanjutan. aktivitas Internal Audit harus
mengevaluasi kecukupan dan efektivitas pengendalian untuk mengurangi atau
meminimalkan risiko dalam proses tata kelola organisasi, operasi, dan sistem
informasi organisasi, yang mempengaruhi :
 Pencapaian tujuan strategis organisasi
 Kehandalan dan integritas informasi operasional dan keuangan
 Efektivitas dan efisiensi operasional dan programnya
 Pengamanan aset organisasi
 Kepatuhan terhadap hukum, regulasi, kebijakan, kontrak dan prosedur

Kompetensi lulusan

Perbedaan Kualifikasi
Kualifikasi yang diperlukan untuk seorang auditor internal tidak harus seorang
akuntan, namun juga teknisi, personil marketing, insinyur produksi, serta personil
yang memiliki pengetahuan dan pengalaman lainnya tentang operasi organisasi
sehingga memenuhi syarat untuk melakukan audit internal.

Auditor Eksternal harus memiliki kualifikasi akuntan yang mampu memahami dan
menilai risiko terjadinya errors dan irregularities, mendesain audit untuk memberikan
keyakinan memadai dalam mendeteksi kesalahan material, serta melaporkan
temuan tersebut. Pada kebanyakan negara, termasuk di Indonesia, auditor
perusahaan publik harus menjadi anggota badan profesional akuntan yang diakui
oleh ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Perbedaan mendasar Auditor
internal melakukan review terhadap aktivitas organisasi secara berkelanjutan,
sedangkan auditor eksternal biasanya melakukan secara periodik biasa satu tahun
pajak.

Internal Audit Vs Eksternal Audit

Diantara auditor internal dan auditor eksternal memiliki kesamaan, keduanya


merupakan profesi yang mempunyai peranan penting dalam tata kelola organisasi
atau perusahaan/lembaga serta memiliki kepentingan bersama dalam hal efektivitas
pengendalian internal laporan keuangan. Profesi Keduanya memiliki pengetahuan
yang luas tentang bisnis, keuangan, industri, dan risiko strategis yang dihadapi oleh
organisasi yang mereka layani. Dari sisi profesionalitas, keduanya juga memiliki
kode etik dan standar profesional yang ditetapkan oleh institusi profesional masing-
masing yang harus dipatuhi, serta sikap mental objektif dan independensi dari
kegiatan yang mereka audit.

Perbedaan organisasional Auditor Internal merupakan bagian integral dari


organisasi di mana klien utama mereka adalah manajemen dan dewan direksi dan
dewan komisaris untuk entitas perusahan atau badan pengurus dan badan
pengawas untuk entitas lembaga, termasuk komite-komite yang ada. Biasanya
auditor internal merupakan karyawan organisasi yang bersangkutan. Meskipun
dalam perkembangannya pada saat ini dimungkinkan untuk dilakukan outsourcing
atau co-sourcing internal auditor, namun sekurang-kurangnya penanggung jawab
aktivitas audit internal tetaplah bagian integral dari organisasi.

Sebaliknya, auditor eksternal merupakan pihak ketiga alias bukan bagian dari
organisasi. Mereka melakukan penugasan berdasarkan kontrak yang diatur dengan
ketentuan perundang-udangan maupun standar profesional yang berlaku untuk
auditor eksternal. Perbedaan Pemberlakuan Secara umum, fungsi audit internal
tidak wajib bagi organisasi. Namun demikian untuk perusahaan yang bergerak di
industri tertentu, seperti perbankan, dan juga perusahaan-perusahaan yang listing di
Bursa Efek Indonesia diwajibkan untuk memiliki auditor internal. Perusahaan-
perusahaan milik negara (BUMN) juga diwajibkan untuk memiliki auditor internal.
Begitu halnya dipemerintahan seperti BPK, BPKP, Bawasda dan Inspektorat

Pemberlakuan kewajiban untuk dilakukan audit eksternal lebih luas dibandingkan


audit internal. Perusahaan, lembaga, badan-badan sosial, hingga partai politik dalam
keadaan-keadaan tertentu diwajibkan oleh ketentuan perundang-undangan untuk
dilakukan audit eksternal, Perbedaan Fokus dan Orientasi Auditor internal lebih
berorientasi ke masa depan, yaitu kejadian-kejadian yang diperkirakan akan terjadi,
baik yang memiliki dampak positif (peluang) maupun dampak negatif (risiko), serta
bagaimana organisasi bersiap terhadap segala kemungkinan pencapaian tujuannya.
Sedangkan auditor eksternal terutama berfokus pada akurasi dan bisa dipahaminya
kejadian-kejadian historis sebagaimana terefleksikan pada laporan keuangan
organisasi.

Hubungan antara Auditor Internal dan Auditor Eksternal

Hubungan auditor eksternal dan auditor internal mengatur persyaratan -persyaratan


tertentu pada area mana dan sampai sejauh apa, auditor eksternal dapat
menggunakan pekerjaan auditor internal dalam mencapai tujuan penugasannya.
Auditor eksternal harus menentukan apakah pekerjaan auditor internal bisa
digunakan, dengan mengevaluasi sejauh mana status organisasi,kebijakan maupun
prosedur yang cukup guna mendukung obyektif auditor internal, tingkat kompetensi
auditor internal, apakah fungsi audit internal menerapkan pendekatan yang
sistematik dan teratur,termasuk menerapkan pengendalian kualitas. Apabila ketiga
hal tersebut tidak dipenuhi, auditor eksternal tidak diperbolehkan menggunakan hasil
dari pekerjaan audit internal.

Sedangkan beberapa hal yang dapat menciptakan terjalinnya kerjasama dari kedua
jenis auditor ini adalah tingkat pemahaman dari masing-masing auditor internal dan
auditor eksternal itu sendiri. Kompetensi dari kedua jenis auditor, pemberian maksud
tujuan audit dari auditor eksternal kepada auditor internal, serta pelaporan langsung
kepada auditor internal dan obyektivitas dari internal auditor

Apabila dari hasil evaluasi eksternal auditor dapat menggunakan pekerjaan auditor
internal, maka mereka diharuskan menentukan bagian mana pekerjaan internal
auditor yang bisa digunakan. Untuk itu, eksternal auditor juga harus
mempertimbangkan relevansi audit internal, tujuan dan kompetensi auditor internal,
pengujian efektivitas dari audit internal, strategi dan rencana audit, utamanya dalam
mempertimbangkanpenggunaan judgement , menilai risiko salah saji merancang
prosedur, serta bukti yang perlu dikumpulkan, agar pekerjaan auditorinternal dan
auditor eksternal dapat mendukung opini audit.

Dalam hal auditor eksternal menggunakan pekerjaan auditor internal, maka Langkah
yang akan diambil adalah mendiskusikannya dengan auditor internal untuk
koordinasi lebih lanjut. Membaca laporan internal audit yang berkaitan dengan
pekerjaan audit yang akan digunakan untuk mendapatkan pemahaman sifat dan
luasnya prosedur yang telah dilakukan, beserta temuan-temuan yang terkait. Auditor
eksternal juga akan menilai apakah pekerjaan auditor internal telah direncanakan,
diawasi, review, dan didokumentasikan dengan baik.

Penilaian juga akan dilakukan untuk memastikan bahwa bukti yang memadai telah
diperoleh untuk menjadi dasar bagi auditor eksternal menarik kesimpulan yang
wajar, serta kesimpulan-kesimpulan yang dibuat sesuai dengan situasi dan kondisi
yang ada. Laporan Tahunan Periode Akuntansi. Biasanya bulan Desember atau
akhir setiap tahun adalah musimnya audit mengaudit atau pemeriksaan terhadap
suatu entitas, lembaga dan perusahaan dimana satu periode akuntansi atau satu
tahun pajak setiap laporan keuangan harus diaudit untuk berbagai tujuan. Utamanya
adalah untuk tujuan perpajakan. Dimana pada formulir (SPT tahunan) pajak tertera
jelas apakah suatu laporan keuangan diaudit atau tidak, inilah yang mengharuskan
setiap satu tahun pajak, laporan keuangan harus di audit, disamping untuk tujuan
lainnya bagi manajemen dan pimpinan perusahaan, lembaga atau perbankan, atau
bisa disebut laporan tahunan.

Laporan tahunan disebut sebagai laporan keuangan eksternal disebabkan oleh


secara umum, perusahaan atau lembaga menerbitkan laporan tahunan untuk
memberikan informasi kepada pengguna luar (pihak ketiga). Oleh karena itu, tidak
salah jika laporan keuangan disebut sebagai alat komunikasi. Laporan keuangan
perusahaan atau lembaga yang diterbitkan utamanya dirancang untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan informasi dari pengguna-pengguna laporan tersebut dan
untuk mematuhi permintaan akuntabilitas perusahaan (Gaffikin, Dagwell, Wines and
Smith, 1998). Secara jelas, dengan laporan keuangan, perusahaan dapat
berkomunikasi dengan pihak-pihak luar tentang hal-hal yang berkaitan dengan
operasi perusahaan. Akan tetapi, informasi yang diberikan oleh manajemen
perusahaan harus dikomunikasikan dengan cara dimana para pemegang saham
dan para pihak lain pahami. Tata dan jenis bahasa serta cara interpretasi dari
laporan tahunan harus mengikuti standar kode akuntansi untuk menghindari
kesalahpahaman dan salah interpretasi akan laporan tahunan tersebut. Sangat tidak
mudah bagi pihak-pihak luar untuk mendapatkan informasi tentang perusahaan
terutama laporan keuangan.

Alasan yang mendasari hal tersebut adalah di picu oleh ketakutan dari perusahaan
bahwa informasi akan laporan keuangannya untuk pihak luar akan membawa
kepada competitive disadvantage. Maka dari itu, sangat penting untuk
mempersiapkan laporan keuangan bagi pengguna-pengguna luar dengan hanya
memperlihatkan informasi yang sepantasnya yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan
informasional dari para pengguna luar atau pihak ketiga.

Laporan tahunan yang juga dikenal sebagai laporan keuangan eksternal perusahaan
didesain untuk memuaskan permintaan informasi secara umum dari berbagai tipe
kelompok. Tujuan dan maksud dari laporan keuangan eksternal adalah untuk
menyediakan laporan kepada penyedia modal dalam rangka menfasilitasi evaluasi
mereka terhadap fungsi stewardship dari manajemen (Whittred, Zimmer and Taylor,
1997). Lebih lanjut, tujuan dari laporan ini dapat disebut sebagai corporate
accountability untuk disposisi invetasi dan aset yang ditanam ke perusahaan dan
corporate communication kepada para pihak luar. Oleh karena itu, manajemen dari
entitas pelaporan harus menampilkan laporan keuangan eksternal dengan maksud
mendukung terlaksananya corporate accountability, seperti halnya Bank Aceh dan
Bank Aceh Syariah yang sering memuat di sebuah harian lokal di Aceh tentang
laporan tahunan publikasi.

Dalam mendukung informasi yang relevan untuk kebutuhan para pengguna, laporan
keuangan eskternal seharusnya menampilkan informasi yang relevan untuk
penilaian kinerja, posisi keuangan, pembiayaan dan investasi, serta informasi
tentang pemenuhan permintaan yang ditentukan secara eksternal. Laporan
eksternal mempunyai tujuan lain dalam menyediakan informasi yang berguna untuk
para investor saat ini dan para potensial investor serta kreditor yang berhubungan
dengan menilai jumlah, waktu dan ketidakpastian dari arus kas dan total asset
dimasa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
1. Audit Internal Berbasis Risiko,Theodorus M. Tuanakotta.
2. Internal Auditor Profesi Yang Membanggakan", Srihadi Winarningsih, Bandung,
2018

Anda mungkin juga menyukai