Anda di halaman 1dari 16

RINGKASAN MATERI KULIAH

Tanggung Jawab Internal Auditor dan Eksternal Auditor

Dosen Pengampu :

Dr. I Dewa Nyoman Badera, S.E., M,Si., Ak

Oleh :

Kelompok 5

Ida Ayu Putu Damayanti (1907531153)

Ni Made Ayu Widyanti (1907531158)

Ni Luh Intan Chintya Cahyani (1907531213)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2021
1. Tanggung Jawab Internal Auditor
Audit Internal adalah pemeriksaan yang dikerjakan oleh mereka yang berasal dari
bagian internal audit perusahaan untuk memeriksa catatan akuntansi dan keuangan
perusahaan, termasuk ketaatan perusahaan dalam menjalankan manajemen yang
berlaku. Mereka juga akan memeriksa ketaatan perusahaan terhadap peraturan
pemerintah serta kebijakan lain dari ikatan profesi yang sedang berlaku. Berikut tugas
dan tanggung jawab auditor internal :
a) Mencari informasi awal terkait bagian yang akan diaudit (auditee)
Salah satu hal penting yang harus dikuasai auditor adalah pengetahuan yang
cukup tentang auditee. Pengetahuan yang dimaksud di sini mencakup cara kerja,
prosedural, hierarki jabatan, dan catatan mutu atau laporan yang selama ini
digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Tanpa menguasai hal ini, maka tidak banyak
yang bisa dilakukan auditor saat mengaudit.
b) Melakukan tinjauan dokumen dan persyaratan lain yang berkaitan dengan auditee
Memeriksa dokumen dan persyaratan lain untuk kemudian dicatat hal-hal yang
bersifat critical merupakan faktor penting kesuksesaan audit, Dengan meninjau
dokumen auditee, auditor akan mengetahui proses-proses penting yang perlu
ditelusuri lebih jauh.
c) Mempersiapkan program audit tahunan dan jadwal pelaksanaan audit secara
terperinci
Dalam kamus ISO 9001, tidak dikenal audit mendadak. Semua kegiatan audit
internal harus direncanakan dari awal dan diinformasikan kepada seluruh auditee.
Karena, tujuan audit internal bukan untuk mencari-cari kesalahan, akan tetapi
untuk melakukan perbaikan secara berkesinambungan.
d) Membuat daftar pertanyaan audit (audit checklist)
Audit checklist dibuat untuk mempermudah auditor mengingat hal-hal penting
yang perlu ditanyakan. Selain itu, audit checklist juga dapat dijadikan pedoman
oleh auditee untuk mempersiapkan diri sebelum diaudit.
e) Melaksanakan pemeriksaan sistem secara menyeluruh
Dalam pelaksanaan audit, seorang auditor harus jeli dan telaten dalam
memeriksa area auditee. Auditor tidak boleh hanya berpaku pada audit checklist
dan standar, tapi lebih dari itu, auditor dapat memeriksa lingkungan kerja auditee,
komitmen dan kesungguhan mereka dalam memperbaiki sistem. Dengan
mengabaikan komitmen, kegiatan audit internal hanya akan terlihat seperti audit
administratif belaka yang hanya berkutat pada ini belum lengkap, itu kurang bagus,
dan ini itu belum ditandatangani!
f) Mengumpulkan dan menganalisis bukti audit yang cukup dan relevan
Semua masalah atau temuan yang ditemukan selama proses audit harus
didukung dengan bukti yang cukup. Artinya, auditor tidak boleh gegabah dalam
melaporkan temuan. Harus ada bukti kuat bahwa auditee melakukan kesalahan.
Satu hal yang perlu dicatat, audit internal tidak hanya mengumpulkan temuan
melainkan juga mengumpulkan bukti-bukti prestasi yang sudah dicapai!
g) Melaporkan temuan audit atau masalah-masalah yang ditemukan selama audit
internal
Auditor harus menerbitkan laporan temuan audit internal untuk ditindaklanjuti
oleh auditee. Auditee harus diberi tenggat waktu tertentu agar proses perbaikan
tidak dibiarkan berlarut-larut.
h) Memantau tindak lanjut hasil audit internal sampai dinyatakan selesai
Untuk memastikan seluruh temuan telah diperbaiki, maka auditor internal harus
memeriksa tindakan yang sudah dilakukan setelah melewati tenggat waktu
perbaikan yang diberikan.

2. Profesi Internal Auditor


A. Pengertian Audit Internal
Audit internal merupakan fungsi penilaian independent yang didirikan dalam
suatu organisasi untuk memeriksa dan mengevaluasi kegiatan organisasi secara
menyeluruh yang bertujuan membantu dan memperbaiki kinerja semua tingkatan
manajemen dalam melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Aktivitas audit
internal menjadi pendukung utama untuk tercapainya tujuan pengendalian internal.
Ketika melaksanakan kegiatannya auditor internal harus bersifat objektif dan
kedudukannya dalam perusahaan adalah independen.
Dari pengertian sebelumnya dapat diuraikan kata-kata kunci audit internal,
sebagai berikut :
1. Kegiatan assurance dan konsultasi
Aktivitas pemberian jaminan keyakinan dan konsultasi bagi organisasi
atau perusahaan.
2. Independen dan Objektif
Para auditor internal dianggap mandiri apabila dapat melaksanakan
pekerjaannya secara bebas dan objektif. Kemandirian para pemeriksa internal
dapat memberikan penilaian yang tidak memihak dan tanpa prasangka, yang
mana hal ini sangat diperlukan atau penting bagi pemeriksaan sebagaimana
mestinya. Hal ini dapat diperoleh melalui status organisasi dan sikap objektif
para auditor internal. Status organisasi unit audit internal harus memberikan
keleluasaan untuk memenuhi atau menyelesaikan tanggung jawab pemeriksaan
yang diberikan. Para auditor internal harus melakukan pemeriksaan secara
objektif. Objektif adalah sikap bebas yang harus dimiliki oleh para auditor
internal dalam melaksanakan pemeriksaan.
3. Memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi
Auditor internal diharapkan dapat membantu organisasi atau perusahaan
untuk mencapai tujuan organisasi.
4. Pendekatan yang sistemastis dan teratur
Auditor internal dalam melaksanakan tugasnya harus tepat pada pokok
permasalahan/tidak bias, sehingga permasalahan yang dihadapi
organisassi/perusahaan dapat segera terdeteksi dan diatasi.
5. Pengelolaan risiko
Auditor internal memiliki fungsi dalam membantu organisasi dengan
cara mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko signifikan dan memberikan
kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan risiko dan system oengendalian
intern
6. Pengendalian
Auditor internal memiliki fungsi audit internal dalam membantu
organisasi dalam memeliharapengendalian intern yang efektif dengan cara
mengevaluasi kecukupan, efisiensi, dan efektivitas pengendalian tersebut, serta
mendukung peningkatan pengendalian intern secara berkesinambungan.
7. Proses Governance
Auditor internal memiliki fungsi audit internal dalam menilai dan
memberikan rekomendasi yang sesuai untuk meningkatkan proses governance
dalam mencapai tujuan-tujuan berikut :
- Mengembangkan etika dan nilai-nilai yang memadai di dalma oganisasi
- Memastikan pengelolaan kinerja organisasi yang efektif dan akuntabilitas
- Secara efektif mengkomunikasikan risiko dan pengendalian kepada unit-
unit yang tepat di dalam organisasi.
- Secara efektif mengkoordinasikan kegiatan diri, dan mengkomunikasikan
informasi diantara pimpinan, dewan pengawas, auditor internal, auditor
eksternal serta manajemen.

Dari pengertian di atas dapat diartikan bahwa audit internal adalah suatu
fungsi penilaian yang objektif dan sistematis dalam menilai pengendalian dan
kegiatan operasi dalam suatu organisasi yang dilakukan oleh auditor internal
untuk meyakinkan bahwa :

- Informasi keuangan dan operasi harus akurat dan reliabel


- Risiko bisnis dapat diidentifikasi dan diminimalisasi
- Peraturan, kebijakan dan prosedur telah ditaati
- Tercapainya kriteria kegiatan operasional organisasi
- Meyakinkan bahwa sumber daya telah digunakan secara efektif serta
penempatan para anggota organisasi berjalan secara efektif sesuai dengan
tanggung jawabnya.
B. Tujuan Audit Internal
Audit internal merupakan salah satu fungsi pada perusahaan yang juga
mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Audit internal memberikan jasa
assurance (memberikan keyakinan) kepada manajemen melakukan perbaikan atas
system pengawasan perusahaan secara keseluruhan, Tujuan audit internal juga
dikemukakan oleh Hiro Tugiman, (2006:99) sebagai berikut : “tujuan audit internal
adalah membantu para anggota organisasi agar dapat melaksanakan tanggung
jawabnya secara efektif. Tujuan audit internal mencakup pula usaha
mengembangkan pengendalian yang edektif dengan biaya yang wajar.”
C. Ruang Lingkup Internal Audit
Adapun ruang lingkup internal mencakup pengujian dan penilaian atas
kelayakan dan efektifitas dari pengendalian intern perusahaan secara kualitas
pegawai dalam melaksanakan tugasnya. Jadi, ruang lingkup auditor internal
meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Realibilitas dan integritas informasi
2. Menelaah sistem-sistem yang ada untuk menjamin ketaatan terhadap kebijakan-
kebijakan, rencana-rencana, prosedur-proseddur, hukum-hukum, dan
peraturan-peraturan yang dapat memengaruhi operasi dan laporan, serta dapat
menentukan apakah organisasi mematuhinya atau tidak.
3. Menilai keekonomisan dan efisiensi dari sumber-sumber yang digunakna
4. Menelaah operasi atau program untuk memastikan apakah operasi dan program
dilaksanakan sesuai rencana.
5. Standar kerja ruang lingkup audit internal dalam penugasan.

Lingkup pekerjaan audit internal harus meliputi pengujian dan ev aluasi


terhadap kecukupan dan efektifitas sistem pengendalian intern yang dimiliki oleh
organisasi dan kualitas pelaksanaan tanggung jawab (Hiro Tugiman, 1997:41).
Yang mengandung arti bahwa :

1. Lingkup pekerjaan audit internal meliputi pemeriksaan apa saja yang harus
dilaksanakan
2. Tujuan peninjauan terhadap kecukupan suatu system pengendalian intern
adalah menentukan apakah system yang ditetapkan telah memberikan kepastian
yang layak atau masuk akal bahwa tujuan dan sasaran organisasi aka n dapat
dicapai secara ekonomis dan efisien.
3. Tujuan peninjauan terhadap efektifitas system pengendalian intern adalah
memastikan apakah system tersebut berfunggsi sebagaimana yang diharapkan.
4. Tujuan peninjauan terhadap kualitas pelaksanaan kegiatan adalah memastikan
apakah tujuan dan sasaran organisasi telah dicapai.
5. Tujuan utama pengendalian intern adalah meyakinkan :
- Keandalan (realibilitas dan integrasi) informassi
- Kesesuaian dengan berbagai kebijaksanaan, rencana, prosedur, dan
ketentuan perundang-undangan
- Perlindungan terhadap harta organisasi
- Penggunaan sumber daya yang ekonomis dan efisien
- Tercapainya berbagai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
6. Pengendalian adalah berbagai tindakan yang dilakukan manajemen untuk
mempertinggi kemungkinan tercapainya berbagai tujuan dan sasaran,
manajemen akan merencanakan untuk Menyusun dan mengatur pelaksanaan
berbagai tindakan yang tepat untuk memberikan kepastian yang layak atua
masuk akal bahwa berbagai tujuan dan sasaran organisasi dapat dicapainya.
Karenanya pengendalian merupakan hasil dari perencanaan dan pengaturan
yang dilakukan secara tepat oleh manajemen.
7. Manajemen bertugas merencanakan, Menyusun, dan mengatur sedemikian rupa
untuk memberikan kepastian yang layak dan masuk akal bahwa berbagai tujuan
dan sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai.
8. Auditor internal harus menguji dan mengevaluasi berbagai proses perencanaan,
penyusunan, dan pengaturan untuk menentukan apakah terdapat kepastian
bahwa berbagai tujuan dan sasaran dapat tercapai. Evaluasi terhadap seluruh
proses tersebut akan menghasilkan berbagai informasi yang dapat digabungkan
untuk menilai system pengendalian intern secara keseluruhan.
D. Tahapan Pelaksanaan Audit Internal
Program pemeriksaan yang telah didukung dan disetujui oleh manajemen
merupakan ketentuan yang harus dilakukan dalam melaksanakan pemeriksaannya.
Selain itu program pemeriksaan internal dapat dipakai sebagai tolak ukur bagi para
pelaksana pemeriksa. Pelaksanaan tugas audit terdiri dari :
1. Perencanaan Audit
Sebagai Langkah awal, perencanaan audit ini berisikan :
- Menyusun tujuan dan lingkup audit
- Mendapatkan informasi mengenai aktivitas yang akan diaudit
- Menentukan sumber-sumber penting dalam melakukan audit
- Memberitahukan kepada auditor mengenai pelaksanaan audit
- Melaksanakan atau tepatnya survei terhadap risiko, pengendalian untuk
mengetahui luas audit yang akan dilaksanakan, dan meminta komentar dan
saran dari auditee
- Menyusun program
- Menentukan bagaimana, kapan, dan siapa yang membutuhkan hasil dari
audit pengesahan rencana audit.
2. Pengujian dan Pengevaluasian Informasi
Untuk melakukan pengujian dan pengevaluasian auditor internal harus
mengumpulkan, menganalisa, menginterpretasikan, dan mendokumentasian
informassi untuk mendukung hasil audit.
3. Menyampaikan Hasil Pemeriksaan
Auditor internalharus menyampaikan atau melaporkan temuan-temuan yang
diperoleh dari proses audit.
4. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan internal harus terus meninjau atau melakukan follow up untuk
memastikan bahwa terhadap temuan-temuan pemeriksaan yang dilaporkan
telah dilakukan tindak lanjut yang tepat.
E. Profesionalisme Auditor Internal
Istilah ‘profesionalisme’ berasal dari kata profesi yang mempunyai arti
pekerjaan yang dikuasai karena Pendidikan keahlian. Profesionalisme artinya
tanggung jawab untuk berperilaku yang lebih dari sekedar memenuhi tanggung
jawab yang dibebankan kepadanya dan lebih dari sekedar memenuhi undang-
undang dan peraturan masyarakat. Adapun ciri-ciri profesionalisme, yaitu :
- Melayani public
- Melalui pelatihan khusus jangka Panjang
- Menaati kode etik
- Menjadi anggota asosiasi dan menghadiri pertemuan-pertemuan
- Publikasi jurnal untuk meningkatkan keahlian
- Menguji pengetahuan kandidat auditor bersertifikat
- Lisensi oleh Negara atau sertifikasi oleh dewan

Sikap profesionalisme harus menjadi acuan dalam pelaksanaan fungsi audit


intern. Oleh karena itu, perlu penerapan suatu standar profesi, yang meliputi :

1. Independensi, yaitu internal auditor harus mandiri dan terpisah dari kegiatan
yang diperiksanya. Objektivitas, yaitu interal auditor harus melaksanakan
tugasnya yang objektif.
2. Kemampuan profesional : internal auditor harus mencerminkan keahlian
dan ketelitian professional.
a. Unit audit internal
- Personalia : harus memberikan jaminan keahlian teknis dan latar
belakang Pendidikan internal auditor yang akan ditugaskan.
- Pengetahuan dan kecakapan : audit internal harus memiliki dan
mendapatkan pengetahuan, kecakapan, dan berbagai disiplin ilmu
yang dibutuhkan untuk menjalankan tanggung jawab audit yang
diberikan.
- Pengawasan : unit audit internal harus memberikan kepastian bahwa
pelaksanaan pemeriksaan internal diawasi sebagaimana mestinya.
b. Auditor internal
- Kesesuaian dengan standar profesi : internal auditor harus mematuhi
standar professional dalam melakukan pemeriksaan.
- Pendidikan berkelanjutan : internal auditor harus mengembangkan
kemampuan teknisnya melalui Pendidikan yang berkelanjutan.
3. Lingkup Pekerjaan : harus meliputi pengujian dan evaluasi terhadap
kecukupan serta efektivitas system pengendalian intern yang dimiliki
organisasi dan kualitas pelaksanaan tanggung jawab yang diberikan.
- Keandalan Informasi : internal auditor harus memeriksa keandalan
informasi keuangan dan pelaksanaan pekerjaan dan cara-cara yang
dipergunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengklasifikasi dan
melaporkan informasi tersebut.
- Kesesuaian dengan kebijaksanaan, rencana, prosedur, dan perundang-
undangan : internal auditor harus memeriksa system yang telah ditetapkan
untuk meyakinkan apakah telah sesuai dengan kebjaksaan, rencana,
prosedur dan peraturan yang memiliki akibat penting terhadap pekerjaan-
pekerjaan, laporan serta menentukan apakah organisasi telah memenuhi
hal tersebut.
- Perlindungan terhadap harta : internal auditor harus memeriksa alat atau
cara yang digunakna untuk melindung harta atau aktiva. Jika diperlukan
memverifikasi keberadaan berbagai harta organisasi.
- Penggunaan sumber daya secara ekonomis dan efisien : internal auditor
harus menilai keekonomisan dan efisiensi penggunaan sumber daya yang
ada.
- Pencapaian tujuan : internal auditor harus menilai pekerjaan, operasi dan
program untuk menentukan apakah hasilnya telah dicapai sesduai dengan
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
4. Manajemen Bagian Audit Internal : pimpinan audit internal harus mengelola
bagian audit internal secara tepat.
- Tujuan, kewenangan dan tenggung jawab : pimpinan audit internal harus
memiliki pernyataan tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab bagi
bagian audit internal.
- Kebijaksanaan dan prosedur : pimpinan audit internal harus membuat
berbagai kebijaksanaan dan prosedur secara tertulis yang akan
dipergunkaan sebagai pedoman oleh staf internal audit
- Manajemen personel : pimpinan audit internal harus menetapkan program
untuk menyeleksi dan mengembangkan sumber daya manusia pada bagian
internal audit.
- Auditor eksternal : pimpinan audit internal harus mengkoordinasikan
usaha-usaha kegiatan audit internal dengan auditor eksternal.
- Pengendalian mutu : pimpinan audit internal harus menetapkan dan
mengembangkan pengendalian mutu dan jaminan kualitas untuk
mengevaluasi berbagai kegiatan bagian internal audit.
F. Kode Etik Profesi Internal Auditor
Menurut The Institute of Internal Auditors (IIA), kode etik merupakan prinsip-
prinsip dan harapan yang memandu perilaku individu dan organisasi dalam
melaksanakan kegiatan audit internal. Kode etik tersebut merupakan syarat dan
harapan minimal. Tujuan IIA mengatur kode etik adalah untuk mendorong
terwujudnya budaya etis dalam profesi audit internal.
Terdapat dua komponen pokok dalam kode etik IIA yaitu: (1) prinsip-prinsip
yang relevan bagi profesi dan praktik audit internal dan (2) aturan perilaku yang
menjelaskan norma dan perilaku yang diharapkan dari para auditor internal.
1. Prinsip-Prinsip
Auditor diharapkan berperilaku dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip
sebagai berikut:
- Integritas. Integritas akan membangun kepercayaan terhadap auditor
internal sehingga dapat memberikan dasar keyakinan atas penilaian yang
dilakukannya.
- Objektivitas. Auditor internal menunjukkan objektivitas profesional yang
tinggi dalam mengumpulkan, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan
informasi terkait aktivitas dan proses yang sedang diperiksa. Auditor
internal menilai secara seimbang atas semua keadaan yang relevan dan tidak
dipengaruhi oleh kepentingan pribadi atau pihak lainnya dalam
memutuskan.
- Kerahasiaan. Auditor internal menghargai nilai dan kepemilikan informasi
yang mereka dapatkan dan tidak membuka informasi tersebut tanpa
kewenangan yang jelas kecuali terdapat kewajiban hukum atau profesional
yang mengharuskan untuk melakukannya.
- Kompetensi. Auditor internal menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tugas-tugas audit internal.
2. Aturan Perilaku
a. Integritas
Auditor internal:
- harus melaksanakan pekerjaan secara jujur, hati-hati dan bertanggung
jawab;
- harus mematuhi hukum dan membuat pengungkapan sesuai ketentuan
hukum atau profesi;
- tidak boleh secara sadar terlibat dalam kegiatan ilegal, atau melakukan
kegiatan yang dapat mendiskreditkan profesi audit internal atau
organisasi;
- harus menghormati dan mendukung tujuan organisasi yang sah dan etis.
b. Objektivitas
Auditor internal:
- tidak boleh terlibat dalam kegiatan atau hubungan apapun yang dapat,
atau patut diduga dapat, menghalangi penilaian secara adil, termasuk
kegiatan atau hubungan apapun yang mengakibatkan timbulnya
pertentangan kepentingan dengan organisasi;
- tidak boleh menerima apapun yang dapat, atau patut diduga dapat,
mengganggu pertimbangan profesionalnya;
- harus mengungkapkan semua fakta material yang diketahuinya, yang
apabila tidak diungkapkan dapat mendistorsi laporan atas kegiatan yang
direviu.
c. Kerahasiaan
Auditor internal:
- harus berhati-hati dalam menggunakan dan menjaga informasi yang
diperoleh selama melaksanakan tugas;
- tidak boleh menggunakan informasi untuk keuntungan pribadi, atau
untuk hal-hal yang bertentangan dengan hukum atau merugikan tujuan
organisasi yang sah dan etis.
d. Kompetensi
Auditor internal:
- hanya terlibat dalam pemberian layanan yang sesuai dengan
pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang dimilikinya;
- harus memberikan layanan audit internal sesuai dengan standar praktik
profesional audit internal;
- harus senantiasa meningkatkan keahlian, efektivitas dan kualitas
layanannya secara berkelanjutan.

3. Hubungan Profesi Auditor Internal dengan Auditor Eksternal


Auditor internal dan auditor eksternal memiliki sasaran, tanggungjawab, dan
kualifikasi yang berbeda, serta bertugas dalam aktivitas yang berbeda pula. Meskipun
demikian, mereka memiliki kepentingan bersama yang menuntut adanya koordinasi
bakat mereka untuk kepentingan perusahaan.
Sasaran auditor internal adalah untuk menelaah efisiensi dan efektivitas operasi,
kepatuhan, serta kecukupan dan efektivitas kontrol internal di perusahaan secara
keseluruhan. Sedangkan, sasaran auditor eksternal adalah untuk menyatakan suatu
opini tentang kewajaran dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Auditor internal memerhatikan seluruh aspek aktivitas perusahaan/organisasi, baik
keuangan maupun nonkeuangan. Sedangkan, auditor eksternal memerhatikan aspek
keuangan perusahaan/organisasi. Tanggung jawab dan pelaksanaan audit oleh auditor
internal dan eksternal sangat berbeda dalam satu hal. Auditor internal bertanggung
jawab kepada manajemen dan dewan direksi, sementara auditor eksternal bertanggung
jawab kepada pengguna laporan keuangan yang mengandalkan kredibilitas laporan
keuangan pada auditor. Namun, auditor internal dan eksternal memiliki kesamaan, di
antaranya:
a. Harus kompeten sebagai auditor dan tetap objektif dalam menjalankan pekerjaan
dan melaporkan hasilnya.
b. Menjalankan metodologi yang sama dalam menjalankan audit, termasuk
merencanakan dan menjalankan pengujian pengendalian dan pengujian substantif.
c. Mempertimbangkan risiko dan materialitas dalam memutuskan perluasan
pengujian dan mengevaluasi hasilnya. Keputusan mereka atas materialitas dan
risiko mungkin berbeda karena pengguna eksternal dapat memiliki perbedaan
kebutuhan dengan manajemen atau dewan direksi.
Auditor eksternal bergantung pada auditor internal saat menggunakan model risiko
audit untuk menilai risiko pengendalian. Jika auditor internal bekerja secara e fektif,
maka auditor eksternal dapat mengurangi risiko pengendalian secara signifikan dan
mengurangi pengujian substantif. Akibatnya, tagihan atas pembiayaan audit eksternal
akan berkurang secara substansial bila klien menjalankan fungsi audit internalnya
dengan baik.

Dalam menentukan apakah pekerjaan auditor internal kemungkinan cukup untuk


tujuan audit, auditor eksternal harus mengevaluasi:

a. Objektivitas fungsi audit internal.


b. Kompetensi teknis auditor internal.
c. Apakah pekerjaan auditor internal akan dilaksanakan dengan kecermatan dan kehati-
hatian profesional.
d. Apakah komunikasi antara auditor internal dengan auditor eksternal akan efektif.
Apabila dari hasil evaluasi auditor eksternal dinyatakan dapat menggunakan
pekerjaan auditor internal, selanjutnya mereka diharuskan menentukan bagian mana
pekerjaan auditor internal yang bisa digunakan. Untuk itu, auditor eksternal juga harus
mempertimbangkan strategi dan rencana audit, utamanya dalam mempertimbangkan
penggunaan judgement, menilai risiko salah saji, merancang prosedur, serta bukti yang
perlu dikumpulkan agar secara agregat pekerjaan auditor internal dan auditor eksternal
dapat mendukung opini audit. Auditor eksternal juga akan menilai apakah pekerjaan
audit internal telah direncanakan, dilakukan, diawasi, ditinjau, dan didokumentasikan
dengan baik. Penilaian juga akan dilakukan untuk memastikan bahwa bukti yang
memadai telah diperoleh untuk menjadi dasar bagi auditor internal menarik kesimpulan
yang wajar, serta kesimpulan-kesimpulan yang dibuat auditor internal sesuai dengan
situasi dan kondisi yang ada.
Hubungan auditor internal dan auditor eksternal tercermin dalam Standar Perikatan
Audit (SPA) 610 tentang Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal. SPA 610 ini mengatur
tentang tanggung jawab auditor eksternal dalam hubungannya dengan pekerjaan auditor
internal, ketika auditor eksternal telah menentukan.
Hubungan antara Fungsi Audit Internal dengan Auditor Eksternal
Tujuan fungsi audit internal ditentukan oleh manajemen. Meskipun tujuan
fungsi audit internal dan auditor eksternal berbeda, beberapa cara yang digunakan oleh
fungsi audit internal dan auditor eksternal dalam mencapai tujuan mereka masing-
masing mungkin sama. Aktivitas fungsi audit internal dapat mencakup satu atau lebih
hal-hal sebagai berikut:
a. Pemantauan pengendalian internal.
b. Pemeriksaan atas informasi keuangan dan informasi operasional.
c. Peninjauan aktivitas operasi.
d. Peninjauan atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.
e. Pengelolaan risiko.
f. Tata kelola.
Terlepas dari tingkat otonomi dan objektivitas fungsi audit internal, fungsi tersebut
tidak independen dari entitas sebagaimana yang dituntut dari auditor eksternal ketika
menyatakan opini atas laporan keuangan. Auditor eksternal memiliki tanggung jawab
tunggal atas dinyatakannya opini audit, dan tanggung jawab tersebut tidak berkurang
dengan digunakannya pekerjaan auditor internal oleh auditor eksternal.
SIMPULAN

Audit Internal adalah pemeriksaan yang dikerjakan oleh mereka yang berasal dari bagian
internal audit perusahaan untuk memeriksa catatan akuntansi dan keuangan perusahaan,
termasuk ketaatan perusahaan dalam menjalankan manajemen yang berlaku. Adapun tanggung
jawab internal auditor yaitu mencari informasi awal terkait bagian yang akan diaudit (auditee)
dan melakukan tinjauan dokumen dan persyaratan lain yang berkaitan dengan auditee. Tujuan
audit internal adalah membantu para anggota organisasi agar dapat melaksanakan tanggung
jawabnya secara efektif. Tujuan audit internal mencakup pula usaha mengembangkan
pengendalian yang edektif dengan biaya yang wajar. Ruang lingkup internal mencakup
pengujian dan penilaian atas kelayakan dan efektifitas dari pengendalian intern perusahaan
secara kualitas pegawai dalam melaksanakan tugasnya. Tujuan fungsi audit internal ditentukan
oleh manajemen. Meskipun tujuan fungsi audit internal dan auditor eksternal berbeda, beberapa
cara yang digunakan oleh fungsi audit internal dan auditor eksternal dalam mencapai tujuan
mereka masing-masing mungkin sama.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Tanggung Jawab Internal Auditor. https://konsultaniso.web.id/sistem-


manajemen-mutu-iso-90012008/tugas-dan-tanggung-jawab-auditor-internal/. Diakses
pada tanggal 12 Maret 2021

Anonim. 2021. Profesi Audit Internal. https://www.dosenpendidikan.co.id/audit-internal/.


Diakses pada tanggal 12 Maret 2021

Ismail, Ibnu. 2020. Audit Internal. https://accurate.id/akuntansi/audit-internal/#:~:text


=Internal%20auditor%20mampu%20membantu%20suatu,%2C%20risiko%2C%20da
n%20tata%20kelola. Diakses pada tanggal 12 Maret 2021

Suharso. 2016. Kode Etik Profesi Auditor Internal. https://www.klikharso.com/2016/03/kode-


etik-profesi-auditorinternal.html#:~:text=Kerahasiaan,Auditor%20internal%3A,
organisasi%20 yang%20sah%20dan%20etis. Diakses pada tanggal 12 Maret 2021

Anda mungkin juga menyukai