Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH INTERNAL AUDIT

Dosen Pengampu:
Bapak Syahilul Amri

Disusun Oleh:
1. Afifah Nidaul Hukama (023001700044)
2. Delyana Utami Koesningrum (023001700048)
3. Nabila Shesha Banowati (023001700050)
4. Tricia Rose Diana (023001700052)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, taufik
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan lancar. Tidak lupa juga
kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Syahilul Amri selaku dosen Internal Audit yang
telah membimbing kami untuk menyelesaikan tugas ini, dan semua pihak yang tanpa
keterlibatannya makalah ini tidak dapat terselesaikan.
Dengan membaca makalah ini, harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan, pengalaman, dan dapat berguna untuk kemajuan semua pihak yang membacanya.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh
dari kata sempurna. Penulis meminta maaf apabila terdapat banyak kesalahan baik dalam
metode penulisan maupun pengejaan yang dikarenakan sedikitnya sumber dan waktu dalam
penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan saran yang dapat
membangun motivasi kami agar dapat menjadi lebih baik dan lebih maju untuk masa yang akan
datang.

Jakarta, Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..……. i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...… ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………... 1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………..… 1

1.3 Tujuan Pembahasan Masalah…………………………………………………………. 2

BAB II INTERNAL AUDIT

2.1 Evolusi Internal Audit…………………….………………………………………...… 3

2.1.1 Audit Internal di Abad-Abad Permulaan…...………………………...……….. 3

2.1.2 Audit Internal di Abad-Abad Pertengahan…..………………………….…….. 3

2.1.3 Audit Internal di Masa Revolusi Industri……………………………………... 4

2.1.4 Audit Internal di Tahun Belakangan Ini………..……………………………... 4

2.1.5 Audit di Amerika Serikat……………………………………………………… 4

2.1.6 Pencapaian Identitas Diri Audit Internal.…………………………………...… 4

2.2 Peranan Internal Audit dan External Audit………………………………………….… 5

2.2.1 Internal Audit……………………………………………………………..…… 5

2.2.2 External Auditor……………………………………………………………..... 6

2.3 Definisi Internal Audit, Profesi Internal Audit, Standar Professionak Internal Audit dan
Konsep Value for Money……………………………………………………………… 8

2.3.1 Definisi Internal Audit…..………………………………………………...… 8

2.3.2 Profesi Internal Audit…..………………………………………………….... 8

2.3.3 Standar Professional Internal Audit………………………………………..... 9

2.3.4 Konsep Value for Money………………………………………………...… 13

2.4 Etika Profesi Internal Audit…………………...…………………………………...… 14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………...… 17

ii
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Audit internal merupakan jaminan, independen objektif dan aktivitas konsultasi yang
dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi. Dalam hal ini
membantu organisasi untuk mencapai tujuannya dengan membawa pendekatan yang sistematis
dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses manajemen risiko,
pengendalian, dan tata kelola. Dengan komitmen terhadap integritas dan akuntabilitas, audit
internal yang memberikan nilai untuk mengatur badan dan manajemen senior sebagai sumber
tujuan dan saran independen.
Audit internal sering melibatkan pengukuran sesuai dengan kebijakan entitas dan
prosedur. Namun, auditor internal tidak bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan
perusahaan, mereka menyarankan manajemen dan Dewan Direksi (atau serupa badan
pengawas) tentang bagaimana untuk melaksanakan tanggungjawab mereka.
Dilihat dari pihak yang melakukan pemeriksaan, terdapat dua kelompok auditor yaitu
auditor internal dan auditor eksternal. Kedudukan dan tanggung jawab di antara kedua
kelompok auditor tersebut sangat berbeda satu sama lain. Seorang auditor internal bekerja pada
perusahaan, lembaga pemerintahan, atau perusahaan nirlaba, sedangkan auditor eksternal
bekerja pada suatu Kantor Akuntan Publik (KAP). Meskipun pihak yang melakukan internal
audit merupakan bagian dari organisasi yang diaudit itu sendiri, tetapi pelaksanaan internal
audit harus tetap obyektif dan independen dari aktivitas yang diaudit. Auditor internal
umumnya melapor kepada manajer senior atau dewan direksi, sedangkan auditor eksternal
hanya memiliki struktur pelaporan yang terbatas kepada kantor akuntan tempat auditor tersebut
bekerja dan pihak ketiga (kreditor dan investor).
Seseorang auditor dikatakan profesional jika memenuhi tiga kriteria, yaitu mempunyai
keahlian untuk melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya, melaksanakan suatu tugas atau
profesi dengan menetapkan standar baku di bidang profesi yang bersangkutan dan menjalankan
tugas profesinya dengan mematuhi Etika Profesional yang telah ditetapkan.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana evolusi internal audit?
2. Bagaimana peranan internal audit dan external audit?

1
3. Apa definisi internal audit, profesi internal audit, standar professional internal audit,
dan konsep value for money?
4. Bagaimana etika profesi internal audit?

1.3 Tujuan Pembahasan Masalah


Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut.
1. Memahami evolusi internal audit.
2. Memahami peranan intenal audit dan external audit.
3. Memahami definisi internal audit, profesi internal audit, standar professional
internal audit, dan konsep value for money.
4. Memahami etika profesi internal audit.

2
BAB II

INTERNAL AUDIT

2.1 Evolusi Internal Audit


Audit internal telah berkembang dari sekedar profesi audit yang hanya memfokuskan
diri pada masalah-masalah teknis akuntansi menjadi profesi yang memiliki orientasi
memberikan jasa bernilai tambah bagi manajemen. Pada awalnya audit internal ini hanya
berperan sebagai “adik” dari profesi auditor eksternal, dengan pusat perhatian pada penilaian
atas keakuratan angka-angka keuangan.
Audit internal modern menyediakan jasa-jasa yang mencakup pemeriksaan dan
penilaian atas kontrol kinerja, resiko, dan tata kelola perusahaan, untuk aspek keuangan sendiri
hanyalah salah satu aspek saja dalam lingkup pekerjaan audit internal, sehingga dulunya audit
internal ini dianggap sebagai “lawan” dari pihak manajemen. Karena adanya pergeseran
pandangan atas fungsi audit internal tersebut, maka audit internal yang memiliki cakupan aspek
kerja yang luas disebut sebagai audit internal modern.

2.1.1 Audit Internal di Abad-Abad Permulaan


Dimasa ini, diketahui bahwa audit internal telah ada sejak 3500 SM, ditemukan catatan
sejarah yang menunjukkan adanya tanda-tanda kecil yang dibuat disamping angka-angka
transaksi keuangan (√) ini merupakan potret dari sistem verifikasi yang telah dijalankan.
Selanjutnya, bahwa masyarakat mesir, cina, persia, telah menerapkan sistem yang sama,
diantaranya mensyaratkan saksi dalam transaksi penyerahan pada ke lumbung desa dan
mensyaratkan adanya dokumen yang sah atas transaksi tersebut.
Pada kerajaan romawi kuno menerapkan”sistem dengar laporan”, dimana seorang
membandingkan catatannya dengan catatan karyawan lain, kemudian diverifikasi ulang secara
lisan yang dirancang untuk menghalangi para karyawan yang bertanggungjawab atas
penggunaan dana dan terhadap tindak kecurangan. Dan dari sinilah timbul istilah “audit” yang
berasal dari bahasa latin “auditus” (mendengarkan).

2.1.2 Audit Internal di Abad-Abad Pertengahan


Dimulai pada saat perdagangan italia yang melakukan ekspansif pada abad-13 yang
membutuhkan sistem pencatatan yang lebih rumit sehingga lahirlah sistem pembukuan
berpasangan (double entry) yakni transaksi dicatat baik pada sisi debit dan kredit, dimana
dengan sistem ini membantu para pengusaha dalam mengontrol transaksi dengan para

3
pelanggan dan pemasok serta dalam mengawasi pekerjaan karyawannya.

2.1.3 Audit Internal di Masa Revolusi Industri


Dimulai pada saat perusahaan-perusahaan memperkerjakan akuntan untuk memeriksa
catatan keuangannya, lebih dari sekedar “mendengarkan” verifikasi audit kemudian
membandingkan angka-angka yang tertera pada jurnal dengan bahan bukti dokumennya.

2.1.4 Audit Internal di Tahun Belakangan Ini


Pada abad 19, orang Inggris menginvestasikan dana yang cukup besar di negara
Amerika Serikat. Mereka menginginkan verifikasi independen atas investasinya. Para Auditor
Inggris membawa metode dan prosedur audit yang kemudian diadaptasi untuk kepentingan
mereka sendiri. Munculnya Undang-Undang Perusahaan Inggris menyebabkan pentingnya
pertanggungjawaban kepada investor.

2.1.5 Audit di Amerika Serikat


Setelah Perang Dunia II, perekonomian di AS mengalami peningkatan. Umumnya audit
lebih ditujukan kepada para Bankir yang mencurigai pelaporan di Neraca yang terlihat terlalu
optimis, sehingga memerlukan verifikasi yang independen dan dapat dipercaya.
Perkembangan audit internal, disebabkan meningkatnya kompleksitas operasi
perusahaan dan pemerintahan. Pertumbuhan perusahaan menjadikan fungsi audit internal
semakin penting karena kemampuan manajer yang terbatas dalam mengawasi masalah
operasional perusahaan.

2.1.6 Pencapaian Indetitas Diri Audit Internal


Selama beberapa tahun Auditor Eksternal terus memberikan pengaruh terhadap
perkembangan Audit Internal. Audit Internal Modern mulai muncul pada tahun 1941 ketika
Institute of Internal Auditors (IIA) terbentuk. Ruang lingkup audit diperluas, yaitu menilai
semua aspek yang berkaitan dengan operasional perusahaan. Sejak saat itu profesi Auditor
Internal setara denganAuditor eksternal. Harapan para pendiri IIA, yang memimpikan audit
internal sebagai profesi yang menyediakan penelaahan.

4
2.2 Peranan Internal Audit dan External Audit

2.2.1 Internal Audit


Internal audit (pemeriksaan intern) adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian
internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan,
maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan
terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku.
Tujuan Internal Auditor untuk membantu manajemen dalam melaksanakan tanggung
jawabnya dengan memberikan analisa, penilaian, saran dan komentar mengenai kegiatan yang
diperiksanya.
Peran internal audit adalah untuk membantu tercapainya tujuan perusahaan, menambah
nilai untuk kemajuan perusahaan dan mencari , mencegah atau mengawasi atas fraud yang
terjadi pada perusahaan. Internal audit sendiri walaupun berada di dalam struktur organisasi
perusahaan harus bersikap independen dalam menjalankan tugasnya.
Namun di setiap perusahaan peran dan tanggung jawab internal audit berbeda-beda,
perusahaan yang mempunyai kompleksitas yang tinggi atas transaksinya atau core bisnis dari
perusahaan tersebut dapat menentukan tingkat peran dan tanggung jawab internal audit pada
suatu perusahaan. Internal audit pada waktu lampau diperankan sebagai watchdog, namun pada
saat ini internal audit diperankan sebagai internal consultant dalam manajemen.

Tugas dan tanggung jawab internal audit adalah sebagai berikut :


a. Menyusun serta melaksanakan rencana internal audit.
b. Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian intern sesuai dengan kebijakan
perusahaan.
c. Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efesiensi dan efektivitas di bidang keuangan,
akuntansi, operasional, informasi dan kegiatan lainnya.
d. Melakukan pemeriksaan kepatuhan terhadap ketentuan peraturan dan perundang-undangan
terkait.
e. Mengidentifikasi alternatif perbaikan dan peningkatan efesiensi dan efektivitas
penggunaan sumber daya dan dana.
f. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang diperiksa
pada semua tingkatan manajemen.
g. Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Direksi dan
Komisaris.

5
h. Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah
direkomendasikan.
i. Mendukung pelaksanaan tugas komite audit.
j. Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang dilakukan.

Pendeteksian fraud oleh internal auditor merupakan salah satu peran dari
kegiatan internal auditing yang dijalankan dalam organisasi. Standart No. 1212.A2
menyatakan sebagai berikut : “The International Auditor should have sufficient knowledge ti
identify the indicators of fraud but is not expected to have the expertise of a person whose
primary responsibility is detecting and investigating fraud”.
Merujuk pada standart profesi di atas, auditor internal diharuskan memiliki
pengetahuan yang cukup untuk mendeteksi adanya indikasi fraud dalam organisasi.
Pengetahuan yang harus dimiliki auditor internal termasuk pula pengetahuan mengenai
karakteristik fraud, teknik-teknik yang digunakan dalam melakukan fraud dan jenis-jenis fraud
yang mungkin terjadi pada berbagai proses bisnis.
Auditor internal bertanggung jawab dalam mendeteksi fraud yang mungkin telah
terjadi sedini mungkin, sebelum membawa dampak yang lebih buruk pada organisasi.
Pendeteksian tersebut dapat dilakukan pada saat menjalankan kegiatan internal auditing. Pada
saat melakukan audit, auditor internal dapat memfokuskan diri pada area-area yang memiliki
risiko tinggi terjadinya fraud seperti transaksi kas, rekonsiliasi bank, proses pengadaan,
penjualan dan lain-lain.

2.2.2 External Auditor


Pada business dictionary audit external diartikan sebagai audit yang dilakukan oleh
badan (independent) eksternal yang memenuhi syarat-syarat. Yang bertujuan untuk
menentukan apakah catatan akutansi itu akurat dan lengkap, apakah disusun sesuai dengan
ketentuan PSAK, dan apakah laporan yang disiapkan dari data menyajikan posisi keuangan
dan hasil usaha keuangan secara wajar.
Eksternal Audit adalah pemeriksaan berkala terhadap pembukuan dan catatan dari suatu
entitas yang dilakukan oleh pihak ketiga secara independen (auditor), untuk memastikan bahwa
catatan-catatan telah diperiksa dengan baik, akurat dan sesuai dengan konsep yang mapan,
prinsip, standar akuntansi, persyaratan hukum dan memberikan pandangan yang benar dan
wajar keadaan keuangan badan.

6
Eksternal Audit adalah review dari laporan keuangan atau laporan dari suatu entitas,
biasanya pemerintah atau bisnis, oleh seseorang tidak berafiliasi dengan perusahaan atau
lembaga. Eksternal Audit memainkan peran utama dalam pengawasan keuangan perusahaan
dan pemerintah karena mereka dilakukan oleh individu di luar dan karena itu memberikan
pendapat tidak memihak. Eksternal Audit biasanya dilakukan secara berkala oleh bisnis, dan
biasanya diperlukan tahunan oleh hukum bagi pemerintah.
Dalam melaksanakan tanggung jawab profesionalnya seorang auditor eksternal dibatasi
oleh standart-standart auditing yang berlaku. Tanggung jawab auditor sehubungan dengan
fraud dijelaskan secara umum dalam SA seksi 110-tanggung jawab dan fungsi auditor
independen paragraph 02 : “Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan
melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan
bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan”.
Tanggung jawab auditor dalam mendeteksi fraud tersebut dijabarkan lebih lanjut dalam
SA seksi 316-pertimbangan atas kecurangan dalam laporan audit keuangan.berdasarkan seksi
tersebut, auditor harus secara khusus menaksir risiko salah saji material dalam laporan
keuangan sebagai akibat kecurangan dan harus memperhatikan taksiran risiko ini dalam
mendesain prosedur audit yang dilaksanakan prosedur audit mungkin berubah apabila terjadi
fraud.
Selanjutnya dalam SA seksi 317-unsur tindakan pelanggaran hukum oleh klien,
dijelaskan bahwa apabila terjadi unsur tindakan pelanggaran hukum (termasuk fraud) maka
auditor akan mengumpulkan informasi tentang sifat pelanggaran, kondisi terjadinya
pelanggaran dan dampak potensialnya terhadap laporan keuangan. Apabila dibutuhkan auditor
dapat berkonsultasi dengan penasehat hukum dan melakukan prosedur audit tambahan untuk
memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang sifat pelanggaran yang terjadi.
Pada sektor publik yang menjadi auditor eksternal adalah Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) berdasarkan Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara. Dalam UU ini diatur bahwa BPK melaksanakan
pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Pemeriksaan tersebut
terdiri dari pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan
tertentu.

7
2.3 Definisi Internal Audit, Profesi Internal Audit, Standar Professional Internal
Audit dan Konsep Value for Money

2.3.1 Definisi Internal Audit


Audit internal adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit
perusahaan terhadap laporan keuangan dan catatan keuangan perusahaan mengenai ketelitian
(accuracy), dapat dipercaya (reliability), efesiensi dan intenal control pada perusahaan.
The international standarts for the Professional practice of internal auditing
(SPPIA) memberikan definisi internal audit adalah suatu kegiatan assurance dan konsultasi
yang independen dan objektif yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan
operasi suatu organisasi. Kegiatan-kegiatan tersebut membantu organisasi yang bersangkutan
mencapai tujuan-tujuannya dengan mengevaluasi dan memperaiki efektivitas proses
manajemen risiko, pengendalian dan tata kelola melalui pendekatan yang teratur dan
sistematik.

2.3.2 Profesi Internal Audit


Internal audit adalah suatu fungsi penelitian yang bebas dibentuk dalam suatu
organisasi untuk memeriksa dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaan sebagai jasa
bagi organisasi tersebut.
Tim yang melaksanakan fungsi auditing di dalam perusahaan disebut internal auditor,
internal auditor mempunyai status sebagai pegawai melakukan audit mempunyai status sebagai
pegawai perusahaan, keberhasilan tugas internal auditor ditentukan dari kecakapannya dalam
memanfaatkan setiap informasi yang ada, yang berhubungan dengan kegiatannya.

Guna mencapai tujuan internal audit, berikut ini yang harus dilakukan oleh auditor internal:
a. Memastikan kebijakan, rencana serta prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya oleh
manajmen untuk ditaati.
b. Menilai kebaikan, mengembangkan pengedalian secara efektif dengan biaya yang wajar,
juga mengetahui bagus tidaknya sistem pengendalian yang ada. baik pengendlian internal,
pengendalian manajemen maupun pengendalian oprasional yang lain.
c. Memastikan harta perusahaan dipertanggung-jawabkan serta dilindungi dari terjadinya
misal kehilangan, kecurangan, disalahgunakan, pencurian dan lain sebagainya.
d. Memberi saran perbaikan operasional untuk lebih efektif dan efisien lagi.

8
e. Menilai mutu kualitas pekerjaan.oleh bagian bagian perusahaan yang telah dibebankan oleh
manajemen.
f. Memberi kepastian bahwa data data yang diolah dalam perusahaan bisa dipercaya.

Ruang lingkup internal auditing dapat dibagi atas dua bagian, yaitu:
a. Pemeriksaan keuangan (Financial Audit)
Pemeriksaan keuangan adalah pemeriksaan yang ditujukan untuk membuktikan
keakuratan data keuangan dan operasi, keefektifan pengawasan intern yang meliputi
verifikasi atas keberadaan harta benda perusahaan dan menyakinkan bahwa
pengamanannya cukup memadai dan pencatatannya dilakukan dengan tepat. Untuk lebih
jelasnya lagi diberikan batasan financial audit sebagai berikut:
Financial audit atau pemeriksaan keuangan adalah verifikasi eksistensi kekayaan dan
menyakinkan bahwa pengamanannya cukup dan apakah sistem akuntansi dan sistem
pelaporan dapat dipercaya termasuk pembahasan internal control.
Dari pengertian di atas maka internal auditor harus mengadakan konfirmasi hutang dan
piutang, mentest efektif atau tidaknya sistem akuntansi yang ada dan prosedur yang
berhubungan dnegan sistem internal control.
b. Pemeriksaan operasi/manajemen (Operasional Audit)
Pemeriksaan operasional dilaksanakan pada berbagai tingaktan manajemen (level of
management), objek yang dinilai adalah aktivitas operasi, kebijaksanaan dan daya guna
usaha. Federal Financial Institute in Canada, memberikan definisi Operasional Audit
sebagai berikut:
Operational audit adalah suatu aktivitas penilaian independen sistematis dalam suatu
organisasi untuk menilai operasi-operasi seluruh departemen sebagai pemberi jasa pada
manajemen. Tujuan keseluruhan audit operasi adalah membantu semua tingkat
manajemen agar dapat melaksanakan tanggung jawab mereka dengan efektif dengan
menyajikan pada mereka analisa-analisa penelitian, rekomendasi-rekomendasi yang
objektif dan komentar-komentar yang tepat mengenai efektifitas ditinjau.

2.3.3 Standar Profesional Internal Audit


Sebagai suatu profesi, ciri utama auditor internal adalah kesedian menerima
tanggungjawab terhadap kepentingan masyarakat dan pihak-pihak yang dilayani. Agar dapat
mengemban tanggungjawab ini secara efektif, auditor internal perlu memelihara standar
perilaku dan memiliki standar praktik pelaksanaan pekerjaan yang handal. Sehubungan dengan

9
hal tersebut, Konsorsium Organisasi Profesi Auditor Internal menerbitkan Standar Profesi
Auditor Internal (SPAI). Standar Profesi Audit Internal ini merupakan awal dari serangkaian
Pedoman Praktik Audit Internal (PPAI), yang diharapkan menjadi sumber rujukan bagi internal
auditor yang ingin menjalankan fungsinya secara profesional.

Standar Profesi Audit Internal (SPAI) terdiri atas tiga standar, yaitu:
a. Standar Atribut
Standar Atribut merupakan karakteristik organisasi, individu, dan pihak- pihak yang
melakukan kegiatan audit internal.
1) Tujuan, Kewenangan, dan Tanggungjawab
Tujuan, kewenangan, dan tanggungjawab adalah fungsi audit internal harus dinyatakan
secara formal dalam Charter Audit Internal, konsisten dengan Standar Profesi Audit
Internal (SPAI), dan mendapat persetujuan dari Pimpinan dan Dewan
Pengawas Organisasi.
2) Independensi dan Objektivitas
Fungsi audit internal harus independen, dan auditor internal harus obyektif dalam
melaksanakan pekerjaannya. Independensi akan meningkat jika fungsi audit internal
memiliki akses komunikasi yang memadai terhadap Pimpinan dan Dewan
Pengawas Organisasi. Jika prinsip independensi dan obyektifitas tidak dapat dicapai
baik secara fakta maupun dalam kesan, hal ini harus diungkapkan kepada pihak yang
berwenang. Teknis dan rincian pengungkapan ini tergantung kepada alasan tidak
terpenuhinya prinsip independensi dan objektivitas tersebut.
3) Keahlian dan Kecermatan Profesional
Penugasan harus dilaksanakan dengan memperhatikan keahlian dan kecermatan
profesional. Auditor Internal harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan
kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab perorangan. Auditor
Internal harus meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensinya melalui
Pengembangan Profesional yang Berkelanjutan.
4) Program Jaminan dan Peningkatan Kualitas Fungsi Audit Internal
Penanggungjawab Fungsi Audit Internal harus mengembangkan dan memelihara
program jaminan dan peningkatan kualitas yang mencakup seluruh aspek dari fungsi
audit internal dan secara terus menerus memonitor efektivitasnya. Program ini
mencakup penilaian kualitas internal dan eksternal secara periodik serta pemantauan
internal yang berkelanjutan. Program ini harus dirancang untuk membantu fungsi audit
10
internal dalam menambah nilai dan meningkatkan operasi perusahaan serta
memberikan jaminan bahwa fungsi audit internal telah sesuai dengan Standar dan Kode
Etik Audit Internal.
b. Standar Kinerja
Menjelaskan sifat dari kegiatan audit internal dan merupakan ukuran kualitas pekerjaan
audit. Standar Kinerja memberikan praktik-praktik terbaik pelaksanaan audit mulai dari
perencanaan sampai dengan pemantauan tindak lanjut. Standar Atribut dan Standar Kinerja
berlaku untuk semua jenis penugasan audit internal.
1) Pengelolaan Fungsi Audit Internal
Fungsi audit internal harus mengelola fungsi audit internal secara efektif dan efisien
untuk memastikan bahwa kegiatan fungsi tersebut memberikan nilai tambah bagi
Organisasi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara menyusun perencanaan yang
relevan, mengkomunikasikan rencana audit, pengelolahan terhadap sumber daya,
menetapkan kebijakan dan prosedur, koordinasi, dan menyampaikan laporan kepada
pimpinan dan dewan pengawas.
2) Lingkup Penugasan
Fungsi audit internal melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi terhadap
peningkatan proses pengelolaan risiko, pengendalian, dan proses governance, dengan
menggunakan pendekatan yang sistematis, teratur dan menyeluruh.
3) Perencanaan Penugasan
Auditor internal harus mengembangkan dan mendokumentasikan rencana untuk setiap
penugasan yang mencakup ruang lingkup, sasaran, waktu, alokasi sumberdaya, dan
program kerja penugasan. Dalam merencanakan penugasan, auditor internal harus
mempertimbangkan beberapah hal, yaitu:
a) Sasaran dari kegiatan yang sedang direviu dan mekanisme yang digunakan kegiatan
tersebut dalam mengendalikan kinerjanya.
b) Risiko signifikan atas kegiatan, sasaran, sumberdaya, dan operasi yang direviu serta
pengendalian yang diperlukan untuk menekan dampak risiko ke tingkat yang dapat
diterima.
c) Kecukupan dan efektivitas pengelolaan risiko dan sistem pengendalian intern.
d) Peluang yang signifikan untuk meningkatkan pengelolaan risiko dan sistem
pengendalian intern.

11
4) Pelaksanaan Penugasan
Dalam melaksanakan audit, auditor internal harus mengidentifikasi informasi,
menganalisis, mengevaluasi, dan mendokumntasikan informasi yang memadai. Setiap
penugasan harus disupervisi dengan tepat untuk memastikan tercapainya sasaran,
terjaminnya kualitas, dan meningkatnya kemampuan staf.
5) Komunikasi Hasil Penugasan
Auditor internal harus mengkomunikasikan hasil penugasannya secara tepat waktu.
Komunikasi harus mencakup sasaran dan lingkup penugasan, simpulan, rekomendasi,
dan rencana tindakannya yang disampaikan baik tertulis maupun lisan harus akurat,
obyektif, jelas, ringkas, konstruktif, lengkap, dan tepat waktu. Dalam hal ini terdapat
ketidakpatuhan terhadap standar yang mempengaruhi penugasan tertentu, komunikasi
hasil-hasil penugasan harus mengungkapkan, antara lain: (1) Standar yang tidak
dipatuhi, (2) Alasan ketidakpatuhan, dan (3) Dampak dari ketidakpatuhan terhadap
penugasan.
6) Pemantauan Tindak-lanjut
Penanggungjawab fungsi audit internal harus menyusun dan menjaga sistem untuk
memantau tindak-lanjut hasil penugasan yang telah dikomunikasikan kepada
manajemen.
7) Resolusi Penerimaan Risiko oleh Manajemen
Apabila manajemen senior telah memutuskan untuk menanggung risiko residual yang
sebenarnya tidak dapat diterima oleh organisasi, penanggungjawab fungsi audit internal
harus mendiskusikan masalah ini dengan manajemen senior. Jika diskusi tersebut tidak
menghasilkan keputusan yang memuaskan, maka penanggungjawab fungsi audit
internal dan manajemen senior harus melaporkan hal tersebut kepada pimpinan dan
dewan pengawas organisasi untuk mendapatkan resolusi.
c. Standar Implementasi
Hanya berlaku untuk satu penugasan. Standar Implementasi yang akan diterbitkan
dimasa mendatang adalah:
1) Standar implementasi untuk kegiatan assurance (A)
2) Standar implementasi untuk kegiatan consulting (C)
3) Standar implementasi kegiatan investigasi (I)
4) Standar implementasi Control Self Assessment (CSA).

12
2.3.4 Konsep Value for Money
Value for money atau nilai untuk uang merupakan salah satu definisi dari
kualitas .Kualitas nilai uang melihat kualitas dalam hal pengembalian investasi. Jika hasil yang
sama dapat dicapai dengan biaya rendah atau hasil yang lebih baik dapat dicapai dengan biaya
yang sama, maka pelanggan memiliki kualitas produk atau jasa. Kecenderungan yang
berkembang untuk pemerintah untuk meminta pertanggungjawaban dari pendidikan tinggi
mencerminkan pendekatan nilai untuk uang (value for money). Definisi value for money yang
lain yaitu nilai untuk uang adalah nilai uang untuk menilai biaya suatu produk atau layanan
terhadap kualitas penyediaan.

Tujuan utama dari nilai uang (VFM) audit adalah untuk:


a. Majelis memberikan dengan informasi independen dan saran tentang bagaimana ekonomis,
efisien dan efektif departemen, lembaga dan badan-badan publik pemerintah pusat lainnya
telah menggunakan sumber daya mereka;
b. mendorong badan diaudit untuk meningkatkan kinerja mereka dalam mencapai nilai uang
dan pelaksanaan kebijakan, dan
c. mengidentifikasi praktik yang baik dan menyarankan cara-cara di mana pelayanan publik
dapat ditingkatkan.

Kinerja suatu organisasi dinilai baik jika organisasi yang bersangkuan mampu
melaksanakan tugas-tugas dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada standar
yang tinggi dengan biaya yang rendah. Secara teknis kinerja yang baik bagi suatu organisasi
dicapai ketika administrasi dan penyediaan jasa oleh organisasi yang bersangkutan dilakukan
pada tingkat yang ekonomis, efisien dan efektif. Audit kinerja atau value for money audit
meliputi audit ekonomi, efisiensi, dan efektivitas.
1) Audit Ekonomi dan Efisiensi
Ekonomi mempunyai arti biaya terendah,sedangkan efisiensi mengacu pada rasio terbaik
antara output dengan biaya (input).
Audit ekonomi dan efisiensi bertujuan:
a) Menentukan apakah suatu entitas telah memproleh, melindungi, dan menggunakan
sumber dayanya secara ekonomis dan efisiensi
b) Untuk mengetahui penyebab terjadinya praktik yang tidak ekonomis atau tidak efisien,
termasuk ketidakmampuan organisasi dalam mengelola system informasi, prosedur
administrasi, dan struktur organisasi.

13
Untuk dapat mengetahui apakah organisasi telah menghasilkan output yang optimal dengan
sumber daya yang dimilikinya, auditor dapat membandingkan outputyang telah dicapai
pada periode yang bersangkutan dengan:
a. Standar yang telah ditetapkan sebelumnya

b. Kinerja tahun-tahun sebelumnya


c. Unit lain pada organisasi yang sama atau pada organisasi yang berbeda

Prosedur untuk melakukan audit ekonomi dan efisiensi sama dengan jenis audityang
lainnya.

2) Audit Efektivitas
Efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan. Menurut Audit Commission (1986),
efektivitas berarti menyediakan jasa-jasa yang benar sehingga memungkinkan pihak yang
berwenang untuk mengimplementasikan kebijakan dan tujuannya.
Audit efektivitas bertujuan untuk:
a) Menentukan tingkat pencapaian hasil atau manfaat yang diinginkan ;

b) Menentukan kesesuaian hasil dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya;


c) Menentukan apakah entitas yang diaudit telah mempertimbangkan alternatif lain yang
memberikan hasil yang sama dengan biaya yang paling rendah.

Untuk mengukur efektivitas suatu kegiatan harus didasarkan pada kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya. Jika hal ini belum tersedia, auditor bekerjasama dengan Top
manajemen dan badan pembuat keputusan untuk menghasilkan kriteria tersebut dengan
berpedoman pada pelaksanaan suatu program.

2.4 Etika Profesi Internal Audit


Auditor internal diharapkan untuk menerapkan dan menegakkan prinsip-prinsip berikut:
a. Integritas
Auditor internal membentuk keyakinan dan oleh karenanya menjadi dasar kepercayaan
terhadap pertimbangan auditor internal.
b. Objektivitas
Auditor internal menunjukkan objektivitas profesional pada level tertinggi dalam
memperoleh, mengevaluasi dan mengkomunikasikan informasi tentang aktivitas atau
proses yang diuji. Auditor internal melakukan penilaian yang seimbang atas segala hal yang

14
relevan dan tidak terpengaruh secara tidak semestinya oleh kepentingan pribadi atau pihak
lain dalam memberikan pertimbangan.
c. Kerahasiaan
Auditor internal menghormati nilai dan kepemilikan informasi yang diterimanya dan tidak
mengungkap informasi tersebut tanpa kewenangan yang sah, kecuali diharuskan oleh
hukum atau profesi.
d. Kompetensi
Auditor internal menerapkan pengetahuan, kecakapan dan pengalaman yang diperlukan
dalam memberikan jasa audit internal.

Aturan perilaku auditor internal adalah sebagai berikut.


a. Integritas
1) Harus melaksanakan pekerjaannya secara jujur, hati-hati dan bertanggung jawab.
2) Harus mematuhi hukum dan membuat pengungkapan sebagaimana diharuskan oleh
hukum atau profesi.
3) Tidak boleh secara sadar terlibat dalam kegiatan ilegal, atau melakukan kegiatan yang
dapat mendiskreditkan profesi audit internal atau organisasi.
4) Harus menghormati dan mendukung tujuan organisasi yang sah dan etis.
b. Objektivitas
1) Tidak boleh berpartisipasi dalam kegiatan atau hubungan apapun yang dapat, atau patut
diduga dapat, menghalangi penilaian auditor internal yang adil. Termasuk dalam hal ini
adalah kegiatan atau hubungan apapun yang mengakibatkan timbulnya pertentangan
kepentingan dengan organisasi.
2) Tidak boleh menerima apapun yang dapat, atau patut diduga dapat, mengganggu
pertimbangan profesionalnya.
3) Harus mengungkapkan semua fakta material yang diketahuinya, yang apabila tidak
diungkapkan, dapat mendistorsi laporan atas kegiatan yang direviu.
c. Kerahasiaan
1) Harus berhati-hati dalam menggunakan dan menjaga informasi yang diperoleh selama
melaksanakan tugasnya.
2) Tidak boleh menggunakan informasi untuk memperoleh keuntungan pribadi, atau
dalam cara apapun, yang bertentangan dengan hukum atau merugikan tujuan organisasi
yang sah dan etis.

15
d. Kompetensi
1) Hanya terlibat dalam pemberian jasa yang memerlukan pengetahuan, kecakapan dan
pengalaman yang dimilikinya.
2) Harus memberikan jasa audit internal sesuai dengan Standar Internasional Praktik
Profesional Audit Internal (Standar).
3) Harus senantiasa meningkatkan keahlian, keefektifan dan kualitas jasanya secara
berkelanjutan.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Internal audit adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit
perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun
ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap
peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku. Tujuan Internal
Auditor untuk membantu manajemen dalam melaksanakan tanggung jawabnya dengan
memberikan analisa, penilaian, saran dan komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya.
Dalam menjalankan tugasnya, auditor mengacu pada standar professional auditor
internal yang terbagi menjadi tiga yaitu standar atribut, standar kineja, dan standar
implementasi. Auditor internalpun juga harus menerapkan dan menegakkan prinsip-prinsip
integritas, objektivitas, dan kerahasiaan, serta kompetensi.

17
DAFTAR PUSTAKA

Jamil Aprinato, Marina Puspita sari, 2016, Etika Dan Profesionalisme Auditor Internal, Artikel.
https://www.academia.edu/31215520/STANDAR_PROFESIONAL_AUDIT_INTERNAL.do
cx
https://guejadoel.blogspot.com/2017/01/akuntansi-sektor-publik-value-for-money.html

Anda mungkin juga menyukai