Anda di halaman 1dari 5

UJIAN TENGAH SEMESTER

Nama : Istikharoh
Npm : 173112340350042
Mata kuliah : Audit Internal / R01
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Program studi : Akuntansi
Dosen Penguji: Dr. Bambang Subiyanto, SE., M.,AK.,CPA

1. Saat ini perubahan profesi internal auditor telah berubah dari paradigma yang
berorientasi mencari kesalahan (watchdog) menuju paradigma baru yang berperan
sebagai konsultan. Disamping itu pendekatan baru dalam internal audit adalahrisk
based audit approach.
Saudara jelaskan maksud ungkapan pada kalimat diatas ?
Jawab :
Pada masa lalu fokus utama peran auditor internal sebagai ‘watchdog’, sehingga
membuat perannya kurang disukai kehadirannya oleh unit organisasi lain. Hal ini
mungkin merupakan konsekuensi logis dari profesi internal auditor yang tugasnya
memang tidak dapat dilepaskan dari fungsi audit, yaitu antara pemeriksa (auditor)
dan pihak yang diperiksa (auditee) berada pada posisi yang saling berhadapan. Pada
saat ini proses auditing modern telah bergeser sebagai ‘konsultan intern’
(internal consultant) yang memberi masukan (input) untuk perbaikan (improvement)
atas sistem yang telah ada serta berperan sebagai katalis (catalyst). Fungsi konsultan
bagi auditor internal merupakan peran yang relatif baru. Peran konsultan membawa
internal auditor untuk selalu meningkatkan pengetahuan & ketrampilan (skill
& knowledge) baik tentang profesi auditor maupun aspek bisnis (business object) ,
sehingga diharapkan dapat membantu manajemen dalam memecahkan suatu masalah.
Kemampuan untuk merekomendasikan pemecahan suatu masalah (problem solver)
bagi internal auditor dapat diperoleh melalui pengalaman bertahun-tahun melakukan
audit berbagai fungsi / bagian di perusahaan. Konsultasi internal saat ini merupakan
aktivitas yang sangat dibutuhkan oleh manajemen puncak (top management) yang
perlu dilakukan oleh auditor internal. Selain sebagai konsultan, auditor internal harus
mampu berperan sebagai katalisator yaitu memberikan jasa kepada manajemen
melalui saran-saran yang bersifat konstruktif dan dapat diaplikasikan bagi
perkembangan perusahaan. Sehingga apabila internal auditor diibaratkan sebagai
katalis, internal auditor tidak ikut dalam kegiatan operasional perusahaan, namun turut
serta bertanggungjawab dalam meningkatkan kinerja perusahaan melalui rekomendasi
yang disampaikaan kepada manajemen operasional. Ruang lingkup (scope) kegiatan
audit semakin luas, pada saat ini tidak sekedar audit keuangan (financial audit) dan
audit ketaatan (compliance audit), tetapi fokus perhatian ditujukan pada semua aspek
yang berpengaruh terhadap kinerja (performance) perusahaan dan pengendalian
manajemen serta memperhatikan aspek risiko bisnis (business risk) dan risiko
manajemen (risk management). Pergeseran orientasi audit menuju ke arah audit yang
didasarkan atas resiko (risk based audit approach) ini akan terus berlanjut seiring
dengan kebutuhan perusahaan yang semakin kompleks di masa mendatang.

2. Saudara jelaskan pentingnya evaluasi internal control pada penugasan audit


internal di perusahaan.
Jawab :
A. Berikan pendapat saudara jika hasil evaluasi, dinyatakan bahwa internal
control lemah (weakness).
Evaluasi Internal Control adalah suatu proses evaluasi yang dipengaruhi oleh
sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk
membantu organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu. Kelemahan
Internal Control dapat diartikan sebagai tidak adanya pengendalian yang cukup,
yang meningkat risiko adanya salah saji dalam laporan keuangan. Seandainya
dalam dalam pertimbangan auditor terdapat pengendalian yang tidak cukup untuk
memenuhi satu dari tujuan, ekspektasi terjadinya salah saji akan meningkat.
Misalnya, kalau tidak ada verifikasi intern atas penilaian transaksi gaji, auditor
dapat berkesimpulan bahwa terdapat kelemahan dalam pengendalian intern.
menentukan besarnya audit sampel adalah dengan menimbang nimbang berapa
angka yang kita asumsikan terhadap ketiga jenis risiko ( Inherent risk, control risk
and detection risk) tersebut. Katakanlah jika IC kontrolnya lemah kita asumsikan
Inheren risk : 100%, Jika detection control diasumsikan masih bolong bolong,
maka ditetapkan Control Risk nya 10% dan Detection nya ditentukan 10%,maka
Audit Risk dapat dicari dengan mengalikan persentasi tersebut . Sehingga apabila
Internal Control dinyatakan (Weakness) maka perlu adanya peninjauan kembali
pada bagian bagian yang memiliki internal control yang lemah seperti peningkatan
sistem, ataupun peningkatan SDM pada bagian tersebut.

B. Selanjutnya uraikan masing-masing elemen internal control menurut model


COSO !
a) Lingkungan pengendalian (control environment)  Lingkungan
pengendalian terdiri dari tindakan, kebijakan, prosedur yang mencerminkan
sikap keseluruhan top manajemen, direktur, dan pemilik suatu perusahaan
terhadap pengendalian dan pentingnya pengendalian tersebut bagi
perusahaan.
b) Penilaian risiko (risk assessment) Mekanisme untuk mengidentifikasikan,
menganalisis, dan mengelola berbagai risiko dalam organisasi atau
perusahaan dihubungkan dengan tujuan yang ingin dicapai
c) Pengendalian aktivitas (control activities)  Aktivitas pengendalian adalah
kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa arahan
manajemen dilaksanakan. Aktivitas pengendalian meliputi: Review kinerja,
Pengolahan informasi , Pengendalian fisik dan Pemisahan tugas
d) Informasi dan komunikasi (information and communication) Sistem
informasi dan komunikasi memungkinkan orang dalam organisasi untuk
mendapatkan dan berbagi informasi yang diperlukan untuk mengelola,
melaksanakan, dan mengendalikan kegiatan operasi.
e) Pemantauan (monitoring) Pengawasan oleh manajemen dan pegawai lain
yang ditunjuk atas pelaksanaan tugas sebagai penilaian terhadap kualitas
dan efektivitas sistem pengendalian internal. Seperti, Ongoing activities,
Problem solution, Separate periodic evaluations, and Internal auditor’s
assessment.

3. Kesuksesan pelaksanaan audit internal sangat bergantung pada survey


pendahuluan (preliminary surveys) agar diperoleh pemahaman informasi dan
perpektif yang di butuhkan.
Jawab :
A. Seberapa pentingnyakah tim audit internal melakukan survey pendahuluan.
Sangat penting sekali, Karena untuk memperoleh pemahaman mengenai tujuan,
proses, risiko, dan kontrol yang berkaitan dengan audit, serta untuk memperoleh
informasi, dan prespektif yang dibutuhkan untuk mendukung kesuksesan audit.
Lalu survei pendahuluan dapat menjadi sarana yang baik untuk menganalisis
karyawan dan sistem, namun bisa juga menjadi sebuah pencarian yang tak
beraturan. Auditor internal harus bahwa waktu dan upaya yang dihabiskan untuk
survei pendahuluan bisa produktif yang baik akan menghasilkan program audit
yang tepat, keberhasilan audit. Jadi, keberhasilan atau kegagalan audit bisa jadi
survei pendahuluan direncanakan dan dilaksanakan dengan baik, maka survey
lebih dari sekadar cara untuk mendapatkan pemahaman yang efektif selain
keberhasilan audit.

B. Jelaskan tujuh langkah dasar dalam melakukan survey pendahuluan.


1) Penyelidikan awal.
Meliputi kegiatan review atas kertas kerja audit terdahulu, temuan audit
sebelumnya (yang relevan), bagan organisasi dan permanent file.
2) Pertemuan terbuka dengan manajemen auditee.
Bertujuan untuk :
(1) menyampaikan informasi bagaimana audit akan dilakukan;
(2) mendapatkan respon dalam bentuk kerjasama ;
(3) memperoleh informasi yang diperlukan dalam pelaksanaan audit, dan ; (4)
membangun kredibilitas auditor.
Dalam pertemuan tersebut, auditor tidak membicarakan prosedur audit dengan
auditee.
3) Penelaahan atas dokumen yang ada pada auditee.
Diperlukan untuk memperoleh informasi yang telah dimutakhirkan yang
mengindikasikan adanya perubahan-perubahan pada bagian/fungsi yang akan
diaudit.
4) Observasi.
1. Pengamatan lapangan (on site tour).
Hal-hal yang perlu diperhatikan auditor pada saat pengamatan lapangan al :
(a) aktivitas yang tidak biasa ;
(b) indikasi inefisiensi ;
(c) fasilitas yang tidak digunakan ;
(d) sikap pegawai terhadap pekerjaannya ;
(e) hubungan antara pegawai dengan manajemen ;
(f) pegawai yang menganggur ;
(g) indikasi buruknya pemeliharaan peralatan dan fasilitas.
2. Review atas kegiatan tertentu secara bertahap (walk-throughs).
Guna mengetahui :
(a) bagaimana program/aktivitas dilaksanakan ;
(b) manfaat/guna dari setiap tahapan proses/kegiatan ;
(c) hasil dari suatu proses/kegiatan,
(d) kekuatan dan kelemahan pengendalian
5) Penyiapan Bagan Arus.
Bertujuan untuk mendeskripsikan auditee secara komprehensif dalam bentuk
analisis visual.
6) Review Analitis.
Menggunakan analsis rasio dan trend atas data keuangan dan
membandingkannya dengan data periode sebelumnya/rata-rata industri/
kriteria lain yang relevan.
Tujuan dilakukannya review analitis adalah untuk :
(a) Memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai operasi auditee dalam
bentuk kuantitatif.
(b) Menandai variasi dan trend yang signifikan
(c) Menandai area spesifik yang mengandung potensi masalah
(d) Mengarahkan audit pada area yang perlu mendapatkan perhatian
khusus dan memiliki tingkat risiko yang tinggi.
7) Pembuatan laporan/risalah survey.
Laporan/risalah survey pendahuluan berisi mengenai informasi yang
menunjukkan identifikasi mengenai :
(a) Persoalan/masalah yang harus ditindak lanjuti dengan melakukan
pekerjaan lapangan (field work) guna memecahkan persoalan/masalah tersebut.
Informasi yang terkandung didalamnya merupakan bahan untuk menyusun/
mengembangkan program audit.
(b) Informasi mengenai temuan audit yang dapat ditindak lanjuti oleh
manajemen meskipun pengujian subtantif belum dilakukan. Informasi
demikian umumnya diringkas dan dibicarakan dengan manajemen auditee, dan
bila manajemen auditee menganggap bahwa berdasarkan informasi tersebut
suatu perbaikan/penyempurnaan dapat langsung dilakukan, maka auditor
menyusun laporan yang berkenaan dengan hal tersebut.
(c) Informasi mengenai estimasi waktu dan sumberdaya (staf auditor dan
anggaran) yang diperlukan bila pekerjaan lapangan (field work) harus
dilakukan

4. Pekerjaan lapangan (Field Work) merupakan proses mendapatkan keyakinan


secara sistematis dengan mengumpulkan bahan bukti secara objektif tentang
operasi entitas, mengevaluasinya, apakah operasi tersebut memenuhi standar
yang dapat diterima dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan serta
menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan oleh manajemen. Ada
enam (6) metode yang biasanya digunakan dalam pekerjaan lapangan. Sebutkan
dan jelaskan masing-masing !
Jawab :
a. Observasi, Bagi auditor observasi berarti melihat, memperhatikan, tidak
melewatkan hal-hal yang dianggap penting. Hal ini mengimplementasikan
diterapkannya pandangan yang berhati-hati dan berpengetahuan pada orang,
fasilitas, proses, pemeriksaan visual yang memiliki tujuan, memiliki nuansa
perbandingan dengan standar dan suatu pandangan yang evaluatif.
b. Konfirmasi, teknik yang paling pervasif bagi auditor yang menalaah
operasiPertanyaan diajukan selama audit dan bisa secara lisan maupun tulisan
c. Verifikasi, mengkonfirmasi kebenaran, akurasi dan validitas sesuatu. Cara ini
paling sering digunakan untuk mendapatkan kebenaran fakta atau rincian dalam
suatu akun atau laporan
d. Investigasi, diterapkan pada pertanyaan tanya jawab untuk menemukan fakta-
fakta yang tersembunyi dan mencari kebenaran. Hal ini mengimplikasikan
penelusuran informasi yang sistematis yang diharapkan auditor bisa ditemukan
atau perlu diketahui
e. Analisis, memeriksa secara rinci. Artinya, kita memecah entitas yang kompleks
kedalam bagian-bagian kecil untuk menentukan karakteristik yang sebenarnya.
Istilah ini juga berarti melihat lebih dalam beberapa fungsi, aktivitas atau
sekelompok transaksi dan menentukan hubungannya masing-masing.
f. Evaluasi, dalam hal ini audit berarti menuju suatu pertimbangan. Artinya,
menimbang apa yang akan dianalisis dan menentukan cangkupan, efesiensi, dan
efektifitasnya.

Anda mungkin juga menyukai