Dosen Pengampu:
Bapak Syahilul Amri
Disusun Oleh:
1. Afifah Nidaul Hukama (023001700044)
2. Delyana Utami Koesningrum (023001700048)
3. Nabila Shesha Banowati (023001700050)
4. Tricia Rose Diana (023001700052)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA 2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, taufik
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan lancar. Tidak lupa juga
kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Syahilul Amri selaku dosen Internal Audit yang
telah membimbing kami untuk menyelesaikan tugas ini, dan semua pihak yang tanpa
keterlibatannya makalah ini tidak dapat terselesaikan.
Dengan membaca makalah ini, harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan, pengalaman, dan dapat berguna untuk kemajuan semua pihak yang membacanya.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh
dari kata sempurna. Penulis meminta maaf apabila terdapat banyak kesalahan baik dalam
metode penulisan maupun pengejaan yang dikarenakan sedikitnya sumber dan waktu dalam
penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan saran yang dapat
membangun motivasi kami agar dapat menjadi lebih baik dan lebih maju untuk masa yang akan
datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..……. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...… ii
BAB I PENDAHULUAN
2.3 Definisi Internal Audit, Profesi Internal Audit, Standar Professionak Internal Audit dan
Konsep Value for Money……………………………………………………………… 8
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………...… 17
ii
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
3. Apa definisi internal audit, profesi internal audit, standar professional internal audit,
dan konsep value for money?
4. Bagaimana etika profesi internal audit?
2
BAB II
INTERNAL AUDIT
3
pelanggan dan pemasok serta dalam mengawasi pekerjaan karyawannya.
4
2.2 Peranan Internal Audit dan External Audit
5
h. Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah
direkomendasikan.
i. Mendukung pelaksanaan tugas komite audit.
j. Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang dilakukan.
Pendeteksian fraud oleh internal auditor merupakan salah satu peran dari
kegiatan internal auditing yang dijalankan dalam organisasi. Standart No. 1212.A2
menyatakan sebagai berikut : “The International Auditor should have sufficient knowledge ti
identify the indicators of fraud but is not expected to have the expertise of a person whose
primary responsibility is detecting and investigating fraud”.
Merujuk pada standart profesi di atas, auditor internal diharuskan memiliki
pengetahuan yang cukup untuk mendeteksi adanya indikasi fraud dalam organisasi.
Pengetahuan yang harus dimiliki auditor internal termasuk pula pengetahuan mengenai
karakteristik fraud, teknik-teknik yang digunakan dalam melakukan fraud dan jenis-jenis fraud
yang mungkin terjadi pada berbagai proses bisnis.
Auditor internal bertanggung jawab dalam mendeteksi fraud yang mungkin telah
terjadi sedini mungkin, sebelum membawa dampak yang lebih buruk pada organisasi.
Pendeteksian tersebut dapat dilakukan pada saat menjalankan kegiatan internal auditing. Pada
saat melakukan audit, auditor internal dapat memfokuskan diri pada area-area yang memiliki
risiko tinggi terjadinya fraud seperti transaksi kas, rekonsiliasi bank, proses pengadaan,
penjualan dan lain-lain.
6
Eksternal Audit adalah review dari laporan keuangan atau laporan dari suatu entitas,
biasanya pemerintah atau bisnis, oleh seseorang tidak berafiliasi dengan perusahaan atau
lembaga. Eksternal Audit memainkan peran utama dalam pengawasan keuangan perusahaan
dan pemerintah karena mereka dilakukan oleh individu di luar dan karena itu memberikan
pendapat tidak memihak. Eksternal Audit biasanya dilakukan secara berkala oleh bisnis, dan
biasanya diperlukan tahunan oleh hukum bagi pemerintah.
Dalam melaksanakan tanggung jawab profesionalnya seorang auditor eksternal dibatasi
oleh standart-standart auditing yang berlaku. Tanggung jawab auditor sehubungan dengan
fraud dijelaskan secara umum dalam SA seksi 110-tanggung jawab dan fungsi auditor
independen paragraph 02 : “Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan
melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan
bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan”.
Tanggung jawab auditor dalam mendeteksi fraud tersebut dijabarkan lebih lanjut dalam
SA seksi 316-pertimbangan atas kecurangan dalam laporan audit keuangan.berdasarkan seksi
tersebut, auditor harus secara khusus menaksir risiko salah saji material dalam laporan
keuangan sebagai akibat kecurangan dan harus memperhatikan taksiran risiko ini dalam
mendesain prosedur audit yang dilaksanakan prosedur audit mungkin berubah apabila terjadi
fraud.
Selanjutnya dalam SA seksi 317-unsur tindakan pelanggaran hukum oleh klien,
dijelaskan bahwa apabila terjadi unsur tindakan pelanggaran hukum (termasuk fraud) maka
auditor akan mengumpulkan informasi tentang sifat pelanggaran, kondisi terjadinya
pelanggaran dan dampak potensialnya terhadap laporan keuangan. Apabila dibutuhkan auditor
dapat berkonsultasi dengan penasehat hukum dan melakukan prosedur audit tambahan untuk
memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang sifat pelanggaran yang terjadi.
Pada sektor publik yang menjadi auditor eksternal adalah Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) berdasarkan Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara. Dalam UU ini diatur bahwa BPK melaksanakan
pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Pemeriksaan tersebut
terdiri dari pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan
tertentu.
7
2.3 Definisi Internal Audit, Profesi Internal Audit, Standar Professional Internal
Audit dan Konsep Value for Money
Guna mencapai tujuan internal audit, berikut ini yang harus dilakukan oleh auditor internal:
a. Memastikan kebijakan, rencana serta prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya oleh
manajmen untuk ditaati.
b. Menilai kebaikan, mengembangkan pengedalian secara efektif dengan biaya yang wajar,
juga mengetahui bagus tidaknya sistem pengendalian yang ada. baik pengendlian internal,
pengendalian manajemen maupun pengendalian oprasional yang lain.
c. Memastikan harta perusahaan dipertanggung-jawabkan serta dilindungi dari terjadinya
misal kehilangan, kecurangan, disalahgunakan, pencurian dan lain sebagainya.
d. Memberi saran perbaikan operasional untuk lebih efektif dan efisien lagi.
8
e. Menilai mutu kualitas pekerjaan.oleh bagian bagian perusahaan yang telah dibebankan oleh
manajemen.
f. Memberi kepastian bahwa data data yang diolah dalam perusahaan bisa dipercaya.
Ruang lingkup internal auditing dapat dibagi atas dua bagian, yaitu:
a. Pemeriksaan keuangan (Financial Audit)
Pemeriksaan keuangan adalah pemeriksaan yang ditujukan untuk membuktikan
keakuratan data keuangan dan operasi, keefektifan pengawasan intern yang meliputi
verifikasi atas keberadaan harta benda perusahaan dan menyakinkan bahwa
pengamanannya cukup memadai dan pencatatannya dilakukan dengan tepat. Untuk lebih
jelasnya lagi diberikan batasan financial audit sebagai berikut:
Financial audit atau pemeriksaan keuangan adalah verifikasi eksistensi kekayaan dan
menyakinkan bahwa pengamanannya cukup dan apakah sistem akuntansi dan sistem
pelaporan dapat dipercaya termasuk pembahasan internal control.
Dari pengertian di atas maka internal auditor harus mengadakan konfirmasi hutang dan
piutang, mentest efektif atau tidaknya sistem akuntansi yang ada dan prosedur yang
berhubungan dnegan sistem internal control.
b. Pemeriksaan operasi/manajemen (Operasional Audit)
Pemeriksaan operasional dilaksanakan pada berbagai tingaktan manajemen (level of
management), objek yang dinilai adalah aktivitas operasi, kebijaksanaan dan daya guna
usaha. Federal Financial Institute in Canada, memberikan definisi Operasional Audit
sebagai berikut:
Operational audit adalah suatu aktivitas penilaian independen sistematis dalam suatu
organisasi untuk menilai operasi-operasi seluruh departemen sebagai pemberi jasa pada
manajemen. Tujuan keseluruhan audit operasi adalah membantu semua tingkat
manajemen agar dapat melaksanakan tanggung jawab mereka dengan efektif dengan
menyajikan pada mereka analisa-analisa penelitian, rekomendasi-rekomendasi yang
objektif dan komentar-komentar yang tepat mengenai efektifitas ditinjau.
9
hal tersebut, Konsorsium Organisasi Profesi Auditor Internal menerbitkan Standar Profesi
Auditor Internal (SPAI). Standar Profesi Audit Internal ini merupakan awal dari serangkaian
Pedoman Praktik Audit Internal (PPAI), yang diharapkan menjadi sumber rujukan bagi internal
auditor yang ingin menjalankan fungsinya secara profesional.
Standar Profesi Audit Internal (SPAI) terdiri atas tiga standar, yaitu:
a. Standar Atribut
Standar Atribut merupakan karakteristik organisasi, individu, dan pihak- pihak yang
melakukan kegiatan audit internal.
1) Tujuan, Kewenangan, dan Tanggungjawab
Tujuan, kewenangan, dan tanggungjawab adalah fungsi audit internal harus dinyatakan
secara formal dalam Charter Audit Internal, konsisten dengan Standar Profesi Audit
Internal (SPAI), dan mendapat persetujuan dari Pimpinan dan Dewan
Pengawas Organisasi.
2) Independensi dan Objektivitas
Fungsi audit internal harus independen, dan auditor internal harus obyektif dalam
melaksanakan pekerjaannya. Independensi akan meningkat jika fungsi audit internal
memiliki akses komunikasi yang memadai terhadap Pimpinan dan Dewan
Pengawas Organisasi. Jika prinsip independensi dan obyektifitas tidak dapat dicapai
baik secara fakta maupun dalam kesan, hal ini harus diungkapkan kepada pihak yang
berwenang. Teknis dan rincian pengungkapan ini tergantung kepada alasan tidak
terpenuhinya prinsip independensi dan objektivitas tersebut.
3) Keahlian dan Kecermatan Profesional
Penugasan harus dilaksanakan dengan memperhatikan keahlian dan kecermatan
profesional. Auditor Internal harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan
kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab perorangan. Auditor
Internal harus meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensinya melalui
Pengembangan Profesional yang Berkelanjutan.
4) Program Jaminan dan Peningkatan Kualitas Fungsi Audit Internal
Penanggungjawab Fungsi Audit Internal harus mengembangkan dan memelihara
program jaminan dan peningkatan kualitas yang mencakup seluruh aspek dari fungsi
audit internal dan secara terus menerus memonitor efektivitasnya. Program ini
mencakup penilaian kualitas internal dan eksternal secara periodik serta pemantauan
internal yang berkelanjutan. Program ini harus dirancang untuk membantu fungsi audit
10
internal dalam menambah nilai dan meningkatkan operasi perusahaan serta
memberikan jaminan bahwa fungsi audit internal telah sesuai dengan Standar dan Kode
Etik Audit Internal.
b. Standar Kinerja
Menjelaskan sifat dari kegiatan audit internal dan merupakan ukuran kualitas pekerjaan
audit. Standar Kinerja memberikan praktik-praktik terbaik pelaksanaan audit mulai dari
perencanaan sampai dengan pemantauan tindak lanjut. Standar Atribut dan Standar Kinerja
berlaku untuk semua jenis penugasan audit internal.
1) Pengelolaan Fungsi Audit Internal
Fungsi audit internal harus mengelola fungsi audit internal secara efektif dan efisien
untuk memastikan bahwa kegiatan fungsi tersebut memberikan nilai tambah bagi
Organisasi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara menyusun perencanaan yang
relevan, mengkomunikasikan rencana audit, pengelolahan terhadap sumber daya,
menetapkan kebijakan dan prosedur, koordinasi, dan menyampaikan laporan kepada
pimpinan dan dewan pengawas.
2) Lingkup Penugasan
Fungsi audit internal melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi terhadap
peningkatan proses pengelolaan risiko, pengendalian, dan proses governance, dengan
menggunakan pendekatan yang sistematis, teratur dan menyeluruh.
3) Perencanaan Penugasan
Auditor internal harus mengembangkan dan mendokumentasikan rencana untuk setiap
penugasan yang mencakup ruang lingkup, sasaran, waktu, alokasi sumberdaya, dan
program kerja penugasan. Dalam merencanakan penugasan, auditor internal harus
mempertimbangkan beberapah hal, yaitu:
a) Sasaran dari kegiatan yang sedang direviu dan mekanisme yang digunakan kegiatan
tersebut dalam mengendalikan kinerjanya.
b) Risiko signifikan atas kegiatan, sasaran, sumberdaya, dan operasi yang direviu serta
pengendalian yang diperlukan untuk menekan dampak risiko ke tingkat yang dapat
diterima.
c) Kecukupan dan efektivitas pengelolaan risiko dan sistem pengendalian intern.
d) Peluang yang signifikan untuk meningkatkan pengelolaan risiko dan sistem
pengendalian intern.
11
4) Pelaksanaan Penugasan
Dalam melaksanakan audit, auditor internal harus mengidentifikasi informasi,
menganalisis, mengevaluasi, dan mendokumntasikan informasi yang memadai. Setiap
penugasan harus disupervisi dengan tepat untuk memastikan tercapainya sasaran,
terjaminnya kualitas, dan meningkatnya kemampuan staf.
5) Komunikasi Hasil Penugasan
Auditor internal harus mengkomunikasikan hasil penugasannya secara tepat waktu.
Komunikasi harus mencakup sasaran dan lingkup penugasan, simpulan, rekomendasi,
dan rencana tindakannya yang disampaikan baik tertulis maupun lisan harus akurat,
obyektif, jelas, ringkas, konstruktif, lengkap, dan tepat waktu. Dalam hal ini terdapat
ketidakpatuhan terhadap standar yang mempengaruhi penugasan tertentu, komunikasi
hasil-hasil penugasan harus mengungkapkan, antara lain: (1) Standar yang tidak
dipatuhi, (2) Alasan ketidakpatuhan, dan (3) Dampak dari ketidakpatuhan terhadap
penugasan.
6) Pemantauan Tindak-lanjut
Penanggungjawab fungsi audit internal harus menyusun dan menjaga sistem untuk
memantau tindak-lanjut hasil penugasan yang telah dikomunikasikan kepada
manajemen.
7) Resolusi Penerimaan Risiko oleh Manajemen
Apabila manajemen senior telah memutuskan untuk menanggung risiko residual yang
sebenarnya tidak dapat diterima oleh organisasi, penanggungjawab fungsi audit internal
harus mendiskusikan masalah ini dengan manajemen senior. Jika diskusi tersebut tidak
menghasilkan keputusan yang memuaskan, maka penanggungjawab fungsi audit
internal dan manajemen senior harus melaporkan hal tersebut kepada pimpinan dan
dewan pengawas organisasi untuk mendapatkan resolusi.
c. Standar Implementasi
Hanya berlaku untuk satu penugasan. Standar Implementasi yang akan diterbitkan
dimasa mendatang adalah:
1) Standar implementasi untuk kegiatan assurance (A)
2) Standar implementasi untuk kegiatan consulting (C)
3) Standar implementasi kegiatan investigasi (I)
4) Standar implementasi Control Self Assessment (CSA).
12
2.3.4 Konsep Value for Money
Value for money atau nilai untuk uang merupakan salah satu definisi dari
kualitas .Kualitas nilai uang melihat kualitas dalam hal pengembalian investasi. Jika hasil yang
sama dapat dicapai dengan biaya rendah atau hasil yang lebih baik dapat dicapai dengan biaya
yang sama, maka pelanggan memiliki kualitas produk atau jasa. Kecenderungan yang
berkembang untuk pemerintah untuk meminta pertanggungjawaban dari pendidikan tinggi
mencerminkan pendekatan nilai untuk uang (value for money). Definisi value for money yang
lain yaitu nilai untuk uang adalah nilai uang untuk menilai biaya suatu produk atau layanan
terhadap kualitas penyediaan.
Kinerja suatu organisasi dinilai baik jika organisasi yang bersangkuan mampu
melaksanakan tugas-tugas dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada standar
yang tinggi dengan biaya yang rendah. Secara teknis kinerja yang baik bagi suatu organisasi
dicapai ketika administrasi dan penyediaan jasa oleh organisasi yang bersangkutan dilakukan
pada tingkat yang ekonomis, efisien dan efektif. Audit kinerja atau value for money audit
meliputi audit ekonomi, efisiensi, dan efektivitas.
1) Audit Ekonomi dan Efisiensi
Ekonomi mempunyai arti biaya terendah,sedangkan efisiensi mengacu pada rasio terbaik
antara output dengan biaya (input).
Audit ekonomi dan efisiensi bertujuan:
a) Menentukan apakah suatu entitas telah memproleh, melindungi, dan menggunakan
sumber dayanya secara ekonomis dan efisiensi
b) Untuk mengetahui penyebab terjadinya praktik yang tidak ekonomis atau tidak efisien,
termasuk ketidakmampuan organisasi dalam mengelola system informasi, prosedur
administrasi, dan struktur organisasi.
13
Untuk dapat mengetahui apakah organisasi telah menghasilkan output yang optimal dengan
sumber daya yang dimilikinya, auditor dapat membandingkan outputyang telah dicapai
pada periode yang bersangkutan dengan:
a. Standar yang telah ditetapkan sebelumnya
Prosedur untuk melakukan audit ekonomi dan efisiensi sama dengan jenis audityang
lainnya.
2) Audit Efektivitas
Efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan. Menurut Audit Commission (1986),
efektivitas berarti menyediakan jasa-jasa yang benar sehingga memungkinkan pihak yang
berwenang untuk mengimplementasikan kebijakan dan tujuannya.
Audit efektivitas bertujuan untuk:
a) Menentukan tingkat pencapaian hasil atau manfaat yang diinginkan ;
Untuk mengukur efektivitas suatu kegiatan harus didasarkan pada kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya. Jika hal ini belum tersedia, auditor bekerjasama dengan Top
manajemen dan badan pembuat keputusan untuk menghasilkan kriteria tersebut dengan
berpedoman pada pelaksanaan suatu program.
14
relevan dan tidak terpengaruh secara tidak semestinya oleh kepentingan pribadi atau pihak
lain dalam memberikan pertimbangan.
c. Kerahasiaan
Auditor internal menghormati nilai dan kepemilikan informasi yang diterimanya dan tidak
mengungkap informasi tersebut tanpa kewenangan yang sah, kecuali diharuskan oleh
hukum atau profesi.
d. Kompetensi
Auditor internal menerapkan pengetahuan, kecakapan dan pengalaman yang diperlukan
dalam memberikan jasa audit internal.
15
d. Kompetensi
1) Hanya terlibat dalam pemberian jasa yang memerlukan pengetahuan, kecakapan dan
pengalaman yang dimilikinya.
2) Harus memberikan jasa audit internal sesuai dengan Standar Internasional Praktik
Profesional Audit Internal (Standar).
3) Harus senantiasa meningkatkan keahlian, keefektifan dan kualitas jasanya secara
berkelanjutan.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Internal audit adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit
perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun
ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap
peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku. Tujuan Internal
Auditor untuk membantu manajemen dalam melaksanakan tanggung jawabnya dengan
memberikan analisa, penilaian, saran dan komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya.
Dalam menjalankan tugasnya, auditor mengacu pada standar professional auditor
internal yang terbagi menjadi tiga yaitu standar atribut, standar kineja, dan standar
implementasi. Auditor internalpun juga harus menerapkan dan menegakkan prinsip-prinsip
integritas, objektivitas, dan kerahasiaan, serta kompetensi.
17
DAFTAR PUSTAKA
Jamil Aprinato, Marina Puspita sari, 2016, Etika Dan Profesionalisme Auditor Internal, Artikel.
https://www.academia.edu/31215520/STANDAR_PROFESIONAL_AUDIT_INTERNAL.do
cx
https://guejadoel.blogspot.com/2017/01/akuntansi-sektor-publik-value-for-money.html