MAKALAH
Disusun Oleh:
Fitikasari 16102087
UNIVERSITAS TRILOGI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat- Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.
Terima kasih kepada Ibu Novita, SE.Ak., M.Ak., CSRS., CA, selaku dosen
mata kuliah Audit Internal yang memberikan bimbingan serta kesempatan dalam
menyelesaikan tugas makalah ini.
Tim Penyusun
I
BAB I
PENDAHULUAN
Auditor Internal mengamati proses yang berkaitan dengan masalah atau kesalahan
data – data operasi sebagai bagian dari kajian internal audit. Namun demikian,
manajemen tidak akan sepenuhnya menyelesaikan permasalahan dan temuan kecuali
jika didukung oleh dokumen pendukung yang kuat. Auditor Internal dapat menjelaskan
ke tingkat tinggi pengendalian internal untuk ikhtisar hasil audit, tetapi jika para
manajer bertanggung jawab dalam bidang audit untuk pertanyaan temuan, mereka akan
menanggapi dengan "menunjukkan" permintaan. Audit internal memerlukan
dokumentasi yang kuat untuk mendukung temuan audit dan observasi. Selain
keefektifan laporan audit internal.
Dokumentasi yang efektif dalam bukti audit adalah sangat penting yang
merupakan salah satu persyaratan. Ada dua dimensi untuk dokumentasi ini. Pertama,
auditor internal sering terkena berbagai informasi tentang bisnis dan operasi di sebuah
situs. Dalam rangka untuk lebih memahami kekuatan dan kelemahan pengendalian,
auditor perlu mempertimbangkan informasi dalam hal proses pendukung, yang sering
tidak memadai didokumentasikan. Bab ini membahas prosedur untuk menggambarkan
dan mendokumentasikan kegiatan melalui apa yang disebut proses pemodelan.
3. Bagaimana Tipe Kertas Kerja Pengolaan Kertas Kerja dan Fungsi kertas
kerja Audit Internal ?
I
1. Mengetahuai persyaratan dokumentasi Audit Interbal
3. Mengetahui Tipe Kertas Kerja, Pengolaan Kertas Kerja dan Fungsi kertas
kerja Audit Internal
II
BAB II
LANDASAN TEORI
1
Kertas kerja adalah topik utama kedua dari bab ini. Ini adalah dokumen yang
menggambarkan pekerjaan auditor internal dan memberikan dasar dan
pemahaman untuk audit internal. Kami telah pindah dari dokumen kertas cetak
dan tulisan tangan ke era dimana pekerjaan audit diinstal pada computer/laptop,
keamanan adalah dokumentasi yang baik dan prosedur penyimpanan yang sangat
penting. Sebuah pemahaman dasar harus berdasarkan CBOK yang merupakan
persyaratan dasar auditor internal.
Gambar 2.1
Ini adalah jenis bagan yang disederhanakan dimana auditor internal dapat
membuat konsep ketika mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang
kegiatan-nya. Dengan menggunakan tabel ini, auditor internal dapat
2
mengumpulkan informasi lebih rinci, misalnya sebagai masukan yang spesifik
dan kegiatan yang mengubah input menjadi output pemasok yang memenuhi
persyaratan pelanggan, dan sistem umpan balik dan pengukuran yang dibutuhkan
untuk membuat proses kerja.
3
Empat tujuan terpenting pembuatan kertas kerja adalah untuk (1) mendukung
pendapat auditor atas laporan keuangan auditan, (2) menguatkan
simpulan-simpulan auditor dan kompetensi auditnya, (3) mengkoordinasi dan
mengorganisasi semua tahap audit, dan (4) memberikan pedoman dalam audit
tahun berikutnya.
Dalam hal audit dilakukan oleh Aparat Pengawasan Internal Pemerintah,
maka Kertas Kerja Audit adalah milik Instansi Pengawasan Internal Pemerintah,
bukan milik Satuan Kerja Auditi/klien atau milik pribadi auditor. Namun, hak
pemilikan kertas kerja oleh Instansi Pengawasan Internal Pemerintah masih
tunduk pada pembatasan-pembatasan yang diatur dalam Kode Etik APIP yang
berlaku, untuk menghindarkan penggunaan hal-hal yang bersifat rahasia oleh
auditor dalam hubungannya dengan transaksi Satuan Kerja untuk tujuan yang
tidak semestinya. Pengungkapan informasi yang tercantum dalam kertas kerja
kepada pihak ketiga dibatasi oleh Kode Etik APIP tentang Prinsip Kerahasiaan
yaitu Auditor harus menghargai nilai dan kepemilikan informasi yang
diterimanya dan tidak mengungkapkan informasi tersebut tanpa otorisasi yang
memadai, kecuali diharuskan oleh peraturan perundang-undangan.
Setelah auditor menyelesaikan tugas audit, kertas kerja diarsipkan ke dalam dua
macam arsip (1) arsip kini dan (2) arsip permanen. Arsip kini digunakan untuk
4
menyimpan kertas kerja yang hanya mempunyai manfaat untuk tahun yang
diaudit saja, sedangkan arsip permanen digunakan untuk menyimpan kertas kerja
yang mempunyai manfaat lebih dari satu tahun audit.
5
lembar. Lembar terpisah pada kertas kerja harus berisi daftar semua
auditor dan staf lainnya pada penugasan audit serta inisial mereka.
Nomor referensi kertas kerja. Kertas kerja harus dirujuk pada saat
disiapkan dan dibuat dalam pengelompokkan yang logis. Tidak ada yang
lebih mengganggu lagi bagi auditor maupun penelaah selain kertas kerja
dibiarkan tak bernomor dan tak terkendali.
Sumber - sumber data. Sumber-sumber data harus jelas diidentifikasikan.
Kertas Kerja dan standar auditing berhubungan erat dengan tiga kelompok yaitu
sebagai berikut :
1. Kertas kerja audit dan standar umum : standar umum yang menyatkan
tentang kopentensi, independensi, dan kecermatan dan keseksamaan
pelaksanaan tugas.
2. Keras kerja audit dan standar pekerjaan lapangan, hal ini berhubungan
dengan perencanaan dan pengawasan stuktur pengendalian internal bukti
audit kompeten yang memadai.
3. Kertas kerja dan standar pelaporan. Kertas kerja juga berhubungan erat
dengan standar pelaporan.
2.6 Dokumentasi
Kertas kerja harus mengikuti bentuk dan susunan yang konsisten, tidak hanya
dalam penugasan audit tetapi juga pada departemen audit internal. Jadi, kepala
audit bagian harus menetpkan kebijakan mngenai jenis – jenis kertas kerja audit
yang harus disimpan, sistem penempatan yang akan digunakan, sistem pemberian
indeks yang akan diikuti, dan hal – hal terkait lainnya.
Begitu mereka terbiasa dengan satu format, auditor internal tidak harus
berpikir banyak mengenai susunan kertas kerja, tetapi lebih kepada kebutuhan apa
yang akan dicapai. Kertas kerja bisa mencakup susunan antara lain :
Perencanaan audit dan program audit
Kuesioner induk, bagan alir, daftar pemeriksaan, dan hasil – hasil evaluasi
control.
catatan wawancara
bagan organisasi, pernyataan kebijakan dan prosedur,serta deskripsi
kerja
6
salinan kontrak – kontrak dan perjanjian penting
surat konfirmasi dan representasi
foto, diagram dan tampilan grafis lainnya
uji dan analisis transaksi
hasil – hasil prosedur penelaahan analitis
laporan audit dan jawaban manajemen
korespondensi auditor yang relevan
secara umum auditor internal harus mengupayakan kertas kerja yang rapi,
seragam, dapat dipahami, relevan, ekonomis, lengkap secara wajar, sederhana dan
disusun secara logis.
7
memfasilitasi penelaahan atas bagian-bagian penugasan tertentu.berikut ini
beberapa bentuk ringkasan yang dapat memberi manfaat, sebagai berikut :
Dengan menggunakan format ini auditor harus menyatakan apa yang ingin
mereka capai dan langkah-langkah yang mereka ambil dengan kata lain auditor
membuat format yang paling sesuai dengan kebutuhannya, kertas kerja ini
memastikan cakupan yang layak dan menghemat waktu jika digunakan secara
tepat.
8
Sebuah laporan yang diterbitkan oleh Ikatan Auditor Internal mengenai
praktik-praktik inovasi dalam audit internal, membahas otomastisasi dalam
operasi audit internal.
Kertas kerja tidak boleh diakses oleh orang-oang yang tidak memiliki otoritas
untuk memiliki atau menggunakannya, informasi bisa dipindahkan, diubah, atau
dibaca oleh orang yang tidak berhak membacanya.
1. Pembuatan kertas kerja harus mempunyai maksud dan tujuan yang jelas.
9
2. Hindarkan pekerjaan salin-menyalin yang tidak diperlukan.
3. Buktikan keterangan lisan yang diperoleh melalui pengajuan pertayaan
(inquiry)
4. Jangan meninggalkan suatu pertanyaan tanpa ada jawaban yang jelas.
5. Tulisan segala masalah relevan yang temukan pada saat melaksanakan audit.
Tipe kertas audit ada tujuh yang biasanya dikenal, yaitu:
1. Program audit,yaitu daftar prosedur audit untuk pemeriksaan elemen-elemen
tertentu.
2. Working trial balance, adalah suatu daftar yang berisikan saldo berbagai akun
buku besar pada akhir tahun yang diaudit dan pada akhir tahun sebelumnya.
3. Ringkasan jurnal penyesuaian dan jurnal pengklasifikasian kembali, yaitu
jurnal untuk mengoreksi kembali atas kesalahan yang dilakukan auditor.
4. Daftar pendukung, yaitu daftar untuk melakukan verikasi elemen-elemen
yang terdapat dalam laporan keuangan
5. Daftar utama, yaitu ringkasan akun-akun yang saling berkaitan.
6. Memorandum audit dan dokumentasi audit, merupakan data tertulis yang
disiapkan auditor dalam bentuk negatif.
7. Skedul dan analisis, yaitu akun yang ditunjukan dalam masing-masing buku
besar dan mengidentifikasinya.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kertas kerja adalah catatan yang diselenggarakan oleh auditor mengenai
prosedur audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang
diperolehnya, dan simpulan yang dibuatnya sehubungan dengan auditnya. Kertas
kerja merupakan mata rantai yang menghubungkan catatan akuntansi klien
dengan laporan audit yang dihasilkan oleh auditor.
Ada lima tipe kertas kerja: program audit, working trial balance, ringkasan
jurnal adjustment, skedul utama, dan skedul pendukung. Pelaksanaan standar
pekerjaan lapangan pertama, yang berbunyi “Audit harus direncanakan
sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus dipimpin dan disupervisi
semestinya” dapat dicerminkan dari berbagai tipe kertas kerja yang dihasilkan
oleh auditor. Perencanaan audit yang baik akan terlihat dalam tipe kertas. kerja
program audit yang dibuat oleh auditor, sedangkan supervisi terhadap pekerjaan
asisten dapat tercermin dari tanda tangan reviewer yang tercantum pada setiap tipe
kertas kerja yang dihasilkan dalam audit.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://auditorinternalpemerintah.blogspot.com/2010/11/bukti-audit-dnkert
as-kerja-audit.html
12
13