Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hematologi
Sediaan apusan Gram
Pada kasus tidak didapatkan diplokokus Gram Negatif intraseluler dan
ekstraseluler (merujuk pada Infeksi genital non spesifik )
Jumlah leukosit PMN > 5/LPB ( merujuk pada Infeksi genital non spesifik)
Diperiksa lagi apakah terdapat blastospora, pseudohifa, dan clue cell,
apabila tidak dapat di yakinkan bahwa ini adalah infeksi genital non
spesifik khususnya Uretritis non gonokokus
Kultur
Sebagai
patogen
intraseluler,
Chlamydia
trachomatis
membutuhkan system kultur sel untuk diperbanyak di laboratorium,
sehingga kultur sel merupakan tes standar
untuk
mendeteksi
Chlamydia
trachomatis
selama
bertahun-tahun, dengan
sensitivitas 4085%
pada spesimen
genital. Untuk kultur,
specimen dapat diambil dengan swab berujung kapas. Spesimen
harus diletakan dalam media transport spesifik dan didinginkan
selama 24 jam hingga berinokulasi pada lempeng kultur sel.
Pemeriksaan
serologi: Pemeriksaan Serologi tidak
banyak
digunakan
untuk
diagnosis
infeksi Chlamydia pada saluran
reproduksi selain limfogranuloma venereum. Dengan alasan berikut:
1. Prevalensi basal antibodi yang tinggi dalam populasi individu aktif
secara
seksual yang
65% dari
berisiko
terinfeksi C.
Trachomatis, berkisar
45
dengan
kultur-negatif
diduga
gejala
permulaan
pada
banyak
pasien
genitalia
superfisial
(uretritis)
umumnya
60%
memiliki
titer
1:8
dan
1:32,
reaction (LCR)
dan polymerase
chain
Laki-laki 30 tahun pekerjaan seorang pelaut. ( Pelaut adalah faktor resiko penyakit
menular seksual)
3 hari lalu berhubungan seks dengan wanita penjaja seks. (etiologi yang sangat pasti
Pembesaran KGB inguinal medial kanan dan kiri. (tanda adanya infeksi, berhubungan
seksual)
Duh tubuh seropurulen. (manifestasi klinis dari penyakit menular seksual)
Dari gejala diatas bisa diambil diagnosis sementara yaitu gonore atau ureteritis gonore atau
nama lainnya ureteritis gonokokus. Maka dilakukan pemeriksaan laboratorium sebagai
pemeriksaan penunjang.
Dari pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan gram dari hapusan duh tubuh tidak didapatkan diplokokus gram negative
Dari pemeriksaan penunjang ternyata tidak didapatkan bakteri penyebab gonore yaitu
Neisseria gonorrhoeae.
Maka diagnosis kasus tersebut adalah Ureteritis non Gonokokus atau ureteritis non gonore.
Ureteritis dibedakan menjadi ureteritis non gonokok dan ureteritis gonokok.
Ureteritis
gonokok adalah ureteritis yang disebabkan oleh kuman spesifik. Yang dimaksud dengan
kuman spesifik adalah kuman dengan fasilitas laboratorium sederhana dapat ditemukan
seketika, misalnya gonokok, Candida albicans, Trichomonas vaginalis dasn Gardnerella
vaginalis. Sedangkan Ureteritis Non Gonokok (UNG) adalah peradangan di uretra yang
disebabkan oleh kuman lain selain Gonokok dimana untuk mendiagnosanya diperlukan
pemeriksaan mikrobiologi yang lebih rumit dan lebih lanjut lagi.
Diagnosa Uretritis Non Gonokokus (UNG) atau Ureteritis non gonore ditegakkan biasanya
didasarkan pada kegagalan menemukan Neisseria gonorrhoeae melalui sediaan apus dan
kultur. Pada pemeriksaan sekret uretra dengan pewarnaan Gram ditemukan leukosit lebih dari
5 pada pemeriksaan mikroskop dengan pembesaran 1000 kali. Pada pemeriksaan
mikroskopik sekret serviks dengan pewarnaan Gram didapatkan leukosit lebih dari 30 per
lapangan pandang dengan pembesaran 1000 kali. Tidak dijumpai diplokokus negatif gram,
serta pada pemeriksaan sediaan basah tidak didapati parasit Trichomonas vaginalis . 50%
penyebab dari ureteritis non spesifik biasanya adalah C.trachomatis. Namun, pembiakan
C.trachomatis tidaklah mudah. Pembiakan C.trachomatis yang bersifat obligat intraseluler
harus dilakukan pada sel hidup. Sel hidup ini dibiakkan dalam gelas kaca yang disebut biakan
monolayer seperti Mc Coy dan BHK yang dapat dilihat hasil pertumbuhannya pada hari
ketiga.
Diagnosis banding :
1. Ureteritis gonokok.
Disebut sebagai uretritis gonococcal jika pada pemeriksaan laboratorium ditemukan
Neisseria gonorrhea. Dalam kata lain adalah penyakit Gonore. Gonore dapat terjadi
pada semua ras, usia dan tidak memandang strata sosial. Kejadian penyakit ini
meningkat dengan adanya kontak seksual dengan banyak mitra.Di dunia diperkirakan
200 juta kasus baru gonore setiap tahunnya. Dimana pria1,5 kali lebih banyak
daripada wanita.Di Amerika Serikat diperkirakan terdapat 600.000 kasus baru gonore
setiap tahunnya, kira-kira 240 kasus per 100.000 populasi. Insiden gonore tertinggi
terjadi di negara-negara berkembang. Lebih banyak mengenai penduduk dengan
sosial ekonomi rendah.
Terdapat
diplokokus
gram
negative
intraselular
dan
ekstraselular
orificium
externa
Disuria
Gatal pada kelamin
Ureteritis Gonokokus
+
Ditemukan
Neisseria gonorrhea)
Duh tubuh
Eritema
Ureteritis Non-Gonokokus
-
uretra
++
(Mukopurulen)
+
+
+
+
Disuria
Asimptomatik
Gatal pada penis
Eritema pada orificium uretra externa
2. Wanita
Duh tubuh vagina
Duh tubuh endoserviks mukopurulen
Ektopia serviks disertai edema, serviks rapuh, mudah berdarah
Perdarahan antara dua siklus menstruasi
Perdarahan pascakoitus
Disuria
EPIDEMIOLOGI
Uretritis non gonore banyak ditemukan pada orang dengan keadaan sosial
ekonomi rendah, usia lebih tua, dan aktivitas seksual yang lebih tinggi. Pria juga
ternyata lebih banyak daripada wanita dna golongan heteroseksual lebih banyak
daripada golongan homoseksual.
Di Amerika Serikat, infeksi Chlamydia adalah penyakit infeksi menular
seksual yang paling sering dilaporkan dan paling banyak tejadi pada orang
berusia 19-24 tahun. Sekitar 4-5juta kasus infeksi Chlamydia
terjadi tiap
tahunnya dengan angka prevalensi dua setengah kali dari kasus gonore.
Beberapa sekuele penting dapat terjadi akibat infeksi C. Trachomatis pada
wanita; antara lain yang paling serius adalah pelvic inflammatory disease (PID),
kehamilan ektopik, dan infertilitas. Beberapa wanita dengan infeksi servikal
tanpa komplikasi telah memiliki infeksi traktus reproduktif atas yang bersifat
subklinis.
Khusus untuk kasus UNG yang disebabkan Trichomonas vaginalis
ditemukan di setiap benua dan iklim serta tidak memiliki variasi berdasarkan
musim. Memiliki distribusi kosmopolitan dan telah diidentifikasi pada semua ras
dan strata sosioekonomi. Data terbaru menunjukkan insiden tahunan di seluruh
dunia adalah lebih dari 170 juta kasus. Faktanya, WHO memperkirakan jumlah
kasus infeksi ini mencapai hampir separuh dari seluruh kasus infeksi menular
seksual yang dapat disembuhkan. Insiden trikomoniasis adalah setinggi 56%
diantara pasien yang datang ke klinik IMS.
6. Patogenesis penyakit
Uretritis non gonore adalah salah satu jenis penyakit infeksi menular
seksual yang paling banyak mengenai pria, tapi dalam proporsi kasus
yang signifikan (20%-50%), patogennya tidak teridentifikasi.(3)
Ada banyak penyebab terjadinya UNG. Berikut ini akan dijabarkan
mengenai etiologi dan patogenesis dari UNG.
a. Bakteri
Bakteri yang paling sering menyebabkan UNG adalah Chlamydia
trachomatis,
tapi
juga
dapat
disebabkan
oleh
Ureaplasma
khususnya
laki-laki
dengan
UNG
nonchlamydia
episode pertama.(5,12)
-
Chlamydia trachomatis
Chlamydia
trachomatis
merupakan
bakteri
gram
negatif,
fase
noninfeksiosa,
dimana
fase
dalam
kondisi
tertentu.
Ureaplasma
urealyticum
Mycoplasma genitalium
Mycoplasma sp. merupakan salah satu mikroorganisme terkecil
yang
dapat
berkoloni
di
traktur
respirasi
dan
urogenital.
genital,
yaitu
Mycoplasma
hominis,
M.
genitalium,
PID,
endometritis,
salpingitis,
dan
korioamnionitis.
parasit
yang
vaginalis.
bisa
Parasit
ini
menjadi
penyebab
merupakan
adalah
protozoa
yang
inkubasi
biasanya
berlangsung
4-28
hari.
Pada
wanita,
gejala
cenderung
muncul
selama
atau
setelah
menstruasi.
Golongan Tetracycline
Tetracycline HCL
Oxytetracycline
Doxycycline
Minocycline
1-2 minggu
Golongan Erythromycin
Erythromycin
Golongan sulfa-trimetroprim
Golongan spiramisin
Edukasi
1. Pendidikan pasien dan pencegahan IMS dengan anjuran pemakaian
kondom
Pendidikan kepada pasien dengan menjelaskan hal-hal sebagai berikut:
a. Bahaya IMS termasuk komplikasinya , terutama akibatnya akan infeksi
HIV
b. Pentingya mematuhi pengobatan yang diberikan
c. Cara penularan IMS dan perlunya pengobatan untuk pasangan seksual
tetapnya.
d. Hindari hubungan seks sebelum sembuh, bila tidak terhindarkan lagi,
pakai kondom tiap kali berhubungan seks.
e. Hindari IMS dimasa yang akan datang dengan cara tidak berganti-ganti
pasangan seksual. Hindari berhubungan seks dengan lebih dari 1
pasangan seksual atau dengan pekerja seks, namun bila tidak
terhindarkan lagi harus selalu memakai kondom.
2. Anjurkan semua pasien untuk skrining sifilis dan infeksi HIV
3. Buat perjanjian untuk kunjungan lanjut.
Semua pasien harus membuat perjanjian untuk kunjungan
lanjutan(terutama bagi mereka dengan ulkus genital,penyakit radang
panggul, dan pembengkakan scrotum).
4. Upayakan agar pasangan seksualnya dapat diperiksa dan diobati
5. Berikan kondom dan tunjukkan cara pemakainnya yang benar.
6. Pasien yang datang untuk penyakit lainnya, namun ternyata berisiko tinggi
mendapat IMS, sedapat mungkin menjalani pemeriksaan.
Epididimitis
Adalah suatu proses peradangan atau inflamasi pada epididimis. Epididimis merupakan suatu tabung
melingkar yang terletak mengelilingi kedua buah zakar (testis). Epididimis berfungsi untuk
menyalurkan, menyimpan, dan mematangkan sel sperma yang diproduksi oleh testis. Selain itu,
epididimis juga berfungsi untuk menghubungkan testis dengan vas deferens (suatu saluran yang
membawa sperma).
Epididimitis seringkali disebabkan oleh suatu infeksi atau penyakit menular seksual, seperti klamidia
dan gonorea. Pada pria yang berusia 40 tahun ke atas, epididimitis biasanya disebabkan oleh infeksi
bakteri pada saluran kemih.
Gejala yang sering ditemukan pada epididimitis adalah:
Pembengkakan skrotum
Pada infeksi berat, infeksi dapat menyebar ke testis lainnya dan menyebabkan demam serta
abses (kumpulan nanah)
Penyebab terjadinya seminalis vesiculitis ini dapat disebabkan oleh banyak hal, diantaranya
adalah bakteri, virus dan lain-lain. Penyebab pastinya tidak dapat diidentifikasikan. Namun ada
beberapa seminal vesikulitis yang disebabkan leh beberapa faktor yaitu antara lain :
Bakteri yang dapat masuk vesikula seminalis melalui uretra .
Peradangan pada testis atau epididimis dapat menyebar secara lokal dan menyebabkan
vesiculitis mani.
Infeksi sekunder dari radang pada prostat (prostatitis), rektum atau kandung kemih dapat
menyebar langsung ke vesikula seminalis dan menyebabkan vesiculitis mani.
Selain infeksi sekunder dari prostatitis, bakteri dari penyakit lain seperti TBC, schistosomiasis
dan lainnya yaitu tumor vesikula seminalis, abses dan lithiasis.
Infeksi lain atau lesi, misalnya tonsilitis dan radang gusi juga dapat menyebabkan vesiculitis
mani, karena bakteri perjalanan melalui pembuluh darah.
Setiap penyumbatan darah ke daerah perineum.
Panas yang berlebihan di dalam tubuh.
Striktur Uretra
Adalah kondisi medis yang ditandai oleh penyempitan abnormal uretra, saluran yang mengalirkan
urin dari kandung kemih keluar dari tubuh, karena peradangan atau jaringan parut dari operasi,
penyakit atau cedera. Dalam kasus yang jarang, dapat juga disebabkan oleh tumor yang menekan ke
uretra. Meskipun kondisi ini dapat terjadi pada kedua jenis kelamin, biasanya lebih sering terjadi pada
pria daripada wanita. Orang dengan striktur uretra dapat memiliki berbagai gejala yang berbeda,
seperti kesulitan dalam memulai berkemih, nyeri berkemih, terdapat darah dalam urin, pemancaran
urin abnormal, dan menetesnya urin. Striktur uretra umum ditemukan pada orang yang memiliki
riwayat penyakit menular seksual, seperti klamidia dan gonore, pembesaran kelenjar prostat atau
infeksi saluran kemih yang berulang. Pengobatan yang tepat harus diberikan untuk mencegah
komplikasi, seperti retensi urin, kandung kemih, dan ginjal. Untungnya, kondisi ini dapat diobati
dengan melebarkan uretra.
Prognosis
Kadang-kadang tanpa pengobatan, penyakit lambat laun berkurang dan akhirnya sembuh sendiri (5070% dalam waktu sekitar 3 bulan). Setelah pengobatan, kira-kira 10% penderita akan mengalami
eksaserbasi atau rekurensi.
KESIMPULAN
Seorang laki-laki, 30 tahun, didiagnosa kerja meenderita uretritis nongonokokus berdasarkan keluhan yang dilaporkan pasien, anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Sumber
1. Daili, SF. Infeksi Nonspesifik. Dalam : Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, eds.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta : FKUI; 2010
2. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia. Uretritis Non
gonore. Dalam : Makatutu A, ed. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Jilid II.
Ujung Pandang : Perdoski
3. http://emedicine.medscape.com/article/438091-clinical
4. http://emedicine.medscape.com/article/778374-clinical
5. http://medicastore.com/penyakit/242/Uretritis_NonGonokokus_&_Servisitis_Klamidialis.html
6. https://hellosehat.com/benh/uretritis-non-gonokokus/
7.