Anda di halaman 1dari 14

DEFINISI KKA, MANFAAT KKA, FILLING SYSTEM, ANALISA AUDITOR

DALAM KKA, CONTOH KASUS PENYUSUNAN ANALISA KKA DALAM


AUDIT INTERNAL

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Audit Internal

Dosen Pengampu Haris Resmawan, SE., Ak., M.Ak., MH., CA

Disusun oleh :

Novia Hindayani 144020163

13 AKE

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kertas kerja (working paper) merupakan mata rantai yang menghubungkan catatan
klien dengan laporan audit, oleh karena itu, kertas kerja merupakan alat penting dalam
profesi akuntan public. dalam proses auditnya, auditor harus mengumpulkan atau
membuat berbagai tipe bukti. Untuk mendukung simpulan dan pendapatnya atas laporan
keuangan audit. Kertas kerja audit merupakan media yang digunakan auditor untuk
mendokumentasikan seluruh catatan, bukti dan dokumen yang dikumpulakan dan
simpulan yang dibuat auditor dalam setiap tahapan audit.
Kertas kerja biasanya harus berisi dokumentasi yang memperlihatkan :

a. Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan pertama, yaitu pemeriksaan

telah direncanakan dan supervise dengan baik.

b. Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan kedua, yaitu pemahaman

memadai atas pengendalian intrn telah diperoleh untuk merencanakan audit dan

menentukan sifat, dan lingkup pengujian yang telah dilakukan.

c. Telah dilaksanakan standarpekerjaan lapangan ketiga, yaitu bukti audit telah

diperoleh, prosedur pemeriksaan telah ditetapkan, dan pengujiantelah

dilaksanakan, yang memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai dasar

memadai untuk mensyaratkan pendapat atas laporan keuangan audit.

Kertas kerja merupakan milik kantor akuntan public, bukan milik klien atau milik

pribadi auditor. namun, hak pemilikan kertas kerja oleh akuntan public masih tunduk pada

pembatasan-pembatasan yang diatur dalam kode etik akuntan Indonesia yang berlaku,

untuk menghindarkan penggunaan hal-hal yang bersifat rahasia oleh auditor ddalam

hubungannya dengan transaksi perusahaan untuk tujuan yang tidak semestinya.

pengungkapan informasi yang tercantum dalam kertas kerja kepada pihak ketiga dibatasi

oleh kode etik akuntan Indonesia pasal 4 tentang penjagaan kerahasiaan informasi yang

2
diperoleh akuntan public selama perikatan professional. Oleh karena itu, kertas kerja

disusun sebagai mana semestinya dan berdasarkan prosedur-prosedur oleh kantor akuntan

public, dalam memudahkan auditor untuk melakukan audit dalam suatu perusahaan atau

instansi pemerintah.

Kertas kerja audit harus meliputi semua informasi yang dipandang perlu oleh auditor

bagi pelaksanaan audit yang memadai dan untuk mendukung laporan audit atau pendapat

yang akan diberikan oleh auditor Tujuan menyeluruh dari pendokumentasian audit dalam

bentuk kertas kerja adalah untuk membantu auditor memberikan keyakinan memadai

bahwa audit yang layak telah dilakukan sesuai dengan standar auditing.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan definisi kertas kerja audit?
b. Apa manfaat kertas kerja audit?
c. Apa yang dimaksud filing system?
d. Bagaimana filing system?
e. Bagaimana analisa auditor dalam kertas kerja audit?
f. Bagaimana contoh kasus penyusunan analisa kertas kerja audit dalam audit internal?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetahui definisi kertas kerja audit
b. Untuk mengetahui manfaat kertas kerja audit.
c. Untuk mengetahui definisi filing system.
d. Untuk mengetahui filling system.
e. Untuk mengetahui analisa auditor dalam kertas kerja audit.
f. Untuk mengetahui contoh kasus penyusunan analisa kertas kerja audit dalam audit
internal.

3
BAB II

PEMBAHASAN

3.1 Definisi kertas kerja audit


SA Seksi 339 Kertas Kerja paragraph 03 mendefinisikan kertas kerja sebagai berikut: “kertas
kerja adalah catatan-catatn yang diselenggarakan oleh auditor mengenai prosedur audit yang
ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan simpulan yang
dibuatnya sehubungan dengan auditnya.” Contoh kertas kerja adalah program audit hasil
pemahaman terhadap pengndalian intern, analisis, memorandum, surat konfirmasi, representasi
klien, ikhtisar dari dokumen-dokumen perusahaan, dan daftar atau komentar yang dibuat atau
diperoleh auditor. Data kertas kerja dapat disimpan dalam pita magetik, film, atau media yang
lain. Dalam SA 339 dikemukakan bahwa kertas kerja biasanya berisi dukumentasi yang
memperlihatkan :

1. Pemeriksaan telah direncanakan dan di supervise dengan baik, yang menunjukan


dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan yang pertama.
2. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian internal telah diperoleh untuk
merancangkan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang telah
dilakuan.
3. Bukti audit telah diperoleh, prosedur pemeriksaan yang telah di terapkan dan pengujian
yang telah dilaksanakan, yang memberikan bukti yang kompeten yang cukup sebagai
dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, yang
menunjukan dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan yang ketiga.

Menurut IBK.Bayangkara kertas kerja audit (KKA) merupakan catatan-catatan yang dibuat
dan data-data yang dikumpulkan auditor secara sistematis pada saat melaksanakan tugas audit.
Untuk memberikan gambaran yang lengkap terhadap proses audit, KKA harus mencerminkan
langkah-langkah audit yang ditempuh :

a. Rencana audit
b. Pemeriksaan dan evaluasi kecukupan dan efektivitas system control internal
c. Prosedur-prosedur audit yang dilakukan, informasi yang diperoleh dan kesimpulan
yang dicapai
d. Penelahaan kertas kerja audit oleh penyedia
e. Laporan audit

4
f. Tindak lanjut dari tindakan perbaikan.

3.2 Manfaat kertas kerja audit


Setiap auditor wajib membuat KKA pada saat melaksaanakan tugas audit, manfaat utama KKA
antara lain :

a. Merupakan dasar penyusunan laporan hasil audit.


b. Merupakan alat bagi atasan untuk mereview dan mengawasi pekerjaan para pelaksana
audit.
c. Merupakan alat pembuktian ari laporan hasil audit.
d. Menyajikan data untuk keperluan referensi
e. Merupakan salah satu pedoman untuk tuga audit berikutnya.

Tujuan pembuatan kertas kerja audit,yaitu:

a. Mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan audit


kertas kerja audit dapat digunakan oleh auditor untuk mendukung pendapatnya dan
merupakan bukti bahwa auditor telah melaksanakan audit yang memadai.
b. Menguatkan simpulan-simpulan auditor dan kompetensi auditnya.
auditor dapat kembali memeriksa kertas kerja yang telah dibuat dalam auditnya, jika di
kemudian hari ada pihak-pihak yang memerlukan penjelasan mengenai simpulan atau
pertimbangan yang telah dibuat oleh auditor dalam auditnya.
c. Mengkoordinasikan dan mengorganisasi semua tahap audit.
audit yang dilaksanakan oleh auditor terdiri dari berbagai tahap audit yang dilaksanakan
dalam brbagai waktu, tempat, dan pelaksana. Setiap audit tersebut menghasilkan
berbagai macam bukti yang membentuk kertas kerja. Pengorganisasian dan
pengkordinasian bebagai tahap audit tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan
kertas kerja.
d. Memberikan pedoman dalam audit berikutnya.
dari kertas kerja dapat diperoleh informasi yang sangat bermanfaat untuk audit
berikutnya jika dilakukan audit yang berulang terhadap klien yang sama dalam periode
akuntansi yang berlainan. Auditor memerlukan informasi mengenai sifat usaha klien,
catatan akuntansi klien dan pengendalian intern klien serta rekomendasi perbaikan yang
diajukan kepada klien dalam audit yang lalu. Jurnal-jurnal adjustment yang disarankan
untuk menyajikan secara wajar laporan keuangan yang lalu.

5
3.3 Filing Sistem

3.3.1 Definisi Filling Sistem


Kearsipan adalah kegiatan pengurusan arsip dari kegiatan penciptaan arsip, penyimpanan
dan penemuan kembali, penyelamatan arsip dan penyusutan arsip.

Filing system adalah rangkaian kerja yang teratur yang dapat dijadikan pedoman untuk
penyimpanan arsip sehingga saat diperlukan dapat ditemukan kembali dengan cepat dan
tepat.

3.3.1 Tujuan Filing Sistem


a. Menghemat waktu
Dengan menggunakan filing system yang tepat, penyimpanan dan penemuan
kembali arsip dapat dilakukan dengan mudah tanpa membuang waktu.
b. Menghemat biaya
Dalam kegiatan penyimpanan dan penemuan kembali arsip tidak terlalu banyak
menimbulkan tenagasehingga dapat menghemat biaya.
c. Menghemat tempat
Dengan mengunakan filling system yang tempat penyimpanan arsip tidak
membutuhkan ruangan yang luas dan peralatan yang banyak, karena arsip yang
disimpan hanyalah arsip-arsip yang bernilai guna saja.

3.3.2 Ciri-ciri filing system


a. Tidak memakan tempat ; letaknya dibuat selektif dan seefisien mungkin
b. Sederhana dan praktis ; mudah dilaksanakan dan tidak berbelit-belit
c. Sudah dicapai : penyimpanan dapat mudah diambil dan dicapai
d. Ekonomis : tidak berlebihan dalam pengeluaran biaya,perlengkapan, tenaga, dan
cara pengeluarannya.
e. Cocok dan tepat guna : disesuaikan dengan tujuan dan kepentingan
f. Fleksibel : mudah dikembangkan bila ada perluasan kerja dan mudah
dilaksanakan
g. Klasifikasi khusus
h. Aman : bebas dari kerusakan karena penyimpanan

3.3.3 Macam-macam Filing Sistem


a. Sistem abjad
Sistem abjad adalah system penyimpanan atau penataan berkas/arsip
berdasarkan abjad, disusun mulai huruf a sampai dengan z.Dalam penyusunanya,

6
surat-surat disusun berdasarkan urutan pertama dari nama orang, atau organisasi,
instansi, lembaga, kantor yang sudah diindeks.
b. Sistem masalah
Sistem masalah adalah system penyimpanan atau penataan beerkas atau arsip
berdasarkan pokok permasalahan dalam surat atau dokumen yg berkaitan.
c. Sistem Wilayah
Sistem wilayah adalah system penyimpanan atau penataan berkas atau arsip
brdasarkan letak wilayah dengan berpedoman kepada daerah/ kota/Negara atau
alamat surat.
d. Sistem tanggal
sistem tanggal adalah system penyimpanan atau penataan atau arsip berdasarkan
urutan waktu/kronologis dari tanggal,bulan,dan tahun penerimaan/pencatatan
surat/dokumen.

3.4 Penyusunan Kertas Kerja Audit


Auditor biasanya menyelenggarakan dua macam arsip kertas kerja untuk setiap kliennya :

- Arsip audit tahunan untuk setiap audit yang telah selesai dilakukan, yang disebut arsip
kini (current file)
- Arsip permanen (permanent file) untuk data yang secara relatif tidak mengalami
perubahan
- Arsip kini berisi kertas kerja yang informasinya hanya mempunyai manfaat untuk tahun
yang diaudit saja. Arsip permanen berisi informasi sebagai berikut :
1. Copy anggaran dasar dan anggaran rumah tangga klien
2. Bagan organisasi dan luas wewenang serta tanggung jawab para manajer
3. Pedoman akun, pedoman prosedur, dan data lain yang behubungan dengan
pengendalian
4. Copy surat perjanjian penting yang mempunyai masa laku jangka panjang.
5. Tata letak pabrik, proses produksi, dan produk pokok perusahaan
6. Copy notulen rapat direksi, pemegang saham, dan komite-komite yang dibentuk
klien. Pembentukan arsip permanen ini mempunyai tiga tujuan yaitu :
a. Untuk menyegarkan ingatan auditor mengenai informasi yang akan digunakan
dalam audit tahun-tahun mendatang
b. Untuk memberikan ringkasan mengenai kebijakan dan organisasi klien bagi staf
yang baru pertama kali menangani audit laporan keuangan klien tersebut.
c. Untuk menghindari pembuatan kertas kerja yang sama dari tahun ke tahun.
Analisis terhadap akun-akun tertentu yang relatif tidak pernah mengalami perubahan harus
juga dimasukkan ke dalam arsip permanin. Akun-akun seperti tanah, gedung, akimulasi,
depresiasi, investasi, utang jangka panjang, modal saham dan akun lain yang termasuk dalam
kelompok modal sendiri adalah jarang mengalami perubahan dari tahun ke tahun.
Pemeriksaan pertama terhadap akun tersebut akan menghasilkan informasi yang akan
berlaku beberapa tahun, sehingga dalam audit berikutnya auditor hanya akan memeriksa
transaksi-transaksi tahun yang diaudit yang berkaitan dengan akun-akun tersebut. Dalam hal
ini arsip permanen benar-benar menghemat waktu auditor karena perubahan-perubahan
dalam tahun yang diaudit tinggal ditambahkan dalam arsip permanen, tanpa harus
memunculkan kembali informasi-informasi tahun-tahun sebelumnya dalam kertas kerja
tersendiri.

7
Analisis Auditor dalam Kertas Kerja Audit

1. Cara membuat kertas kerja audit

Terdapat beberapa teknik dalam pembuatan kertas kerja, meliputi:

1) Tentukan tujuan setiap pembuatan kertas kerja

Kertas kerja tidak dibuat atau dikumpulkan kecuali jika terdapat suatu tujuan yang akan

dicapai. Auditor harus memikirkan dengan baik apa tujuan yang hendak dicapainya dan

kemudian merencanakan dengan cermat cara terbaik untuk mencapainya. Data yang tidak

relevan tidak perlu dikumpulkan, hal ini untuk mengefisienkan pengarsipan dan waktu

penelaahan kertas kerja audit.

2) Hindari pekerjaan menyalin

Pekerjaan menyalin angka, misalnya: dari buku besar ke kertas kerja audit terbuangnya waktu

dan biaya, auditor harus berusaha semaksimal mungkin melaksanakan pekerjaan mereka secara

efisien dan tepat guna. Untuk menganalisis rincian saldo akun atau transaksi auditor tidak perlu

menyalinnya, tetapi cukup dengan menggunakan rincian yang ada pada pembukuan klien.

3) Hindari penulisan ulang

Penulisan ulang seperti halnya menyalin menyebabkan terbuangnya waktu, tambahan biaya,

risiko salah tulis, ketidakrapian dan lain-lain. Penekanan penyusunan kertas kerja audit adalah

sedapat mungkin menghindari penulisan ulang, tetapi haruslah dapat meringkas isi atau pokok

yang menjadi fokus auditor dari hasil analisis bukti audit.

8
4) Berilah pendukung atau penjelasan pada semua akun

Suatu kertas kerja pendukung (supporting) harus selalu disiapkan untuk semua akun penting

yang terdapat dalam kertas kerja neraca dan kertas kerja laba rugi, baik secara naratif sebagai

acuan atau penjelasan suatu masalah ataupun berupa catatan kaki kertas kerja neraca dan kertas

kerja laba rugi atau skedul utama (Top Schedule) tanpa perlu membuat kertas kerja terpisah.

5) Tulislah langkah prosedur audit apa saja yang telah dilakukan

Setiap kertas kerja harus menunjukkan ringkasan singkat tapi lengkap tentang prosedur audit

(langkah-langkah) apa saja yang telah dilakukan untuk memeriksa suatu akun dan transaksi

tertentu.

6) Kertas kerja pemeriksaan harus diindeks

7) Pada kertas kerja pemeriksaan harus dicantumkan tentang sifat dari perkiraan yang diperiksa,

prosedur pemeriksaan yang dilakukan dan kesimpulan mengenai kewajaran perkiraan yang

diperiksa.

8) Tuangkan dalam bentuk tulisan

Penjelasan atau komentar tertulis oleh staf audit sering kali dibutuhkan dalam audit. Hal ini

dapat berupa catatan yang menjelaskan suatu skedul dan observasi yang mempengaruhi prinsip

dan metode akuntansi. Pertanyaan yang dilakukan selama audit di lapangan dan pemecahannya

harus diungkapkan secara lengkap dalam kertas kerja.

9) Buktikan penjelasan lisan yang diperoleh

9
Dalam menganalisis dan memeriksa keterjadian dan kebenaran beban, auditor tidak cukup

hanya dengan menerima penjelasan yang diberikan oleh klien. Auditor harus selalu memeriksa

dokumen sumber transaksi. Oleh sebab itu, selain mencatat penjelasan lisan dalam kertas kerja

audit, auditor juga harus melampirkan keterangan bahwa pemeriksaan saldo akun atau

transaksi telah dilakukan untuk mendukung penjelasan lisan tersebut.

10) Jawablah pertanyaan yang muncul

Dalam proses pelaksanaan audit sering muncul beberapa pertanyaan, seperti keyakinan

kebenaran suatu angka, mengapa saldo kredit dalam rekening Koran bank tidak tercermin

dalam buku besar dan lain sebagainya. Biasanya pertanyaan-pertanyaan yang terjadi

merupakan aspek yang paling penting dalam audit dan staf audit harus memperhatikan agar

pertanyaan tersebut tidak ada yang tidak terjawab pada saat selesainya audit.

11) Kertas kerja harus diparaf oleh orang yang membuat dan mereview working papers sehingga

dapat diketahui siapa yang bertanggung jawab.

12) Di bagian muka file kertas kerja pemeriksaan harus dimasukkan daftar isi dan indeks kertas

kerja pemeriksaan dan paraf seluruh tim pemeriksa yang terlibat dalam penugasan audit

tersebut.

Cara membuat kertas kerja yang baik

1. Lengkap

Kertas kerja harus lengkap dalam arti :

 Berisi semua informasi yang pokok. Auditor harus dapat menentukan komposisi semua data

penting yang harus dicantumkan dalam kertas kerja.

10
 Tidak memerlukan tambahan penjelasan secara lisan.

 Kertas kerja harus dapat “berbicara” sendiri, harus berisi informasi yang lengkap, tidak berisi

informasi yang masih belum jelas atau pertanyaan yang belum terjawab.

2. Teliti, dalam pembuatan kertas kerja, auditor harus memperhatikan ketelitian dalam

penulisan dan perhitungan sehingga kertas kerjanya bebas dari kesalahan tulis dan

perhitungan.

3. Ringkas, kertas kerja harus dibatasi pada informasi yang pokok saja dan yang relevan

dengan tujuan audit yang dilakukan serta disajikan secara ringkas. Analisis yang dilakukan

oleh auditor harus merupakan ringkasan dan penafsiran data dan bukan hanya merupakan

penyalinan catatan klien ke dalm kertas kerja.

4. Jelas, kejelasan dalam menyajikan informasi kepada pihak-pihak yang akan memeriksa

kertas kerja perlu diusahakan oleh auditor. Penyajian informasi secara sistematik perlu

dilakukan.

5. Rapi, Kerapian dalam pembuatan kertas kerja dan keteraturan penyusunan kertas kerja

akan membantu auditor senior dalam me-review hasil pekerjaan stafnya serta

memudahkan auditor dalam memperoleh informasi dari kertas kerja tersebut.

2. Tipe Kertas Kerja

Isi kertas kerja meliputi semua informasi yang dikumpulkan dan dibuat oleh auditor dalam

auditnya. Kertas kerja terdiri dari berbagai macam yang secara garis besar dapat

dikelompokkan kedalam 5 tipe kertas kerja berikut ini :

A. Program Audit (audit program)

Program audit merupakan daftar prosedur audit untuk seluruh audit unsur tertentu,

sedangkan prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengumpulkan tipe bukti audit

tertentu yang harus diperoleh pada saat tertentu dalam audit. Dalam program audit, auditor

11
menyebutkan prosedur audit yang harus diikuti dalam melakukan verifikasi setiap unsure

yang tercantum dalam laporan keuangan, tanggal dan paraf pelaksana prosedur audit tersebut,

serta penunjukan indeks kertas kerja yang dihasilkan. Dengan demikian, program audit

berfungsi sebagai suatu alat yang bermanfaat untuk menetapkan jadwal pelaksanaan dan

pengawasan pekerjaan audit. Program audit dapat digunakan untuk merencanakan jumlah

orang yang diperlukan untuk melaksanakan audit beserta komposisinya, jumlah asisten dan

auditor junior yang akan ditugasi, taksiran jam yang akan dikonsumsi, serta untuk

memungkinkan auditor yang berperan sebagai supervisor dapat mengikuti kemajuan audit

yang sedang berlangsung.

B. Working Trial Balance

Working trial balance adalah suatu daftar yang berisi saldo-saldo akun buku besar yang akhir

tahun yang diaudit dan pada akhir tahun sebelumnya., kolom-kolom untuk adjustment dan

penggolongan kembali yang diusulkan oleh auditor, serta saldo-saldo setelah koreksi auditor

yang akan tampak dalam laporan keuangan auditan (audited financial statements). Working

trial balance ini merupaka daftar permulaan yang harus dibuat oleh auditor untuk

memindahkan semua saldo akun yang tercantum dalam daftar saldo (trial balance) klien.

Dalam proses audit, working trial balance ini digunakan untuk meringkas adjustment dan

penggolongan kembali yang diusulkan oleh auditor kepada klien serta saldo akhir tiap-tiap

akun buku besar setelah adjustment atau koreksi oleh auditor. Dari kolom terakhir dalam

working trial balance tersebut, auditor menyajikan draft final laporan keuangan klien setelah

diaudit oleh auditor. Draf final inilah yang akan diusulkan oleh auditor kepada klien untuk

dilampirkan pada laporan audit.

12
Dalam proses auditnya, auditor bertujuan untuk menghasilkan laporan keuangan auditan.

Adapun tahap-tahap penyusunan laporan keuangan auditan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pengumpulan bukti audit dengan cara pembuatan atau pengumpulan skedul

pendukung ( supporting schedules).

2. Peringkasan informasi yang terdapat dalam skedul pendukung ke dalam skedul utama

( lead schedules atau top schedules) dan ringkasan jurnal adjustment.

3. Peringkasan informasi yang tercantum dalam skedul utama dan ringkasan jurnal

adjustment ke dalam working trial balance.

4. Penyusunan laporan keuangan auditan.

13
http://ahmadeksan.blogspot.co.id/2013/12/koleksi-gambar.html
http://www.belajarakuntansionline.com/pengertian-dan-tujuan-kertas-kerja-audit/
http://lauradevy.blogspot.co.id/2013/12/kertas-kerja-audit.html

14

Anda mungkin juga menyukai