DISUSUN OLEH:
Abid Ardiansyah 4317500111
Indah Ari Wulandari 4317500076
Salsa 4317500059
Kelas : Akuntansi 4A
PT. Cartenz Indonesia, bergerak dalam penjualan ritel (Alat-alat adventure, Outdoor Fashion,
Foot wear, Safety work, Cartenz Adventure Services (CAS) yaitu berupa pelatihan-pelatihan,
Outbound Traning, Fun outing gathering, Adventure extreme challenge, Team building/Leadership
training, Tour organizing, Event organizing, HRD consultancy.
Siklus pendapatan yang terdapat di PT. Cartenz Indonesia adalah dengan melakukan transaksi
penjualan secara tunai, penjualan kredit, dan penerimaan kas dari penjualan tunai dan dari penagihan
piutang. PT. Cartenz Indonesia yang berpusat di Surakarta memiliki beberapa cabang dan partai.
Cabang-cabang yang tersebar di beberapa kota tersebut hanya menerima barang dari PT. Cartenz
pusat, sehingga penjualan kredit hanya untuk konsumen partai dibeberapa kota. Sistem penjualan
untuk partai ini menggunakan penjualan kredit dengan jangka waktu yang ditentukan (tempo satu
minggu). PT. Cartenz Indonesia ini selain menyalurkan penjualan kredit ke partai, juga melakukan
penjualan secara tunai untuk konsumen yang datang langsung ke toko Cartenz tersebut.
Dari siklus pendapatan pada PT. Cartenz yang memiliki banyak transaksi yaitu penjualan
secara tunai, penjualan kredit, dan penerimaan kas dari penjualan tunai dan dari penagihan piutang
dan memiliki banyak konsumen partai yang tersebar di beberapa kota di Indonesia akan
memungkinkan PT.Cartenz akan kehilangan kontrol terhadap harta, dan memunculkan berbagai
resiko-resiko yaitu resiko penagihan piutang, keterlambatan pembayaran dari waktu yang telah
ditentukan, resiko retur penjualan karena barang rusak atau tidak sesuai pesanan, resiko kesalahan
pencatatan dalam memberikan potongan penjualan kepada cabang dan partai atau toko dan pencatatan
dan penyelewengan penerimaan kas.
Berdasarkan penelitian awal, ditemukan permasalahan yang merugikan PT. Cartenz, yaitu
pada pertengahan tahun 2007 terjadi penyelewengan kas yang dilakukan oleh karyawan bagian kasir.
Uang yang seharusnya disetor ke bank oleh bagian kasir dipakai untuk keperluannya sendiri, sehingga
PT. Cartenz mengambil jalan hukum untuk menyelesaikan masalah ini. Oleh karena itu, PT. Cartenz
memerlukan kontrol yang semakin baik yaitu dengan melakukan pengendalian internal agar resiko-
resiko tersebut dapat dicegah.
1. Fungsi penjualan. Karyawan bagian penjualan yaitu marketing online menerima order dari
konsumen partai dan konsumen toko. Membuat surat order penjualan yang sering disebut
sebagai sales order invoice, faktur penjualan, nota penjualan dan kemudian meminta otorisasi
kepada direktur utama, serta menentukan tanggal pengiriman pesanan untuk konsumen partai.
2. Fungsi kredit. Direktur utama sebagai pemilik perusahaan memberikan otorisasi kredit,
namun hanya sebatas pemberitahuan secara lisan dari marketing online.
3. Fungsi gudang. Kepala gudang beserta staff gudang bertanggung jawab menyimpan
persediaan dan menyiapkan persediaan untuk kebutuhan para konsumen.
4. Fungsi pengiriman. Bagian gudang bekerja sama dengan bagian penjualan bertanggung
jawab dalam mengirimkan barang berdasarkan sales order invoice dan faktur penjualan.
5. Fungsi penagihan. Pada bagian ini, karyawan yang melakukan penagihan adalah bagian
keuangan.
6. Fungsi keuangan. Bagian finance melakukan pencatatan transaksi piutang dari transaksi
penjualan kredit dan melakukan input kas dari penjualan tunai.
7. Fungsi akuntansi. Bagian accounting bertugas menyusun laporan-laporan keuangan
perusahaan.
Pelaksanaan sistem pengendalian internal siklus terhadap siklus pendapatan dapat ditunjukkan
dengan adanya bagan alir (flowchart) dari pemesanan barang, penjualan dan penagihan kepada
pelanggan yang akan ditampilkan pada gambar berikut ini :
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian mencerminkan sikap dan tindakan para pemilik, karyawan PT.
Cartenz Indonesia dan lingkungan pengendalian juga sangat berpengaruh dalam sebuah perusahaan.
Lingkungan pengendalian PT. Cartenz Indonesia meliputi :
1. Integritas dan nilai-nilai etika. PT. Cartenz Indonesia mempunyai kebijakan tertulis /
standard operation procedures kekaryawanan dengan jelas. Jam kerja manajemen/CAS dan
gudang adalah 8 (delapan) jam perhari, dari hari senin – jumat, jam 08.30 – 16.30. Untuk Jam
kerja sales counter adalah 6 – 12 (enam sampai duabelas) jam perhari. Untuk presensi di PT.
Cartenz Indonesia setiap karyawan wajib hadir ditempat kerja 30 menit sebelum jam kerja dan
dapat membuktikan kehadiran dengan mengisi daftar hadir pada waktu datang dan pulang.
Setiap karyawan dilarang menandatangani daftar hadir milik orang lain/teman sekerjanya atau
ditandatangani oleh orang lain sebagai tanda bukti kehadirannya, jika terlambat karena suatu
hal maka harus menginformasikan kepada rekan kerjanya atas persetujuan atasannya.
Karyawan yang tidak hadir harus dapat menunjukkan bukti atau memberikan alasan yang sah
tentang ketidakhadirannya secara tertulis. Jika karyawan yang tidak hadir, tidak menunjukkan
bukti dianggap tidak bekerja, dan kepadanya tidak diberikan upah pada hari tersebut.
2. Partisipasi dewan komisaris atau komite audit. PT. Cartenz Indonesia tidak memiliki komite
audit dalam yang mempunyai tanggung jawab dalam mengawasi pelaporan keuangan. Bagian
yang bertugas dalam mengawasi pelaporan keuangan adalah direktur utama.
3. Filosofi pihak manajemen dan gaya beroperasi. Pimpinan dan pihak manajemen PT. Cartenz
Indonesia memberikan contoh kepada karyawan-karyawannya untuk selalu bertanggung jawab
terhadap tugasnya. Filosofi dan gaya manajemen yang dilaksanakan PT. Cartenz Indonesia
dimulai dari pimpinan dan pihak manajemen yang memberikan contoh konkret kepada
karyawan karyawannya agar mereka mampu mengikuti, misalnya: displin waktu, kejujuran,
keterbukaan, dan sebagainya. Pengambilan keputusan perusahaan bersifat demokratis melalui
musyawarah antara direktur utama bersama karyawan.
2. Aktivitas Pengendalian
Komponen ketiga dari pengendalian internal adalah aktivitas pengendalian yang merupakan
kebijakan dan peraturan untuk mendukung tujuan organisasi. Ativitas pengendalian yang
dilaksanakan PT. Cartenz Indonesia adalah:
1. Pemisahan tugas yang memadai . Pemisahan tugas dibagi menjadi tiga bagian penting,
pencatatan, penyimpanan, otorisasi. Untuk fungsi pencatatan adalah karyawan accounting,
fungsi penyimpanan adalah bagian gudang untuk penyimpanan persediaan, bagian finance dan
kasir untuk menangani kas. Untuk otorisasi tertinggi adalah direktur utama PT. Cartenz
Indonesia. Pada perusaahaan ini masih ada satu bagian yang menangani lebih dari satu fungsi
yaitu penjualan, penagihan, pemberian kredit yang masih rentan terhadap resiko kecurangan.
2. Otorisasi yang tepat atas transaksi dan aktivitas direktur utama menetapkan kebijakan
kredit untuk konsumen, sedangkan kebijakan terhadap harga jual, diskon penjualan oleh
head office.
3. Dokumen dan catatan yang memadai dilakukan secara manual atau terkomputerisasi.
Pencatatan manual digunakan untuk cross check dari sistem yang sudah terkomputerisasi.
Biasanya pencatatan manual dilakukan pada persediaan. Dokumen yang berkaitan dengan
penjualan dan penerimaan kas adalah sales order invoice, faktur penjualan, nota penjualan,
delivery order yang masing-masing bernomor urut pre number dan terdapat ruang untuk
melakukan otorisasi sehingga dapat dipertanggung jawabkan.
4. Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan Kas yang masuk hari ini, di simpan dulu
disebuah tempat khusus dan kemudian besok paginya baru disetor ke bank yang ditunjuk PT.
Cartenz Indonesia. Yang bertanggung jawab untuk menyimpan kas masuk ini adalah bagian
kasir. Untuk Penjagaan aset fisik barang, yang mempunyai akses fisik barang adalah bagian
gudang. Selain karyawan bagian gudang, tidak diperbolehkan untuk masuk ke gudang.
Untuk persediaan yang terdapat ditoko, karyawan tidak diperbolehkan untuk membawa
pulang dengan alasan apapun walaupun untuk sampel atau sebagainya. Jika memang
terpaksa, karyawan harus meminta otorisasi dari kepala toko PT. Cartenz Indonesia. Aset
yang juga terpenting untuk perusahaan ini adalah informasi/data/file yang tersimpan di
komputer. Setiap karyawan memiliki pasword untuk masing-masing komputer yang
digunakan.
4. Pengawasan kinerja
Pemantauan adalah proses penentuan kualitas kinerja pengendalian. Pengawasan kinerja PT.
Cartenz Indonesia adalah sebagai berikut :
Komponen Pengendalian kunci Ada Tidak Keterangan
daya manusia
Training dilakukan pada karyawan baru
- Pelatihan staff tertentu selama 14 hari, sedangkan untuk karyawan
lama 2-3 kali dalam setahun
Bonus untuk karyawan
- Adanya bonus yang
(THR)
head office.
interview user.
- Perputaran jabatan (rotasi
kerja) Sejak tahun 2011-2012
Indonesia.
2.Aktivitas a. Pemisahan tugas yang
Pengendalian memadai
e. Pemeriksaan independen
atas Penilaian kinerja setiap 3 bulan
kinerja sekali dengan sistem rangking.
e. Transaksi diklasifikasikan
dengan benar Semua transaksi dicantumkan
dengan benar sesuai klasifikasi
jenis transaksi.
b. Pembentukan unit
organisasi PT. Cartenz Indonesia tidak
untuk mengawasi kinerja memiliki badan audit terpisah
untuk melakukan pemeriksaan.
Direktur utama bersama head
office yang melakukan hanya
melakukan pengawasan.
Dari tabel di atas, hasil yang diperoleh adalah 25/32*100% =78,125 dimana hasil tersebut lebih
dari 50% maka disimpulkan bahwa system pengendalian internal siklus pendaptan di PT. Cartenz
Indonesia dilihat dariunsur-unsur pengendalian internal sudah memadai.
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Kesimpulan
Berdasarkan analisa, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan sistem pengendalian internal siklus
pendapatan di PT. Cartenz Indonesia dapat ditunjukkan dengan adanya bagan alir (flowchart) dari
pemesanan baramg, penjualan dan penagihan kepada pelanggan dan sudah memenuhi prinsip-prinsip
pengendalian internal walaupun masih ada otorisasi yang belum terdokumentasi. Sistem pengendalian
internal siklus pendapatan di PT. Cartenz Indonesia sudah memadai ditunjukkan dengan adanya
pemisahan fungsi secara jelas, hampir semua sistem otorisasi dan prosedur pencatatan sudah
dilakukan, PT. Cartenz Indonesia sudah melakukan kebijakan dan praktek yang sehat dan karyawan
yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. PT. Cartenz juga sudah memiliki struktur organisasi,
job description, standar operasional prosedur karyawan secara tertulis namun masih terdapat
kelemahan-kelemahan pada beberapa komponen pengendalian COSO. Dari beberapa kelemahan yang
muncul, kelemahan yang paling penting untuk dilakukan pengendalian adalah:
1. Direktur utama selaku fungsi kredit hanya memberikan otorisasi secara lisan tidak ada
dokumen yang digunakan.
2. Tidak adanya pemeriksaan mendadak serta badan pemeriksa yang terpisah dalam melakukan
pemeriksaan PT. Cartenz Indonesia
3. Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh fungsi pengiriman hanya dengan
membubuhkan cap, tidak ada tanda tangan di formulir.
Implikasi Terapan
Berdasarkan hasil penelitian Sistem Pengendalian Internal siklus pendapatan yang dilakukan di
PT. Cartenz Indonesia, ada beberapa saran yang dapat digunakan sebagai untuk mengembangkan
sistem pengendalian internal perusahaan yaitu:
1. Otorisasi kredit di PT. Cartenz Indonesia masih dilakukan secara lisan oleh marketing on-line
kepada direktur utama, sebaiknya pemberian otorisasi kredit di dokumentasikan dengan
formulir pengajuan kredit.
2. Untuk ukuran perusahaan yang memiliki beberapa cabang dan partai yang tersebar di beberapa
kota, sebaiknya pengawasan tidak hanya dilakukan oleh direktur utama dan head office, namun
sebaiknya PT. Cartenz Indonesia memiliki fungsi yang terpisah, satu/dua orang yang bertugas
untuk mengawasi aktivitas/kegiatan di perusahaan.
3. Pemeriksaan mendadak yang dilakukan PT. Cartenz hanya untuk persediaan barang, sebaiknya
PT. Cartenz Indonesia juga melakukan pemeriksaan mendadak untuk kegiatan/aktivitas
perusahaan secara keseluruhan.
4. Sebaiknya PT. Cartenz Indonesia memberikan ruang untuk otorisasi berupa tanda tangan pada
bagian bawah formulir surat order invoice sehingga otorisasi tidak hanya berupa cap tetapi ada
penandatangan dari marketing online.