Anda di halaman 1dari 38

INFEKSI ORGAN GENITALIA DAN

TRAKTUS URINARIUS
Amanda Saphira Wardani (41191396100033)
Pembimbing: dr. Yuri Feharsal, Sp. OG

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Obstetri dan Ginekologi


RSUP Fatmawati
FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2020
Infeksi Organ Genitalia
EPIDEMIOLOGI
• Lebih dari 1 juta IMS didapat setiap hari di seluruh
dunia

• Pada 2016, diperkirakan terdapat 376 juta infeksi


baru dengan 1 dari 4 IMS: chlamydia (127 juta),
gonore (87 juta), sifilis (6,3 juta), dan trikomoniasis
(156 juta)

• > 500 jt orang hidup dengan infeksi HSV

• + 300 jt wanita mengalami infeksi HPV

• IMS seperti gonore & chlamydia merupakan


penyebab utama penyakit PID dan infertilitas pada
wanita

Sexually transmitted infections (STIs). WHO. 2019


PEMERIKSAAN KLINIS IMS
Anamnesis
• Keluhan utama dan tambahan
• Riwayat perjalanan penyakit
• Pasangan seksual tersangka à kapan kontak, jenis Perilaku Risiko Tinggi (min.1):
- Pasangan seks >1 dalam 1 bulan
kelamin, cara hubungan seksual, penggunaan terakhir
kondom - Berhubungan seksual dengan
• Riwayat pengobatan sebelumnya penjaja seks dalam 1 bulan
terakhir
• Hubungan keluhan dengan keadaan lainnya - Mengalami 1/lebih episode IMS
• Riwayat IMS sebelumnya dan pengobatan dalam 1 bulan terakhir
• Hari terakhir haid - Perilaku pasangan seksual
berisiko tinggi
• Nyeri perut bagian bawah
• Cara kontrasepsi yang digunakan dan mulai kapan
PEMERIKSAAN KLINIS IMS
Pemeriksaan Ginekologis
- Posisi = litotomi (wanita), Bimanual Anuskopi
berdiri/duduk (pria)

- Inspeksi dan palpasi daerah


genitalia, perineum, anus, dan
sekitarnya

- Periksa KGB inguinal

- Ambil spesimen untuk


pemeriksaan lab
PEMERIKSAAN KLINIS IMS
Pengambilan Spesimen
Keluhan duh tubuh vagina/uretra: Keluhan ulkus genitalia:

o Ulkus dibersihkan terlebih dahulu dengan kain


kasa yang telah dibasahi larutan salin fisiologis
(NaCl 0,9%)
o Ulkus ditekan di antara ibu jari dan telunjuk
sampai keluar cairan serum (sifilis)
o Ambil aspirat / cairan dasar lesi (selain sifilis)
Keluhan Utama Infeksi Organ Genitalia
GONORRHEA
o Etiologi: Neisseria gonorrhoeae Faktor Risiko
o Masa inkubasi: 3-7 hari
1. Berganti-ganti pasangan seks
o Lokasi primer infeksi à endoserviks, uretra,
2. Homoseksual dan PSK
kelenjar Skene, dan kelenjar Bartholin
3. Bayi dengan ibu penderita gonore
o Tempat lainnya = faring, konjungtiva
4. Hubungan seksual dengan penderita gonore
o N. gonorrhoeae biasanya terjadi koinfeksi
tanpa proteksi (kondom)
dengan penyakit menular seks lainnya dan
wanita dengan gonore berisiko mengalami sifilis
GONORRHEA
Gejala Tanda

o Duh tubuh mukopurulen


o 50% asimtomatik
o Labia/orifisium uretra edema dan
o Kencing nanah/keluarnya cairan hijau
hiperemis
kekuningan dari vagina o Tampak penyumbatan pada meatus
o Gejala traktus urinarius (disuria) (25%)
uretral externa dan kelenjar Bartholin à
o Uretritis = gatal, panas di sekitar OUE,
ketika ditekan akan mengeluarkan cairan
polakisuria, nyeri saat ereksi
eksudat
o Nyeri dan bengkak akut pada labia unilateral o Palpasi kelenjar bartholin à teraba
akibat keterlibatan kelenjar Bartholin
membesar dan nyeri à curiga abses
o Rectal discomfort akibat kontaminasi genital
o Pemeriksaan spekulum = penyumbatan
yang menyebabkan proctitis
ektoserviks dengan peningkatan sekret
o Lainnya = perdarahan intermenstrual
mukopurulen dari serviks
GONORRHEA
Pemeriksaan Penunjang

o Pewarnaan gram à diplococcus gram (-) intrasel


o Kultur dengan media Thayer Martin
o Tes definitif [tes oksidasi, tes fermentasi, tes
beta-lactamase]
o NAAT (nucleic acid amplification test)
GONORRHEA
Tatalaksana

Medikamentosa Non - medikamentosa

• Tidak melakukan hubungan seksual hingga


sembuh
• Menjaga kebersihan organ genitalia
• Meminum obat rutin
• Kembali ke dokter setelah 7 hari untuk
evaluasi penyakit
• Obati pasangan seksual dengan regimen obat
yang sama
• Jika sudah sembuh, edukasi untuk
menggunakan pengaman ketika melakukan
hubungan seksual dengan pasangan yang
berbeda
KLAMIDIASIS
Pemeriksaan Penunjang
o Etiologi: Chlamydia trachomatis o Pewarnaan gram à coccus gram (-) intrasel
o Masa inkubasi: 6-14 hari o Pewarnaan Giemsa à badan inklusi (+)
o Kultur dengan McCoy cell monolayers
o Lokasi primer infeksi à uretra, kelenjar
o Immunofluorescence dengan antibodi
Bartholin, serviks monoklonal
o NAAT (nucleic acid amplification test)
o 20-40% koinfeksi dengan gonore

Gejala Tanda

- 70% asimtomatik Tatalaksana


- Duh tubuh
- keluar cairan
mukopurulen o Azitromisin 1 gr PO dosis tunggal,
vagina/uretra abnormal
- Edema serviks
- Disuria atau
- Ektopik serviks
- Dispareunia o Doksisiklin 2x100 mg PO selama 7 hari
- Serviks rapuh
- Perdarahan post coitus
- Perdarahan intermenstrual
TRIKOMONIASIS
Gejala Tanda
o Etiologi: Trichomonas vaginalis
• 20-50% asimtomatik
o Masa inkubasi: 4-28 hari • Duh tubuh berbusa,
• Duh tubuh berbusa dan
berbau berwarna abu-
berbau
o Lokasi primer infeksi: vagina, serviks, abu, putih, atau kuning
• Disuria
kehijauan
uretra, kelenjar Skene dan Bartholin, • Peningkatan frekuensi
• Inflamasi pada vulva
berkemih
• Dinding vagina bengkak
kandung kemih • Gatal, bengkak, dan
dan hiperemis
eritema pada vulva
o Faktor risiko: penggunaan IUD, merokok, • • Spot perdarahan multipel
Dispareunia
pada dinding vagina &
• Tidak nyaman pada
berganti pasangan seks serviks à strawberry
abdomen bagian bawah
TRIKOMONIASIS
Pemeriksaan Penunjang
Tatalaksana
o Sediaan basah à trichomonas (+)
Medikamentosa
o Kultur T. vaginalis
o Dipstick immunoassay o Metronidazol 2 gr PO dosis tunggal, atau
o Metronidazol 2x500 mg/hari PO selama 7 hari
o NAAT
o pH vagina (>4,5) Non-medikamentosa
o Whiff Test dapat (+) o Anjurkan abstinence sementara pada pasien dan
pasangannya selama pengobatan diberikan
CANDIDIASIS VULVOVAGINITIS
o Etiologi: Candida albicans Gejala Tanda

o Penyebab keputihan utama pada wanita usia • Duh tubuh cottage


• Keluar duh tubuh
cheese-like
reproduksi vagina putih, kental
• Hiperemis labia
dan bergumpal, tidak
minora, introitus
Faktor Risiko berbau
vagina, dan 1/3 bagian
• Gatal di daerah vulva
bawah vagina
• Disuria
• Edema pada labia
1. Wanita hamil • Dispareunia
minora
2. Diabetes mellitus
3. Penggunaan kontrasepsi oral
4. Pemakai antibiotik dan kortikosteroid jangka lama
5. Penyakit kronis: HIV, gizi buruk
6. Pakaian dalam yang ketat & terbuat dari bahan yang
tidak menyerap keringat
CANDIDIASIS VULVOVAGINITIS Tatalaksana

Pemeriksaan Penunjang
Medikamentosa

o Sediaan basah dengan KOH 10% à o Flukonazol 150 mg PO dosis tunggal, atau
o Mikonazol atau klotrimazol 200 mg intravagina
pseudohifa & budding yeast 1x1, 3 hari, atau
o Pewarnaan gram o Klotrimazol 1x500 mg intravagina, dosis tunggal,
atau
o Kultur dengan agar Sabouraud o Nistatin 100.000 IU intravagina setiap hari
o pH vagina (<4,5) selama 14 hari

o Whiff Test (-)


Non-medikamentosa
o Hindari bahan iritan lokal,misalnya produk
berparfum
o Hindari penggunaan bilas vagina
o Hindari pakaian ketat atau dari bahan sintesis
BACTERIAL VAGINOSIS
Pemeriksaan penunjang
o Etiologi: Gardnerella vaginalis, Mycoplasma
o Pewarnaan gram /
hominis, Bacteroides, Peptococcus
sediaan basah à clue
o Terjadi pada sekitar 47% wanita usia reproduksi
cells (+)*
o Terjadi akibat perubahan lingkungan vagina dari
o pH vagina >4,5*
asam menjadi basa à gangguan flora normal
o Whiff test (+)*
Gambaran klinis
Tatalaksana
Duh tubuh vagina berwarna bening hingga
putih keabuan, homogen, berbau amis, tanpa o Metronidazol 2 gr PO, dosis tunggal, atau
disertai tanda inflamasi yang menempel pada
dinding vagina* o Metronidazol 500 mg PO 2x1 selama 7 hari
o Alternatif: klindamisin 300 mg PO 2x1
*Kriteria diagnostik Amsel (minimal 3/4 terpenuhi) selama 7 hari
ALUR MANAJEMEN – DUH TUBUH URETRA/VAGINA
Mukopus dari serviks Tatalaksana
Serviks kemerahan gonorrhea

Nyeri senggama Tatalaksana


Serviks ektropion klamidiasis

Keputihan kuning
Tatalaksana
berbuih
trikomoniasis
Strawberry cervix
Tidak tersedia
fasilitas
mikrobiologi Keputihan yg banyak Tatalaksana
dan berbau amis BV

Keputihan
menggumpal, gatal Tatalaksana
Vulvovaginal candidiasis
kemerahan
SIFILIS
o Etiologi: Treponema pallidum
o Masa inkubasi: 9-90 hari

Stadium primer Stadium sekunder


• Predileksi primer = labia/penis; namun dapat juga terdapat pada • Kelainan terjadi pada telapak tangan dan kaki,
fourchette, anus, serviks, dan puting payudara dada, perut, punggung, lengan à ke seluruh
• Papul lenticular à erosi à ulkus tubuh
• Ulkus bulat, soliter [bisa multiple], dasarnya jaringan granulasi warna • Great imitator. Lesi basah à sangat menular,
merah dan bersih, diatasnya hanya ada serum lesi kering à kurang menular
• Dinding tidak bergaung • Lesi: simetris, dapat berupa macula, papula,
• Khas: indolen dan teraba indurasi à disebut ulkus durum folikulitis, papula skuamosa, pustul
• Kulit sekitarnya tidak ada tanda radang akut à nyeri (-) • Kelainan kulit khas: tidak gatal, sering
• Kadang ada pembesaran KGB regional di inguinalis medialis – soliter, disertai limfadenitis generalisata
indolen, tidak lunak, besarnya lenticular, tidak supuratif, tidak dpt • Kondiloma lata (lesi meninggi [papul], luas,
periadenitis putih, atau abu2 di daerah lipatan yang
• Sembuh sendiri 3-10 mgg hangat dan lembab) dan mucous patch
• Gejala konstitusi (-) • Gejala sistemik (+)
SIFILIS
Stadium laten Stadium tersier
Laten dini • 1/3 pasien sifilis laten yang tidak diobati dapat berubah jadi stadium 3
• < 2 tahun setelah infeksi • Lesi pertama umumnya terlihat antara 3-10 tahun setelah S1
• Tanda klinis (-), serologis (+) • Pada fase ini akan terjadi kerusakan sistem saraf pusat, kardiovaskular, dan
• Bersifat menular muskuloskeletal
• Kelainan khas: gumma [infiltrat sirkumskrip, kronik, biasanya melunak dan
Laten lanjut destruktif], nodus dengan nekrosis pada bagian tengah dan membentuk
• Terjadi setelah sifilis primer dan ulkus [ukurannya lebih kecil dan lebih superfisial daripada gumma]
sekundernya sembuh ~ bervariasi antara • Terjadi akibat adanya endarteritis dan periarteritis pembuluh darah kecil-
2-20 tahun sedang
• Tanda klinis (-), serologis (+)
• Tidak menular
• Dapat berlangsung selama bertahun-tahun
hingga seumur hidup
SIFILIS
Pemeriksaan Penunjang Tatalaksana

o Pemeriksaan lapangan gelap (dark field Stadium primer & sekunder:


microscope) à pergerakan T. pallidum (+) o Benzatin benzil penisilin G 2,4jt IU, iM, dosis
o Uji serologi: tunggal
> Uji nontreponema (VDRL dan RPR) o Cara: satu injeksi 2,4 jt IU IM pada 1 gluteus atau
> Uji treponema (FTA-ABS dan TPHA) 1,2jt IU pada setiap gluteus
Stadium laten:
o Benzatin benzil penisilin 2,4 jt IU IM setiap
minggu pada hari ke 1,8, dan 15
Sesudah diinjeksi pasien diminta menunggu selama
30 menit
CHANCROID
Pemeriksaan penunjang
o Etiologi: Haemophilus ducreyi
o Masa inkubasi: 3-5 hari atau kurang o Pewarnaan gram à kokobasil gram (-),
o Lokasi infeksi à preputium, frenulus, uretra, gambaran ’school of fish’
labia mayor, introitus, serviks

Gambaran klinis
o Lesi diawali dengan adanya vesikopustul multipel
pada vulva, vagina, atau serviks à mengelupas à
terbentuk ulkus dangkal yang dikelilingi oleh zona
inflamasi Tatalaksana
o Ulkus à kecil, lunak, tidak ada indurasi,
bergaung, kotor (tertutup oleh jaringan nekrotik
o Azitromisin 1gr PO dosis tunggal, atau
dan granulasi)
o Eritromisin 4x500mg PO selama 7 hari, atau
o Nyeri
o Seftriakson 250mg IM dosis tunggal, atau
o Limfadenitis inguinalis unilateral à dapat bernanah
o Siprofloksasin 2x500 mg PO selama 3 hari
à membentuk abses (bubo)
LIMFOGRANULOMA VENEREUM
o Inflamasi kronik jaringan limfe
o Etiologi: Chlamydia trachomatis serovar L1, L2, L3
o Masa inkubasi: 3-4 minggu
o Lokasi infeksi à penis, skrotum, vulva, vagina

Gambaran klinis

Fase pertama Fase kedua Fase ketiga


- 2-6 minggu setelah fase pertama
- 3-12 hari setelah
- Inguinal syndrome: - Ruptur dan nekrosis
terpapar
limfadenopati inguinal, nyeri à kelenjar limfa
- Papul/pustul/ulkus
bubo, groove sign - Anogenital fibrosis, striktur
genital, tidak nyeri
- Anorectal syndrome: proctitis/ - Fistula ani
- Sembuh spontan
proctocolitis-like symptoms - Elephantiasis organ genital
dalam beberapa hari
- demam, malaise, sakit kepala
LIMFOGRANULOMA VENEREUM
Pemeriksaan penunjang Tatalaksana

o Kultur dengan media McCoy cell o Doksisiklin 2x100 mg PO selama 21


hari, atau
o Serologis: o Azitromisin 1 gr PO sekali seminggu
o Complement fixation test à (+) jika ada selama 3 minggu
peningkatan titer >1:64 o Alternatif: eritromisin 500 mg PO 4x1
o Micro-immunofluorescence selama 21 hari
o Tes frei [tes intradermal]
o NAAT (nucleic acid amplification test)
HERPES GENITAL Pemeriksaan penunjang

o Etiologi: herpes simplex virus (HSV) tipe 1 & 2 o Tzanck smear à ballooning degeneration (+)
o ELISA
o Masa inkubasi: 2-14 hari o Kultur
o Lokasi infeksi: bibir, mulut, clitoris, labia, o PCR

vestibulum, vagina, perineum, serviks, penis


Tatalaksana
o Dapat terjadi rekurensi
o Lesi primer:
Gambaran klinis •Asiklovir 5x200 mg/hari selama
10 hari, atau
o Vesikel berkelompok, dasar eritematosa, •Valasiklovir 2x500 mg/hari selama
nyeri 5-10 hari
o Apabila vesikel pecah à erosi à ulkus o Lesi rekuren:
dangkal •Asiklovir 5x200 mg/hari selama 5
o Gejala konstitusi (+) hari, atau
o Dapat disertai rasa terbakar pada vulva, •Valasiklovir 2x500 mg/hari selama
gatal, disuria, atau retensi uri 5 hari
ALUR MANAJEMEN – ULKUS GENITAL & BUBO INGUINAL
CONDYLOMA ACUMINATA Pemeriksaan penunjang
o Etiologi: human papilloma virus (HPV) 6 dan 11 o Tes asam asetat 5% à lesi acetowhite
o Masa inkubasi: 3 minggu – 8 bulan o Kolposkopi
o Lokasi infeksi: serviks, vulva, vagina, anus o histoPA à papilomatosis, akantosis,
o Dapat menjadi ganas pemanjangan dan penebalan rete ridges,
parakeratosis
Gambaran klinis o PCR
o Terdapat kutil pada frenulum penis, uretra, Tatalaksana
vulva, vagina, serviks
o Terasa nyeri dan berdarah ketika terluka atau o Kemoterapi:
terdapat infeksi Podofilin 25% seminggu sekali selama 4-6 mgg
Asam triklorasetat 80-90% 1-2 mgg sekali sampai
lesi hilang
o Imunoterapi à krim imiquimod 5% biarkan 6-10
jam, 3x seminggu selama 1-16 minggu
o Krioterapi
o Pembedahan (elektrokauterisasi, bedah skalpel,
bedah laser CO2)
PELVIC INFLAMMATORY DISEASE
o Spektrum infeksi dan peradangan pada traktus genital
Faktor Risiko
bagian atas yang melibatkan uterus (endometrium),
tuba falopii, ovarium, peritoneum pelvis dan struktur 1. Menstruasi pada remaja
2. Pasangan seksual multipel
sekitarnya.
3. Tidak menggunakan pil kontrasepsi
o Disebabkan oleh ascending infection dari traktus 4. Pemakai IUD
genital bawah ke atas 5. Riwayat akut PID
6. Wilayah dengan prevalensi tinggi
o Sindrom klinisnya tidak berhubungan dgn kehamilan & STD
operasi
o Etiologi:
o Primer: N. gonorrhoeae (30%), Chlamydia
trachomatis (30%), Mycoplasma hominis (10%)
o Sekunder: organisme aerobic (Streptococcus non
hemolytic, E. coli), anaerob (Bacteroides fragilis
dan bivius, Peptococcus)
PELVIC INFLAMMATORY DISEASE
Gambaran klinis
Kriteria diagnosis
PID akut

• Demam >38oC
• Nyeri abdomen bagian bawah
bilateral dan menjalar ke kaki
• Duh tubuh vagina abnormal
• Perdarahan uterus abnormal
• Dyspareunia
Pemeriksaan bimanual:
• Nyeri gerak serviks
• Nyeri tekan uterus
• Nyeri tekan adneksa
PELVIC INFLAMMATORY DISEASE
Tatalaksana
Rawat jalan
Rawat inap
PELVIC INFLAMMATORY DISEASE

ALUR
MANAJEEN PID
Infeksi Traktus Urinarius
EPIDEMIOLOGI
• Prevalensi ISK sampai usia 11 tahun: 1% laki-laki
dan 3% perempuan

• Pada anak perempuan yang lebih tua à


peningkatan prevalensi 10x lipat daripada laki-laki

• Pada usia 55 tahun à hampir sama pada wanita


maupun pria

• Insiden bakteriuria asimtomatik pada wanita sekitar


4%. Saat kehamilan meningkat menjadi 10%.
INFEKSI SALURAN KEMIH
o Etiologi: Escherichia coli, Pseudomonas,
Klebsiella, Proteus, Enterococci, Staphylococcus
saprophyticus

Faktor Predisposisi

o Hubungan seksual
o Kandung kemih penuh
o Penggunaan kateter
o Kehamilan
o Wanita post menopause
o Immunocompromised – DM, HIV
Bakteriuria
Uretritis Sistitis Pielonefritis
asimtomatik
Gambaran Asimtomatik Ø Biasanya disebabkan - Disuria - Nyeri ketok CVA
klinis oleh Chlamydia dan - Peningkatan - Gejala sistemik:
N. Gonorrhoeae frekuensi dan demam, mual, muntah,
- Disuria urgensi miksi anoreksia
- Peningkatan frekuensi - Nyeri saat
& urgensi miksi berkemih
- Rasa terbakar pada - Nyeri suprapubik
uretra - Gejala konsitusi (+)
- Keluar pus dari uretra
Pemeriksa - Kultur dan - Kultur dan pewarnaan - Kultur, pewarnaan - Kultur, pewarnaan
an pewarnaa gram gram, uji resistensi gram, uji resistensi
penunjang n gram - Urinalisis à - Urinalisis à - pemeriksaan darah:
- Urinalisis leukosituria (>5-10 leukosituria (>5-10 leukositosis,
à jumlah leukosit/LPB), leukosit/LPB), peningkatan ureum
koloni bakteriuria >105/ml bakteriuria dan kreatinin
bakteri >105/ml, dan - Urinalisis: bakteriuria
>105/ml hematuria >105/ml, leukosituria
(>5-10 leukosit/LPB),
hematuria, proteinuria
INFEKSI SALURAN KEMIH
Tatalaksana

Bakteriuria Uretritis Sistitis Pielonefritis


asimtomatik
- Amoksisilin + asam Chlamydiasis: Amoksisilin 4x250 mg - Siprofloksasin 500
klavulanat 3x500 - Azitromisin 1gr PO PO selama 10-14 hari mg 1x1 PO selama
mg/hari selama 5-7 dosis tunggal 8 hari
hari, atau - Doksisiklin 2x100 - Levofloksasin 750
- Amoksisilin 4x250 mg PO selama 7 mg 1x1 PO selama
mg/hari selama 5-7 hari 5 hari
hari, atau Uretritis gonorrhea: - Ibu hamil à
- Nitrofurantoin - Sefiksim 400 mg amoksisilin 500 mg
4x50-100 mg/hari PO dosis tunggal 2x1 PO selama 15
selama 5-7 hari hari
Daftar Pustaka
1. Sexually transmitted infections (STIs). WHO. 2019. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-
sheets/detail/sexually-transmitted-infections-(stis).
2. Kemenkes RI. Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual. 2016.
3. Dutta D, Konar H, et al. DC Dutta’s Textbook of Gynecology. 6th Edition. New Delhi: Jaypee Brothers Medical
Publishers. 2013.
4. Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams Gynecology. 3rd
Edition. New York: McGraw-Hill. 2016.
5. Goldsmith L, Katz S, Glichrest B, Paller A, Leffell D, Wolff K. Fitzpatrick’s Textbook of Dermatology in General
Medicine. 8th Edition. New York: McGraw-Hill. 2012
6. Rawla P, Limaiem F. lymphogranuloma Venereum. 2020. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537362/
7. Skorekci K, et al. Brenner & Rector’s the Kidney. 10th Edition. Philadelphia: Elsevier. 2016
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai