Anda di halaman 1dari 19

RANGKUMAN MATA KULIAH

PENGAUDITAN
“Internal Auditor”

Oleh:
Kelompok 4

1. Ni Kadek Ayu Mita Suandewi Putri (2107531033/08)


2. Putri Ellie Rahmawati (2107531041/10)
3. Stiven (2107531069/16)
4. Sarlinda Elizabeth Alomoy (2107531207/23)
5. Ni Komang Wisa Maharani (2107531208/24)

S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA 2022
Tahun Ajaran 2022/2023
Daftar Isi
Halaman Judul 1
Daftar isi 2
BAB I Pedahuluan 3
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II Pembahasan 4
2.1 Profesi Internal Auditor 4
2.2 Hubungan dengan eksternal atau independen Auditor. 12
BAB III Kesimpulan 18
Daftar pustaka 19

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Internal Auditing merupakan suatu fungsi independen yang dijalankan dalam
suatu perusahaan untuk menguji dan melakukan evaluasi pengendalian internal dalam
suatu perusahaan atau organisasi. Kualitas Internal auditor akan berhubungan dengan
objektivitas dan kompetensi staf Internal Audit pada perusahaan atau organisasi
tersebut. Auditor internal atau dikenal pula dengan istilah Internal auditor, merupakan
suatu profesi yang memiliki standar dan kode etik profesi yang harus dijalankan
secara konsekuen dan konsisten.
Audit Internal maupun Audit Eksternal bertugas untuk melakukan audit dalam
berbagai aspek, berikut jenis-jenis audit tersebut adalah audit Laporan Keuangan,
audit Kepatuhan dan audit operasional.
Dengan adanya audit internal dan dengan audit eksternal, seharusnya tidak
banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan pada laporan keuangan suatu lembaga
atau perusahaan. Namun kenyataannya masih banyak penyimpangan dan kecurangan
yang terjadi. Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang bersifat penyimpangan atau
kecurangan, diharapkan auditor internal dan auditor eksternal meningkatkan kerja
sama yang baik untuk mencegah terjadinya penyimpangan.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa saja profesi internal auditor ?
2. Bagaimana hubungan dengan eksternal atau independen auditor ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui profesi internal auditor
2. Mengetahui hubungan dengan eksternal atau independen auditor

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.1 Profesi Internal Auditor


Internal auditor adalah seorang profesional yang dipekerjakan oleh perusahaan untuk
memberikan evaluasi yang independen dan objektif atas kegiatan bisnis keuangan serta
operasional, termasuk tata kelola perusahaan.
Auditor ini ditugaskan untuk memastikan bahwa perusahaan mengikuti prosedur yang
tepat, dan berfungsi seefisien mungkin. Auditor juga bertugas mengidentifikasi masalah
dalam perusahaan dan memperbaikinya sebelum ditemukan selama audit eksternal oleh pihak
independen ataupun pemerintah. Seorang Internal Auditor dalam pekerjaannya memiliki
tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
● Melakukan dan mengontrol siklus audit, termasuk manajemen risiko dan manajemen
kontrol atas efektivitas operasi, operasional keuangan, juga kepatuhan terhadap semua
arahan serta peraturan yang berlaku.
● Menentukan ruang lingkup audit internal dan mengembangkan rencana tahunan.
● Mendapatkan, menganalisis, dan mengevaluasi dokumentasi akuntansi, laporan
sebelumnya, data, diagram alur, dll.
● Menyiapkan dan menyajikan laporan yang mencerminkan hasil audit dan proses
dokumen.
● Bertindak sebagai sumber objektif dari nasihat independen untuk memastikan
validitas, legalitas, dan pencapaian tujuan.
● Identifikasi celah dan rekomendasikan tindakan penghindaran risiko dan penghematan
biaya.
● Menjaga komunikasi terbuka dengan manajemen dan komite audit.
● Mendokumentasikan proses dan menyiapkan memorandum temuan audit.
● Melakukan audit tindak lanjut untuk memantau intervensi manajemen.
Terlibat dalam pengembangan pengetahuan berkelanjutan mengenai aturan, regulasi,
praktik terbaik, alat, teknik, dan standar kinerja perusahaan. Untuk menjalankan tugasnya,
seorang auditor melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan, laporan pengeluaran,

4
inventaris, data keuangan, penganggaran, dan praktik akuntansi.Tidak hanya melakukan
pemeriksaan, auditor juga melakukan wawancara terhadap karyawan perusahaan, mengawasi
jadwal kerja, hingga verifikasi aset fisik. Setelah audit selesai dilakukan, auditor akan
merangkum hasilnya dalam sebuah laporan. Laporan audit tersebut menjelaskan bagaimana
audit dilakukan, apa yang ditemukan dan, jika perlu, saran untuk perbaikan apa yang dapat
dilakukan.
2.1.2 Aktivitas pemeriksaan internal menyangkut dua hal yaitu, pemeriksaan
keuangan dan pemeriksaan operasi/manajemen.
1. Pemeriksaan Keuangan (Financial Audit) Pemeriksaan keuangan adalah pemeriksaan
yang ditujukan untuk membuktikan keakuratan data keuangan dan operasi,
keefektifan pengawasan intern yang meliputi verifikasi atas keberadaan harta benda
perusahaan dan meyakinkan bahwa pengamanannya cukup memadai dan
pencatatannya dilakukan dengan tepat. Financial audit adalah verifikasi eksistensi
kekayaan dan meyakinkan bahwa pengamanannya cukup dan apakah sistem akuntansi
dan sistem pelaporan dapat dipercaya termasuk pembahasan internal control. Dari
pengertian di atas, maka internal auditor harus mengadakan konfirmasi hutang dan
piutang, mengetes efektif atau tidaknya sistem akuntansi yang ada dan prosedur yang
berhubungan dengan sistem internal control
2. Pemeriksaan Operasional (Operational Audit) Pemeriksaan operasional dilaksanakan
pada berbagai tingkatan manajemen, objek yang dinilai adalah aktivitas operasi,
kebijaksanaan dan daya guna usaha. Federal Financial Institute in Canada,
mendefinisikan operational audit adalah suatu aktivitas untuk menilai operasi –
operasi seluruh departemen sebagai pemberi jasa pada manajemen. Tujuan
keseluruhan audit operasi adalah membantu semua tingkat manajemen agar dapat
melaksanakan tanggung jawab mereka dengan efektif dengan menyajikan pada
mereka analisa – analisa penelitian, rekomendasi – rekomendasi yang objektif dan
komentar – komentar yang tepat mengenai efektivitas ditinjau.
2.1.3 Fungsi Audit Internal

Berikut ini adalah fungsi audit internal:

1. Melakukan pengawasan atas semua aktivitas yang sulit ditangani oleh


pimpinan puncak.
2. Melakukan identifikasi dan meminimalisasi resiko.

5
3. Mendukung dan membantu manajemen seputar bidang teknis.
4. Melakukan laporan validasi pada manajer.
5. Membantu proses pengambilan keputusan.
6. Melakukan analisis untuk masa yang akan datang.
7. Membantu manajer dalam hal pengelolaan perusahaan.

2.1.4 Peran Audit Internal

1. Berperan Dalam Mengawasi Kegiatan

Dalam proses audit internal, auditor mengawasi setiap prosedur yang


berjalan pada persediaan, termasuk memeriksa kelengkapan dan otorisasi setiap
dokumen yang berkaitan. Auditor juga melakukan pengawasan dengan
pemeriksaan terhadap realisasi persediaan awal dan mutasi persediaan dengan
fisik melalui stock opname setiap 3 bulan sekali. Audit internal berperan penting
dalam hal ini karena peran sertanya yang dapat meminimalisir selisih persediaan
yang kerap terjadi sebelum adanya audit internal.

2. Berperan Dalam Memberikan Konsultasi Saran–Saran Perbaikan

Audit internal memberikan saran rekomendasi atas temuan audit


internal. Diharapkan saran rekomendasi yang diberikan audit internal dapat
menjadi bahan perbaikan bagi masing–masing unit khususnya sistem
persediaan.

3. Berperan menjadi katalis

Auditor internal juga terlibat aktif dalam melakukan penilaian risiko


yang ada pada proses bisnis. Salah satu saran atas penilaian risiko yang dapat
merugikan perusahaan adalah saran atas pemberhentian produksi saat
persediaan gudang masih terhitung cukup. Hal ini dianggap penting untuk
menghindarkan perusahaan dari kerugian. Selain itu auditor ikut terlibat dalam
rapat penyusunan anggaran tiap tahun. Auditor akan memberikan pertimbangan-
pertimbangan atas penyusunan anggaran biaya tahunan. Diharapkan anggaran
biaya yang tepat dapat menjadi kunci untuk pencapaian tujuan perusahaan.

2.1.5 Kualitas yang diharapkan

6
Terdapat kualitas Auditor yang diharapkan, yaitu sebagai berikut:
● Independen, tidak memihak auditee.
● Pendengar dan pengamat yang baik.
● Pencatat yang baik.
● Komunikatif dan bijaksana, tidak menyinggung perasaan auditee.
● Memiliki pemahaman tentang audit dan auditee yang cukup.
Kualitas Auditor Internal yang Tidak Diharapkan
● Mudah diarahkan auditee
● Tidak mempersiapkan diri
● Tidak konsisten, tidak tegas dalam menyatakan suatu proses bermasalah atau tidak
yang disebabkan minimnya pemahaman
● Terlalu agresif, menampakkan kesenangan bila menemukan temuan
● Cenderung menggunakan pendapat pribadi
● Tidak teliti mencatat dan menyimpan catatan
2.1.6 Prinsip dan aturan pelaksanaan auditor internal
a. Prinsip etik
1. Integritas, menghasilkan kepercayaan dan menjadi dasar andal untuk
melakukan penilaian.
2. Objektivitas, memberikan objektivitas tertinggi dalam mengumpulkan,
mengevaluasi, dan mengkomunikasikan informasi mengenai aktivitas yang
diperiksa.
3. Kerahasiaan, auditor internal menghargai nilai dan kepemilikan informasi
yang mereka terima dan tidak mengungkapkan informasi tanpa otorisasi yang
memadai kecuali diwajibkan hukum yang berlaku.
b. Objektivitas
1. Auditor internal tidak boleh terlibat dalam aktivitas atau hubungan yang
mengurangi penilaian yang tidak biasa.
2. Auditor tidak menerima apapun yang dapat mengurangi atau dianggap
mengurangi penilaian professional.
c. Kerahasiaan
1. Auditor internal harus berhati – hati dalam penggunaan dan perlindungan
informasi yang diperoleh selama penugasannya.
2. Auditor tidak boleh menggunakan informasi untuk keuntungan pribadi atau
lainnya yang merugikan.

7
d. Kompetensi
1. Auditor internal hanya melakukan jasa yang sesuai dengan pengetahuan dan
pengalaman yang dimilikinya.
2. Auditor akan melakukan jasa audit internal sesuai dengan standar internasional
praktik profesi audit internal.
Aturan pelaksanaan
● Integritas, auditor internal harus melaksanakan pekerjaan dengan jujur, berhati – hati
serta harus mengikuti hukum dan pengungkapan yang disyaratkan oleh hukum
profesi.
● Objektivitas, auditor internal tidak menerima apapun yang dapat mengurangi atau
dianggap mengurangi penilaian professional.
● Kerahasiaan, auditor internal harus berhati – hati dalam penggunaan dan
perlindungan informasi yang diperoleh selama penugasan, terlebih lagi untuk
kepentingan pribadi atau lainnya yang merugikan.
● Kompetensi, auditor internal hanya melakukan jasa yang sesuai dengan pengetahuan
dan pengalaman yang dimilikinya, dan melakukan jasa audit internal sesuai dengan
standar internasional praktik profesi audit internal.
Terdapat sepuluh seksi dalam Bagian B Kode Etik tersebut meliputi:
1. Seksi 200 Ancaman dan Pencegahan
2. Seksi 210 Penunjukan Praktisi, KAP, atau Jaringan KAP
3. Seksi 220 Benturan Kepentingan
4. Seksi 230 Pendapat Kedua
5. Seksi 240 Imbalan Jasa Profesional dan Bentuk Remunerasi
6. Seksi 250 Pemasaran Jasa Profesional
7. Seksi 260 Penerimaan Hadiah atau Bentuk Keramah-Tamahan
8. Seksi 270 Penyimpanan Aset Milik Klien
9. Seksi 280 Objektivitas-Semua Jasa Profesional
10. Seksi 290 Independensi dalam Perikatan Assurance

2.1.7 Standar profesi dan kode etik internal auditor


1. Independensi
● Internal auditor harus terbebas dan terpisah dari aktivitas yang diperiksanya.
● Dalam status organisasi dari internal auditor harus memberikan kebebasan untuk
memenuhi tanggung jawab pemeriksaan yang dibebankan kepadanya.

8
● Internal auditor dalam melaksanakan tugasnya harus objektif.
2. Kemampuan profesional
● Internal auditor harus mempergunakan keahlian dan ketelitian dalam
menjalankan profesinya.
● Internal auditor harus mematuhi standar pemeriksaan yang berlaku.
● Internal auditor harus memiliki pengetahuan, kecakapan dan disiplin ilmu yang
penting dalam melaksanakan pemeriksaan.
● Internal auditor harus mampu menghadapi orang lain dan mampu
berkomunikasi secara efektif.
● Internal auditor harus melaksanakan ketelitian profesional dalam setiap tugas
yang dilakukan.
3. Lingkup pekerjaan internal auditor harus meliputi pengujian dan evaluasi terhadap
kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian manajemen serta kualitas
pelaksanaan tanggung jawab yang diberikan.
● Internal auditor harus menilai keekonomisan dan keefisienan penggunaan
sumber daya.
● Internal auditor harus memeriksa keandalan informasi keuangan dan operasi
serta cara yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur,
mengklasifikasikan, dan kemudian melaporkannya.
● Internal auditor harus memeriksa sistem yang telah ada apakah sudah sesuai
dengan kebijaksanaan dan UU.
● Internal auditor harus memeriksa alat atau cara yang dipergunakan untuk
melindungi harta dan jika perlu melakukan pemeriksaaan fisik mengenai
keberadaan aset.
● Internal auditor harus menilai pekerjaan, operasi, program untuk menentukan
apakah hasil yang dicapai telah sesuai dengan tujuan dan sastra semula.
4. Kegiatan pelaksanaan pemeriksaan harus meliputi perencanaan pemeriksaan,
pengujian dan evaluasi, pemberitahuan hasil dan tindak lanjut.
● Internal auditor harus membuat perencanaan untuk setiap penugasan
pemeriksaan yang dilakukannya.
● Internal auditor harus mengumpulkan bukti kebenaran informasi untuk
mendukung hasil pemeriksaan.
● Internal auditor harus membuat laporan atas hasil pemeriksaan yang
dilakukannya dan disampaikan ke pengguna yang tepat.

9
● Internal auditor harus memonitor apakah atas temuan dan rekomendasi yang
diperoleh telah dilakukan tidak lanjut yang tepat.
5. Kode etik internal auditor
● Setiap anggota internal auditor harus berlaku jujur, objektif, dan rajin dalam
pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya.
● Setiap anggota internal auditor harus loyal pada organisasi dimana dia bekerja
atau memberikan jasanya.
● Setiap anggota internal auditor harus menghindari hal yang dapat menimbulkan
konflik kepentingan antara dirinya dan organisasinya maupun pelaksanaan dan
tanggung jawabnya.
● Setiap anggota internal auditor dilarang menerima sesuatu yang bernilai dari
pemberi kerja atau klien yang akan mempengaruhi pertimbangan
profesionalnya.
● Setiap anggota internal auditor hanya akan mengambil tugas yang dapat
diselesaikan sesuai dengan kompetensinya.
● Setiap anggota internal auditor harus menggunakan cara yang tepat dan
diizinkan oleh standar profesi.
● Setiap anggota internal auditor harus berhati – hati menggunakan informasi yang
diperolehnya selama menjalankan tugasnya.
● Setiap anggota internal auditor harus mencantumkan semua fakta yang paling
penting dalam laporannya.
● Setiap anggota internal auditor harus terus meningkatkan kemahiran dan
kualitas kerjanya.
● Setiap anggota internal auditor dalam pelaksanaan profesinya selalu memelihara
standar yang tertinggi mengenai kompetensinya.

2.1.8 Sertifikasi Profesi Internal Auditor

Memiliki sertifikasi internal auditor menjadi penting karena untuk


mendukung profesionalitas dan kompetensi. Dalam melakukan tugasnya, auditor
internal diharuskan memiliki pemahaman penuh terhadap berbagai standar audit
internal. Maka dari itu, kinerja dan profesionalitasnya akan lebih dipercaya bila telah
memiliki bukti sertifikasi. Seorang internal auditor akan mendapatkan sertifikasi
sebagai berikut:

10
1. Qualified Internal Auditor (QIA)

Qualified Internal Auditor (QIA) mengacu pada sertifikasi profesi bidang


audit internal yang merepresentasikan kualitas serta profesionalisme seseorang yang
mengantonginya. Kepemilikan sertifikat Qualified Internal Auditor (QIA) juga
menjadi bentuk pengakuan dunia internasional atas keterampilan dan keahlian
individu bersangkutan. Pasalnya, sertifikat QIA yang diterbitkan Dewan Sertifikasi
Qualified Internal Auditor (DSQIA) sudah disetarakan dengan kualifikasi auditor
internal level internasional.

Seseorang dapat memiliki sertifikat profesi setelah menempuh pendidikan


dan pelatihan QIA yang menggabungkan teori dan praktik. Materi Pendidikan dan
Pelatihan QIA dirancang sedemikian rupa supaya auditor internal dapat menyelami
karakter yang diperlukan dalam menjalankan profesi ini.

Pemegang sertifikat QIA sebagian besar memang bertugas sebagai auditor


internal di badan usaha, organisasi, maupun instansi masing- masing, baik swasta
maupun pemerintahan. Sisanya punya kontribusi aktif dalam manajemen perusahaan
atau organisasi, serta berperan sebagai pendidik.

Di masa mendatang QIA akan berperan sebagai local certification yang


diakui IIA sehingga memiliki sertifikat ini bakal meningkatkan kredibilitas
seseorang sebagai auditor internal, sekaligus menunjukkan kualitas dan
profesionalisme dalam bekerja.

2. Certified Internal Auditor (CIA)

CIA merupakan sertifikasi utama The IIA yang diakui secara global untuk
audit internal dan dikeluarkan oleh The Institute of Internal Auditors (IIA). Auditor
internal yang memiliki kompetensi dan profesionalitas yang tinggi sangatlah
dibutuhkan oleh perusahaan demi mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik.
Untuk memperoleh gelar ini, peserta harus melalui empat tahap, yaitu sebagai berikut:

a. Certification in Control Self – Assessment (CCSA)

Sertifikasi ini mengukur pengetahuan calon peserta terhadap hal-hal penting


dan fundamental tentang CSA, proses, dan topik terkait seperti risiko, kontrol, dan
tujuan bisnis.

11
b. Certified Government Auditing Professional (CGAP)

CGAP (Certified Government Auditing Professional) adalah sebutan untuk


auditor yang bekerja di sektor publik di tingkat federal, negara bagian, atau lokal,
serta di lembaga pemerintah.

c. Certified Financial Services Auditor (CFSA)

Sertifikasi ini adalah sertifikasi untuk profesional audit internal yang bekerja
di bank, perusahaan asuransi, dan jasa keuangan.

d. Certification in Risk Management Assurance (CRMA)

The Certification in Risk Management Assurance (CRMA) adalah sebutan


yang diakui secara global. Ini menunjukkan bahwa kandidat dapat mengidentifikasi
manajemen risiko utama dan proses tata kelola di organisasi mereka. Selain itu,
pemegang sertifikat CRMA tahu bagaimana menyajikan informasi itu kepada
komite audit dan manajemen. Sertifikasi ini adalah sertifikasi untuk jaminan
seorang kandidat yang dapat mengidentifikasi manajemen risiko (seseorang yang
mampu me-manage risiko proses tata kelola organisasi)

2.2 Hubungannya Dengan Eksternal atau Independen Auditor

Auditor internal dan auditor eksternal memiliki sasaran, tanggung jawab, dan
kualifikasi yang berbeda, serta bertugas dalam aktivitas yang berbeda pula. Tetapi
mereka memiliki kepentingan bersama yang menuntut adanya koordinasi bakat mereka
untuk kepentingan perusahaan. Sasaran auditor internal adalah untuk menelaah efisiensi
dan efektivitas operasi, kepatuhan, serta kecukupan dan efektivitas kontrol internal di
perusahaan secara keseluruhan. Sedangkan sasaran auditor eksternal adalah untuk
menyatakan suatu opini tentang kewajaran dalam penyusunan dan penyajian laporan
keuangan. Auditor internal memperhatikan seluruh aspek aktivitas perusahaan atau
organisasi, baik keuangan maupun non-keuangan. Sedangkan auditor eksternal
memperhatikan aspek keuangan perusahaan atau organisasi. Tanggung jawab dan
pelaksanaan audit oleh auditor internal dan eksternal sangat berbeda dalam satu hal.
Auditor internal bertanggung jawab kepada manajemen dan dewan direksi, sementara
auditor eksternal bertanggung jawab kepada pengguna laporan keuangan yang
mengandalkan kredibilitas laporan keuangan pada auditor

12
Menurut Dobroteanu, L dan Dobroteanu, C.L (2002) dalam Daryanto (2013)
koordinasi antara aktivitas audit internal dengan audit eksternal perlu dilakukan. Audit
eksternal memandang memiliki kemungkinan untuk meningkatkan efisiensi dalam
mengaudit laporan keuangan. Sedangkan audit internal merasa terjamin dalam
mengaudit laporan keuangan ditambah informasi yang penting dalam penilaian kontrol
risiko. Auditor eksternal bergantung pada auditor internal saat menggunakan model
risiko audit untuk menilai risiko pengendalian. Jika auditor internal bekerja secara
efektif, maka auditor eksternal dapat mengurangi risiko pengendalian secara
signifikan dan mengurangi pengujian substantif. Akibatnya tagihan atas pembiayaan
audit eksternal akan berkurang secara substansial bila klien menjalankan fungsi audit
internalnya dengan baik. Apabila dari hasil evaluasi auditor eksternal dapat
menggunakan pekerjaan auditor internal, selanjutnya mereka diharuskan menentukan
bagian mana pekerjaan auditor internal yang bisa digunakan. 1ntuk itu, auditor
eksternal juga harus mempertimbangkan strategi dan rencana audit, utamanya dalam
mempertimbangkan penggunaan judgement, menilai risiko salah saji, merancang
prosedur, serta bukti yang perlu dikumpulkan, agar secara agregat pekerjaan auditor
internal dan auditor eksternal dapat mendukung opini audit.

Auditor eksternal juga akan menilai apakah pekerjaan audit internal telah
direncanakan, dilakukan, diawasi, review, dan didokumentasikan dengan baik.
Penilaian juga akan dilakukan untuk memastikan bahwa bukti yang memadai telah
diperoleh untuk menjadi dasar bagi auditor internal menarik kesimpulan yang wajar,
serta kesimpulan- kesimpulan yang dibuat auditor internal sesuai dengan situasi dan
kondisi yang ada. Hubungan auditor internal dan auditor eksternal tercermin dalam
Standar Perikatan Audit (SPA) 610 tentang Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal.
SPA 610 ini mengatur tanggung jawab auditor eksternal dalam hubungannya dengan
pekerjaan auditor internal ketika auditor eksternal telah menentukan, berdasarkan SPA
315, bahwa fungsi audit internal kemungkinan relevan dengan audit. Fungsi audit
internal entitas kemungkinan relevan dengan audit jika sifat tanggung jawab dan
aktivitas fungsi audit internal terkait dengan pelaporan keuangan entitas, dan auditor
berharap untuk menggunakan pekerjaan auditor internal untuk memodifikasi sifat atau
waktu, atau mengurangi luas, prosedur audit yang akan dilaksanakan. Pelaksanaan
prosedur berdasarkan SPA ini dapat menyebabkan auditor eksternal untuk
mengevaluasi kembali penilaian risiko kesalahan penyajian material auditor eksternal.

13
Sebagai akibatnya, hal ini dapat mempengaruhi penentuan auditor eksternal atas
relevansi fungsi audit internal terhadap audit. Sama halnya, auditor eksternal dapat
memutuskan untuk tidak menggunakan pekerjaan auditor internal untuk
mempengaruhi sifat, waktu, atau luas prosedur auditor eksternal.
1. Perbedaan Internal Auditor Dengan Eksternal/Independen Auditor

Auditor Internal Auditor Eksternal

Dilakukan oleh auditor internal yang Dilakukan oleh auditor eksternal


merupakan orang dalam (akuntan publik) yang merupakan
perusahaan (pegawai perusahaan). orang luar perusahaan.

Pihak luar perusahaan menganggap Auditor ekternal adalah pihak yang


auditor internal tidak independen independen.
(inappearance).

Tujuan pemeriksaan adalah untuk


Tujuan pemeriksaan adalah untuk
memberikan pendapat (opini)
membantu manajemen dalam
mengenai kewajaran laporan
melaksanakan tanggung jawabnya
keuangan yang telah disusun oleh
dengan memberikan analisa, penilaian,
manajemen perusahaan (klien).
saran dan komentar mengenai kegiatan
yang diperiksanya.

14
Laporan auditor internal tidak berisi Laporan auditor eksternal berisi
opini mengenai kewajaran laporan mengenai kewajaran laporan
keuangan, tetapi berupa temuan audit keuangan, selain itu juga berupa
mengenai bentuk penyimpangan, management letter yang berisi
kecurangan, kelemahan struktur pemberitahuan kepada pihak
pengendalian intern, beserta saran-saran manajemen klien mengenai
perbaikan (rekomendasi). kelemahan-kelemahan dalam sistem
pengendalian intern beserta saran
perbaikannya

Pemeriksaan berpedoman pada


Pemeriksaan berpedoman pada Internal
Standar Profesional Akuntan Publik
Auditing Standars yang ditentukan oleh
(SPAP) yang ditetapkan Ikatan
Institute of Internal Auditors, atau pada
Akuntan Indonesia (IAI).
Norma Pemeriksaan Internal yang
ditentukan BPKP untuk
pengawasan internal dalam lingkungan
BUMN/BUMD.

Pemeriksaan internal dilakukan lebih Pemeriksaan eksternal dilakukan


rinci dan memakan waktu sepanjang secara acak (sampling), mengingat
tahun, karena auditor internal terbatasnya waktu dan audit fee.
mempunyai waktu yang lebih banyak
di perusahaannya

Penanggung jawab pemeriksaan Pemeriksaan ekternal dipimpin


intern tidak harus seorang oleh seorang akuntan publik yang
registered accountant. terdaftar dan mempunyai nomor
register.

15
Sebelum menyerahkan laporannya,
Tidak memerlukan client
auditor eksternal terlebih dahulu
representation letter.
harus meminta client representation
letter

Auditor ekternal hanya tertarik pada


Auditor internal tertarik pada
kesalahan-kesalahan yang material,
kesalahan-kesalahan yang material
yang dapat mempengaruhi
maupun yang tidak material.
kewajaran laporan keuangan.

2. 2. Persamaan Internal Auditor Dengan Eksternal/Independen Auditor

a. Harus kompeten sebagai auditor dan tetap objektif dalam menjalankan


pekerjaan dan melaporkan hasilnya
b. Menjalankan metodologi yang sama dalam menjalankan audit, termasuk
merencanakan dan menjalankan pengujian pengendalian dan pengujian
substantif
c. Mempertimbangkan risiko dan materialitas dalam memutuskan perluasan
pengujian dan mengevaluasi hasilnya. Keputusan mereka atas materialitas dan
risiko mungkin berbeda karena pengguna eksternal dapat memiliki perbedaan
kebutuhan dengan manajemen atau dewan direksi
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, antara dua fungsi maka dapat
diidentifikasi beberapa hubungan komplementer, yang diidentifikasi juga oleh
Renard J. (2002), tentang penerima manfaat, khususnya praktisi, dan penerapan dari
hubungan komplementer secara praktis bisa menjamin tempat yang diperlukan untuk
tumbuh berkembang seluruh perusahaan.

a. Audit internal merupakan pelengkap dari audit eksternal, karena pada


organisasi di mana fungsi audit internal diimplementasikan, audit eksternal
lebih bertekad untuk menghargai dalam cara yang berbeda tentang keteraturan,
ketulusan dan pandangan yang adil dari hasil dan laporan keuangan.

b. Audit eksternal merupakan komplemen dari audit internal, mulai dari gagasan
bahwa

16
di mana spesialis eksternal membuat pekerjaannya, bisa dipastikan bahwa ada
kontrol yang lebih baik. Juga, internal auditor bisa memiliki manfaat yang
signifikan sebagai akibat dari kegiatan audit eksternal, dalam rangka untuk
mengekspresikan pendapat atau berdebat tentang rekomendasi-nya.

Situasi yang ideal adalah ketika internal dan eksternal auditor bertemu secara
berkala untuk membahas kepentingan umum, keuntungan dari keahlian mereka
saling melengkapi, bidang keahlian, dan perspektif, pemahaman gain lingkup
masing-masing kerja dan metode; mendiskusikan cakupan audit dan penjadwalan
untuk meminimalkan kelebihannya,, menyediakan akses ke laporan, program dan
kertas kerja, dan bersama-sama menilai area resiko. Dalam memenuhi pengawasan
tanggung jawab untuk jaminan, dewan memerlukan koordinasi audit internal dan
eksternal bekerjasama untuk meningkatkan ekonomi, efisiensi, dan efektivitas
proses audit secara keseluruhan. Koordinasi antara auditor internal dan eksternal
merupakan hal penting karena berpotensi untuk meningkatkan nilai ekonomi,
efisiensi dan efektivitas dari keseluruhan aktivitas audit. Dalam banyak hal audit
internal dan eksternal saling berbenturan. Jika kedua audit tidak terkoordinasi,
maka akan terjadi tumpang tindih dan duplikasi yang tidak perlu sehingga akan
mempertinggi biaya audit dan membuat rumit pertanggungjawaban audit. Tujuan
utamanya bukan semata-mata ekonomi, melainkan untuk mencapai efisiensi dan
efektivitas maksimum dari keseluruhan upaya audit, efisiensi ditingkatkan apabila
hasil audit tiap kelompok tersedia untuk kelompok lainnya, tepat waktu dan sesuai
dengan yang dibutuhkan. Auditor internal juga dapat mempengaruhi lingkup
pekerjaan audit eksternal dengan cara menurunkan batas dan kebutuhan untuk
melaksanakan pengujian yang rinci.

17
BAB III
KESIMPULAN

Internal auditor adalah seorang profesional yang dipekerjakan oleh perusahaan


untuk memberikan evaluasi yang independen dan objektif atas kegiatan bisnis
keuangan serta operasional, termasuk tata kelola perusahaan. Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) menyatakan secara lebih terperinci mengenai tanggung jawab
auditor internal dalam Standar Profesional Akuntan Publik, auditor internal
bertanggung jawab untuk menyediakan jasa analisis dan evaluasi, memberikan
keyakinan, rekomendasi dan informasi kepada manajemen entitas dan dewan
komisaris atau pihak lain yang setara wewenang dan tanggung jawabnya tersebut.
Tim yang melaksanakan fungsi auditing di dalam perusahaan disebut internal
auditor, internal auditor mempunyai status sebagai pegawai perusahaan, dimana
keberhasilan tugas internal auditor ditentukan dari kecakapannya dalam
memanfaatkan setiap informasi yang ada, yang berhubungan dengan kegiatannya.
Auditor internal dan auditor eksternal memiliki sasaran, tanggung jawab, dan
kualifikasi yang berbeda, serta bertugas dalam aktivitas yang berbeda pula. Tetapi
mereka memiliki kepentingan bersama yang menuntut adanya koordinasi bakat
mereka untuk kepentingan perusahaan. Situasi yang ideal adalah ketika internal dan
eksternal auditor bertemu secara berkala untuk membahas kepentingan umum,
keuntungan dari keahlian mereka saling melengkapi, bidang keahlian, dan
perspektif, pemahaman gain lingkup masing-masing kerja dan metode;
mendiskusikan cakupan audit dan penjadwalan untuk meminimalkan kelebihan,

18
menyediakan akses ke laporan, program dan kertas kerja, dan bersama-sama menilai
area risiko.

DAFTAR PUSTAKA

Institut Akuntan Publik Indonesia. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik :


Salemba Empat BPKP. (2014). AUDIT INTERN. Bogor: Pusdiklatwas BPKP.

19

Anda mungkin juga menyukai