Pada bab kajian pustaka ini, dikemukakan teori-teori dan konsep-konsep yang
Audit internal mempunyai peranan yang cukup penting dalam suatu organisasi
seperti yang dikemukakan oleh Lawrence B. Sawyer mengutip pernyataan dari Institute
Menurut pernyataan IIA tersebut, fungsi audit internal dalam suatu organisasi
adalah untuk memeriksa dan juga mengevaluasi segala operasional perusahaan dengan
penilaian yang independen, agar tidak menyimpang dari tujuan perusahaan itu sendiri.
Memeriksa dan juga mengevaluasi merupakan tugas utama dan juga peran yang harus
16
17
Pengertian audit internal yang dikemukakan oleh Sawyer, secara garis besar
(COSO) yaitu :
organisasi seperti dewan direksi, manajemen, dan personil lainnya dalam suatu
keandalan laporan keuangan yang memadai dan juga kepatuhan terhadap hukum dan
sebagai berikut:
Audit Internal adalah sebuah penilaian secara sistematis dan objektif yang
dilakukan oleh auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam
organisasi untuk menentukan apakah informasi keuangan dan operasi telah akurat dan
18
diminimalisasi, Peraturan Eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa
diterima telah diikuti, kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi, sumber daya
telah digunakan secara efisien dan ekonomis, dan tujuan organisasi telah dicapai secara
efektif semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan
“Auditor internal adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan yang tugas
pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan
oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik tidaknya penjagaan
terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektifitas prosedur
kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan
oleh berbagai bagian organisasi”.
penilaian secara sistematis dan objektif yang dilakukan oleh auditor internal terhadap
operasi dan kontrol yang berbeda-beda. Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian
internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi
memungkinkan auditor internal dapat melaksanakan fungsinya dengan baik serta dapat
bekerja dengan luwes dalam arti independen dan objektif. Struktur organisasi
penetapan bagian auditor internal secara jelas disertai dengan job description yang jelas
akan membawa dampak yang positif dalam proses komunikasi antara auditor internal
dengan pihak pemilik perusahaan atau manajer. Namun sebaliknya, penempatan yang
tidak jelas akan menghambat jalannya arus pelaporan dari auditor internal karena itu
dalam waktu dan tanggal yang benar, dan transaksi yang dicatat adalah yang
3) Right and Obligations (Penilaian dan Obligasi) Hak dan kewajiban dibedakan
dan dicerminkan dalam pelaporan asset, kewajiban, dan ekuitas yang nyata.
Fungsi auditor internal merupakan alat bantu manajemen guna menilai tingkat
Internal Auditing merupakan salah satu unsur daripada pengawasan yang dibina oleh
manejemen, dengan fungsi utama adalah untuk menilai apakah pengawasan intern telah
diharapkan.
21
“Suatu fungsi penilaian yang bebas dalam suatu organisasi, guna menelaah atau
mempelajari dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaan untuk memmberikan
saran-saran kepada manajemen. Tujuannya adalah untuk membantu tingkatan
manajemen agar tanggungjawab dilaksanakan secara efektif.”
e. Menilai kualitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang telah dibebankan.
berikut :
a. Fungsi audit internal adalah meyelidiki dan menilai pengendalian internal dan
lain.
b. Fungsi audit internal merupakan kegiatan penilaian bebas, yang terdapat dalam
dengan semua tahap kegiatan perusahaan, sehingga tidak hanya terbatas pada
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan tujuan dan fungsi auditor internal
adalah untuk membantu manajemen dan menilai kerja, prosedur, dan kebijakan yang
tugas dan tanggung jawab manajemen untuk mengurangi risiko-risiko yang terdapat
dalam organisasi sehingga dalam orgnisasi dapat berjalan efektif dan merupakan
penilaian independen. Dari definisi diatas juga dapat penulis simpulkan fungsi auditor
internal yaitu, menyelidiki dan menilai pengendalian internal dan efisiensi pelaksanaan
fungsi berbagai tugas organisasi. Fungsi audit internal merupakan kegiatan penilaian
bebas, yang terdapat dalam organisasi, dan dilakukan dengan cara memeriksa
akuntansi, keuangan, dan kegiatan lain, untuk memberikan jasa bagi manajemen dalam
tugas pemeriksaan, yang harus disetujui dan ditinjau atau di review oleh
pengawas”
jawab internal auditor lebih di khususkan kepada kedudukan dan peranan internal
auditor untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi perusahaan. Tanggung jawab tersebut
harus memberikan akses penuh kepada internal auditor tersebut untuk berurusan
dengan kekayaan dan karyawan perusahaan yang relevan dengan pokok permasalahan
yang dihadapi. Tanggung jawab internal auditor dalam perusahaan haruslah ditetapkan
dengan jelas melalui kebijakan manajemen perusahaan. Selain itu tanggung jawab
internal auditor dalam perusahaan haruslah ditetapkan dengan jelas dengan kebijakan
manajemen.
terlihat jelas bahwa audit internal hanya bertanggungjawab sebatas penilaian yang
Peran auditor internal menurut Iman S. Tunggal dan Amin W. Tunggal (2015:
49), adalah sebagai Compliance Auditor dalam hal ini auditor internal
perusahaan dengan meminimalisir risiko yang terjadi, serta menelaah kinerja korporat
melalui mekanisme audit keuangan dan audit operasional. Selain itu, audit internal juga
berperan sebagai Internal Business Consultant dalam hal ini audit internal membantu
komite audit dalam menilai risiko dengan memberi nasihat pada pihak manajemen,
internal yang dimiliki organisasi, serta kualitas pelaksanaan tanggung jawab yang
diberikan.
Menurut Guy, dkk, yang dialihbahasakan oleh Paul A. Rajoe (2008: 410),
5. Mereview berbagai operasi atau program untuk menilai apakah hasilnya akan
konsisten dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dan apakah kegiatan
atau program tersebut dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan.
Ruang lingkup kegiatan audit internal mencakup bidang yang sangat luas dan
maupun operasional. Hal tersebut sesuai dengan komitmen bahwa fungsi audit internal
demikian audit internal bukan bertindak sebagai mata-mata, tetapi merupakan mitra
Jadi ruang lingkup audit internal harus meliputi pemeriksaan dan evaluasi atas
bahwa ruang lingkup audit sesuai dengan komitmen fungsi audit internal yaitu
tersebut. Bantuan yang diberikan sebagai tujuan akhir semua organisasi dapat
melakukan tanggung jawab yang diberikan dan dibebankan kepadanya secara efektif.
paling baik dalam penggunaan sumber modal secara efisien dan efektif, termasuk
27
efektivitas pengendalian dalam biaya yang wajar. Semua bantuan audit internal dapat
Menurut Gusti Agung Rai (2008:18) bahwa dalam menyusun kualitas hasil
pemeriksaan audit internal, untuk dapat mencapai tujuan laporan haruslah memenuhi
a. Akurat
b. Objektif
c. Jelas
d. Ringkas
e. Konstruktif
f. Orientasi pada hasil
g. Lengkap
h. Tepat waktu
a. Akurat
tepat, dan hanya menyajikan informasi yang relevan dan valid serta telah
28
diteliti secara seksama dan cermat agar mudah dimengerti oleh penggun
laporan.
b. Objektif
Laporan yang objektif adalah laporan yang faktual, tidak berpihak, dan
c. Jelas
Laporan yang jelas, mudah dimengerti dan logis. Kejelasan suatu laporan
mendukung.
d. Ringkas
e. Konstruktif
bukan gejalanya. Komentar atau temuan positif dan negatif harus seimbang.
diterima oleh auditee. Cara lain agar konstruktif adalah dengan memberikan
manajemen.
29
bukan ingin mencari masalah tetapi mengetahui solusi. Orientasi pada hasil
akan terlihat apabila laporan mengandung rekomendasi yang spesifik dan dapat
g. Lengkap
h. Tepat waktu
Agar memiliki nilai manfaat, laporan audit harus disampaikan ssecara tepat
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan
manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Dapat dijelaskan
bahwa pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh
seseorang. Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui
seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu
atau kenalan dengan atau pemahaman dari ilmu pengetahuan, seni, atau teknik
“Suatu fakta atau kondisi mengetahui sesuatu dengan baik yang didapat lewat
adalah:
yakin bahwa latar belakang pendidikan dan kompetensi teknis dari aparat pengawas
dilaksanakan. Oleh karena itu, pimpinan aparat pengawas intern pemerintah wajib
dimilikinya akan memberikan hasil yang lebih baik dari pada mereka yang tidak
digunakan sebagai salah satu kunci keefektifan kerja. Seperti yang dikatakan Agung
Secara umum ada 5 (lima) pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang
Pengetahuan pengauditan umum seperti risiko audit, prosedur audit dan lain-
lain kebanyakan diperoleh diperguruan tinggi, sebagian dari pelatihan dan pengalaman.
Untuk area fungsional seperti perpajakan dan pengauditan dengan komputer sebagian
didapatkan dari pendidikan formal perguruan tinggi, sebagian besar dari pelatihan dan
pengalaman. Demikian juga dengan isu akuntansi, auditor biasa mendapatkannya dari
mengenai industri khusus dan hal-hal umum kebanyakan diperoleh dari pelatihan dan
pengalaman.
1. Auditing
2. Standar Audit Internal
3. Etika
4. Kewaspadaan terhadap risiko
33
segera menghubungi seorang ahli dalam perusahaan apabila berhadapan dengan suatu
masalah khsusus. Bagi seorang auditor intern harus dijadikan suatu kebiasaan agar
selalu mengetahui setiap perkembangan dan kejadian perusahaan dari hari ke hari.
Apabila seorang auditor internal meninjau lebih luas kedalam masyarakat, maka
kepuasan dalam bekerja dan dapat mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan
akan diukur dengan menggunakan indikator yang dikembangkan dari tiga dimensi
2. Pendidikan berkelanjutan
3. Ketelitian profesional
manajemen dan pihak auditor internal mempunyai fungsi yang berbeda dalam
dikaji.
mendeteksi kemungkinan terjadinya fraud. Oleh sebab itu auditor internal harus
2. Pendidikan berkelanjutan
patut diduga akan dilakukan oleh seorang auditor yang bijaksana dan
mempertimbangkan:
• Luas atau lingkup dari pekerjaan pemeriksaan yang diperlukan untuk mencapai
pemeriksaan tersebut.
atas standar pekerjaan atau operasi yang telah diterapkan dan menentukan
apakah standar tersebut diterima dan dapat dipenuhi. Apabila suatu standar
dianggap samara tau tidak jelas, harus segera dilakukan penafsiran oleh pihak
pihak yang diperiksa tentang standar yang akan dipergunakan untuk mengukur
c. Lingkungan
39
sebagai berikut:
c. Lingkungan
pengetahuan auditor menurut Sularso dan Na’im dalam Sucipto (2007) antara lain:
1. Pengalaman audit,
2. Diskusi mengenai audit dengan rekan sekerja,
3. Pengawasan dan review pekerjaan oleh akuntan pemeriksa pengawas,
4. Program pelatihan,
5. Tindak lanjut perencanaan audit, dan
6. Penggunaan pedoman audit.
Di samping faktor-faktor tersebut, menurut Libby dan Luft yang dikutip oleh
Thomas, Davis dan Seaman dalam Sucipto (2007), partisipasi dalam Continuing
Professional Education (CPE) atau pendidikan profesi berkelanjutan (PPL) juga dapat
Education (CPE) atau pendidikan profesi berkelanjutan (PPL) ternyata terbukti dapat
2.1.3 Pengalaman
perkembangan potensi dan proses yang membawa seseorang kepada sesuatu yang lebih
dilakukan seseorang dan memberikan peluang besar bagi seseorang untuk melakukan
Definisi di atas dapat diartikan bahwa fakta atau keadaan yang dipengaruhi
“Sebagai suatu ukuran tentang lama waktu atau masa kerjanya yang telah
“auditor yang mempunyai pemahaman yang lebih baik, mereka juga lebih
mampu memberi penjelasan yang masuk akal atas kesalahan-kesalahan dalam
laporan keuangan dan dapat mengelompokkan kesalahan berdasarkan pada
tujuan audit dan struktur dari sistem akuntansi yang mendasar”
“Pengalaman kerja audit (audit experience) dapat diukur dari jenjang jabatan
dalam struktur tempat auditor bekerja, tahun pengalaman kerja, gabungan
antara jenjang jabatan dan tahun pengalaman kerja, keahlian yang dimiliki
auditor yang berhubungan dengan audit, serta pelatihan-pelatihan yang pernah
42
diikuti oleh auditor tentang audit, masalah penting yang berhubungan dengan
pengalaman kerja auditor akan berkaitan dengan tingkat ketelitian auditor.”
dilakukan seseorang dan memberikan peluang yang besar bagi seseorang untuk
melakukan pekerjaan yang lebih baik. Semakin luas pengalaman kerja seseorang,
semakin terampil melakukan pekerjaan dan semakin sempurna pola berpikir dan sikap
audit. Individu yang kurang mengenal dengan suatu keputusan berisiko, berperilaku
secara lebih berhati-hati dan lebih menghindari risiko dibandingkan mereka yang lebih
mengenal dengan tugas itu. Maka dapat diartikan bahwa auditor yang kurang familiar
atau kurang berpengalaman terhadap suatu tugas pertimbangan akan lebih berorientasi
pada bukti negatif daripada auditor yang mempunyai pengalaman yang lebih banyak.
Persyaratan yang dituntut dari auditor adalah orang yang memiliki pendidikan dan
pengalaman yang memadai yang biasanya diperoleh dari praktik-praktik dalam bidang
auditing sebagai seorang auditor. Seperti yang dikatakan Butt dalam Maghfirah (2008)
“auditor yang berpengalaman akan membuat judgement yang relatif lebih baik
dalam tugas-tugas profesionalnya, daripada auditor yang kurang
berpengalaman sehingga auditor internal yang berpengalaman mampu
mengidentifikasi secara lebih baik mengenai kesalahan-kesalahan dan telaah
analitik. Akuntan pemeriksa (auditor internal) yang berpengalaman juga
memperlihatkan tingkat perhatian selektif yang lebih tinggi terhadap informasi
yang relevan.”
43
berpengalaman akan memiliki gerakan yang lebih sigap dan cepat serta lancar dalam
menanggapi tanda-tanda kesulitan atau risiko yang akan muncul dalam pengauditan.
Auditor internal harus mengerti betul tentang masalah manusia dari sudut pandang
mereka, bukan dari sudut pengendalian protektif yang sempit. Apabila auditor internal
belajar dan memahami masalah personil operasi, mereka dapat membawa pengalaman
dan bakatnya untuk memberikan solusi yang konstruktif yang akan membantu
2. Tingkat Keterampilan
Ketiga indikator pengalaman auditor internal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
pengalaman audit dalam bekerja adalah dengan memiliki jam kerja menjadi auditor
dihadapi akibat tuntutan pekerjaan secara profesional. Ketika seorang auditor yang
telah memiliki jam kerja yang lebih banyak akan dengan mudah menghadapi
“Experience is not just a matter of what even happen to you, if also depends on
apa yang terjadi pada kita tetapi juga dipengaruhi oleh bagaimana kita menanggapinya,
termasuk juga bagaimana cara auditor dalam menanggapi tugas auditnya. Dengan
keterampilan, auditor dapat memfokuskan perilaku pada tugas, auditor dapat lebih
cepat membiasakan diri dengan tugas tersebut. Dan wewenang tugas yang diberikan
diperlukan.
Sedangkan menurut June Chung Gary S.Monroe (2008) dalam Jamilah (2012)
menyatakan :
“Saat auditor junior mengerjakan suatu tugas audit, ia belum memiliki struktur
memori yang relevan untuk dapat memeriksa dan memilah dengan memadai
Selain itu, auditor junior juga belum dapat menganalisa dan mengintegrasikan
informasi pada suatu tingkat yang lebih dari hanya sekedar fitur-fitur permukaan
auditor yang berpengalaman memiliki struktur memori yang sangat berguna untuk
membantu mereka dalam mengolaah informasi pada tingkat yang lebih abstrak
daripada yang tidak berpengalaman. Hal ini disebabkan mereka yang berpengalaman
perusahaan. Maka dari itu, pengalaman kerja mempunyai manfaat bagi perusahaan
maupun karyawan.
tersebut, maka seseorang yang telah memiliki masa kerja lama apabila dibandingkan
a. Mendapatkan kepercayaan
d. Dengan adanya pengalaman kerja akan semakin baik, dan tentu akan
mendeteksi, memahami dan mencari sebab dari suatu kesalahan atau manipulasi.
2.1.4 Akuntabilitas
kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah
secara periodik.
48
untuk menjelaskan kegiatan itu, menerima tanggung jawab untuk mereka, dan untuk
mengungkapkan hasilnya secara transparan. Ini juga mencakup tanggung jawab untuk
menjawab dan menjelaskan kinerja dari tindakan seseorang atau badan kepada pihak-
pihak yang memiliki hak untuk meminta jawaban atau keterangan dari orang atau
badan yang telah diberikan wewenang untuk mengelola sumber daya tertentu
berikut :
kepada lingkungannya.”
pribadi yang kuat dan komitmen kerja. Ketika dikirim ke beberapa lokasi
untuk melakukan review, auditor internal dapat menjaga sikap professional dan
atas apa yang telah dikerjakannya kepada pemberi tugas. Hal ini benar-benar mendasar
dan perlu untuk membangun akuntabilitas dalam diri auditor internal sebagai
keterampilan yang diperlukan untuk membangun suatu kualitas kinerja yang baik.
jaminan atau kepastian bahwa teknis dan latar belakang pendidikan para auditor
internal tersebut telah sesuai dengan pemeriksaan yang akan dilaksanakan, juga
jawaban atas apa yang harus dipertanggungjawabkan, berdasarkan hal apa yang
terjadi. Apabila terjadi suatu penyimpangan atau hambatan, maka penyimpangan dan
Menurut Feny dan Yohanes (2012) terdapat tiga indikator yang digunakan
1. Profesionalisme
3. Motivasi kerja
51
1. Profesionalisme
tanggung jawab yang diberikan kepadanya, dan lebih dari sekedar memenuhi
Auditor internal yang berkualitas memiliki sikap profesional yang tinggi dan
sikap antusias yang tinggi terhadap pekerjaan. Dengan sikap profesional yang tinggi,
seorang auditor akan melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan juga
mempertanggungjawabkan segala hasil yang akan dia dapatkan baik itu positif dan
negatif.
dalam diri seseorang tanpa paksaan dari siapapun, dan secara sadar bertanggung jawab
52
perilaku etis tertinggi mereka kepada organisasi dimana mereka berlindung, profesi
mereka, masyarakat dan pribadi mereka sendiri dimana akuntan mempunyai tanggung
jawab menjadi kompeten dan berusaha menjaga integritas dan obyektivitas mereka.
3. Motivasi Kerja
motivasi atau dorongan dari orang lain untuk mencapai apa yang menjadi tujuan
hidupnya. Pemberian motivasi dengan tepat akan dapat menimbulkan semangat, gairah
motivasi mereka untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut, seberapa besar usaha atau
daya pikir yang diberikan untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan, dan seberapa besar
keyakinan mereka bahwa pekerjaan mereka akan diperiksa oleh atasan di dalam
perusahaan.
53
telah memiliki kualitas kinerja yang baik dalam memenuhi tanggung jawabnya, maka
pengendalian internal dalam perusahaan tersebut akan berjalan dengan baik, mampu
memberikan hasil kerja yang optimal dan menciptakan mekanisme pengawasan yang
dapat memastikan bahwa penggunaan dan pemanfaatan sumber daya yang ada di dalam
perusahaan telah digunakan secara efektif dan efisien. Dengan demikian sumber daya
dalam suatu organisasi merupakan penentu yang sangat penting bagi keefektifan
kinerja perusahaan.
“Kualitas kinerja auditor adalah mutu dari hasil kerja auditor dalam
auditor menjadi tolak ukur dari kerja auditor, apakah sudah baik atau belum”.
54
Menurut Basuki dan Krisna (2009), kualitas kinerja auditor internal adalah :
“Sejauh mana mutu dari tindakan atau pelaksanan tugas pemeriksaan yang telah
diselesaikan oleh auditor dalam kurun waktu tertentu yang didasarkan atas
dimana kualitas adalah berkaitan dengan mutu kerja yang dihasilkan, sedangkan
kuantitas adalah jumlah hasil kerja yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu, dan
kualitas kinerja dilihat dari hasil audit yang dihasilkan dan dinilai dari seberapa banyak
auditor memberikan respon yang benar dari setiap pekerjaan audit yang diselesaikan.
dalam melakukan audit. Prosedur audit ini sangat diperlukan bagi auditor internal agar
tidak melakukan penyimpangan dan dapat bekerja secara efisien dan efektif dan
mendapatkan hasil yang berkualitas. Sehingga laporan yang dihasilkan sesuai dengan
kebijakan.
• Jumlah hasil kerja yang dapat diselesaikan dengan target yang menjadi
pekerjaan
c. Ketepatan Waktu
Kegunaan laporan merupakan hal yang sangat penting. Untuk itu, laporan audit
harus tepat waktu dan disusun sesuai dengan standar dan prosedur. Karena ketepatan
waktu dalam memberikan laporan audit akan berdampak pada kualitas kinerja auditor
dan juga pada perusahaan, dikarenakan laporan audit yang berkualitas dan tepat waktu
auditor yang lainnya, atau juga dengan membandingkan hasil audit sebelumnya yang
sejauh mana mutu dari hasil pekerjaan auditor yang telah dicapai. Sehingga auditor
“kualitas hasil kerja auditor juga bisa dilihat dari kualitas keputusan yang
diambil.”
yaitu outcome oriented dan process oriented . Pendekatan outcome oriented digunakan
jika solusi dari sebuah permasalahan atau hasil dari sebuah pekerjaan sudah dapat
dipastikan. Untuk menilai kualitas keputusan yang diambil dilakukan dengan cara
membandingkan solusi atau hasil yang dicapai dengan standar hasil yang telah
sebuah permasalahan atau hasil dari sebuah pekerjaan sangat sulit dipastikan. Maka
untuk menilai kualitas keputusan yang diambil auditor dilihat dari kualitas tahapan/
proses yang telah ditempuh auditor selama menyelesaikan pekerjaan dari awal hingga
dipertanggungjawabkan).
kinerja dari seorang auditor berdasarkan penilaian dengan kriteria tertentu yang dilihat
Adapun beberapa faktor dari kinerja auditor dapat diukur dengan instrumen
yang dapat dikembangkan dalam studi yang tergabung dalam ukuran kinerja secara
1. Kualitas kerja
2. Kuantitas kerja
3. Pengetahuan tentang pekerjaan
4. Pendapat atau pernyataan yang disimpulkan
5. Perencanaan kerja
58
internal harus mengikuti standar audit internal, seperti yang dikatakan Hiro Tugiman
dan akuntabilitas terhadap kualitas kinerja auditor internal. Penelitian ini merupakan
internal.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Peneliti/Tahun
yang akan dilakukan oleh penulis. Perbedaan tersebut terletak pada variabel X3 yang
digunakan, objek penelitian serta periode yang penulis lakukan juga berbeda. Pada
61
akuntabilitas terhadap kualitas kinerja auditor internal. Objek penelitian yang akan
akuntansi. Dalam melaksanakan audit, auditor harus bertindak sebagai seorang ahli
dalam bidang akuntansi dan auditing. Perbedaan pengetahuan antara auditor akan
dijelaskan bahwa seorang auditor akan bisa menyelesaikan sebuah pekerjaan secara
pengetahuan tentang apa dan bagaimanana kesalahan tersebut terjadi. Besarnya usaha
Penelitian yang dilakukan Tan dan Alison dalam Mabrury dan Winarna (2010)
membuktikan bahwa :
seorang auditor,tentunya dapat memberikan kualitas audit yang lebih baik daripada
seorang auditor yang baru memulai kariernya. Atau dengan kata lain auditor yang
pengalaman akan membentuk keahlian seseorang baik secara teknis maupun psikis.
Secara teknis, semakin banyak tugas yang dikerjakan, akan semakin mengasah
keahliannya dalam mendeteksi suatu hal yang memerlukan treatment atau perlakuan
63
karakteristiknya.
Jadi dapat dikatakan bahwa pengalaman merupakan hal yang sangat penting
bagi sebuah profesi yang membutuhkan profesionalisme yang sangat tinggi seperti
auditor internal.
64
organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya,
kepentingan.”
Penelitian Tetlock dan Kim dalam Mardisar dan Sari (2007) mengungkapkan
“Jika seorang auditor internal menyadari akan betapa besar perannya bagi
masyarakat dan bagi profesinya, maka ia akan memiliki sebuah keyakinan
bahwa dengan melakukan pekerjaan dengan sebaik baiknya , maka ia akan
memberikan kontribusi yang sangat besar bagi masyarakat dan profesinya
tersebut. Maka ia akan merasa berkewajiban untuk memberikan yang terbaik
bagi masyarakat dan profesinya tersebut dengan melakukan pekerjaannya
dengan sebaik mungkin dan mendapatkan hasil yang berkualitas.
65
dan pengalaman yang baik karena dengan kedua hal tersebut auditor mampu
internal.
kualitas kinerja auditor internal yang baik diperlukan akuntabilitas dari auditor itu
sendiri selama proses pengauditan dilakukan. Berdasarkan tinjauan uraian teori di atas
maka paradigma penelitian yang digunakan oleh penulis dapat dijelaskan dalam bagan
sebagai berikut:
67
Landasan Teori
- Pengetahuan auditor: Ishak (2011:8), Merriam
(2010:24), Agung Rai (2008:8)
Premis 1
1. Amien Widjaja (2012:30) Pengetahuan Kualitas kinerja
2. Mabrury dan Winarna (2010) auditor internal auditor internal
3. Alim (2007)
Hipotesis 1
Premis 2
1. Samsudin Sadili (2010:33) Pengalaman Kualitas kinerja
2. Sukriah (2009) auditor internal auditor internal
3. Indriyanti (2013)
Hipotesis 2
Premis 3
1. Mahmudi (2010:27) Akuntabilitas Kualitas kinerja
2. Mardisar dan Sari (2007) auditor internal auditor internal
3. Singgih dan Bawono (2010)
Hipotesis 3
2.3 Hipotesis
Kerangka pemikiran yang telah diuraikan diatas, menjadi landasan bagi penulis