Anda di halaman 1dari 19

Tugas Kelompok 6

Resume Bab 8 Temuan Audit

Nama Kelompok :

Devied Trima A NIM: (01114017)


Fitri Pratiwi Ningtias NIM: (01116004)
Aston Abraham Simanullang NIM: (01116013)
Ayu Novitasari NIM: (01116023)
Lustantini Sam NIM: (01116029)
Adella Rahmawati NIM: (01116045)
Nabilah Taqiyyah Faisal NIM: (01116067)

UNIVERSITAS NAROTAMA
SURABAYA
2018
TEMUAN AUDIT

Sifat Temuan Audit

Auditor internal mengidentifikasi kondis – kondisi yang membutuhkan


tindakan perbaikan. Penyimpangan – penyimpangan dari norma – norma atau
kriteria yang dapat yang dapat diterima disebut temuan audit (audit findings).

Temuan audit bisa memiliki bermacam –macam bentuk dan ukuran. Misalnya
temuan – temuan tersebut dapat menggambarkan :

 Tindakan – tindakan yang seharusnya diambil, tetapi tidak dilakukan,


seperti pengiriman dilakukan tetapi tidak ditagih.
 Tindakan – tindakan yang dilarang, seperti pegawai yang mengalihkan
sewa dari perlengkapan perusahaan kontrak pribadi untuk kepentingan
sendiri.
 Tindakan – tindakan tercela, seperti membayar barang dan perlengkapan
pada tarif yang telah diganti dengan tarif yang lebih rendah pada kontrak
yang lebih menguntungkan.
 Sistem tidak memyuaskan, seperti diterimanya tindak lanjut yang seragam
untuk klaim asuransi yang belum diterima padahal klaim tersebut bervariasi
dalam jumlah dan signifikan.
 Ekspor – ekspor risiko yang harus dipertimbangakan.

Meskipun temuan – temuan audit sering kali disebut sebagain


“kekurangan”(deficiency), banyak organisasi audit internal merasa bahawa istilah
tersebut terlalu negatif dan standar awal kelihatannya setuju dengan hal ini. Dalam
kenyataannya, bahkan istilah “temuan” dianggap terlalu negatif, kata – kata seperti
“kondisi” dianggap lebih nyaman dan tidak memberi ancaman, serta tidak
menimbulkan tanggapan defenisif dipihak klien.

Standar

Standar for the profesional practice of internal auditing (SPPIA) dalam standar
2310 menyatakan :
Auditor internal harus mengidentifikasi informasi yang memadai, andal,
relevan, dan berguna untuk mencapai tujuan penugasan.

Pracitce Advistory 2410-1 dari Standar, “Kriteria Komunikasi”, memperluas arahan


ini menjadi :

1. komunikasi akhir penugasan bisa mencakup informasi latar belakang dan


ringkasan. Informasi latar belakang bisa mengidentifikasi unit – unit
organisasional dan aktivitas – aktivitas yang ditelaah serta memberikan
informasi penjelasan yang relevan. Informasi ini juga bisa mencakup status
pengamatan, kesimpulan, dan rekomendasi dari laporan – laporan
sebelumnya. Juga bisa terdapat indikasi mengenai apakah laporan
tersebut mencakup penugasan yang dijadwalkan atau tanggapan atas
suatu permintaan. Ringkasan, jika tercakup, harus menjadi respresentasi
penyeimbangan dari isi komunikasi penugasan.
2. Hasil – hasil harus mencakup observasi, kesimpulan (opini), rekomendasi
dan rencana – rencana tindakan.
3. Obsevasi adalah penyataan fakta yang berkaitan. Obsevasi – observasi
yang penting untuk mendukung atau mencegah kesalah pahaman pada
kesimpulan dan rekomendasi auditor internal harus tercakup dalam
komunikasi penugasan akhir. Obsevasi atau rekomendasi yang kurang
signifikan bisa dikomuinikasikan secara informal.
4. Observasi dan rekomendasi timbul dari proses perbandingan apa yang
seharusnya dan apa yang terjadi. Ada atau tidak ada perbedaan, auditor
internal memiliki fondasi untuk membangun laporan. Jika kondisi
memenuhi kriteria, pengakuan atas kinerja yang memuaskan ini bisa
dimasukan dalam komunikasi penugasan. Obsevasi dan rekomendasi
harus didasarkan pada atribut – atribut berikut ini :

 Kriteria : Standar, ukuran, atau ekspetasi yang dilakukan dalam


melakukan evaluasi dan/atau verifikasi (apa yang seharusnya ada).
 Kondisi : Bukti faktual yang ditemukan auditor internal pada saat
pengujian (apa yang ada).
 Penyebab : Alsan perbedaan antara apa yang diharapkan dan
kondisi aktual (mengapa ada perbedaan).
 Dampak : Resiko atau eksposur yang dihadapi organisasi dan/tidak
yang lainnya karena kondisi kondisi tidak sama dengan kriteria
(dampak perbedaan). Dalam menentukan tingkat risiko atau
eksposur, auditor internal harus mempertimbangkan dampak
observasi dan rekomendasi penugasan mereka terhadap laporan
keuangan organisasi.
 Observasi dan rekomnedasi juga menakup penyelesaian
penugasan klien, hal-hal terkait dan informasi pendukung jika tidak
terkandung dilaporan mana pun.

Sehubungan dengan pelaporan aktual, Practice Advistory 2420-1 dari Standar ,


“Kualitas Kinerja Komunikasi,” menyatakan :

1) Komunikasi objektif bersifat faktual, tidak bias dan bebas dari distorsi.
Observasi, kesimpulan dan dan rekomendasi harus dimasukan tanpa
prasangka.
2) Komunikasi yang jelas mudah dipahami dan bersifat logis. Kejelasan bisa
ditingkatkan dengan menghindari bahasa teknis yang tidak perlu dan
memberikan informasi pendukung yang memadai.
3) Komunikasi ringkas langsung kesasaran dan menghindari rincian yang
tidak perlu. Komunikasi seperti ini mengemukakan pikiran secara lengkap
dalam kata – kata yang sesedikit mungkin.
4) Komunikasi konstruktif adalah kominukasi yang isi dan nadanya membantu
klien dan organisasi menuju perbaikan jika diperlukan.
5) Komunikasi tepat waktu adalah komunikasi yang dikeluarkan tanpa
penundaan dan memungkinkan tindakan efektif segera.

Sasaran – Sasaran Perbaikan

Auditor juga menghadapi ternasaksi atau kondisi yang mungkin secara


instrinsik tidak salah, tetapi tidak ditingkatkan. Misalnya membayar produk yang
tidak pernah diterima jelas adalah kesalahan. Jika cukup banyak uang yang
terlibat, maka jelas hal ini merupakan temuan audit yang dapat dilaporkan. Memo
penerimaan yang dapat disederhanakan tidak seharusnya dianggap kelemahan,
sehingga bukan merupakan temuan audit , khususnya bila audit internal tidak
dapat menunjukan kesalahan dalam pemrosesan penerimaan.
Manajer operasi akan merasa sulit untuk menentang pendapat auditor
bahwa pembayaran atas barang yang tidak diterima merupakan temuan audit
yang valid. Namun akan tidak adil untuk menerapkan label yang sama ke sasaran
– sasaran untuk menyederhanakan memo penerimaan yang tidak menyebabkan
kesalahan.

Untuk membedakan temuan-temuan audit dari saran-saran perbaikan,


auditor harus menanyakan apakah kondisi tersebut bertentangan dengan
beberapa kriteria yang dapat diterima, atau jika bisa diterima tetapi bisa diperbaiki
karena ada pengetahuan baru mengenai subjek tersebut. Garis pemisah antara
keduanya tidak selalu mudah untuk digambar.

Temuan-temuan audit membutuhkan tindakan perbaikan. Manajer operasi


bisa tidak diberikan pilihan apakah harus atau tidak harus melakukan tindakan
tersebut. Di sisi lain, sebuah saran untuk memperbaiki suatu kondisi, yang tidak
melanggar aturan kriteria yang telah ditetapkan, merupakan masalah lain. Pada
kasus-kasus ini manajer harus memiliki hak untuk memutuskan apakah harus
mengimplementasikan saran tersebut atau tidak.

Temuan-temuan Audit yang Dapat Dilaporkan

Semua temuan audit yang bisa dilaporkan haruslah:

 Cukup signifikan agar layak dilaporkan ke manajemen.


 Didoumentasikan dengan fakta, bukan opini, dan dengan bukti yang
memadai, kompeten, dan relevan.
 Secara objektif dibuat tanpa bias atau prasangka.
 Relevan dengan masalah-masalah yang ada.
 Cukup meyakinkan untuk memaksa dilakukannya tindakan untuk
memperbaiki kondisi-kondisi yang mengandung kelemahan.

Apa yang dianggap sebagai kelemahan signifikan bagi satu individu bisa jadi
dianggap tidak signifikan bagi yang lain. Pengujiannya adalah untuk
memproyeksikan bagaimana kelemahan-kelemahan tersebut akan diperhatikan
oleh orang yang memiliki sifat wajar dan berhati-hati pada kondisi-kondisi yang
serupa.
Pendekatan untuk Mengonstruksi Temuan

Mengembangkan fakta-fakta dan rincian menjadi temuan audit yang


signifikan dan dapat dilaporkan membutuhkan keahlian. Hal ini membutuhkan
perbedaan berdasarkan pengalaman. Apa yang dianggap kelemahan serius bagi
orang awam bisa jadi merupakan hal sepele bagi seorang auditor internal yang
profesional.

Auditor internal harus memperhatikan beberapa faktor untuk melaporkan temuan-


temuan audit:

 Meninjau keputusan manajemen bisa jadi tidak adil dan realitis. Auditor
internal harus mempertimbangkan keadaan-keadaan yang ada pada saat
kelemahan terjadi. Keputusan manajemen didasarkan pada fakta-fakta
yang tersedia saat ini. Auditor internal seharusnya tidak mengritik suatu
kebijakan hanya karena mereka tidak setuju atau karena mereka memiliki
informasi baru yang tersedia bagi pengambil keputusan. Auditor internal
seharusnya tidak mengganti pertimbangan audit dengan pertimbangan
manajemen.
 Auditor, bukan klien, harus bertanggung jawab untuk meberikan bukti.
Jika sebuah temuan audit belum dibuktikan secara mendalam untuk
memuaskan seseorang yang objektif dan wajar, maka temuan ini tidak
bisa dilaporkan.
 Auditor internal harus tertarik pada perbaikan kinerja tetapi kinerja
tersebut tidak mutlak harus dikritik hanya kurang dari 100 persen.
 Auditor internal harus meninjau temuan-temuan audit. Mereka harus
memeriksa dengan teliti untuk menemukan alasaan-alasan yang
mengandung kesalahan. Auditor internal, seperti halnya pendukung
pernyataan lainnya, akan tergoda untuk merasionalkan interpretasi untuk
mendukung temuan mereka. Setelah menghabiskan banyak waktu dan
tenaga, auditor cenderung melindungi dan mempertahankan temuan
mereka mengahadapi pertanyaan-pertanyaan sempurna yang logis. Akan
tetapi, temuan-temuan tersebut mungkin tidak dapat dipertahankan
dengan berjalannya waktu atau bila dihadapkan pada pertanyaan-
pertanyaan yang lengkap.
Menambah Nilai

Konsep menambah nilai (adding value) memiliki makna baru dan lebih
jelas. Fungsi-fungsi yang dianggap tidak menambah nilai beresiko untuk
dirampingkan, atau bahkan dihilangkan. Salah satu cara auditor internal
menambah nilai adalah dengan meyakinkan bahwa temuan dan rekomendasi
yang mereka berikan jelas berdampak positif bagi organisasi.

Temuan-temuan yang menghasilkan nilai terbesar sering kali mengalahkan


kekuatan teknologi, memberikan perubahan yang positif, dan berorientasi ke
depan. Temuan-temuan ini membantu organisasi bergerak maju dan mencapai
sasaran-sasaran mereka.

Temuan audit yang wajar dapat menghasilkan perbaikan dalam jumlah


dolar atau rupiah yang besar, atau meningkatkan jasa, atau memperbaiki struktur
dan proses organisasi. Auditor internal akan meningkatkan citra mereka sebagai
penambah nilai, bukan sebagai pemakan sumber daya. Di sepanjang tahapan
temuan-temuan audit, penting bagi audior internal untuk tetap fokus menyediakan
aktivitas-aktivitas dan jasa-jasa bernilai tinggi.

Tingkat Signifikansi

Setiap temuan mencerminkan tingkat kerugian atau risiko aktual atau


potensialnya masing-masing. Auditor internal harus mempertimbangkan tingkat
kerusakan yang bisa atau telah disebabkan oleh suatu kondisi kelemahan sebelum
mengomunikasikannya dengan manajemen. Untuk kebanyakan tujuan, temuan-
temuan audit bisa diklasifikasikan menjadi tidak sginifikan, kecil, atau besar.

Temuan-temuan Tidak Signifikan

Temuan yang tidak signifikan (insignifikan findings)- semacam


kesalahan klerikal yang dialami semua organisasi- tidak memerlukan tindakan
formal. Dalam kenyataanya, memasukkan temuan seperti ini ke dalam laporan
audit formal akan menjadi tidak produktif karena akan mengaburkan temuan
signifikan yang sebenarnya pada laporan, yang mengimplikasikan bahwa auditor
internal tidak dapat melihat perbedaan antara setitik noda dengan noda yang
menyebar. Hal ini juga akan semakin mengukuhkan citra auditor internal sebagai
seorang yang hanya memerhatikan hal-hal kecil.
Masalah-masalah yang tidak signifikan seharusnya tidak disembunyikan
atau dilewatkan. Tindakan yang dapat dilakukan adalah (1) mendiskusikan
masalah tersebut dengan orang yang bertanggung jawab; (2) melihat apakah
situasi tersebut telah diperbaiki (3) mencatat hal tersebut dalam kertas kerja; dan
(4) tidak memasukkan penyimpangan kecil tersebut ke dalam laporan audit
internal resmi. Tidak diambilnya beberpa diskon pembelian acak oleh pegawai
utang usaha dapat dianggap kesalahan yang tidak signifikan.

Temuan Temuan Kecil

Temuan temuan kecil(minor findings)perlu dilaporkan bukan karena


semata mata kesalahan manusiawi yang bersifat acak. Jika tidak diperbaiki, maka
akan berlanjut sehingga merugikan dan walaupun mengganggu tujuan operasi
organisasi, namun cukup signifikan untuk diperhatikan oleh manajemen. Beberapa
temuan kecil lebih baik dilaporkan dalam Surat Kepada Manajemen (management
letter).

Temuan Temuan Besar

Temuan temuan besar (major findings) adalah temuan yang akan


menghalangi mencapai tujuan utama suatu organisasi atau suatu unit dalam
organisasi. Misalnya tujuan utama departemen utang usaha adalah hanya
membayar utang utang yang benar benar sah. Dan melibatkan pertimbangan audit
, maka dari itu keputusan akhir mengenai apakah sebuah temuan harus
diklasifikasikan sebagai temuan besar atau kecil merupakan tanggung jawab
auditor internal, bukan manajemen.

Elemen – Elemen Temuan Audit

Pengetahuan tentang temuan audit yang dapat dilaporkan merupakan


masalah lain, karena auditor mempertentangkan kelayakan status quo. Mereka
mencari sistem atau transaksi yang tidak memenuhi standart operasi yang berlaku.
Tetapi auditor internal bisa mengharapkan adanya tantangan dan mereka harus
mengetahui lebih banyak tentang temuan temuan audit mereka. Fakta fakta yang
ditemukan auditor internal haruslah meyakinkan kriteria nya harus dapat diterima
dan logika yang digunakan juga harus meyakinkan.
Jika temuan yang dikembangkan memenuhi semua standart audit yang
dapat diterima, maka temuan akan menjadi logis , wajar, dan meyakinkan. Temuan
itu akan memberikan stimulus untuk memotivasi tndakan perbaikan.

Kebanyaan temuan audit harus mencakup elemen elemen tertentu ,


termasuk latar belakang, kriteria , kondisi , dampak, penyebab, dampak ,
kesimpulan, dan rekomendasi . setiap temuan audit yang mencakup elemen
elemen ini, baik eksplisit maupun implisit, akan menjadi argumen yang kuat
dilakukannya tindakan perbaikan.

Latar Belakang

Latar belakang (background) juga bisa mengidentifikasi orang orang yang


berperan, hubungan organisasi, dan bahkan, tujuan dan sasaran yang menjadi
perhatian. Hal tersebut harus bisa menjelaskan secara umum lingkungan yang
melingkupi operasi dan gravitasi situasi yang menyebabkan auditor melaporkan
temuan tersebut.

Kriteria

Pengembangan temuan audit harus mencakup dua elemen penting dalam


konsep kriteria (criteria) :

1) Tujuan dan sasaran, bisa mencakup standar standar operasi, yang


mencerminkan apa yang diinginkan manajemen untuk dicapai oleh operasi
yang diaudit.
2) Kualitas pencapaian.

Dalam setiap audit atas aktivitas, sasaran sasaran kelayakam, efisiensi,


ekonomis dan efektivitas harus tercakup. Untuk menentukan seberapa layak,
efisien, ekonomis, dan efektifnya suatu operasi, audit internal harus memiliki tolak
ukur standart pengukuran.

Standar standar operasi mungkin sudah ada di beberapa bidang


organisasi. Tetapi seblum menerima standar ini, auditor harus menilai validitasnya.
Dasar daar penentuan standar mungkin perlu diteliti ulang: dan auditor mungkin
ingin membandingkan standar dengan organisasi organisasi serupa dan memriksa
kewajarannya dalam memnuhi sasaran sasaran perusahaan.
Sumber sumber stnadart bisa mencakup standar standar yang direkayasa
(engineering) , industri, historis atau wajib. Sebagai tambahan, pendapat ahli dan
studi akuntansi biaya bisa menjadi standar.

Standart terkait erat denga prosedur dan praktik. Prosedur merupakan


instruksi manajemen, yang umumnya tertulis, sedangkan praktik merupakan cara
segala sesuatuya dilakukan, benar ataupun salah. Prosedur yang lemah dapat
mengakibatkankondisi yang tidak memuaskan, atau praktik praktik yang lemah
bisa menggar prosedur yang memadai

Kondisi

Kondisi (condition) : merupakan jantungnya temuan. Kondisi mengacu


pada fakta-fakta yang dikumpulkan melalui observasi, pengajuan, pertanyaan,
analisis, verifikasi, dan investigasi yang dilakukan auditor internal dan
informasiharus memadai, kompeten dan relevan.

Penyebab

Penyebab (cause) : memerlukan latihan pemecahan masalah (problem


solving). Penyebab menjelaskan mengapa terjadi deviasi dari kriteria yang ada,
mengapa sasaran tidak tercapai, dan mengapa tujuan tiidak terpenuhi.

Menentukan penyebab merupakan latihan pemecahan masalah, dan prosesnya


mengikuti langkah-langkah klasik berikut ini :

a) Kumpulkan fakta-fakta.
b) Identifikasi masalah, cari penyimpangan yang terjadi.
c) Jelaskan hal-hal utama dari masalah.
d) Uji penyebab-penyebab yang mungkin terjadi.
e) Tetapkan tujuan-tujuan potensi tindakan perbaikan.
f) Bandingkan tindakan-tindakan alternatif dengan tujuan-tujuan
g) Pikirkan keadaan-keadaan buruk yang dipicu oleh tindakan perbaikan
yang telah dipilih.
h) Pertimbangkan “bagaimana seandainya”
i) Apakah terdapat kondisi-kondisi mitigasi?
j) Rekomendasi kontrol untuk memastikan bahwa tindakan terbaik benar-
benar telah dilakukan.

Kesimpulan
Kesimpulan (conclusion) harus ditunjang oleh fakta-fakta; namun harus
merupakan pertimbangam profesional, bukan berisi rincian yang tidak perlu.
Dalam membuat kesimpulan, auditor internal jelas memiliki peluang untuk
memberikan kontribusi kepada organisasi. Jika auditor internal secara konsisten
menyajikan kesimpulan yang bisa menghasilkan kinerja yang baru dan tingkatan
kinerja yang lebih tinggi, mengurangi biaya dan meningkatkan kualitas produksi,
menghilangkan pekerjaan yang tidak dibutuhkan, mendayagunakan kekuatan
teknologi, meningkatkan kepuasan pelanggar. meningkatkan jasa, dan
meningkatkan posisi kompetitif organisasi, maka audit internal jelas bernilai.

Kesimpulan dapat menekankan pemahaman auditor atas usaha organisasi


dan hubungan fungsi yang diaudit terhadap perusahaan secara keseluruhan.

Kesimpulan dapat dan seharusnya menyajikan tindakan potensial dan


menunjukkan bahwa manfaat memperbaiki kesalahan akan melebihi biayanya.
Besarnya kerugian yang ditunjukkan pada bagian dampak merupakan dasar
dibutuhkannya tindakan perbaikan. Misalnya:

Temuan menuntun auditor untuk menyimpulkan bahwa prosedur-prosedur


harus diperbaiki. Meteran di atas usia tertentu harus diawasi, dan yang tidak
memenuhi standar harus diganti. Instruksi dan pengawasan harus diberikan
kepada pengawas sehingga kinerja mereka bisa ditingkatkan.

Dampak

Dampak menjawab pertanyaan “lalu kenapa?” Dimana apa saja


konsekuensi, akibat yang signifikan tersebut.

 Temuan tentang keenomisan & efisiensi : diukur dalam $ atau Rp.


 Temuan tentang keefektivan : ketidakmampuan untuk menyelesaikan
hasil akhir.

Contoh : Auditor Internal dapat menunjukkan melalui sampel mereka bahwa


telah terjadi kehilangan pendapatan sebesar $2 juta setiap tahun. Mereka juga
dapat menunjukkan bhwa tarif air sangat tinggi secara tidak beralasan, sehingga
terjadi kelebihan pendapatan setidaknya $1,5 juta setiap tahun.

Rekomendasi
Rekomendasi (recommendation) : tindakan yang dapat dipertimbangkan
oleh manajemen untuk memperbaiki kondisi yang salah atau memperkuat sistem
pengendalian intern. Saran yang paling memuaskan untuk menyelesaikan temuan
audit adalah membahasnya dengan manajemen operasional sebelum laporan
audit tertulis diterbitkan. Pada saat itu harus dicapai kesepakatan mengenaii fakta-
fakta dan beberapa tindakan perbaikan untuk memperbaiki kekurangan.
Kemudian, laporan formal bisa berisi pernyataan ini: “Kami membahas temuan-
temuan kami dengan manajemen: dan sebagai hasilnya, tindakan telah diambil
yang kami yakin telah diperhitungkan untuk memperbaiki kondisi yang dijelaskan
sebelumnya.” Sehingga akan membangun hubungan kemitraan dalam
pemecahan masalah antara auditor dan klien.

Pembahasan Temuan

Pada saat audit internal menyusun temuan dan merekomendasi, seorang


audit harus mewaspadai kekeliruan yang bisa terjadi, Atau bisa saja auditor tidak
membaca prosedur secara layak. Untuk mengecek hal- hal tersebut yang mereka
temukan, audit internal harus berbincang dengan orang yang paham dan paling
mengetahui fakta tersebut. Mereka harus mengetahui pembicaraan klien dan
mencatatnya dalam kertas kerja.

Auditor internal yang berpengalaman akan mencari orang yang memiliki


pengetahuan organisasi, orang- orang yang memiliki pengetahuan luas mengenai
operasi yang sedang diperiksa.

Pencatatan Temuan Audit

Adapun tujuan pencatatan audit diantara lain :

 Mengidentifikasi organisasi yang bertanggung jawab


 Memeberi nomor identifikasi untuk temuan tertentu dan suatu rujukan
kertas kerja pendukung
 Memeberi pernyataan singkat mengenai kondisi
 Mengidentifikasi kriteria standar yang diterapkan untuk menilai kondisi
 Menunjukkan apakah temuan tersebut merupakan pengulangan dari
sesuatu yang ditemukan pada audit sebelumnya
 Menyatakan arah, prosedur, atau intruksi kerja yang berkaitan dengan
temuan tersebut
 Meringkas pengujian audit dan jumlah kelemahan yang ditemukan
 Menujukkan penyebab, mengapa penyimpangan terjadi
 Menjelaskan dampak,actual maupun potensial dari kondisi tersebut
 Menyatakan tindakan perbaikan yang diusulkan dan atau yang diambil
 Mencatat pembahasan dengan karyawan klien dan mencatat tanggapan-
tanggapan mereka dan sifat tindakan, jika ada, yang mereka usulkan
untuk diambil

Laporan pencatatan temuan audit memberikan fleksibilitas karena bisa


diurutkan tau diurut ulang untuk memfasilitasi pelaporan formal. Laporan tersebut
juga memberikan acuan untuk pembahasan. Dan berfungsi sebagai pedoman
untuk mengingatkan auditor semua yang diperlukan untuk memperoleh informasi
untuk temuan yang dibuat secara mendalam.

Beberapa organisasi telah memperluas RAF melampaui dokumen kertasa


kerja. Mereka menggunakannya untuk mengkomunikasikan temuan dengan
segera ke klien dan mendapatkan tanggapan tertulis.

Adapun manfaat laporan menurut para pendukung laporan


abstraksi,adalah sebagai berikut :

 Manajer senior bisa diberikan sarana pembelajaran yang cepat terhadap


masalah saat ini dan tindakan yang diambil atau diperlukan untuk
memecahkannya
 Manajer lapangan tetap menerima informasi mengenai masalah- masalah
yang kemungkinan memengaruhi mereka
 Laporan abstraksi dianalisis secara periodic untuk menemukan trennya.
Saat dibawa ke manajemen senior, ke seluruhan tindakan bisa diambil
untuk memulihkan tren yang merugikan
 Kedisiplinan dalam menyiapkan laporan abstraksi sebelum ditulis
membantu auditor internal lebih memerhatikan setiap kekurangan dalam
pembangunan temuan audit.
 Penelaahan terpusat untuk abstraksi membantu menjaga program jaminan
mutu yang dirancang untuk meningkatkan audit internal

Keahlian Komunikasi
Yang tampak pada RAF harus ditulis dengan baik, dan masalah masalah
harus didefinisikan dengan jelas menggunakan istilah- istilah yang singkat, padat
dan tepat.

Masalah- masalah control serius, kecurangan, atau tindakan- tindakan


illegal harus selalu dipandang sebagai berita buruk, terlepas dari kemampuan
komunikasi auditor atau objektivitas RAF .

Penelaahan Pengawasan

Sebuah temuan audit secara definisi merupakan sebuah kritik. Mekanisme


bertahan alami atas kritik-kritik tersebut dengan menghasilkan serangan terhadap
kritik tersebut. oleh karena itu temuan audit harus mengatasi kritik. Penyelia audit
bisa melihat bahwa hasil akhir dicapai dengan mendekati temuan audit melalui
pertanyaan pertanyaan sbb :

 Apakah ada bagian bagian dari temuan yang hilang?


 Jika prosedur tidak diikuti apakah rekomendasi hanya sekedar pernyataan
bahwa prosedur tersebut harusnya diikuti ?
 Apakah ada kriteria audit yang bisa diandalkan?
 Apakah ada keadaaan keadaan yang bisa menyebabkan temuan tersebut
tidak diterima
 Apakah rekomendasi bermanfaat dan spesifij atau sekedar menyatakan
"meningkatkan kontrol"?
 Apakah metode penyajian sesuai dengan standar?

Melaporkan Temuan Audit

Ringkasan ini menjelaskan lingkupnaudit, menyajiakan opini audit secara


keseluruhan, dan menyajikan penilaian auditor atas operasi yabg diaudit.
Ringkasan eksekutif juga menyebutkan temuan temuan yang dapat dilaporkan.
Temuan temuan yang didokumentasikan tercermin dalam RAF atau abstraksi.

Format pelaporan ini menekankan pada kelemahan kelemahan. Pelaporan


ini menawarkan manfaat dari pelaporan setelah pekerjaan lapangan diselesaikan.
Dimana auditorbisa berada pada posisi memberikan kritik atau celaan, bukan
sebagai pengamat objektif yang memerhatiakn sisi baik maupun sisi buruk.
Dampak yang tidak menguntungkan ini dapat diseimbangkan oleh keseluruhan
tanggapan yang objektif pada ringkasan eksekutif. Hal tersebut dapat dinetralkan
dengan pembahasan interm mengenai RAF dengan klien.

Tindak Lanjut

Auditor internal merupakan aktivitas pemberian keyakinan yang


independen, objektif dan aktivitas onsultasi yang dirancang untuk menambah nilai
dan meningkatkan operasi organisasi.

Dalam pernyataan tersebut tanggung jawab untuk mengidentifikasi dan


melaporkan baik resiko aktual maupun potensial terhadap perusahaan. Auditor
internal yang menyadari oada kelemahan dan risiko diminta melaporkannya ke
tingkat manajemen yang tepat.

Standar terbaru 2500 A. I menyatakan bahwa :

1. Kepala bagian audit harus menetapkan proses tindak lanjut untuk


mengawasi dsn memastikan bahwa tundakan manajemen telah
diimplementasikan secara efektif

2. Tindak lanjut oleh auditor internal didefinisikan sebagai sebuah proses


untuk menentukan kecukupan, efektivitas, dsn ketepatan waktu atas
tindakan yang diambil oleh manajemen atas pengamatan dan rekomendasi
penugasan yang dilaporkan

3. Tanggung jawab untuk melakukan tindak lanjut harus didefinisikan


dalam piagam tertulis aktivitas audit internal.

Faktor faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan prosedur tindak


lanjut yang tepat adalah :

 Signifikansi pengamatan atau observasi yang dilaporkan


 Tingkat upaya dab biaya yang dibutuhkan untuk memperbaiki kondisi yang
dilaporkan
 Resiko resiko yang mungkin terjadi bila tindakan perbaikan gagal dilakukan
 Kompleksitas tindakan perbaikan
 Periode waktu yang terlibat

Kecukupan Tindakan Perbaikan


Temuan audit dan tindakan yang diperlukan untuk mengimplementasikan
-nya memliki banyak memiliki banyak variasi bentuk dan ukuran sehingga tidaj ada
ukuran bagi kelayakan tindskan perbaikan yang bisa diterapkan di segala situasi.
Secara umum tindakan oerbaikan seharusnya :

1) Responsif terhadap kelemahan yabg dilaporkan


2) Lengkap dalam memperbaiki semua aspek material dari kelemahan yang
ada
3) Berkelanjutan efektivitasnya
4) Diawasi untuk mencegah terulang kembali

Pada contoh berikut ini,tindakan perbaikan tidak memenuhi empat kriteria ini:

Sebuah organisasi menggunakan berbagai macam bahan peledak dalam


operasinya.Penanganan bahan peledak tersebut,seperti yang kita
perkirakan,membutuhkan kehati-hatian dan pengalaman yang cukup.Hal ini
semakin disadari saat seorang pekerja yang lalai dan kurang terlatih secara tak
sengaja meledakkan tangannya dan menyebabkan seorang pekerja lainnya
menjadi buta.

Auditor internal memeriksa prosedur sertifikasi dan status sertifikasi


sejumlah karyawan.Mereka menemukan bahwa tidak ada sistem yang
menginformasikan karyawan atau penyelia mereka bahwamereka harus mengikuti
ujian tahunan.Mereka juga menanyakan 30 dari 100 karyawan dan menemukan
bahwa dua orang tidak mememiliki sertifikasi sama sekali dan sertifikasi untuk tiga
karyawan telah habis masa berlakunya.Kelima karyawan tersebut terlibat dalam
penanganan bahan peledak sehari-hari.

Auditor internal dnegan segera melaporkan temuan mereka.sebagai


tanggapannya,manajer produksi meminta kelima orang tersebut diuji dan diberi
sertifikasi.Ia kemudian melaporkan informasi tersebut ke auditor internal,dengan
menyatakan bahwa ia telah memperbaiki kondisi kelemahan yang ada.

Tindakan perbaikan tidak memadai sama sekali dan ditolak oleh auditor internal
karena alasan-alasan berikut ini:

 Tindakan tersebut tidak responsif.Tindakan perbaikan tidak


berhubungan dengan kontrol atas sertifikasi.
 Tindakan tersebut tidak lengkap.Hanya karyawan yang diperiksa auditor
yang diambil tindakan.
 Tindakan tersebut tidak berkelanjutan.Tidak ada sistem yang diterapkan
untuk memastikan bahwa para karyawan dan penyelia mereka
diinformasikan mengenai penangguhan masaa berlaku sertifikasi mereka
 Tindakan tersebut tidak diawasi.Tidak ada ketentuan, kecuali oleh audit
internal periodik, untuk memastikan bahwa orang yang menangani bahan
peledak telah dilatih dan diberi sertifikasi.

Auditor menjelaskan kelemahan dalam tindakan perbaikan tersebut ke


manajemen operasional.Hasilnya,langkah-langkah tambahan berikut ini diambil:

 Catatan kartu berisi nama-nama dan tanggal masa berlaku sertifikasi untuk
setiap karyawan dibuat dalam dokumen pengingat di departemen
personalia,yang bertanggung jawab untuk pelatihan dan sertifikasi.Kartu
tersebut kemudian ditempatkan dalam dokumen ‘tunggu dan dihapuskan
hanya setelah diterima bukti adanya sertifikasi ulang.
 Semua 100 karyawan dicek untuk mengetahui keabsahan dan
pembaharuan kartu sertifikasi.
 Satu bulan sebelum masa sertifikasi habis,manajer setiap karyawan akan
diberi tahu bahwa sertifikasi ulan sudah harus dilakukan.Mereka juga akan
diberi tahu jika ada sertifikasi karyawan yang diizinkan habis meskipun
pemberitahuan tanggal sertifikasi ulang telah telah diberikan.
 Kepala bagian keamanan mengintruksikan para insinyur,yang berkeliling
pabrik mencari pelanggaran keamanan,untuk memverifikasi apakah setiap
orang yang terlihat menangani bahan peledak memiliki kartu bukti
sertifikasi terbaru.

Kewenangan dan Status Audit

Tanggung jawab tidak bisa dilaksanakan tanpa kewenangan.tanggung


jawab audit untuk menilai kecukupan dan efektivitas tindakan perbaikan tidak akan
da artinya jika auditor tidak diberi kewenangan untuk melakukan hal
tersebut.Kewenangan ini hasrus disebutkan dengan jelas dalam akta audit
internal.Semua manajer operasi harus menyadari sepenuhnya bahwa tindakan
perbaikan harus nyata dan efektif.Auditor akan selalu memiliki wewenang untuk
menelaah tindakan dan jika tidak sepenuhnya memperbaiki keadaan,maka akan
dilaporkan

Tetapi, yang lebih diinginkan adalah memberikan keyakinan, bukan


memberitahu. Dan proses memberikan keyakinan tersebut harus dimulai dari
awal. Auditor harus meyakinkan klien bahwa: (1)Mereka akan diberitahu segera
mengenaisetiap temuan yang ditemukan auditor; (2) baik temuan maupun
dukungan atasnya akan dibahas secara mendalam; (3) setiap pertanyaan
menyangkut fakta-fakta akan diselesaikan sebelum masalah dilaporkan; (4)Klien
akan diperbolehkan untuk berada pada posisi yang berlawanan dengan temuan;
dan (5) Klien akan diberikan setiap peluang untuk memulai tindakan perbaikan.

Keinginan untuk memberikan keyakinan terhadap suatu temuan ke klien


seharusnya tidak pernah menghalangi auditor dari tujuan utama mereka,yaitu
memastiakn bahwa kondisi telah diperbaiki.Meskipun auditor telah melakukan
upaya terbaik,beberapa manajer operasi,bisa jadi tetap keras kepala dan tidak
bisa diyakinkan.Dalam keadaan ini,auditor mungkin perlui menghubungi atasan
klien.Seringkali,makin tinggi tingkat manajemen yang dihubungi,makin objektif
tanggapan mereka terhadap temuan.

Auditor harus menyiapkan laporan untuk manajemen pada tingkat yang


lebih tinggi dengan perhatian khusus,Manajemen senior mungkin tidak lebih
memiliki kedalaman pengetahuan atas kondisi seperti yang dimiliki manajer
operasi ; sehingga penyajiannya harus jelas,bisa dipahami,dan meyakinkan.Flip-
chart dan persentasi elektronik telah terbukti bermanfaat dalam menjelaskan
masalah dan menunjukkan perlunya tindakan perbaikan.Lebih penting lagi adalah
persentasi tersebut dengan tepat menjelaskan sasaran dan standar operasi yang
sedang diperiksa,kondisinya,prosedur dan praktik,sebab dan akibat,serta
kesimpulan dan rekomendasi.

Auditor internal akan yakin bahwa mereka telah melaksanakan pekerjaan


mereka secara profesional jika baik manajer operasi atau manajemen operasi atau
manajemen senior meminta audit tambahan atau studi-studi khusus.

Anda mungkin juga menyukai