Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Audit Internal
Disusun oleh :
13 AKE
2017
BAB I
PENDAHULUAN
memadai atas pengendalian intrn telah diperoleh untuk merencanakan audit dan
Kertas kerja merupakan milik kantor akuntan public, bukan milik klien atau milik
pribadi auditor. namun, hak pemilikan kertas kerja oleh akuntan public masih tunduk pada
pembatasan-pembatasan yang diatur dalam kode etik akuntan Indonesia yang berlaku,
untuk menghindarkan penggunaan hal-hal yang bersifat rahasia oleh auditor ddalam
pengungkapan informasi yang tercantum dalam kertas kerja kepada pihak ketiga dibatasi
oleh kode etik akuntan Indonesia pasal 4 tentang penjagaan kerahasiaan informasi yang
2
diperoleh akuntan public selama perikatan professional. Oleh karena itu, kertas kerja
disusun sebagai mana semestinya dan berdasarkan prosedur-prosedur oleh kantor akuntan
public, dalam memudahkan auditor untuk melakukan audit dalam suatu perusahaan atau
instansi pemerintah.
Kertas kerja audit harus meliputi semua informasi yang dipandang perlu oleh auditor
bagi pelaksanaan audit yang memadai dan untuk mendukung laporan audit atau pendapat
yang akan diberikan oleh auditor Tujuan menyeluruh dari pendokumentasian audit dalam
bentuk kertas kerja adalah untuk membantu auditor memberikan keyakinan memadai
bahwa audit yang layak telah dilakukan sesuai dengan standar auditing.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut IBK.Bayangkara kertas kerja audit (KKA) merupakan catatan-catatan yang dibuat
dan data-data yang dikumpulkan auditor secara sistematis pada saat melaksanakan tugas audit.
Untuk memberikan gambaran yang lengkap terhadap proses audit, KKA harus mencerminkan
langkah-langkah audit yang ditempuh :
a. Rencana audit
b. Pemeriksaan dan evaluasi kecukupan dan efektivitas system control internal
c. Prosedur-prosedur audit yang dilakukan, informasi yang diperoleh dan kesimpulan
yang dicapai
d. Penelahaan kertas kerja audit oleh penyedia
e. Laporan audit
4
f. Tindak lanjut dari tindakan perbaikan.
5
3.3 Filing Sistem
Filing system adalah rangkaian kerja yang teratur yang dapat dijadikan pedoman untuk
penyimpanan arsip sehingga saat diperlukan dapat ditemukan kembali dengan cepat dan
tepat.
6
surat-surat disusun berdasarkan urutan pertama dari nama orang, atau organisasi,
instansi, lembaga, kantor yang sudah diindeks.
b. Sistem masalah
Sistem masalah adalah system penyimpanan atau penataan beerkas atau arsip
berdasarkan pokok permasalahan dalam surat atau dokumen yg berkaitan.
c. Sistem Wilayah
Sistem wilayah adalah system penyimpanan atau penataan berkas atau arsip
brdasarkan letak wilayah dengan berpedoman kepada daerah/ kota/Negara atau
alamat surat.
d. Sistem tanggal
sistem tanggal adalah system penyimpanan atau penataan atau arsip berdasarkan
urutan waktu/kronologis dari tanggal,bulan,dan tahun penerimaan/pencatatan
surat/dokumen.
- Arsip audit tahunan untuk setiap audit yang telah selesai dilakukan, yang disebut arsip
kini (current file)
- Arsip permanen (permanent file) untuk data yang secara relatif tidak mengalami
perubahan
- Arsip kini berisi kertas kerja yang informasinya hanya mempunyai manfaat untuk tahun
yang diaudit saja. Arsip permanen berisi informasi sebagai berikut :
1. Copy anggaran dasar dan anggaran rumah tangga klien
2. Bagan organisasi dan luas wewenang serta tanggung jawab para manajer
3. Pedoman akun, pedoman prosedur, dan data lain yang behubungan dengan
pengendalian
4. Copy surat perjanjian penting yang mempunyai masa laku jangka panjang.
5. Tata letak pabrik, proses produksi, dan produk pokok perusahaan
6. Copy notulen rapat direksi, pemegang saham, dan komite-komite yang dibentuk
klien. Pembentukan arsip permanen ini mempunyai tiga tujuan yaitu :
a. Untuk menyegarkan ingatan auditor mengenai informasi yang akan digunakan
dalam audit tahun-tahun mendatang
b. Untuk memberikan ringkasan mengenai kebijakan dan organisasi klien bagi staf
yang baru pertama kali menangani audit laporan keuangan klien tersebut.
c. Untuk menghindari pembuatan kertas kerja yang sama dari tahun ke tahun.
Analisis terhadap akun-akun tertentu yang relatif tidak pernah mengalami perubahan harus
juga dimasukkan ke dalam arsip permanin. Akun-akun seperti tanah, gedung, akimulasi,
depresiasi, investasi, utang jangka panjang, modal saham dan akun lain yang termasuk dalam
kelompok modal sendiri adalah jarang mengalami perubahan dari tahun ke tahun.
Pemeriksaan pertama terhadap akun tersebut akan menghasilkan informasi yang akan
berlaku beberapa tahun, sehingga dalam audit berikutnya auditor hanya akan memeriksa
transaksi-transaksi tahun yang diaudit yang berkaitan dengan akun-akun tersebut. Dalam hal
ini arsip permanen benar-benar menghemat waktu auditor karena perubahan-perubahan
dalam tahun yang diaudit tinggal ditambahkan dalam arsip permanen, tanpa harus
memunculkan kembali informasi-informasi tahun-tahun sebelumnya dalam kertas kerja
tersendiri.
7
Analisis Auditor dalam Kertas Kerja Audit
Kertas kerja tidak dibuat atau dikumpulkan kecuali jika terdapat suatu tujuan yang akan
dicapai. Auditor harus memikirkan dengan baik apa tujuan yang hendak dicapainya dan
kemudian merencanakan dengan cermat cara terbaik untuk mencapainya. Data yang tidak
relevan tidak perlu dikumpulkan, hal ini untuk mengefisienkan pengarsipan dan waktu
Pekerjaan menyalin angka, misalnya: dari buku besar ke kertas kerja audit terbuangnya waktu
dan biaya, auditor harus berusaha semaksimal mungkin melaksanakan pekerjaan mereka secara
efisien dan tepat guna. Untuk menganalisis rincian saldo akun atau transaksi auditor tidak perlu
menyalinnya, tetapi cukup dengan menggunakan rincian yang ada pada pembukuan klien.
Penulisan ulang seperti halnya menyalin menyebabkan terbuangnya waktu, tambahan biaya,
risiko salah tulis, ketidakrapian dan lain-lain. Penekanan penyusunan kertas kerja audit adalah
sedapat mungkin menghindari penulisan ulang, tetapi haruslah dapat meringkas isi atau pokok
8
4) Berilah pendukung atau penjelasan pada semua akun
Suatu kertas kerja pendukung (supporting) harus selalu disiapkan untuk semua akun penting
yang terdapat dalam kertas kerja neraca dan kertas kerja laba rugi, baik secara naratif sebagai
acuan atau penjelasan suatu masalah ataupun berupa catatan kaki kertas kerja neraca dan kertas
kerja laba rugi atau skedul utama (Top Schedule) tanpa perlu membuat kertas kerja terpisah.
Setiap kertas kerja harus menunjukkan ringkasan singkat tapi lengkap tentang prosedur audit
(langkah-langkah) apa saja yang telah dilakukan untuk memeriksa suatu akun dan transaksi
tertentu.
7) Pada kertas kerja pemeriksaan harus dicantumkan tentang sifat dari perkiraan yang diperiksa,
prosedur pemeriksaan yang dilakukan dan kesimpulan mengenai kewajaran perkiraan yang
diperiksa.
Penjelasan atau komentar tertulis oleh staf audit sering kali dibutuhkan dalam audit. Hal ini
dapat berupa catatan yang menjelaskan suatu skedul dan observasi yang mempengaruhi prinsip
dan metode akuntansi. Pertanyaan yang dilakukan selama audit di lapangan dan pemecahannya
9
Dalam menganalisis dan memeriksa keterjadian dan kebenaran beban, auditor tidak cukup
hanya dengan menerima penjelasan yang diberikan oleh klien. Auditor harus selalu memeriksa
dokumen sumber transaksi. Oleh sebab itu, selain mencatat penjelasan lisan dalam kertas kerja
audit, auditor juga harus melampirkan keterangan bahwa pemeriksaan saldo akun atau
Dalam proses pelaksanaan audit sering muncul beberapa pertanyaan, seperti keyakinan
kebenaran suatu angka, mengapa saldo kredit dalam rekening Koran bank tidak tercermin
dalam buku besar dan lain sebagainya. Biasanya pertanyaan-pertanyaan yang terjadi
merupakan aspek yang paling penting dalam audit dan staf audit harus memperhatikan agar
pertanyaan tersebut tidak ada yang tidak terjawab pada saat selesainya audit.
11) Kertas kerja harus diparaf oleh orang yang membuat dan mereview working papers sehingga
12) Di bagian muka file kertas kerja pemeriksaan harus dimasukkan daftar isi dan indeks kertas
kerja pemeriksaan dan paraf seluruh tim pemeriksa yang terlibat dalam penugasan audit
tersebut.
1. Lengkap
Berisi semua informasi yang pokok. Auditor harus dapat menentukan komposisi semua data
10
Tidak memerlukan tambahan penjelasan secara lisan.
Kertas kerja harus dapat “berbicara” sendiri, harus berisi informasi yang lengkap, tidak berisi
informasi yang masih belum jelas atau pertanyaan yang belum terjawab.
2. Teliti, dalam pembuatan kertas kerja, auditor harus memperhatikan ketelitian dalam
penulisan dan perhitungan sehingga kertas kerjanya bebas dari kesalahan tulis dan
perhitungan.
3. Ringkas, kertas kerja harus dibatasi pada informasi yang pokok saja dan yang relevan
dengan tujuan audit yang dilakukan serta disajikan secara ringkas. Analisis yang dilakukan
oleh auditor harus merupakan ringkasan dan penafsiran data dan bukan hanya merupakan
4. Jelas, kejelasan dalam menyajikan informasi kepada pihak-pihak yang akan memeriksa
kertas kerja perlu diusahakan oleh auditor. Penyajian informasi secara sistematik perlu
dilakukan.
5. Rapi, Kerapian dalam pembuatan kertas kerja dan keteraturan penyusunan kertas kerja
akan membantu auditor senior dalam me-review hasil pekerjaan stafnya serta
Isi kertas kerja meliputi semua informasi yang dikumpulkan dan dibuat oleh auditor dalam
auditnya. Kertas kerja terdiri dari berbagai macam yang secara garis besar dapat
Program audit merupakan daftar prosedur audit untuk seluruh audit unsur tertentu,
sedangkan prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengumpulkan tipe bukti audit
tertentu yang harus diperoleh pada saat tertentu dalam audit. Dalam program audit, auditor
11
menyebutkan prosedur audit yang harus diikuti dalam melakukan verifikasi setiap unsure
yang tercantum dalam laporan keuangan, tanggal dan paraf pelaksana prosedur audit tersebut,
serta penunjukan indeks kertas kerja yang dihasilkan. Dengan demikian, program audit
berfungsi sebagai suatu alat yang bermanfaat untuk menetapkan jadwal pelaksanaan dan
pengawasan pekerjaan audit. Program audit dapat digunakan untuk merencanakan jumlah
orang yang diperlukan untuk melaksanakan audit beserta komposisinya, jumlah asisten dan
auditor junior yang akan ditugasi, taksiran jam yang akan dikonsumsi, serta untuk
memungkinkan auditor yang berperan sebagai supervisor dapat mengikuti kemajuan audit
Working trial balance adalah suatu daftar yang berisi saldo-saldo akun buku besar yang akhir
tahun yang diaudit dan pada akhir tahun sebelumnya., kolom-kolom untuk adjustment dan
penggolongan kembali yang diusulkan oleh auditor, serta saldo-saldo setelah koreksi auditor
yang akan tampak dalam laporan keuangan auditan (audited financial statements). Working
trial balance ini merupaka daftar permulaan yang harus dibuat oleh auditor untuk
memindahkan semua saldo akun yang tercantum dalam daftar saldo (trial balance) klien.
Dalam proses audit, working trial balance ini digunakan untuk meringkas adjustment dan
penggolongan kembali yang diusulkan oleh auditor kepada klien serta saldo akhir tiap-tiap
akun buku besar setelah adjustment atau koreksi oleh auditor. Dari kolom terakhir dalam
working trial balance tersebut, auditor menyajikan draft final laporan keuangan klien setelah
diaudit oleh auditor. Draf final inilah yang akan diusulkan oleh auditor kepada klien untuk
12
Dalam proses auditnya, auditor bertujuan untuk menghasilkan laporan keuangan auditan.
Adapun tahap-tahap penyusunan laporan keuangan auditan tersebut adalah sebagai berikut :
2. Peringkasan informasi yang terdapat dalam skedul pendukung ke dalam skedul utama
3. Peringkasan informasi yang tercantum dalam skedul utama dan ringkasan jurnal
13
http://ahmadeksan.blogspot.co.id/2013/12/koleksi-gambar.html
http://www.belajarakuntansionline.com/pengertian-dan-tujuan-kertas-kerja-audit/
http://lauradevy.blogspot.co.id/2013/12/kertas-kerja-audit.html
14