Anda di halaman 1dari 18

BAB III

OBJEK PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian yang sekaligus merupakan Praktik Kerja Lapangan (PKL)/riset

dilaksanakan di PT. Sanggar Catur Utama selanjutnya disebut sebagai

“Perusahaan” yang beralamat di Jl. KH. Wahid Hasyim 79-81, RT 003/RW 001,

Gondangdia, Kabupaten Menteng, Jakarta Pusat. Penelitian ini dimulai tanggal 1

Oktober 2021 sampai dengan 31 Oktober 2021.

B. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sekilas Tentang Perusahaan

PT. Sanggar Catur Utama (PT. SCU) didirikan dengan akta notaris

Fransiscus Jacobus Mawati, SH., No. 15 pada tanggal 13 November 1984. Akta

pendirian perusahaan tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri

Kehakiman Republik Indonesia sesuai dengan Surat Keputusan No. C2-8091 HT.

01.01 Th. 86 tertanggal 20 November 1986. Kemudian akta tersebut diubah dan

terakhir menjadi akta No.24 oleh notaris Marcivia Rahmani, SH., tertanggal 25

Juli 2019 perihal keputusan para pemegang saham atas perubahan maksud dan

tujuan serta kegiatan usaha perseroan.

2. Profil PT. Sanggar Catur Utama

Nama Perusahaan : PT. Sanggar Catur Utama

Bentuk Perusahaan : Perseroan Terbatas

Alamat Perusahaan : Jl KH. Wahid Hasyim 79-81, RT 003/RW 001,

Gondangdia, Kabupaten Menteng, Jakarta Pusat.

NPWP Perusahaan : 01.374.463.6-076.000


Maksud dan tujuan perusahaan didirikan adalah untuk menjalankan

perdagangan besar termasuk pakaian olah raga dan aksesoris pakaian seperti

sarung tangan, dasi, penjepit dan kaos kaki. Perusahaan juga menjalankan

perdagangan eceran melalui media untuk komoditi tekstil, pakaian, alas kaki dan

barang keperluan pribadi melalui pesanan.

3. Visi dan Misi Perusahaan

a. Visi

Menjadi perusahaan dagang terpercaya, terkemuka dan mempunyai akses

sumber dan jaringan pemasaran yang luas juga menyediakan produk berkualitas

bagi pelanggan.

b. Misi

a) Memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan.

b) Memberikan pengalaman “Levi’s” kepada setiap pelanggan.

c) Menyediakan produk yang dapat dirasakan mulai dari store kami hingga

produk yang digunakan dapat menunjang segala jenis kebutuhan

pelanggan kami.

4. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian

serta posisi yang ada pada suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan

operasional untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan diinginkan. Dengan

adanya struktur organisasi, maka akan jelas bagi setiap anggota untuk dapat

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Berikut adalah bagan struktur

organisasi pada PT. Sanggar Catur Utama.


Bagan 3.1

Struktur Organisasi

Dewan Komisaris
Dewi Moran Moniaga

Dewan Direksi
Robin Johannes D.B. Moran

Sekertaris

Divisi Keuangan Divisi


Divisi Umum Divisi
dan Persediaan atau
dan SDM Pemasaran
Administratif Gudang

Berikut uraian tugas dan tanggung jawab :

1. Komisaris

a. Mengangkat dan memberhentikan direksi.

b. Menetapkan auditor eksternal untuk melakukan audit atas laporan

keuangan.

c. Mendelegasikan kepada direktur tentang pembagian tugas, tanggung

jawab dan wewenang direksi serta manager.

d. Memperoleh informasi kinerja perusahaan baik dari direksi maupun

manager mengenai keuangan atau hal-hal lain yang menyangkut

perusahaan secara lengkap, tepat waktu, dan teratur.


e. Menyetujui atau menolak kerja sama dengan perusahaan atau pihak

lain yang diusulkan oleh direksi.

f. Menyelenggarakan rapat pertanggungjawaban direksi secara

semesteran atau tahunan atau sewaktu-waktu diperlukan.

2. Direktur

a. Memimpin para pelaku organisasi perusahaan lainnya sehingga

perseroan dipastikan dapat berjalan sesuai RJPP dan RKAP yang telah

disahkan oleh komisaris/pemilik perusahaan.

b. Bertanggungjawab penuh dalam menjalankan tugas untuk kepentingan

perseroan sesuai ketentuan yang berlaku.

c. Memberikan pertanggungjawaban dan segala keterangan tentang

keadaan dan kinerja perusahaan kepada komisaris/pemilik perusahaan.

d. Menyusun dan menyampaikan laporan tahunan untuk disahkan oleh

komisaris/pemilik perusahaan.

e. Menentapkan struktur organisasi dan uraian tugasnnya.

f. Memberikan penjelasan kepada komisaris/pemilik perusahaan baik

secara berkala maupun sewaktu-waktu diminta.

g. Mengangkat dan memberhentikan pekerja.

3. Divisi Umum dan SDM

a. Melakukan tugas surat menyurat/korespondensi terhadap pekerjaan

yang dilakukan.

b. Mengarsipkan surat-surat yang sudah melalui proses pekerjaan.

c. Melakukan administrasi penerimaan SDM.

d. Mengurus administrasi karyawan.


e. Melakukan pengadaan barang terhadap kebutuhan perusahaan.

f. Membuat laporan-laporan kinerja dalam bidang.

4. Divisi Keuangan dan Administratif

a. Mengoordinasikan dan menyiapkan kebutuhan anggaran dan SDM

sebagai supporting pelaksanaan pekerjaan perseroan.

b. Membuat dan mendokumentasikan leporan kinerja keuangan.

c. Mengurus dan menyelesaikan pembayaran/penagihan kepada pihak-

pihak terkait yang menjadi kewajiban/hak perseroan.

d. Membuat laporan-laporan kinerja dalam bidang.

5. Divisi Pemasaran

a. Bagian perencanaan dan promosi

1) Melakukan perencanaan strategi pemasaran dengan memperhatikan

trend pasar dan sumber daya perusahaan.

2) Merenanakan pemasaran yaitu dengan mengikuti perkembangan

pasar terutama terhadap produk yang sejenis dari perusahaan

pesaing.

3) Melakukan perencanaan analisis peluang pasar.

4) Melakukan perencanaan tindakan antisipatif dalam menghadapi

penurunan order.

5) Menyusun perencanaan arah kebijakan pemasaran.

6) Melakukan identifikasi dan meramalkan peluang pasar.

7) Merencanakan pengembangan jaringan pemasaran.

b. Bagian pelaksanaan dan pengawasan


1) Menciptakan, menumbuhkan, dan memelihara Kerja sama yang

baik dengan konsumen.

2) Merumuskan target penjualan.

3) Merumuskan standar harga jual dengan koordinasi bersama

direktur operasional serta departemen terkait.

4) Menanggapi permasalahan terkait keluhan pelanggan jika tidak

mampu ditangani oleh bawahan.

5) Melakukan pengendalian terhadap rencana-rencana yang sudah

disusun untuk menjamin bahwa sasaran yang ditetapkan dapat

terwujud, misalnya volume penjualan dan tingkat keuntungan.

6) Melakukan Langkah antisipatif dalam menghadapi penurunan

order.

7) Memberikan persetujuan kredit pelanggan dalam batas-batas yang

wajar.

8) Melakukan Analisa pelanggan yang mengalami kecenderungan

kredit macet.

9) Melakukan pengawasan efisiensi dan efektivitas strategi pemasaran

yang telah ditetapkan.

c. Bagian administrasi umum

1) Menyiapkan urusan administrasi penagihan kepada pelangan.

2) Melakukan pencatatan transaksi kedalam jurnal.

3) Melakukan verifikasi seluruh dokumen transaksi pembayaran.

4) Mengurus masalah perpajakan dan asuransi.

6. Divisi Persediaan atau Gudang


a. Membuat perencanaan pengadaan barang dan distribusinya.

b. Mengawasi dan mengontrol semua barang yang masuk dan sesuai

dengan SOP.

c. Melakukan pengecekan pada barang sesuai dengan kebutuhan.

d. Memastikan aktivitas keluar masuk barang berjalan lancar.

e. Melaporkan semua transaksi keluar masuk barang dari dan ke gudang.

C. Aspek-Aspek yang Diteliti

Aspek-aspek yang diteliti adalah sebagai berikut :

1. Apakah penghitungan penghasilan kena pajak yang digunakan sebagai

dasar penentuan PPh terutang yang dilakukan oleh PT. SCU telah sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan?

2. Apa hambatan yang dihadapi oleh PT. SCU dalam melaksanakan

penghitungan penghasilan kena pajak sebagai dasar penentuan PPh

terutang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan?

3. Upaya apa yang dilakukan oleh PT. SCU dalam mengatasi hambatan

dalam melaksanakan penghitungan penghasilan kena pajak sebagai dasar

penentuan PPh terutang sesuai peraturan perundang-undangan perpajakan?

D. Data dan Fakta

Dalam bagian ini akan dideskripsikan mengenai data dan fakta

berdasarkan Kebijakan Akuntansi, Laporan Keuangan Tahun 2020 dan SPT PPh

Tahun 2020.

1. Kebijakan Akuntansi Perusahaan

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan


Perusahaan telah menerapkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) untuk penyusunan laporan keuangan yang

dimulai pada 1 Januari 2011.

Laporan keuangan perusahaan disusun berdasarkan basis akrual, kecuali

laporan arus kas, dengan konsep biaya perolehan kecuali beberapa akun

berdasarkan pengukuran lain sebagaimana dijelaskan dalam masing-masing

kebijakan akuntansi atas akun-akun laporan keuangan.

Laporan arus kas menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas yang

diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan, serta

disusun berdasarkan metode tidak langsung (indirect method). Mata uang

pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah

Rupiah.

b. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam tahun berjalan yang menyangkut mata uang asing

dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah sesuai dengan kurs yang berlaku pada saat

transaksi terjadi.

Pada tanggal Neraca, asset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing

dijabarkan sesuai dengan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal

Neraca yaitu Rp. 14.105 per 31 Desember 2020 dan Rp. 13.901 per 31 Desember

2019 untuk USD 1. Selisih kurs yang terjadi akibat penjabaran tersebut dibukukan

sebagai laba rugi tahun berjalan.

c. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas terdiri dari kas, kas di bank dan deposito berjangka

yang jatuh tempo dalam waktu 3 bulan atau kurang sejak tanggal penempatan,
sepanjang deposito berjangka tersebut tidak digunakan sebagai jaminan atas

pinjaman yang diterima serta dibatasi penggunaannya.

d. Piutang Usaha

Piutang usaha disajikan sebesar jumlah neto setelah dikurangi dengan

penyisihan piutang tak tertagih, jika ada. Penyisihan piutang tak tertagih

ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan masing-masing pada

akhir tahun. Piutang dihapuskan dalam periode dimana piutang tersebut dipastikan

tidak akan tertagih.

e. Persediaan

Persediaan dinyatakan berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan

dan nilai bersih yang dapat direalisasi. Biaya perolehan ditentukan dengan

menggunakan metode rata-rata tertimbang. Penyisihan kerugian persediaan usang,

jika ada, dibentuk untuk mengurangi nilai tercatat persediaan ke nilai realisasi

bersihnya, yang ditentukan berdasarkan hasil penelaah terhadap keadaan

persediaan yang bersangkutan pada akhir tahun.

f. Biaya Dibayar dimuka

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing

biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

g. Aset Tetap dan Penyusutan

Aset tetap dibukukan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi

penyusutan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus


(straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap

sebagai berikut :

Tahun Penyusutan
(%)
Bangunan 20 5%
Kendaraan 2 50%
Mebel dan Perlengkapan 2-4 25%-50%
Peralatan 2-4 25%-50%

Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada operasi pada saat

terjadinya; pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan dikapitalisasi.

Aset tetap yang tidak digunakan lagi atau dijual, biaya perolehan dan akumulasi

penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan, dan laba

atau rugi yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun yang

bersangkutan.

h. Penurunan Nilai Aset

Sesuai dengan SAK ETAP Bab 22, “Penurunan Nilai Aset”, perusahaan

menelaah nilai tercatat aset terhadap penurunan dan kemungkinan penurunan nilai

tercatat ke nilai wajar apabila terdapat kejadian atau perubahan kondisi

sebagaimana dijelaskan dalam SAK ETAP Bab 22, yang mengindikasikan bahwa

nilai tercatat aset tidak dapat dipulihkan sepenuhnya.

Selisih lebih antara nilai tercatat aset dengan taksiran jumlah yang dapat

diperoleh kembali dibebankan pada operasi tahun berjalan.

i. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan diakui pada saat barang dan jasa telah diserahkan dan

dibuatkan fakturnya. Beban diakui saat terjadinya dengan metode akrual (basis

akrual).
j. Pajak Penghasilan

Perseroan mengakui kewajiban atas seluruh pajak penghasilan periode

berjalan dan periode sebelumnya yang belum dibayar. Jika jumlah yang telah

dibayar untuk periode berjalan dan periode sebelumnya melebihi jumlah yang

terhutang untuk periode tersebut, perusahaan harus mengakui kelebihan tersebut

sebagai aset. Perseroan tidak mengakui adanya pajak tangguhan.

k. Imbalan Kerja

Berdasarkan SAK ETAP Bab 23 tentang “Imbalan Kerja”, biaya imbalan

pasca masa kerja karyawan berdasarkan Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13

ditentukan dengan menggunakan metode akturial projected unit kredit diakui

sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi bersih keuntungan atau

kerugian actuarial yang belum diakui untuk setiap program pada akhir tahun

pelaporan sebelumnya melebihi jumlah 10% nilai kini dari kewajiban imbalan

pasti pada tanggal tersebut dan selama rata-rata masa kerja karyawan dengan

menggunakan metode garis lurus. Perusahaan tidak memperhitungakan imbalan

kerja, karena jumlahnya tidak signifikan.

l. Penggunaan Taksiran-Taksiran

Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan

di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang

mempengaruhi :

 Laporan jumlah aset dan kewajiban dan pengungkapan aset dan kewjiban

kontijen pada tanggal laporan keuangan.

 Laporan jumlah pendapatan dan beban selama tahun pelaporan.


Meskipun perkiraan ini didasarkan pada pengetahuan terbaik manajemen

dan aktivis saat ini, hasil aktual mungkin berbeda dari taksiran tersebut.

2. Laporan Keuangan Perusahaan

a. Laporan Posisi Keuangan

Laporan posisi keuangan menggambarkan posisi keuangan perusahaan

dalam satu tanggal tertentu. Unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran

posisi keuangan adalah aset, liabilitas, dan ekuitas. Aset terdiri dari komponen-

komponen keuangan seperti kas, piutang, dan investasi pada instrumen keuangan.

Aset juga terdiri dari biaya yang diharapkan dapat memberi manfaat dimasa

depan. Kewajiban atau liabilitas terdiri atas utang yang jumlahnya diukur dengan

satuan uang, seperti utang usaha dan utang jangka Panjang. Modal pemilik atau

ekuitas pemilik mengukur jumlah total aset perusahaan yang tersisa dan diklaim

oleh para pemilik. Berikut adalah Laporan Posisi Keuangan PT. SCU :

Tabel 3.1
Laporan Posisi Keuangan
Per 31 Desember 2020
(dalam rupiah penuh)
ASET

Aset Lancar

Kas dan setara kas 21.118.452.604

Piutang Usaha 25.569.116.094


Piutang lain-lain 561.500.000

Persediaan 23.226.552.219

Pajak dibayar dimuka 3.772.001.924

Uang muka 1.739.679.562

Biaya dibayar di muka 7.968.406.798

Jumlah Aset Lancar 83.955.709.201

Aset Tidak Lancar

Aset tetap-net 11.607.436.739

Deposit 4.109.076.455

Jumlah Aset Tidak Lancar 15.716.513.194

JUMLAH ASET 99.672.222.395

LIABILITAS DAN EKUITAS

Liabilitas Jangka Pendek

Utang Usaha 12.763.183.604

Utang Pajak 609.232.198

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 13.345.415.802

JUMLAH LIABILITAS 13.345.415.802

EKUITAS

Modal Saham 5.920.000.000

Tambahan Modal Disetor 50.000.000

Saldo laba Ditahan 80.356.806.592

JUMLAH EKUITAS 86.326.806.592

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 99.672.222.395

Sumber : Laporan Keuangan PT. Sanggar Catur Utama Tahun 2020


b. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi menggambarkan ringkasan penghasilan dan beban

perusahaan dalam suatu periode Tahun 2020. Berikut ini adalah Laporan Laba

Rugi PT. SCU :

Tabel 3.2
Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2020
(dalam Rupiah Penuh)

PENJUALAN 126.063.000.765

HARGA POKOK PENJUALAN (73.576.538.294)

LABA KOTOR 52.486.462.471

BEBAN OPERASIONAL

Beban Penjualan (32.478.322.739)

Biaya Adm dan Umum (6.837.510.252)

Jumlah Beban Operasional (39.315.832.991)

LABA OPERASI 13.170.629.480

PENDAPATAN (BIAYA) LAIN-LAIN

Pendapatan Lain-lain 2.766.001.411

Jumlah Pendapatan (Biaya) Lain-lain 2.766.001.411


LABA BERSIH SEBELUM PAJAK 15.936.630.891

Pajak Kini 205.154.171

LABA BERSIH 15.759.980.462

Sumber : Laporan Keuangan PT. Sanggar Catur Utama Tahun 2020

c. Pendapatan Usaha

Tabel 3.3
Pendapatan Usaha Per 31 Desember 2020
PENJUALAN

Penjualan 134.705.593.154

Potongan dan retur penjualan (8.642.592.389)

Jumlah penjualan – bersih 126.063.000.765

HARGA POKOK PENJUALAN

Persediaan awal barang dagangan 36.923.252.229

Pembelian 71.560.750.870

Retur pembelian (11.680.912.586)

Barang tersedia untuk dijual 96.803.090.513

Persediaan akhir (23.226.552.219)

Harga Pokok Penjualan 73.576.538.294

Beban Penjualan

Biaya gaji 16.673.093.953

Biaya sewa 6.962.661.583

Biaya pemeliharaan / service charge 3.711.325.652


Biaya listrik 878.893.059

Biaya komisi penjualan 297.221.100

Biaya jamsostek/THT/Iuran pensiun 546.403.548

Biaya packing barang 176.681.500

Biaya promotion Levy 136.057.303

Biaya marketing 18.925.099

Biaya telepon 298.444.223

Biaya asuransi 405.758.641

Biaya kesehatan 201.967.697

Biaya pos dan materai 15.620.700

Biaya Incentive pemotongan celana 412.644.061

Biaya Entertain 832.489.023

Biaya Perjalanan Dinas Direktur 482.937.385

Biaya Perawatan Kendaraan Direktur 312.737.912

Jumlah beban penjualan 32.478.322.739

Beban Administrasi dan Umum

Biaya penyusutan 1.178.974.112

Biaya administrasi dan Kartu kredit 658.494.966

Biaya upah pesangon -

Biaya profesional fee 1.443.422.051

Biaya perbaikan toko 264.625.250

Biaya kargo atau ekspedisi 112.660.598

Biaya pajak dan denda pajak 427.342.366

Biaya kantor 127.554.220


Biaya perjalanan dinas head office 55.482.005

Biaya transport 256.331.534

Biaya alat tulis kantor 100.786.025

Biaya training 44.589.440

Biaya perijinan 52.074.800

Biaya sumbangan 11.000.000

Biaya kerugian 1.322.670.220

Biaya lain-lain 781.502.691

Jumlah beban administrasi dan umum 6.837.510.252

Jumlah Beban Usaha 39.315.832.991

PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN-BERSIH

Pendapatan Lain-lain

Pendapatan bunga deposito 58.266.924


Pendapatan bunga bank dan deposito 35.642.891
Pendapatan dari penjualan aset -
Pendapatan lain-lain 2.672.091.597
Jumlah Pendapatan Lain-lain 2.766.001.411
Pendapatan (Beban) lain-lain bersih 2.766.001.411

Sumber : Laporan Keuangan PT. Sanggar Catur Utama Tahun 2020

d. Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh

Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan adalah surat yang oleh Wajib Pajak

digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek

pajak, dan bukan objek pajak dan/atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan. Setelah pengisian laporan keuangan,


maka akan dilanjutkan dengan pengisian SPT PPh. Berikut adalah rincian dari

pengisian SPT PPh Perusahaan.

Tabel 3.4
SPT Tahunan Pajak Penghasilan Badan
Per 31 Desember 2020
(dalam Rupiah penuh)

1. Penghasilan Neto Fiskal 15.936.630.891

2. Kompensasi Kerugian Fiskal 0

3. Penghasilan Kena Pajak 15.936.630.891

4. PPh Terutang 3.512.329.619

5. Pengembalian/Pengurangan Kredit Pajak Luar Negeri 0

(PPh Ps.24) yang Telah Diperhitungkan Tahun Lalu

6. Jumlah PPh yang Terutang 3.512.329.619

7. PPh Ditanggung Pemerintah 0

8. Kredit Pajak Dalam Negeri 371.927.912

9. PPh yang Lebih Dipotong/Dipungut -

10.PPh yang Dibayar Sendiri

a. PPh Ps.25 Bulanan 2.935.247.536

11.PPh yang Kurang Dibayar (PPh Ps.29) 205.154.171

Sumber : SPT Tahunan PT. Sanggar Catur Utama Tahun 2020

Anda mungkin juga menyukai