Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH AUDITING II

“AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN


KASUS PT. CARTENZ INDONESIA”

Untuk memenuhi tugas Auditing II


Dosen pengampu: Eva Anggraeni, S.E., M.Si.

DISUSUN OLEH:
Abid Ardiansyah 4317500111
Indah Ari Wulandari 4317500076
Salsa 4317500059
Kelas : Akuntansi 4A

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
TAHUN 2019
1. KASUS AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN

PT. Cartenz Indonesia, bergerak dalam penjualan ritel (Alat-alat adventure, Outdoor Fashion,
Foot wear, Safety work, Cartenz Adventure Services (CAS) yaitu berupa pelatihan-pelatihan,
Outbound Traning, Fun outing gathering, Adventure extreme challenge, Team building/Leadership
training, Tour organizing, Event organizing, HRD consultancy.
Siklus pendapatan yang terdapat di PT. Cartenz Indonesia adalah dengan melakukan transaksi
penjualan secara tunai, penjualan kredit, dan penerimaan kas dari penjualan tunai dan dari penagihan
piutang. PT. Cartenz Indonesia yang berpusat di Surakarta memiliki beberapa cabang dan partai.
Cabang-cabang yang tersebar di beberapa kota tersebut hanya menerima barang dari PT. Cartenz
pusat, sehingga penjualan kredit hanya untuk konsumen partai dibeberapa kota. Sistem penjualan
untuk partai ini menggunakan penjualan kredit dengan jangka waktu yang ditentukan (tempo satu
minggu). PT. Cartenz Indonesia ini selain menyalurkan penjualan kredit ke partai, juga melakukan
penjualan secara tunai untuk konsumen yang datang langsung ke toko Cartenz tersebut.
Dari siklus pendapatan pada PT. Cartenz yang memiliki banyak transaksi yaitu penjualan
secara tunai, penjualan kredit, dan penerimaan kas dari penjualan tunai dan dari penagihan piutang
dan memiliki banyak konsumen partai yang tersebar di beberapa kota di Indonesia akan
memungkinkan PT.Cartenz akan kehilangan kontrol terhadap harta, dan memunculkan berbagai
resiko-resiko yaitu resiko penagihan piutang, keterlambatan pembayaran dari waktu yang telah
ditentukan, resiko retur penjualan karena barang rusak atau tidak sesuai pesanan, resiko kesalahan
pencatatan dalam memberikan potongan penjualan kepada cabang dan partai atau toko dan pencatatan
dan penyelewengan penerimaan kas.
Berdasarkan penelitian awal, ditemukan permasalahan yang merugikan PT. Cartenz, yaitu
pada pertengahan tahun 2007 terjadi penyelewengan kas yang dilakukan oleh karyawan bagian kasir.
Uang yang seharusnya disetor ke bank oleh bagian kasir dipakai untuk keperluannya sendiri, sehingga
PT. Cartenz mengambil jalan hukum untuk menyelesaikan masalah ini. Oleh karena itu, PT. Cartenz
memerlukan kontrol yang semakin baik yaitu dengan melakukan pengendalian internal agar resiko-
resiko tersebut dapat dicegah.

2. Deskripsi Siklus Pendapatan PT. Cartenz Indonesia


Jenis transaksi yang sering terjadi dalam siklus pendapatan PT. Cartenz Indonesia terdiri dari
penjualan kredit, penjualan tunai, penerimaan kas. Berikut adalah fungsi-fungsi yang terkait dalam
sistem penjualan dan penerimaan kas yang dilaksanakan PT. Cartenz Indonesia:

1. Fungsi penjualan. Karyawan bagian penjualan yaitu marketing online menerima order dari
konsumen partai dan konsumen toko. Membuat surat order penjualan yang sering disebut
sebagai sales order invoice, faktur penjualan, nota penjualan dan kemudian meminta otorisasi
kepada direktur utama, serta menentukan tanggal pengiriman pesanan untuk konsumen partai.
2. Fungsi kredit. Direktur utama sebagai pemilik perusahaan memberikan otorisasi kredit,
namun hanya sebatas pemberitahuan secara lisan dari marketing online.
3. Fungsi gudang. Kepala gudang beserta staff gudang bertanggung jawab menyimpan
persediaan dan menyiapkan persediaan untuk kebutuhan para konsumen.
4. Fungsi pengiriman. Bagian gudang bekerja sama dengan bagian penjualan bertanggung
jawab dalam mengirimkan barang berdasarkan sales order invoice dan faktur penjualan.
5. Fungsi penagihan. Pada bagian ini, karyawan yang melakukan penagihan adalah bagian
keuangan.
6. Fungsi keuangan. Bagian finance melakukan pencatatan transaksi piutang dari transaksi
penjualan kredit dan melakukan input kas dari penjualan tunai.
7. Fungsi akuntansi. Bagian accounting bertugas menyusun laporan-laporan keuangan
perusahaan.
Pelaksanaan sistem pengendalian internal siklus terhadap siklus pendapatan dapat ditunjukkan
dengan adanya bagan alir (flowchart) dari pemesanan barang, penjualan dan penagihan kepada
pelanggan yang akan ditampilkan pada gambar berikut ini :
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian mencerminkan sikap dan tindakan para pemilik, karyawan PT.
Cartenz Indonesia dan lingkungan pengendalian juga sangat berpengaruh dalam sebuah perusahaan.
Lingkungan pengendalian PT. Cartenz Indonesia meliputi :
1. Integritas dan nilai-nilai etika. PT. Cartenz Indonesia mempunyai kebijakan tertulis /
standard operation procedures kekaryawanan dengan jelas. Jam kerja manajemen/CAS dan
gudang adalah 8 (delapan) jam perhari, dari hari senin – jumat, jam 08.30 – 16.30. Untuk Jam
kerja sales counter adalah 6 – 12 (enam sampai duabelas) jam perhari. Untuk presensi di PT.
Cartenz Indonesia setiap karyawan wajib hadir ditempat kerja 30 menit sebelum jam kerja dan
dapat membuktikan kehadiran dengan mengisi daftar hadir pada waktu datang dan pulang.
Setiap karyawan dilarang menandatangani daftar hadir milik orang lain/teman sekerjanya atau
ditandatangani oleh orang lain sebagai tanda bukti kehadirannya, jika terlambat karena suatu
hal maka harus menginformasikan kepada rekan kerjanya atas persetujuan atasannya.
Karyawan yang tidak hadir harus dapat menunjukkan bukti atau memberikan alasan yang sah
tentang ketidakhadirannya secara tertulis. Jika karyawan yang tidak hadir, tidak menunjukkan
bukti dianggap tidak bekerja, dan kepadanya tidak diberikan upah pada hari tersebut.

2. Partisipasi dewan komisaris atau komite audit. PT. Cartenz Indonesia tidak memiliki komite
audit dalam yang mempunyai tanggung jawab dalam mengawasi pelaporan keuangan. Bagian
yang bertugas dalam mengawasi pelaporan keuangan adalah direktur utama.

3. Filosofi pihak manajemen dan gaya beroperasi. Pimpinan dan pihak manajemen PT. Cartenz
Indonesia memberikan contoh kepada karyawan-karyawannya untuk selalu bertanggung jawab
terhadap tugasnya. Filosofi dan gaya manajemen yang dilaksanakan PT. Cartenz Indonesia
dimulai dari pimpinan dan pihak manajemen yang memberikan contoh konkret kepada
karyawan karyawannya agar mereka mampu mengikuti, misalnya: displin waktu, kejujuran,
keterbukaan, dan sebagainya. Pengambilan keputusan perusahaan bersifat demokratis melalui
musyawarah antara direktur utama bersama karyawan.

2. Aktivitas Pengendalian
Komponen ketiga dari pengendalian internal adalah aktivitas pengendalian yang merupakan
kebijakan dan peraturan untuk mendukung tujuan organisasi. Ativitas pengendalian yang
dilaksanakan PT. Cartenz Indonesia adalah:

1. Pemisahan tugas yang memadai . Pemisahan tugas dibagi menjadi tiga bagian penting,
pencatatan, penyimpanan, otorisasi. Untuk fungsi pencatatan adalah karyawan accounting,
fungsi penyimpanan adalah bagian gudang untuk penyimpanan persediaan, bagian finance dan
kasir untuk menangani kas. Untuk otorisasi tertinggi adalah direktur utama PT. Cartenz
Indonesia. Pada perusaahaan ini masih ada satu bagian yang menangani lebih dari satu fungsi
yaitu penjualan, penagihan, pemberian kredit yang masih rentan terhadap resiko kecurangan.
2. Otorisasi yang tepat atas transaksi dan aktivitas direktur utama menetapkan kebijakan
kredit untuk konsumen, sedangkan kebijakan terhadap harga jual, diskon penjualan oleh
head office.
3. Dokumen dan catatan yang memadai dilakukan secara manual atau terkomputerisasi.
Pencatatan manual digunakan untuk cross check dari sistem yang sudah terkomputerisasi.
Biasanya pencatatan manual dilakukan pada persediaan. Dokumen yang berkaitan dengan
penjualan dan penerimaan kas adalah sales order invoice, faktur penjualan, nota penjualan,
delivery order yang masing-masing bernomor urut pre number dan terdapat ruang untuk
melakukan otorisasi sehingga dapat dipertanggung jawabkan.
4. Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan Kas yang masuk hari ini, di simpan dulu
disebuah tempat khusus dan kemudian besok paginya baru disetor ke bank yang ditunjuk PT.
Cartenz Indonesia. Yang bertanggung jawab untuk menyimpan kas masuk ini adalah bagian
kasir. Untuk Penjagaan aset fisik barang, yang mempunyai akses fisik barang adalah bagian
gudang. Selain karyawan bagian gudang, tidak diperbolehkan untuk masuk ke gudang.
Untuk persediaan yang terdapat ditoko, karyawan tidak diperbolehkan untuk membawa
pulang dengan alasan apapun walaupun untuk sampel atau sebagainya. Jika memang
terpaksa, karyawan harus meminta otorisasi dari kepala toko PT. Cartenz Indonesia. Aset
yang juga terpenting untuk perusahaan ini adalah informasi/data/file yang tersimpan di
komputer. Setiap karyawan memiliki pasword untuk masing-masing komputer yang
digunakan.

3. Informasi dan komunikasi


Transaksi harus dicatat dan diidentifikasi secara tepat dan akurat. Transaksi juga harus
diklasifikasikan sesuai katagori transaksi, misalnya : utang, piutang. Transaksi harus dicatat sebesar
yang diterima/dibayarkan. Semua proses pencatatan tersebut dilakukan oleh karyawan accounting.
Pembuatan laporan keuangan secara tepat juga harus dilakukan oleh karyawan bagian HRD,
Finance, purchasing, internal control, brand analyst, store head, mareting online, supervisor. Masing-
masing karyawan tersebut akan menyerahkan laporan tersebut kepada direktur utama PT. Cartenz
Indonesia. Kualitas informasi yang dihasilkan dari sistem tersebut berdampak terhadap kemampuan
manajemen untuk membuat keputusan untuk mengendalikan aktivitas dan menyiapkan laporan
keuangan yang andal. Komunikasi ini mencakup penyediaan pemahaman tentang peran dan tanggung
jawab individual berkaitan dengan pengendalian intern terhadap pelaporan keuangan.

4. Pengawasan kinerja
Pemantauan adalah proses penentuan kualitas kinerja pengendalian. Pengawasan kinerja PT.
Cartenz Indonesia adalah sebagai berikut :
Komponen Pengendalian kunci Ada Tidak Keterangan

1. Lingkungan a. Integritas dan nilai etika


Adanya kebijakan
Pengendalian - Mengkomunikasikan kepada 
tertulis/standart operation
semua karyawan tentang procedures karyawan tentang
jam kerja&presensi.
kebijakan tertulis dan kode
etik

Memberikan bimbingan Mengadakan perkumpulan


- moral  doa tiap jumat pukul 08.00
sebelum toko dibuka.

PT.Cartenz Indonesia hanya


- Mengurangi/menghilangkan  memberikan bonus saat
karyawan mencapai target dan
hari raya keagamaan
insentif dan godaan untuk
menghindari ketidakjujuran
karyawan

b. Partisipasi dewan  Tidak adanya unit


komisaris/ komite audit  organisasi terpisah untuk
 melaksanakan audit

c. Filosofi pihak manajemen


dan gaya beroperasi

-Memonitor Resiko bisnis  Yang bertugas melakukan


 riset pasar adalah
 Storehead

-Pertemuan Informal antara  Ada pembicaraan
bagian  informal,jadi tidak hanya
penjualan,akuntansi,dan  dikebijakan dan standar
direktur  kerja.

-Sikap dan tindakan terhadap
pelaporan keuangan
 Semua karyawan harus
membuat laporan untuk
direktur utama
- Komputer yang di update Adanya penggantian system pada awal
tahun 2012.

d. Struktur organisasi Adanya struktur organisasi dan job


description secara tertulis

e. Penetapan wewenang dan Tugas karyawan terdapat di Job description


namun pertanggung jawabannya terletak
tanggung jawab pada direktur utama

f. Kebijakan dan praktik sumber

daya manusia
Training dilakukan pada karyawan baru
- Pelatihan staff tertentu selama 14 hari, sedangkan untuk karyawan
lama 2-3 kali dalam setahun
Bonus untuk karyawan
- Adanya bonus  yang

mencapai target dan bonus

untuk hari raya keagamaan

untuk semua karyawan

(THR)

- Pinjaman tunai kepada Pinjaman tunai tidak ada,

karyawan PT. Cartenz hanya


memberikan
diskon khusus

untuk karyawan jika

membeli barang namun

harus konfirmasi kepada

head office.

- Seleksi calon karyawan  Seleksi karyawan baru

dilakukan bagian HRD.

Mulai dari tes administrasi,


interview, tes tertulis
sampai

interview user.
- Perputaran jabatan (rotasi
kerja) Sejak tahun 2011-2012

rotasi karyawan tidak lagi

dilakukan PT. Cartenz

Indonesia.
2.Aktivitas a. Pemisahan tugas yang
Pengendalian memadai

- Terpisahnya Fungsi  Ada fungsi yang terpisah


akuntansi,  antara fungsi-fungsi yang
penjualan dan fungsi  ada di perusahaan. Fungsi
kredit  accounting mencatat semua
 transaksi piutang, Fungsi
 penjualan/Marketing
 online memenuhi pesanan
 konsumen, fungsi
kedit/direktur utama

memiliki wewenang untuk
 menolak atau memberi
 kredit kepada konsumen.


- Terpisahnya Fungsi  Fungsi akuntansi
akuntansi dan fungsi kas  menyusun laporan
keuangan, fungsi
kas/finance menerima kas
dari pelunasan piutang dan
mengecek utang, jadi
terjadi pemisahan fungsi.

- Transaksi harus Setiap transaksi selalu


dilaksanakan oleh lebih  dilakukan oleh lebih dari
dari satu orang satu orang. Saat penjualan
kredit fungsi yang terkait
adalah, marketing online,
bagian gudang, accounting,
finance.
b. Otorisasi yang tepat atas
transaksi dan aktivitas

- Penerimaan order dari pembeli  sales order invoice adalah


diotorisasi oleh fungsi penjualan formulir yang yang diserahkan
dengan menggunakan formulir kepada konsumen partai
setelah melakukan pemesanan
surat order pengiriman
barang. Formulir ini diotorisasi
oleh karyawan bagian
marketing online.

- Persetujuan pemberian kredit  Marketing online hanya


diberikan oleh fungsi kredit dengan meminta persetujuan secara
lisan kepada direktur utama
membubuhkan tanda tangan
sebagai fungsi kredit.

- Pengiriman barang kepada


pelanggan diotorisasi oleh fungsi  Bagian gudang hanya
pengiriman dengan membubuhkan memberikan cap pada sales
cap dan tanda tangan order invoice.

- Penetapan harga jual, syarat  Penetapan harga jual, diskon


penjualan, syarat pengangkutan penjualan diatur oleh Head
barang, potongan penjualan berada Office PT. Cartenz
di tangan direktur dengan penerbitan Indonesia.
surat keputusan

c. Dokumen dan catatan yang


memadai

- Penggunaan formulir bernomor  Semua formulir di PT. Cartenz


urut tercetak (pre number) menggunakan nomor urut tercetak
(pre number), baik untuk nota
penjualan, sales order invoice.
d. Pengendalian fisik atas 
aktiva 
dan catatan 
 Bagian internal control selalu
- Secara periodik diadakan  mengadakan cek fisik persediaan
pencocokan fisik kekayaan dan di gudang
catatan perusahaan

e. Pemeriksaan independen 
atas  Penilaian kinerja setiap 3 bulan
kinerja sekali dengan sistem rangking.

3. Informasi & a. Transaksi yang dicatat 


komunikasi benar  Transaksi penjualan yang terjadi
terjadi (keterjadian) selalu dicatat

b. Transaksi yang ada sudah


dicatat (kelengkapan)  Penjualan diposting dengan benar
dan dikelompokkan dengan benar.

c. Transaksi yang dicatat


dinyatakan pada jumlah yang  Penjualan dicatat senilai barang
benar (akurat) yang dikirim ke pelanggan,
ditagihkan dan dicatat dengan
tepat oleh PT. Cartenz
d. Posting dan pengikhtisaran 
dengan benar  Penjualan diposting dengan
benar dan dikelompokkan
dengan benar.

e. Transaksi diklasifikasikan
dengan benar  Semua transaksi dicantumkan
dengan benar sesuai klasifikasi
jenis transaksi.

f. Transaksi dicatat pada


tanggal yang benar  Penjualan selalu dicatat saat
tanggal transaksi itu terjadi

4. Pengawasan a. Pemeriksaan mendadak


kinerja  Di PT. Cartenz Indonesia sidak
hanya dilakukan untuk
persediaan oleh internal

b. Pembentukan unit
organisasi PT. Cartenz Indonesia tidak

untuk mengawasi kinerja memiliki badan audit terpisah
untuk melakukan pemeriksaan.
Direktur utama bersama head
office yang melakukan hanya
melakukan pengawasan.

Dari tabel di atas, hasil yang diperoleh adalah 25/32*100% =78,125 dimana hasil tersebut lebih
dari 50% maka disimpulkan bahwa system pengendalian internal siklus pendaptan di PT. Cartenz
Indonesia dilihat dariunsur-unsur pengendalian internal sudah memadai.
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Kesimpulan

Berdasarkan analisa, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan sistem pengendalian internal siklus
pendapatan di PT. Cartenz Indonesia dapat ditunjukkan dengan adanya bagan alir (flowchart) dari
pemesanan baramg, penjualan dan penagihan kepada pelanggan dan sudah memenuhi prinsip-prinsip
pengendalian internal walaupun masih ada otorisasi yang belum terdokumentasi. Sistem pengendalian
internal siklus pendapatan di PT. Cartenz Indonesia sudah memadai ditunjukkan dengan adanya
pemisahan fungsi secara jelas, hampir semua sistem otorisasi dan prosedur pencatatan sudah
dilakukan, PT. Cartenz Indonesia sudah melakukan kebijakan dan praktek yang sehat dan karyawan
yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. PT. Cartenz juga sudah memiliki struktur organisasi,
job description, standar operasional prosedur karyawan secara tertulis namun masih terdapat
kelemahan-kelemahan pada beberapa komponen pengendalian COSO. Dari beberapa kelemahan yang
muncul, kelemahan yang paling penting untuk dilakukan pengendalian adalah:

1. Direktur utama selaku fungsi kredit hanya memberikan otorisasi secara lisan tidak ada
dokumen yang digunakan.
2. Tidak adanya pemeriksaan mendadak serta badan pemeriksa yang terpisah dalam melakukan
pemeriksaan PT. Cartenz Indonesia
3. Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh fungsi pengiriman hanya dengan
membubuhkan cap, tidak ada tanda tangan di formulir.
Implikasi Terapan

Berdasarkan hasil penelitian Sistem Pengendalian Internal siklus pendapatan yang dilakukan di
PT. Cartenz Indonesia, ada beberapa saran yang dapat digunakan sebagai untuk mengembangkan
sistem pengendalian internal perusahaan yaitu:
1. Otorisasi kredit di PT. Cartenz Indonesia masih dilakukan secara lisan oleh marketing on-line
kepada direktur utama, sebaiknya pemberian otorisasi kredit di dokumentasikan dengan
formulir pengajuan kredit.
2. Untuk ukuran perusahaan yang memiliki beberapa cabang dan partai yang tersebar di beberapa
kota, sebaiknya pengawasan tidak hanya dilakukan oleh direktur utama dan head office, namun
sebaiknya PT. Cartenz Indonesia memiliki fungsi yang terpisah, satu/dua orang yang bertugas
untuk mengawasi aktivitas/kegiatan di perusahaan.
3. Pemeriksaan mendadak yang dilakukan PT. Cartenz hanya untuk persediaan barang, sebaiknya
PT. Cartenz Indonesia juga melakukan pemeriksaan mendadak untuk kegiatan/aktivitas
perusahaan secara keseluruhan.
4. Sebaiknya PT. Cartenz Indonesia memberikan ruang untuk otorisasi berupa tanda tangan pada
bagian bawah formulir surat order invoice sehingga otorisasi tidak hanya berupa cap tetapi ada
penandatangan dari marketing online.

Anda mungkin juga menyukai