SKENARIO III
KELOMPOK VII
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
TAHUN 2018
BAB I
PENDAHULUAN
SKENARIO 3
Seorang perempuan berusia 67 tahun datang ke poliklinik umum dengan keluhan nyeri
punggung bawah sejak beberapa bulan terakhir. Nyeri terutama dirasakan saat aktivitas. Tidak
terdapat riwayat jatuh. Pada pemeriksaan vital sign didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg,
temperatur 36,7 celcius, denyut nadi 78 x/menit, frekuensi napas 16x/menit. Pada pemeriksaan
punggung kanan ditemukan hump, bahu kanan tidak sama tinggi dengan bahu kiri dan tidak
ditemukan gangguan neurologis.
A. Langkah I: Membaca skenario dan memahami pengertian beberapa istilah dalam skenario
1. Hump : punuk, peninggian di punggung, benjolan di punggung. Dapat berupa akibat
dari kelainan struktur tulang penyusun punggung ataupun timbunan lemak
3. Mengapa bahu kanan dan kiri tidak sejajar? Apakah hump mempengaruhi hal
tersebut?
Jawaban:
Bahu kanan dan kiri tidak sejajar
Kompensasi nyeri
Kelainan vertebrae
Pada sebagian orang yang memiliki panjang kaki tidak sama
Karena kebiasaan sehari-hari
EPIDEMIOLOGI
PATOFISIOLOGI
OSTEOPOROSIS
EPIDEMIOLOGI
KOMPLIKASI
PERAN TERAPI
REHABILITASI
GAMBARAN
RADIOLOGI
G. Langkah VII: Melaporkan, membahas, dan menata kembali informasi baru yang
diperoleh.
Dari hasil diskusi sebelumnya, kami mengembangkan materi / studi kasus kedalam
beberapa pertanyaan untuk selanjutnya secara lebih detail kami bahas dalam langkah VII
ini. Berikut adalah hasil bahasan kami :
1. Mengetahui definisi dari Osteoporosis
Jawaban:
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan menurunnya massa tulang
(kepadatan tulang) secara keseluruhan akibat ketidakmampuan tubuh untuk mengatur
kandungan mineral dalam tulang dan disertai dengan rusaknya arsitektur tulang yang
mengakibatkan penurunan kekuatan tulang (pengeroposan tulang) sehingga berisiko
mudah patah tulang. Osteoporosis merupakan salah satu penyakit yang digolongkan
sebagai silent disease karena tidak menunjukkan gejala yang spesifik. Gejala dapat
berupa nyeri pada tulang dan otot, terutama punggung.
2. Mengetahui etiologi dari Osteoporosis
Jawaban:
Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama
pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang
pada wanita. Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia di antara 51-75
tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat. Tidak semua
wanita memiliki risiko yang sama untuk menderita osteoporosis postmenopausal,
wanita kulit putih dan daerah timur lebih mudah menderita penyakit ini daripada
wanita kulit hitam.
Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium
yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan diantara kecepatan
hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru. Senilis berarti bahwa
keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia
diatas 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. Wanita seringkali
menderita osteoporosis senilis dan postmenopausal.
Osteoporosis sekunder dialami kurang dari 5% penderita osteoporosis, yang
disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obat-obatan. Penyakit
osteoporosis bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal
(terutama tiroid, paratiroid dan adrenal) dan obat-obatan (misalnya kortikosteroid,
barbiturat, anti-kejang dan hormon tiroid yang berlebihan). Pemakaian alkohol
yang berlebihan dan merokok bisa memperburuk keadaan osteoporosis.
Osteoporosis juvenil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya
tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki
kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak
memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.
Ciri khas osteoporosis adalah pengurangan massa tulang yang disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara resorpsi tulang dan pembentukan tulang. Perubahan baik
peningkatan resorpsi tulang atau penurunan pembentukan tulang dapat menyebabkan
osteoporosis.
Penuaan dan hilangnya fungsi gonad adalah dua faktor terpenting yang
berkontribusi terhadap perkembangan osteoporosis. Penelitian menunjukkan bahwa
berkurangnya massa tulang pada wanita meningkat dengan cepat pada tahun-tahun
pertama setelah menopause. Kurangnya hormon gonad dianggap meregulasi sel-sel
progenitor osteoklas. Kekurangan esterogen menyebabkan peningkatan ekspresi
RANKL oleh osteoblas dan penurunan pelepasan OPG; peningkatan RANKL
menghasilkan perekrutan jumlah preosteoklas yang lebih tinggi serta peningkatan
aktivitas, kekuatan, dan masa hidup osteoklas dewasa.
Mekanisme patogenetik yang behubungan dengan peningkatan osteoporosis :
- Kekurangan esterogen
- Penuaan
- Kekurangan kalsium
- Kekurangan vitamin D
- Fraktur osteoporosis
Pada gambar a merupakan posisi AP berdiri tegak pada radiografi yang terlihat
dextroscolios. Pada upper thoracic level (segmen spinal antara garis putus-putus ;
sudut Cobb 58,8 derajat) dan levoskoliosis pada level thorakolumbal (segmen spinal
antara garis yangtidak putus-putus; sudut Cobb, 32,6).
Lordosis
Tampak gambaran melengkung ke anterior
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran