Anda di halaman 1dari 18

GEMPA BUMI

Mastery X.MS.3

Agung-Delfi-Dwirda-Fikri-Zikri
Pengertian

Istilah-
Tsunami
Istilah

Gempa bumi

Gempa di
Indonesia Klasifikasi

Gelomban
g
A. PENGERTIAN GEMPA GEMPA BUMI

Gempa bumi adalah getaran yang berasal dari dalam bumi yang merambat sampai ke permukaan
bumi yang disebabkan oleh tenaga endogen. Ilmu yang secara khusus mempelajari gempa disebut
seismologi, sedangkan ilmuwan yang mengkhususkan diri untuk mempelajari gempa disebut seismolog.
Alat yang digunakan untuk mengukur dan mencatat kekuatan getaran gempa disebut seismograf atau
seismometer. Jadi, dengan alat ini akan diketahui besarnya kekuatan getaran gempa dan lamanya gempa.
Beberapa gempa terbesar di dunia terjadi karena proses subduksi. Dalam proses ini, terjadi tumbukan
antara dua lempeng, dengan salah satu lempeng kerak terdorong ke bawah lempeng yang lain. Biasanya,
lempeng samudera di laut menumbuk lempeng benua yang lebih tipis di darat. Lempeng samudera yang
jatuh dan bergesekan dengan lempeng di atasnya dapat melelehkan kedua bagian lempeng tersebut.
Akibat tumbukan ini dapat menghasilkan gunungapi dan menyebabkan gempa bumi.
B. ISTILAH YANG BIASA DIPERGUNAKAN DALAM PETA GEMPA

a) Hiposentrum, yaitu titik pusat terjadinya gempa yang terletak di lapisan bumi bagian dalam.
b) Episentrum, yaitu titik pusat gempa bumi yang terletak di permukaan bumi, tegak lurus dengan hiposentrum.
c) Fokus, yaitu jarak antara hiposentrum dengan episentrum.
d) Isoseista, yaitu garis pada peta yang menghubungkan daerah-daerah yang mengalami intensitas getaran gempa
yang sama besarnya.
e) Pleistoseista, yaitu garis pada peta yang menunjukkan daerah yang paling kuat menerima goncangan gempa.
Daerah tersebut terletak di sekitar episentrum.
f) Homoseista, yaitu garis pada peta yang menghubungkan daerah yang menerima getaran gempa yang pertama
pada waktu yang bersamaan.
C. KLASIFIKASI GEMPA

(1) Berdasarkan faktor penyebabnya


(a) Gempa bumi runtuhan (Fall Earthquake) Gempa ini terjadi akibat runtuhnya batu-batu raksasa di
sisi gunung, atau akibat runtuhnya gua-gua besar. Radius getaran tidak begitu besar atau tidak terasa.
(b) Gempa bumi vulkanik (Volcanic Earthquake) Gempa ini terjadi akibat aktivitas gunung api.
Dalam banyak peristiwa, gempa bumi ini mendahului erupsi gunung api, tetapi lebih sering terjadi secara
bersamaan. Getaran gempa vulkanik lebih terasa dibandingkan getaran gempa runtuhan, getarannya terasa
di daerah yang lebih luas.
(c) Gempa bumi tektonik (Tectonic Earthquake) Gempa ini terjadi akibat proses tektonik di dalam
litosfer yang berupa pergeseran lapisan batuan tua terjadi dislokasi. Gempa ini memiliki kekuatan yang
sangat besar dan meliputi daerah yang sangat luas.
(2) Berdasarkan bentuk episentrum
(a) Gempa linear, yaitu gempa yang episentrumnya berbentuk garis. Gempa tektonik merupakan
gempa linear. Salah satu akibat tektonisme adalah patahan.
(b) Gempa sentral, yaitu gempa yang episentrumnya berupa titik. Gunung api pada erupsi sentral
adalah sebuah titik letusan, demikian juga runtuhan retak bumi.
(3) Berdasarkan kedalaman hiposentrum
(a) Gempa dangkal, memiliki kedalaman hiposentrumnya kurang dari 100 km di bawah permukaan
bumi.
(b) Gempa menengah, memiliki kedalaman hiposentrumnya antara 100 km-300 km di bawah
permukaan bumi.
(c) Gempa dalam, memiliki kedalaman hiposentrumnya antara 300-700 km di bawah permukaan
bumi. Sampai saat ini tercatat gempa terdalam 700 km.
Jalur kekuatan gempa.
4) Berdasarkan jarak episentrum
(a) Gempa setempat, berjarak kurang dari 10.000 km.
(b) Gempa jauh, berjarak 10.000 km.
(c) Gempa jauh sekali, berjarak lebih dari 10.000 km.

(5) Berdasarkan letak pusat gempa


(d) Gempa laut, terjadi jika letak episentrumnya terletak di dasar laut atau dapat pula dikatakan
episentrumnya terletak di permukaan laut Gempa ini terjadi karena getaran permukaan dirambatkan di
permukaan laut bersamaan dengan yang dirambatkan pada permukaan bumi di dasar laut.
(e) Gempa darat, terjadi jika episentrumnya berada di daratan
D. GELOMBANG GEMPA

Pada dasarnya, ada tiga macam gelombang gempa,yaitu sebagai berikut:


(1) Gelombang longitudinal atau gelombang primer (P), yaitu gelombang yang merambat dari
hiposentrum ke segala arah dan tercatat pertama kali oleh seismograf dengan kecepatan antara 7 - 14
km per detik dan periode gelombang 5- 7 detik.
(2) Gelombang transversal atau gelombang sekunder (S), yaitu gelombang yang merambat dari
hiposentrum ke segala arah dan tercatat sebagai gelombang kedua oleh seismograf dengan kecepatan
antara 4 - 7 km per detik dan periode gelombang 11 - 13 detik.
(3) Gelombang panjang atau gelombang permukaan, yaitu gelombang yang merambat dari episentrum
menyebar ke segala arah di permukaan bumi dengan kecepatan antara 3,5 - 3,9 km per detik dan
periode gelombang relatif lama.
Di permukaan, juga ada dua jenis gelombang seismik, yaitu gelombang rayleigh merupakan
gelombang yang bergerak turun naik dan gelombang love merupakan gelombang yang mendorong
bebatuan dari satu sisi ke sisi yang lain sambil menjalar. Gelombang permukaan lebih lambat
dibandingkan dengan gelombang utama, tetapi kerusakan yang ditimbulkan jauh lebih dahsyat.
Kedahsyatan itu disebabkan lamanya rambatan gelombang ini. Cara menentukan letak pusat terjadinya
gempa di permukaan bumi atau letak episentrum dapat dilakukan dengan menggunakan metoda
homoseista, yaitu suatu metoda penentuan letak episentrum dengan melakukan pencatatan waktu
datangnya gelombang gempa yang pertama (gelombang primer) pada waktu yang bersamaan dari
minimal tiga tempat yang berbeda
Pencatatannya dilakukan di beberapa tempat yang berbeda, sehingga pusat gempa dan episentrumnya
bisa diketahui secara tepat. Untuk menentukanletak suatu episentrum gempa, diperlukan catatan gempa
bumi dari minimal tiga pencatat gempa bumi. Jarak stasion ke episentrum dapat dihitung dengan
menggunakan Hukum Laska berikut:
Ä = {(S – P) – 1} × 1 megameter
Ä = Delta, menunjukkan jarak ke episentrum
S = Saat tibanya gelombang S pada seismograf
P = Saat tibanya gelombang P pada seismograf
r = 1 menit; 1 megameter = 1.000 km.
Contoh soal:
Gempa Gunung Tangkubanperahu tercatat pada seismograf stasion di Garut sebagai berikut:
a. Gelombang longitudinal tercatat pada jam 08 25’ 25“ b. Gelombang transversal tercatat pada jam 08 26’ 40"
Berapa jarak Garut dari episentrum gempa?
Jawab:
Delta = {(08 26’ 40” – 08 25’ 25”) – 1’} × 1.000 km
= ( 01’ 15” – 1’) × 1.000 km
= 15/60 × 1.000 km
= 250 km
Jarak dari episentrum ke Garut adalah sekitar 250 km.
WAKTU UNTUK GELOMBANG PRIMER DAN SEKUNDER

Waktu yang diperlukan Interval waktu gelombang


P dan S
Jarak gempa P S
(Km)
Menit Detik Menit Detik P (Menit) S (Detik)

1.600 3 22 6 03 2 41
3.100 5 56 10 48 4 52
4.900 8 01 14 28 6 27
6.500 9 50 17 50 8 00
8.000 11 26 20 51 9 25
9.500 12 43 23 27 10 44
11.000 13 50 25 39 11 49
Letak hiposentrum (kedalaman gempa) dapat ditentukan dengan mencatat secara sistematik deviasi
waktu datangnya gelombang primer dan gelombang panjang. Makin besar deviasinya maka makin dalam
hiposentrumnya. Daerah di permukaan bumi yang paling parah menderita goncangan gempa adalah
daerah yang berdekatan dengan episentrum.
Seismograf modern menggambarkan gerakan tanah pada kertas yang ditempelkan pada silinder yang
berputar. Hasil yang berupa garis bergelombang pada grafik membentuk seismogram yang dapat dicetak
atau ditempilkan pada layar komputer. Semakin besar gempa bumi yang terjadi, gerakan tanahnya juga
semakin kuat, dan puncak yang tergambar pada seismogram juga semakin tinggi. Seismograf dibagi
menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut.
(1) Seismograf horizontal, yaitu seismograf yang mencatat gempa bumi
dengan arah mendatar. Seismograf tersebut terdiri
atas sebuah massa stasioner yang digantung dengan
tali panjang pada sebuah tiang yang tinggi. Pada
massa stasioner tersebut, dipasang jarum yang
ujungnya disentuhkan pada permukaan silinder dan
diputar seperti jarum jam. Tiang penopang
dipancangkan di tanah. Pada waktu gempa, silinder
bersamabumi bergetar, sedangkan masa stasioner
tidak terpengaruh oleh getaranini, sehingga
terbentuklah goresan pada silinder.

M = massa S = silinder
stasioner E = engsel P = pegas
T = tangkai penahan
(2) Seismograf vertikal, yaitu seismograf yang mencatat gelombang
berarah vertikal. Massa stasioner pada seismograf
ditahan oleh sebuah tangkai yang dipasang pada
sebuah tiang dengan engsel. Tangkai tersebut
bersamaan dengan massa stasioner ditahan oleh
sebuah pegas untukS =mengimbangi
silinder gravitasi bumi.
Ujung massa stasioner yang stasioner
M = masa berjarum disentuhkan
pada silinder yang dipasang vertikal.
Magnitudo Keterangan Rata-rata per Klasifikasi Umum
C) INTENSITAS tahun
KEKUATAN GEMPA 0-1,9 - 700.000 Goncangan Kecil (Small
Shock earthquake)
2-2.9 - 300.000 Goncangan Kecil (Small
Shock earthquake)
Untuk mengetahui intensitas
kekuatan gempa, maka kita 3-3.9 Kecil 40.000 Gempa Keras (Strongly
menggunakan skala intensitas gempa. Felt Earthquake)
Skala yang biasa digunakan adalah 4-4.9 Ringan 6.200 Gempa Merusak
Richter Magnitude Scale dan Modified (Damaging Earthquake)
Mercalli Intensity. Richter
5-5.9 Sedang 800 Gempa Destruktif
mendasarkan skalanya pada magnitudo (Destructive Earthquake)
dengan menggunakan angka 1 sampai
9. Jadi semakin besar angka, semakin 6-6.9 Kuat 120 Gempa Destruktif
(Destructive Earthquake)
besar magnitudonya.
7-7.9 Besar 18 Gempa Besar (Major
Earthquake)
8-8.9 Dahsyat 1 dalam 10-20 Bencana Nasional
tahun (National Disaster)
E. GEMPA GEMPA DI INDONESIA
Berdasarkan sejarah kekuatan sumber gempa, aktivitas gempa bumi di Indonesia
terbagi dalam enam daerah aktivitas:
1) Daerah Sangat Aktif Wilayah sangat aktif memungkinkan terjadinya gempa dengan
kekuatan lebih dari 8 skala Richter. Meliputi wilayah Halmahera dan lepas pantai
utara Papua.
2) Daerah Aktif Di wilayah ini kemungkinan gempa dengan kekuatan 8 sampai 7 skala
Richter sering terjadi. Yaitu di lepas pantai barat Sumatra, Kepulauan Sunda, dan
Sulawesi Barat.
3) Daerah Lipatan dengan atau Tanpa Retakan Gempa dengan kekuatan kurang dari
7 skala Richter bisa terjadi. Wilayah ini meliputi Sumatra, Kepulauan Sunda, dan
Sulawesi Tengah.
4) Daerah Lipatan dengan atau Tanpa Retakan Gempa dengan kekuatan kurang dari
7 skala Richter mungkin terjadi. Wilayah ini meliputi pantai barat Sumatra, Jawa
bagian utara, dan Kalimantan bagian timur.
5) Daerah Gempa Kecil Gempa dengan kekuatan kurang dari 5 skala Richter jarang
terjadi. Wilayah ini meliputi pantai timur Sumatra.
6) Daerah Stabil Tidak ada catatan sejarah gempa di wilayah ini. Wilayah ini meliputi Dampak gempa berkekuatan 5,9 skala
Kalimantan Tengah, Kalimantan bagian barat, serta pantai selatan Papua. Richter di Yogyakarta.
F. PROSES TERJADINYA TSUNAMI

Di permukaan Bumi dampak gempa juga dipengaruhi oleh


kekuatan gempa itu sendiri Kerusakan berat timbul dari gempa
berkekuatan tinggi. Banyak bangunan hancur, rata dengan tanah, korban
pun banyak berjatuhan Memang benar gempa tidak hanya memberikan
dampak bagi lingkungan fisik, tetapi juga kehidupan sosial masyarakat.
l. Oleh karena dahsyatnya dampak yang diakibatkan oleh gempa, maka
kejadian gempa digolongkan sebagai salah satu bencana yang harus
diwaspadai karena dapat juga menyebabkan tsunami. Gempa menjadi
salah satu faktor pemicu terjadinya tsunami. Ada beberapa kondisi yang
menyebabkan tsunami, antara lain gempa berkekuatan besar (lebih
besar 6 SR, pusat gempa berada di dasar laut dengan pusat gempa yang
dangkal, dan adanya dislokasi kerak Bumi bawah laut). Gerakan
vertikal pada kerak Bumi dapat mengakibatkan dasar laut naik atau
turun secara tibatiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air
yang ada di atasnya. Pada akhirnya menyebabkan terjadinya aliran
energi air laut, yang ketika sampai di pantai akan menjadi gelombang
besar yang disebut tsunami.

Anda mungkin juga menyukai