Anda di halaman 1dari 17

KERTAS KERJA

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Audit Internal

Disusun Oleh:

Alma Suci Putri Aprilia 16102173

Fitikasari 16102087

Tia Eka Pratiwi 16102051

Lia Rachmawati 16102153

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TRILOGI

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat- Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.

Terima kasih kepada Ibu Novita, SE.Ak., M.Ak., CSRS., CA, selaku dosen
mata kuliah Audit Internal yang memberikan bimbingan serta kesempatan dalam
menyelesaikan tugas makalah ini.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 19 November 2019

Tim Penyusun

I
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Auditor Internal mengamati proses yang berkaitan dengan masalah atau kesalahan
data – data operasi sebagai bagian dari kajian internal audit. Namun demikian,
manajemen tidak akan sepenuhnya menyelesaikan permasalahan dan temuan kecuali
jika didukung oleh dokumen pendukung yang kuat. Auditor Internal dapat menjelaskan
ke tingkat tinggi pengendalian internal untuk ikhtisar hasil audit, tetapi jika para
manajer bertanggung jawab dalam bidang audit untuk pertanyaan temuan, mereka akan
menanggapi dengan "menunjukkan" permintaan. Audit internal memerlukan
dokumentasi yang kuat untuk mendukung temuan audit dan observasi. Selain
keefektifan laporan audit internal.

Dokumentasi yang efektif dalam bukti audit adalah sangat penting yang
merupakan salah satu persyaratan. Ada dua dimensi untuk dokumentasi ini. Pertama,
auditor internal sering terkena berbagai informasi tentang bisnis dan operasi di sebuah
situs. Dalam rangka untuk lebih memahami kekuatan dan kelemahan pengendalian,
auditor perlu mempertimbangkan informasi dalam hal proses pendukung, yang sering
tidak memadai didokumentasikan. Bab ini membahas prosedur untuk menggambarkan
dan mendokumentasikan kegiatan melalui apa yang disebut proses pemodelan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana persyaratan dokumentasi Audit Internal ?

2. Bagaimana Pemodelan Proses untuk Audit Internal ?

3. Bagaimana Tipe Kertas Kerja Pengolaan Kertas Kerja dan Fungsi kertas
kerja Audit Internal ?

1.3 Tujuan Penelitian

I
1. Mengetahuai persyaratan dokumentasi Audit Interbal

2. Mengetahui Pemodelan Proses untuk Audit Internal

3. Mengetahui Tipe Kertas Kerja, Pengolaan Kertas Kerja dan Fungsi kertas
kerja Audit Internal

II
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Persyaratan dokumentasi Audit Internal


Auditor Internal menghabiskan sebagian besar waktu mereka meninjau
catatan, melakukan analisis berdasarkan catatan, dan mewawancarai orang-orang
di semua tingkatan dalam perusahaan untuk mendapatakan informasi. Auditor
menggunakan semua informasi ini untuk mengembangkan kesimpulan audit dan
membuat rekomendasi yang tepat. Namun, upaya ini merupakan bernilai kecil
kecuali pekerjaan audit didokumentasikan secara teratur baik untuk mendukung
upaya saat ini untuk mengaudit dan memberikan catatan sejarah. Jika auditor
internal tidak mencakup semua prosedur pada akhir penelaahan saat ini, mereka
selalu dapat mengandalkan pada informasi pribadi untuk mengisi beberapa data
yang hilang atau pengamatan selama mengikhtisarkan kesimpulan.
Dokumentasi audit internal mengacu pada laporan audit yang diterbitkan,
rencana aksi, dan bahan-bahan lain yang mendukung laporan, kertas kerja audit,
menit kunci, perangkat audit dengan bantuan komputer dan teknik (CAATTs)
material, dan data lain dan informasi untuk mendukung audit internal . Tentu saja,
tidak ada dokumentasi audit internal harus dipelihara selama-lamanya, dan fungsi
audit internal harus menetapkan dan mengikuti beberapa standar minimum
penyimpanan dokumentasi. Sementara negara yang berbeda dan unit pemerintah
mungkin memiliki aturan yang berbeda, aturan untuk penyimpanan dokumen
audit internal adalah US Securities and Exchange Commission (SEC).
SEC mensyaratkan bahwa "catatan disimpan selama tujuh tahun setelah
auditor member kesimpulan audit atau review terhadap laporan keuangan." Untuk
audit internal, periode penyimpanan laporan minimal tujuh tahun setelah laporan
audit dikeluarkan. Namun, fungsi audit internal harus ditetapkan untuk
memelihara semua catatan penting dari audit internal untuk periode penyimpanan
selama tujuh tahun
Bagian berikutnya membahas tiga aspek penting dari dokumentasi audit
internal: pemodelan proses, kertas kerja audit, dan manajemen dokumen.
Dokumentasi yang dihasilkan adalah penting untuk memahami lingkungan
pengendalian internal dan untuk membuat rekomendasi konsultasi terkait jika
diperlukan.

1
Kertas kerja adalah topik utama kedua dari bab ini. Ini adalah dokumen yang
menggambarkan pekerjaan auditor internal dan memberikan dasar dan
pemahaman untuk audit internal. Kami telah pindah dari dokumen kertas cetak
dan tulisan tangan ke era dimana pekerjaan audit diinstal pada computer/laptop,
keamanan adalah dokumentasi yang baik dan prosedur penyimpanan yang sangat
penting. Sebuah pemahaman dasar harus berdasarkan CBOK yang merupakan
persyaratan dasar auditor internal.

2.2 Pemodelan Proses untuk Audit Internal

Model proses benar-benar suatu bentuk peta untuk membantu menavigasi


auditor internal melalui serangkaian kegiatan yang diamati. Namun, proses
pemodelan yang baik adalah yang menunjukkan bagaimana untuk mendapatkan
dari satu titik informasi ke titik lain. Menampilkan gambar 2.1 menunjukkan
sebuah model proses yang sangat sederhana untuk proses pembuatan produk
dimana auditor internal telah diminta untuk meninjau. Berikut adalah beberapa
kelompok perusahaan untuk menerima pesanan masukan atau proses dari
pelanggan dan mengirimkan produk jadi kepada mereka. Namun, untuk
menghasilkan output, ia harus berkoordinasi dengan pemasok, dan harus ada
umpan balik sistem pengukuran untuk mempromosikan perbaikan produk.

Gambar 2.1

Ini adalah jenis bagan yang disederhanakan dimana auditor internal dapat
membuat konsep ketika mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang
kegiatan-nya. Dengan menggunakan tabel ini, auditor internal dapat

2
mengumpulkan informasi lebih rinci, misalnya sebagai masukan yang spesifik
dan kegiatan yang mengubah input menjadi output pemasok yang memenuhi
persyaratan pelanggan, dan sistem umpan balik dan pengukuran yang dibutuhkan
untuk membuat proses kerja.

2.3 Kertas kerja Audit Internal


Kertas kerja adalah catatan yang diselenggarakan oleh auditor mengenai
prosedur audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang
diperolehnya, dan simpulan yang dibuatnya sehubungan dengan auditnya. Kertas
kerja merupakan mata rantai yang menghubungkan catatan akuntansi klien
dengan laporan audit yang dihasilkan oleh auditor. Kertas kerja disiapkan sejak
saat auditor pertama kali memulai penugasannya hingga mengakhiri proyek audit
kertas kerja berisi dokumentasi sebagai berikut :
 Rencana Audit
 Pemeriksaan dan Evaluasi kecukupan, efektivitas sistem control
internal
 Prosedur – prosedur audit, informasi yang diperoleh, dan
kesimpulan.
 Penelaahan kertas kerja
 Laporan Audit
 Tindak Lanjut dan Perbaikan

Kertas kerja biasanya harus berisi dokumentasi yang memperlihatkan:

 telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan pertama, yaitu


pemeriksaan telah direncanakan dan disupervisi dengan baik,
 telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan kedua, yaitu
pemahaman memadai atas pengendalian intern telah diperoleh
untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup
pengujian yang telah dilakukan, dan;
 telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan ketiga, yaitu
bukti audit telah diperoleh, prosedur pemeriksaan telah diterapkan,
dan pengujian telah dilaksanakan yang memberikan bukti
kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan auditan.

3
Empat tujuan terpenting pembuatan kertas kerja adalah untuk (1) mendukung
pendapat auditor atas laporan keuangan auditan, (2) menguatkan
simpulan-simpulan auditor dan kompetensi auditnya, (3) mengkoordinasi dan
mengorganisasi semua tahap audit, dan (4) memberikan pedoman dalam audit
tahun berikutnya.
Dalam hal audit dilakukan oleh Aparat Pengawasan Internal Pemerintah,
maka Kertas Kerja Audit adalah milik Instansi Pengawasan Internal Pemerintah,
bukan milik Satuan Kerja Auditi/klien atau milik pribadi auditor. Namun, hak
pemilikan kertas kerja oleh Instansi Pengawasan Internal Pemerintah masih
tunduk pada pembatasan-pembatasan yang diatur dalam Kode Etik APIP yang
berlaku, untuk menghindarkan penggunaan hal-hal yang bersifat rahasia oleh
auditor dalam hubungannya dengan transaksi Satuan Kerja untuk tujuan yang
tidak semestinya. Pengungkapan informasi yang tercantum dalam kertas kerja
kepada pihak ketiga dibatasi oleh Kode Etik APIP tentang Prinsip Kerahasiaan
yaitu Auditor harus menghargai nilai dan kepemilikan informasi yang
diterimanya dan tidak mengungkapkan informasi tersebut tanpa otorisasi yang
memadai, kecuali diharuskan oleh peraturan perundang-undangan.

2.4.Tipe Kertas Kerja dan Pengolaan Kertas Kerja


Ada lima tipe kertas kerja: program audit, working trial balance, ringkasan
jurnal adjustment, skedul utama, dan skedul pendukung. Pelaksanaan standar
pekerjaan lapangan pertama, yang berbunyi “Audit harus direncanakan
sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus dipimpin dan disupervisi
semestinya” dapat dicerminkan dari berbagai tipe kertas kerja yang dihasilkan
oleh auditor. Perencanaan audit yang baik akan terlihat dalam tipe kertas. kerja
program audit yang dibuat oleh auditor, sedangkan supervisi terhadap pekerjaan
asisten dapat tercermin dari tanda tangan reviewer yang tercantum pada setiap tipe
kertas kerja yang dihasilkan dalam audit.
Kertas kerja harus diberi indeks untuk memudahkan pencarian informasi
yang tercantum di dalamnya dan untuk memudahkan pengaitan informasi dalam
suatu kertas kerja dengan informasi dalam kertas kerja yang lain.

Setelah auditor menyelesaikan tugas audit, kertas kerja diarsipkan ke dalam dua
macam arsip (1) arsip kini dan (2) arsip permanen. Arsip kini digunakan untuk

4
menyimpan kertas kerja yang hanya mempunyai manfaat untuk tahun yang
diaudit saja, sedangkan arsip permanen digunakan untuk menyimpan kertas kerja
yang mempunyai manfaat lebih dari satu tahun audit.

2.5 Fungsi kertas kerja Audit Internal


Auditor internal menyiapkan kertas kerja untuk beberapa tujuan yang
berbeda:
 Untuk mendukung laporan audit. kertas kerja yang instruktur dengan baik
memudahkan pengalihan dari materi yang ditulis selama audit menjadi
halaman – halaman laporan audit interim dan final. Disamping itu, auditor
internal yang berpengalaman senantiasa memikirkan laporan akhir
disepanjang keseluruhan pebugasan audit. Hal ini membuat pekerjaan
lapangan menjadi relevan dan mengikuti arah yang benar. Apapun yang
tidak layak untuk dilaporkan bisa jadi tidak relevan untuk ditelaah.
 Untuk menyimpan informasi yang telah diperoleh, melalui tanya jawab,
penalaahan instruksi dan arahan, analisis sistem dan proses, pengamatan
kondisi, dan pemeriksaan transaksi.
 Untuk mengidentifikasi, mendokumentasikan dan mengumpulkan bukti
yang diperlukan untuk menentukan kondisi yang mengandung kelemahan.
 Untuk mendukung pembahasan dengan karyawan operasi. Khususnya
apabila kesimpulan dan rekomendasi audit dipertanyakan, maka kertas
kerja dapat menjadi alat pertahanan.
Setiap kertas kerja umumnya berisi :
 Judul deskriptif. Judul harus memuat nama perusahaan, organisasi, atau
fungsi yang diaudit, yang menunujukkan sifat data yang tercantum dalam
kertas kerja, dan menunujukkan tanggal dan periode audit.
 Refesensi ke penugasan audit Hal ini mengidentifikasikan nomor referensi
dari penugasan audit.
 Tanda silang atau symbol lainnya. tanda silang atau symbol – symbol
lainnya harus seragam disepanjang audit. tanda – tanda tersebut harus
kecil dan ditempatkan dengan rapi, berguna tapi tidak terlalu mencolok.
Tanda – tanda tersebut harus dijelaskan di catatan kaki.
 Tanggal pembuatan dan inisial auditor. Tangggal harus menunjukkan
kapan kertas kerja diselesaikan. Inisial auditor harus muncul pada setiap

5
lembar. Lembar terpisah pada kertas kerja harus berisi daftar semua
auditor dan staf lainnya pada penugasan audit serta inisial mereka.
 Nomor referensi kertas kerja. Kertas kerja harus dirujuk pada saat
disiapkan dan dibuat dalam pengelompokkan yang logis. Tidak ada yang
lebih mengganggu lagi bagi auditor maupun penelaah selain kertas kerja
dibiarkan tak bernomor dan tak terkendali.
 Sumber - sumber data. Sumber-sumber data harus jelas diidentifikasikan.

Kertas Kerja dan standar auditing berhubungan erat dengan tiga kelompok yaitu
sebagai berikut :

1. Kertas kerja audit dan standar umum : standar umum yang menyatkan
tentang kopentensi, independensi, dan kecermatan dan keseksamaan
pelaksanaan tugas.
2. Keras kerja audit dan standar pekerjaan lapangan, hal ini berhubungan
dengan perencanaan dan pengawasan stuktur pengendalian internal bukti
audit kompeten yang memadai.
3. Kertas kerja dan standar pelaporan. Kertas kerja juga berhubungan erat
dengan standar pelaporan.

2.6 Dokumentasi
Kertas kerja harus mengikuti bentuk dan susunan yang konsisten, tidak hanya
dalam penugasan audit tetapi juga pada departemen audit internal. Jadi, kepala
audit bagian harus menetpkan kebijakan mngenai jenis – jenis kertas kerja audit
yang harus disimpan, sistem penempatan yang akan digunakan, sistem pemberian
indeks yang akan diikuti, dan hal – hal terkait lainnya.
Begitu mereka terbiasa dengan satu format, auditor internal tidak harus
berpikir banyak mengenai susunan kertas kerja, tetapi lebih kepada kebutuhan apa
yang akan dicapai. Kertas kerja bisa mencakup susunan antara lain :
 Perencanaan audit dan program audit
 Kuesioner induk, bagan alir, daftar pemeriksaan, dan hasil – hasil evaluasi
control.
 catatan wawancara
 bagan organisasi, pernyataan kebijakan dan prosedur,serta deskripsi
kerja

6
 salinan kontrak – kontrak dan perjanjian penting
 surat konfirmasi dan representasi
 foto, diagram dan tampilan grafis lainnya
 uji dan analisis transaksi
 hasil – hasil prosedur penelaahan analitis
 laporan audit dan jawaban manajemen
 korespondensi auditor yang relevan
secara umum auditor internal harus mengupayakan kertas kerja yang rapi,
seragam, dapat dipahami, relevan, ekonomis, lengkap secara wajar, sederhana dan
disusun secara logis.

2.7 Ringkasan kertas kerja


Proses pembuatan ringkasan menyediakan pandangan menyeluruh yang
objektif. Ringkasan dapat mengembalikan ingatan ke fakta – fakta yang ada.
Ringkasan membantu menempatkan temuan dalam perspektif yang wajar.
Ringkasan memfokuskan pada hal yang penting dan relevan secara tepat. auditor
yang secara periodic meringkas temuan mereka, yang buruk maupun yang baik,
memegang kendali atas penugasan audit mereka.
Ringkasan juga bermanfaat dalam menghubungkan kelompok – kelompok
kertas kerja yang terkait dengan satu hal tertentu. Ringkasan dapat memberikan
alur yang berurutan dan logis untuk berbagai kertas kerja yang saling terkait dan
dapat memfasilitasi penelaahan atas bagaian – bagian tertentu. Berikut ini
beberapa bentuk ringkasan yang dapat memberi manfaat :
1. Ringkasan segmen – segmen audit
2. Ringkasan statistic
3. Ringkasan rapat
4. Ringkasan program audit
5. Ringkasan temuan

2.8 Ringkasan kertas kerja menurut buku sawyers


Ringkasan kertas kerja yaitu Ringkasan yang membantu mengembalikan
ingatan fakta-fakta, mengurutkan alur yang berurutan dan logis serta

7
memfasilitasi penelaahan atas bagian-bagian penugasan tertentu.berikut ini
beberapa bentuk ringkasan yang dapat memberi manfaat, sebagai berikut :

 Ringkasan Segmen-Segmen Audit Ringkasan bentuk narasi untuk


menunjukkan subjek audit, tujuan dan lingkup audit, temuan, kesimpulan,
dan rekomendasi auditor serta tindakan perbaikan yang dilakukan klien.

 Ringkasan Statistik Hasil-hasil pengujian audit diringkas dalam bentuk


statistic agar mudah dibaca, dipahami, dan ditangani.

 Ringkasan Rapat Isi ringkasan dari pembahasan dengan klien –


pengamatan, kesepakatan, ketidaksepakatan, saran-saran.

 Ringkasan Program Audit Berupa ringkasan komentar-komentar auditor


yang berisi kesimpulan temuan dan aktivitas yang diaudit.

 Ringkasan Temuan Ringkasan ini berisi fakta-fakta yang relevan dan


signifikan tentang temuan auditor, hal ini harus didukung dengan dokumen
pendukung yang paling banyak karena sering dibahas.

2.9 Pemberian index dan referensi silang


Tujuannya untuk menyederhanakan penelaahan kertas kerja oleh penyelia,
memudahkan jalan bagi auditor berikutnya yang menggunakan kertas kerja
untuk penelaahan tindak lanjut, menyederhanakan penelaahan berikutnya atas
kertas kerja, meningkatkan hasil akhir

2.10 Kertas kerja proforma

Dengan menggunakan format ini auditor harus menyatakan apa yang ingin
mereka capai dan langkah-langkah yang mereka ambil dengan kata lain auditor
membuat format yang paling sesuai dengan kebutuhannya, kertas kerja ini
memastikan cakupan yang layak dan menghemat waktu jika digunakan secara
tepat.

2.11 Otomatisasi kertas kerja

8
Sebuah laporan yang diterbitkan oleh Ikatan Auditor Internal mengenai
praktik-praktik inovasi dalam audit internal, membahas otomastisasi dalam
operasi audit internal.

2.12 Kertas kerja electronic


Kertas kerja yang dihasilkan dari sistem perangkat Teknik Audit Berbantuan
Komputer (Computern Assisted Audit Techniques-CAAT) dan Rekayasa Sistem
Berbantuan Komputern (Computer Aided System Engineering-CASE) yang
membantu mengurangi kompleksitas dan meningkatkan fleksibelitas
pendokumentasian serta membuat pendokumentasian lebih rasional.

2.13 Penelaahan kertas kerja oleh penyelia

Penelaahan kertas kerja harus sesegera mungkin dilakukan setelah penyelia


menyelesaikan kertas kerja agar kekacauan bisa dikurangi dan masalah-masalah
diselesaikan sebelum laporan ditulis dan auditor ditugaskan ulang. Berikut ada
beberapa standar yang tercatat pada format tersebut :

2.14 Kontrol atas kertas kerja

Kertas kerja tidak boleh diakses oleh orang-oang yang tidak memiliki otoritas
untuk memiliki atau menggunakannya, informasi bisa dipindahkan, diubah, atau
dibaca oleh orang yang tidak berhak membacanya.

2.15 Kepemilikan kertas kerja


Kertas kerja adalah milik kantor akuntan publik, bukan milik klien atau milik
pribadi auditor. Namun, hak kepemilikan kertas kerja oleh kantor akuntan publik
masih tunduk pada pembatasan-pembatasan yang diatur dalam Aturan Etika
Kompartemen Akuntan Publik yang berlaku, untuk menghindari penggunaan
hal-hal yang bersifat rahasia oleh auditor untuk tujuan yang tidak semestinya.
Hampir semua informasi yang diperoleh audit dicatat dalam kertas kerja, maka
bagi auditor, kertas kerja merupakan hal yang bersifat rahasia.

 Prinsip umum tersebut antara lain:

1. Pembuatan kertas kerja harus mempunyai maksud dan tujuan yang jelas.

9
2. Hindarkan pekerjaan salin-menyalin yang tidak diperlukan.
3. Buktikan keterangan lisan yang diperoleh melalui pengajuan pertayaan
(inquiry)
4. Jangan meninggalkan suatu pertanyaan tanpa ada jawaban yang jelas.
5. Tulisan segala masalah relevan yang temukan pada saat melaksanakan audit.
 Tipe kertas audit ada tujuh yang biasanya dikenal, yaitu:
1. Program audit,yaitu daftar prosedur audit untuk pemeriksaan elemen-elemen
tertentu.
2. Working trial balance, adalah suatu daftar yang berisikan saldo berbagai akun
buku besar pada akhir tahun yang diaudit dan pada akhir tahun sebelumnya.
3. Ringkasan jurnal penyesuaian dan jurnal pengklasifikasian kembali, yaitu
jurnal untuk mengoreksi kembali atas kesalahan yang dilakukan auditor.
4. Daftar pendukung, yaitu daftar untuk melakukan verikasi elemen-elemen
yang terdapat dalam laporan keuangan
5. Daftar utama, yaitu ringkasan akun-akun yang saling berkaitan.
6. Memorandum audit dan dokumentasi audit, merupakan data tertulis yang
disiapkan auditor dalam bentuk negatif.
7. Skedul dan analisis, yaitu akun yang ditunjukan dalam masing-masing buku
besar dan mengidentifikasinya.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Kertas kerja adalah catatan yang diselenggarakan oleh auditor mengenai
prosedur audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang
diperolehnya, dan simpulan yang dibuatnya sehubungan dengan auditnya. Kertas
kerja merupakan mata rantai yang menghubungkan catatan akuntansi klien
dengan laporan audit yang dihasilkan oleh auditor.
Ada lima tipe kertas kerja: program audit, working trial balance, ringkasan
jurnal adjustment, skedul utama, dan skedul pendukung. Pelaksanaan standar
pekerjaan lapangan pertama, yang berbunyi “Audit harus direncanakan
sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus dipimpin dan disupervisi
semestinya” dapat dicerminkan dari berbagai tipe kertas kerja yang dihasilkan
oleh auditor. Perencanaan audit yang baik akan terlihat dalam tipe kertas. kerja
program audit yang dibuat oleh auditor, sedangkan supervisi terhadap pekerjaan
asisten dapat tercermin dari tanda tangan reviewer yang tercantum pada setiap tipe
kertas kerja yang dihasilkan dalam audit.

11
DAFTAR PUSTAKA

Moeller, R. R. (2009). Brink’s Modern Internal Auditing. In J.W. Sons.


Sawyer’s Internal Auditing Buku 1 Edisi 5

http://auditorinternalpemerintah.blogspot.com/2010/11/bukti-audit-dnkert
as-kerja-audit.html

12
13

Anda mungkin juga menyukai