Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

CV. Rindang Khatulistiwa merupakan salah satu bentuk perusahaan dagang


yang menjual berbagai macam peralatan rumah tangga seperti peralatan dapur,
peralatan kamar mandi, peralatan kamar tidur dan produk-produk lainnya. Perusahaan
ini berdiri pada tanggal 04 April 2011, pendiri perusahaan ini adalah Bapak Kholid
Ashari dan sekaligus sebagai pemimpin perusahaan, yang beralamat di jalan
Kalimantan No. 23 Sumbersari, Jember. Berdirinya CV. Rindang Khatulistiwa
berdasarkan Surat Izin Usaha Perorangan ( SIUP ) No :
510.2/00129/30.3/20.2/V/2010, yang ditetapkan di Jember tanggal 14 Mei 2010.

Visi

Memberikan pelayanan dan ketersediaan produk yang bermutu, dengan harga


murah dan berkualitas baik sehingga dapat menjadi perusahaan dagang terkemuka.

Misi

1. Membantu pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan dengan cara menyerap


tenaga kerja yang banyak, meningkatkan teknologi informasi perusahaan agar
dapat bersaing dengan perusahaan lainya.
2. Menerapkan standar oprasional yang tepat sebagai landasan kerja untuk
menghasilkan kinerja yang baik.
3. Melakukan strategi bisnis yang tepat di dalam perusahaan.
4. Menjadi mitra usaha yang dapat diandalkan dan terpercaya.

32
33

Struktur Organisasi

BAGIAN
PENJUALAN

Gambar 1 Struktur Organisasi CV. Rindang Khatulistiwa


Sumber : CV. Rindang Khatulistiwa, 2019

Job Deskription:

1. Direktur
a. Memutuskan dan menentukan peraturan dan kebijakan tertinggi perusahaan
b. Bertanggung jawab dalam memimpin dan menjalankan perusahaan
c. Bertanggung jawab atas kerugian yang dihadapi perusahaan termasuk juga
keuntungan perusahaan
d. Merencanakan serta mengembangkan sumber-sumber pendapatan dan
pembelanjaan kekayaan perusahaan
e. Bertindak sebagai perwakilan perusahaan dalam hubungannya dengan dunia luar
perusahaan
34

2. Sekertaris
Bertugas membantu pimpinan untuk menyelesaikan pekerjaannya dalam
menjalankan kegiatan usaha yang dilakukan oleh CV. Rindang Khatulistiwa.
3. Supervisor
Bertugas mengkoordinir keseluruhan proses penjualan produk agar dapat berjalan
lancar sesuai dengan standar perusahaan dan bertugas melakukan pembelian
barang dagang.
4. Bagian Keuangan
Bertugas menyusun anggaran belanja, menentukan sumber biaya dan cara
penggunaannya, serta membuat pembukuan tentang semua hal yang berkaitan
dengan proses pembiayaan dan pengeluaran keuangan agar penggunaan biaya
dapat efektif dan efisien.
5. Bagian Gudang
Bertugas memastikan semua operasional gudang berjalan lancar dan menjaga
stabilitas, kualitas dan kuantitas barang dengan baik hingga barang siap untuk
dijual.
6. Teknisi
a. Menguasai teknik-teknik instalasi, perbaikan barang-barang milik perusahaan.
b. Melakukan pemeliharaan terhadap barang-barang milik perusahaan.
c. Dapat menangani maintenance.
d. Mengadakan pengecekan secara berkala.
7. Bagian Penjualan
a. Menganalisa pasar serta kebutuhan konsumen.
b. Melihat persepsi konsumen tentang sebuah produk atau produk yang dijualnya.
c. Mengevaluasi perilaku pasar yang sudah dipetakan untuk digunakan sebagai acuan
target.
d. Menentukan strategi promosi dan media yang akan digunakan.
35

4.2 Hasil Penelitian

Setelah melakukan penelitian tentang Pengendalian Intern Terhadap


Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pada CV. Rindang Khatulistiwa penulis
mendapatkan hasil sebagai berikut:

1. Pada CV. Rindang Khatulistiwa yang bertindak sebagai SPI (Sistem Pengendalian
Internal) dilakukan langsung oleh direktur CV. Rindang Khatulistiwa.

2. Penerapan unsur pengendalian intern terhadap penerimaan kas pada CV. Rindang
Khatulistiwa.

3. Penerapan unsur pengendalian intern terhadap pengeluaran kas pada CV.


Rindang Khatulistiwa.

4.2.1 Unsur Pengendalian Intern Terhadap Penerimaan Kas

Unsur pengendalian intern terhadap penerimaan kas pada CV. Rindang


Khatulistiwa sebagai berikut :

1. Organisasi
Pemisahan tanggung jawab fungsional pada CV. Rindang Khatulistiwa dibeberapa
bagian, pemisahan bagian – bagian yang terkait adalah sebagai berikut :
a. Bagian penjualan terpisah dari bagian akuntansi dan keuangan Pemisahan ini
menyebabkan adanya dua bagian yang saling mengecek untuk kegiatan
transaksi penerimaan kas dari hasil penjualan tunai yang terjadi, pada bagian
akuntansi dan keuangan dilakukan oleh satu orang dan tidak sesuai dengan
struktur organisasi yang ada pada CV. Rindang Khatulistiwa dimana bagian
akutansi dan keuangan terpisah.
b. Bagian akuntansi dan keuangan tidak terpisah dari bagian kas.
Pada CV. Rindang Khatulistiwa, bagian akuntansi dan keuangan ditangani oleh
satu orang dan bertugas rangkap yaitu sebagai penerima uang kas dari hasil
36

penjualan tunai dan melakukan pencatatan terhadap transaksi akuntansi yang


terjadi tersebut. Secara operasional, CV. Rindang Khatulistiwa belum
memisahkan bagian akuntansi dan keuangan dengan bagian kas. Hal itu
dikarenakan jumlah sumber daya manusia dan modal yang masih terbatas.

2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan


Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan memberikan perlindungan terhadap
harta, utang, pendapatan dan biaya. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan
dalam CV. Rindang Khatulistiwa yaitu :
a. Penerimaan order barang dari pembeli diterima oleh bagian penjualan
selanjutnya disampaikan kepada pemilik untuk dilakukan otorisasi faktur
penjualan tunai.
b. Pencatatan ke dalam catatan akuntansi telah didasarkan dari dokumen
pendukung yang lengkap.
c. Pencatatan ke dalam catatan akuntansi telah dilakukan oleh bagian akuntansi dan
keuangan yang berhak atas kewenangan tersebut.
3. Praktik yang Sehat
a. Jumlah kas yang diterima sebagai hasil dari penjualan tunai disetor ke bank pada
hari berikutnya walaupun tidak semua uang tersebut disetor.
b. Faktur penjualan tunai pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh bagian
penjualan.
4.2.2 Unsur Pengendalian Intern Terhadap Pengeluaran Kas

Unsur pengendalian intern terhadap pengeluaran kas pada CV. Rindang


Khatulistiwa adalah sebagai berikut :

1. Organisasi
a. Fungsi penyimpanan kas tidak terpisah dari fungsi akuntansi.
Pada CV. Rindang Khatulistiwa transaksi pengeluaran kas tidak ditangani oleh
kasir melainkan ditangani langsung oleh bagian akuntansi dan keuangan dalam
37

hal menyerahkan uang dan mengeluarkan kas yang diperlukan untuk kegiatan
usaha perusahaan dimana sekaligus bagian tersebut melakukan pencatatan
akuntansi terhadap pengeluaran uang kas yang terjadi.

b. Transaksi pengeluaran kas tidak dilaksanakan sendiri oleh bagian akuntansi dan
keuangan.
Transaksi pengeluaran kas pada CV. Rindang Khatulistiwa tidak dilaksanakan
sendiri oleh bagian akuntansi dan keuangan yang merangkap sebagai bagian kasir
juga. Tetapi dalam transaksi pengeluaran tersebut dibantu atau bekerja
sama dengan pemilik yang sekaligus mengawasi jalannya setiap kegiatan
keuangan dalam perusahaan.
2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
a. Transaksi pengeluaran kas yang telah terjadi pada CV. Rindang Khatulistiwa
diotorisasi langsung oleh bagian akuntansi dan keuangan dengan terlebih dahulu
diotorisasi oleh pemilik atas izin untuk pengeluaran kas yang dilakukan.
b. Pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas atas transaksi yang terjadi telah disertai
otorisasi juga oleh bagian akuntansi dan keuangan yang dilampiri dengan slip
bukti kas keluar.
3. Praktik yang Sehat
a. Pada CV. Rindang Khatulistiwa setiap dokumen dasar dan dokumen
pendukung transaksi pengeluaran kas telah dibubuhi cap lunas oleh bagian
akuntansi dan keuangan setelah transaksi pengeluaran kas dilakukan.
b. Secara periodik diadakan pencocokkan kas yang ada ditangan dengan
catatannya, CV. Rindang Khatulistiwa melakukan pencocokkan kas ditangan
dengan catatan akuntansi nya setiap akhir penutupan transaksi hariannya. Hal ini
dilakukan untuk meminimalisir adanya ketidaksesuaian antara kas ditangan
dengan catatan akuntansinya.
38

4.3 Pembahasan
Dari hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, peneliti ingin membandingkan
mengenai Pengendalian Intern Terhadap Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pada CV.
Rindang Khatulistiwa dengan teori yang telah dipaparkan dalam Bab II. Unsur
Pengendalian Intern Terhadap Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Pada CV. Rindang
Khatulistiwa adalah sebagai berikut :

1. Unsur Pengendalian Intern Terhadap Penerimaan Kas Pada CV. Rindang


Khatulistiwa
a. Struktur organisasi pada CV. Rindang Khatulistiwa.

Struktur organisasi digunakan untuk memisahkan tanggung jawab dan wewenang


secara tegas pada masing – masing bagian agar tidak terjadi kecurangan dalam
penyelenggaraan transaksi. Dengan pemisahan yang tegas kemungkinan
terjadinya tindak kecurangan dapat diperkecil selain itu juga dapat mencerminkan
transaksi yang sebenarnya. Pada CV. Rindang Khatulistiwa telah memisahkan
tanggung jawab dan wewenang tersebut meskipun belum maksimal. Pemisahan
bagian berdasarkan teori antara lain fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi
kas, fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi. Pada CV. Rindang
Khatulistiwa, fungsi penjualan terpisah dari fungsi akuntansi dan keuangan
dimana fungsi penjualan dipegang oleh bagian penjualan dan fungsi akuntansi dan
keuangan dipegang oleh bagian akuntansi dan kas sekaligus. Fungsi kas tidak
terpisah dari fungsi akuntansi yang mana kedua fungsi masih dijadikan dalam satu
fungsi yang dipegang oleh bagian akuntansi dan keuangan.

Dari hasil perbandingan diatas maka dapat disimpulkan bahwa CV. Rindang
Khatulistiwa telah memiliki struktur organisasi sederhana yang memisahkan
tanggung jawab secara tegas pada beberapa bagian. Bagian – bagian tersebut
meliputi direktur, sekertaris, supervisior, bagian keuangan, bagian gudang, teknisi,
dan bagian penjualan. Khusus untuk bagian akuntansi dan keuangan tugas dan
39

fungsinya masih dirangkap menjadi bagian dari kas juga karena keterbatasan
dalam hal modal dan sumber daya yang ada.

b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan penerimaan kas pada CV. Rindang
Khatulistiwa.

Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan memberikan perlindungan yang cukup


terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya. Sistem otorisasi dan prosedur
pencatatan penerimaan kas berdasarkan teori yaitu, penerimaan order dari
pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir faktur
penjualan tunai, pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus didasarkan atas
dokumen sumber yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap dan
pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh karyawan yang
diberi wewenang untuk itu. Pada CV. Rindang Khatulistiwa, penerimaan order
barang dari pembeli diterima oleh bagian penjualan dan selanjutnya diotorisasi
atas faktur penjualan tunai. Pencatatan akuntansi penerimaan kas yang dilakukan
pada CV. Rindang Khatulistiwa telah didasarkan dokumen pendukung yang
lengkap seperti formulir faktur penjualan tunai dan bukti setor bank. Pencatatan
akuntansi atas transaksi penerimaan kas yang terjadi telah dilakukan oleh bagian
akuntansi dan keuangan yang berhak atas kewenangan tersebut.

Dari hasil perbandingan diatas maka dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem
otorisasi dan prosedur pencatatan penerimaan kas pada CV. Rindang
Khatulistiwa sebagian besar telah sesuai dengan teori yang ada, hal ini dapat
dibuktikan dengan penerimaan order barang dari pembeli diterima oleh bagian
penjualan untuk selanjutnya meminta otorisasi kepada pemilik atas faktur
penjualan tunai. Pencatatan akuntansi penerimaan kas yang dilakukan pada CV.
Rindang Khatulistiwa telah didasarkan dokumen pendukung yang lengkap seperti
formulir faktur penjualan tunai dan bukti setor bank. Pencatatan akuntansi atas
40

transaksi penerimaan kas yang terjadi telah dilakukan oleh bagian akuntansi dan
keuangan yang berhak atas kewenangan tersebut.

c. Praktik yang sehat dalam penerimaan kas pada CV. Rindang Khatulistiwa.

Praktik yang sehat dalam penerimaan kas berdasarkan teori yaitu jumlah kas yang
diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke bank pada hari yang sama atau
hari kerja berikutnya, faktur penjualan tunai bernomor urut cetak dan
pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan. Pada CV. Rindang
Khatulistiwa, jumlah kas yang diterima dari transaksi penjualan tunai tidak
disetor seluruhnya ke bank tetapi ada beberapa yang dijadikan sebagai kas
ditangan untuk pengeluaran kas dalam jumlah kecil dan pembayaran gaji
karyawan. Faktur penjualan tunai pada CV. Rindang Khatulistiwa pemakaiannya
telah diserahkan sepenuhnya oleh bagian penjualan.

Dari hasil perbandingan diatas maka dapat disimpulkan bahwa praktik yang sehat
dalam penerimaan kas pada CV. Rindang Khatulistiwa belum sepenuhnya sesuai,
karena CV. Rindang Khatulistiwa tidak menyetor penerimaan kas dari hasil
penjualan tunai ke bank seluruhnya, melainkan beberapa yang dijadikan sebagai
kas ditangan untuk pengeluaran kas dalam jumlah kecil dan pembayaran gaji
karyawan.

2. Unsur Pengendalian Intern Terhadap Pengeluaran Kas Pada CV. Rindang


Khatulistiwa
a. Struktur organisasi CV. Rindang Khatulistiwa

Struktur organisasi digunakan untuk memisahkan tanggung jawab dan wewenang


secara tegas pada masing – masing bagian terkait agar tidak terjadi kecurangan
dalam penyelenggaraan transaksi. Dengan pemisahan yang tegas kemungkinan
terjadinya tindak kecurangan dapat diperkecil. Selain itu, juga dapat
mencerminkan transaksi yang sesungguhnya. Pada CV. Rindang Khatulistiwa
41

belum sepenuhnya memisahkan tanggung jawab dan wewenang secara tegas.


Pemisahan bagian berdasarkan teori antara lain fungsi penyimpan kas harus
terpisah dari fungsi akuntansi, transaksi pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan
sendiri oleh bagian kasa sejak awal sampai akhir, tanpa campur tangan dari fungsi
yang lain.

Pada CV. Rindang Khatulistiwa, fungsi penyimpanan kas belum terpisah dari
fungsi akuntansi dan masih menjadi satu dengan bagian akuntansi dan keuangan
sehingga bagian tersebut melakukan tugas ganda yaitu menyerahkan uang
yang dikeluarkan untuk kegiatan usaha perusahaan dimana sekaligus bagian
tersebut melakukan pencatatan akuntansi terhadap pengeluaran uang kas yang
terjadi. Pada CV. Rindang Khatulistiwa, transaksi pengeluaran kas tidak
dilakukan sendiri oleh bagian akuntansi dan keuangan melainkan dibantu oleh
pemilik yang melakukan pengawasan terhadap kegiatan usaha dalam perusahaan.

b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan pengeluaran kas pada CV. Rindang
Khatulistiwa

Menurut teori, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan pengeluaran kas yaitu
pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang,
pembukaan dan penutupan rekening bank harus mendapatkan persetujuan
dari pejabat yang berwenang, dan Pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas
(atau dalam metode pencatatan tertentu dalam register cek) harus didasarkan
bukti kas keluar yang telah mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang
dan yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap.
Sedangkan sistem otorisasi dan prosedur pencatatan pengeluaran kas pada CV.
Rindang Khatulistiwa yaitu transaksi pengeluaran kas pada CV. Rindang
Khatulistiwa yang terjadi telah diotorisasi langsung oleh bagian akuntansi dan
keuangan dengan mendapat otorisasi terlebih dahulu dari bagian pemilik atas izin
pengeluaran kas yang dilakukan. Pada CV. Rindang Khatulistiwa, pencatatan
42

yang dilakukan atas transaksi pengeluaran kas telah mendapat otorisasi dari
bagian akuntansi dan keuangan dengan dilampiri slip bukti kas keluar.

Dari hasil perbandingan diatas maka dapat disimpulkan bahwa sistem otorisasi
dan prosedur pencatatan pengeluaran kas pada CV. Rindang Khatulistiwa
sebagian besar telah sesuai dengan teori hal ini dapat dibuktikan dengan semua
transaksi pengeluaran kas pada CV. Rindang Khatulistiwa telah diotorisasi
langsung oleh bagian akuntansi dan keuangan dengan mendapat otorisasi terlebih
dahulu dari bagian pemilik atas izin pengeluaran kas yang dilakukan. Pada CV.
Rindang Khatulistiwa, pencatatan yang dilakukan atas transaksi pengeluaran kas
telah mendapat otorisasi dari bagian akuntansi dan keuangan dengan dilampiri
slip bukti kas keluar.

c. Praktik yang sehat dalam pengeluaran kas pada CV. Rindang Khatulistiwa.

Praktik yang sehat dalam pengeluaran kas menurut teori yaitu Saldo kas yang
ada di perusahaan harus dilindungi dari kemungkinan pencurian atau penggunaan
yang tidak semestinya, dokumen dasar dan dokumen pendukung transaksi
pengeluaran kas harus dibubuhi cap “lunas” oleh Bagian Kasa setelah transaksi
pengeluaran kas dilakukan, penggunaan rekening koran bank (Bank Statement),
yang merupakan informasi dari pihak ketiga, untuk mengecek ketelitian catatan
kas oleh fungsi pemeriksaan intern (Internal Audit Function) yang merupakan
fungsi yang tidak terlibat dalam pencatatan dan penyimpanan kas, semua
pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek atas nama perusahaan penerima
pembayaran atau dengan pemindah bukuan, jika pengeluaran kas dalam jumlah
yang kecil, pengeluaran ini dilakukan melalui dana kas kecil, yang pencatatan
akuntansinya diselenggarakan dengan imperest system, secara periodik diadakan
pencocokan jumlah fisik kas yang ada ditangan dengan jumlah kas menurut
catatan, kas yang ada ditangan (cash in safe) dan kas yang ada dalam
perjalanan (cash in transit) diasuransikan dari kerugian, Kasir diasuransikan
43

(fidelity bond insurance), kasir dilengkapi dengan alat-alat yang mencegah


terjadinya pencurian terhadap kas yang ada ditangan (misalnya dengan mesin
register kas, almari besi, dan strong room), semua nomor cek harus
dipertanggungjawabkan oleh bagian kasa.
Pada CV. Rindang Khatulistiwa, praktik sehat yang dilakukan adalah setiap
dokumen yang berhubungan dengan transaksi pengeluaran kas telah dibubuhi cap
lunas oleh bagian akuntansi dan keuangan setelah transaksi pengeluaran kas
dilakukan. Setiap akhir penutupan transaksi harian, CV. Rindang Khatulistiwa
selalu mencocokkan kas ditangan dengan catatan akuntansinya. Hal ini
dilakukan untuk mencegah adanya ketidaksesuaian antara kas ditangan dengan
catatan akuntansi yang sebenarnya. (Dokumen terlampir pada lampiran 5).

Dari hasil perbandingan diatas maka dapat disimpulkan bahwa praktik yang sehat
dalam pengeluaran kas pada CV. Rindang Khatulistiwa sebagian besar sudah
sesuai dengan teori yang ada hal ini dapat dibuktikan dengan setiap dokumen
yang berhubungan dengan transaksi pengeluaran kas telah dibubuhi cap lunas
oleh bagian akuntansi dan keuangan setelah transaksi pengeluaran kas dilakukan.
Setiap akhir penutupan transaksi harian, CV. Rindang Khatulistiwa selalu
mencocokkan kas ditangan dengan catatan akuntansinya. Hal ini dilakukan
untuk mencegah adanya ketidaksesuaian antara kas ditangan dengan catatan
akuntansi yang sebenarnya.

Anda mungkin juga menyukai