Anda di halaman 1dari 5

Seisme / Gempa Bumi

1. Pengertian Gempa
Gempa bumi merupakan salah satu bentuk goncangan yang terjadi dipermukaan
bumi karena pergerakan dinamis litosfer yang menciptakan gelombang seismic
sebagai akibat pelepasan energi dari dalam yang terjadi secara tiba-tiba.
Sebagian besar gempa terjadi karena proses tektonik.
2. Istilah – istilah Gempa
Ada beberapa istilah mengenai gempa, antara lain :
a. Hiposentrum f. Homoseista
b. Episentrum g. Seismogram
c. Isoseista h. Gelombang primer / Longitudinal
d. Pleistoseista i. Gelombang transversal
e. Seismograf j. Gelombang permukaan

Gambar 1 : Hiposentrum dan Episentrum


(https://southaustralianearthquakes.wordpress.com/2015/05/31/how-areearthquakes-formed/
/Hiposentrum)

3. Gelombang Gempa Bumi


Gelombang gempa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut.
a. Gelombang primer (P), berupa gelombang getaran gempa yang merambat
secara longitudinal, berasal dari hiposentrum dan merambat ke segala arah
dengan kecepatan 4 – 7 km/detik.
b. Gelombang sekunder (S) atau gelombang transversal, yaitu gelombang
getaran gempa yang merambat dari hiposentrum merambat kesegala arah
dengan kecepatan 2 – 5 km/detik.
c. Gelombang panjang (L) atau gelombang permukaan,yaitu getaran gempa
yang merambat di permukaan bumi, dengan kecepatan rambat lebih rendah.
4. Jenis Gempa Bumi
Gempa bumi dapat dibedakan menjadi beberapa macam, hal ini tergantung dari
dasar klasifikasi yang digunakan. Antara lain sebagai berikut
 Menurut terjadinya dibedakan menjadi:
a. Gempa Vulkanik. Gempa ini terjadi karena adanya aktivitas gunung
berapi, misalnya ketika gunung api akan meletus dan pada saat
meletus.
b. Gempa tektonik. Gempa ini terjadi karena adanya gerakan/
pergeseran lapisan kulit bumi. Gempa ini merupakan gempa yang
paling dahsyat.
c. Gempa runtuhan.Gempa ini terjadi karena bagian kulit bumi yang
runtuh, misalnya runtuhnya gua-gua di daerah kapur.

5. Skala Kekuatan Gempa


Skala gempa dapat diukur melalui dua cara, yaitu secara eksak dan secara
relatif. Pengukuran skala gempa secara eksak menggunakan skala Richter,
sedangkan pengukuran secara relatif antara lain menggunaan skala Omori.
Skala Richter didasarkan pada kekuatan getaran gempa yang sesungguhnya,
sedangkan pengukuran dengan skala Omori sifatnya sangat relatif, karena
didasarkan pada akibat yang ditimbulkannya. Skala kekuatan getaran gempa
berdasarkan skala Richter diukur dalam magnitudo. Magnitudo gempa bumi
dihitung berdasarkan besaran energi seismik yang berasal dari sumber gempa.
Besaran ini dihitung secara logaritmik yang didasarkan atas nilai amplitudo.
Semakin besar nilai amplitudo akan semakin tinggi pula magnitudonya. Skala
Richter didefinisikan sebagai logaritma dari amplitudo maksimum, yang diukur
dalam satuan mikrometer dari rekaman gempa oleh instrumen pengukur gempa
pada jarak 100 km dari pusat gempanya. Sebagai contoh, kejadian gempa bumi
pada seismograf yang terpasang sejauh 100 km dari pusat gempa, tercatat
amplitudo maksimumnya sebesar 1 mm, maka kekuatan gempa tersebut adalah
log (10 pangkat 3 mikrometer) sama dengan 3,0 skala.
Berikut ini merupakan kekuatan getaran gempa bumi menurut Skala Richter :
6. Menentukan letak episentrum
Salah satu cara untuk menentukan letak episentrum adalah dengan
menggunakan rumus Laska. Rumus Laska di dasarkan pada selisih datangnya
gelombang primer (P) dan gelombang sekunder (S).
Rumus LASKA :

∆ = { (S – P) – 1} x 1 megameter

Keterangan ∆ : jarak episentrum dengan stasiun pencatat gempa


S –P : selisih waktu datangnya gelombang P dan S dalam menit
1 Megameter : 1.000 km

Menggunakan data hasil perhitungan dari tiga tempat dapat diplot pada peta.
Caranya adalah dengan membuat lingkaran pada peta dengan jari-jari sesuai
hasil perhitungan jarak episentrum dari ketiga lokasi pencatatan sebagai titik
tengahnya. Titik pertemuan dari ketiga lingkaran pada peta menunjukkan lokasi
pusat gempa.

Gambar 2 : Cara menentukan letak episentrum


(http://peter-mulroy.squarespace.com/how-do-we-locate earthquake/)
7. Persebaran Gempa di dunia
Secara umum gempa terletak pada punggunan tengah samudra dan pada zona
penujaman lempeng samudra terhadap lempeng benua. Terjadinya vulkanisme
dan seisme disebabkan oleh adanya tektonisme.

Gambar 3 peta persebaran gempa di dunia


(http://eqseis.geosc.psu.edu/~cammon/HTML/Classes/IntroQuakes/Notes/plate_t ect01.html)

Berdasarkan peta di atas dapat diketahui bahwa pusat-pusat gempa di dunia


terutama terletak pada zone subduksi dan jalur mid oceanic ridge. Di Indonesia,
zone subduksi/penunjaman tersebut antara lain terletak di dasar samudera
Hindia di sebelah barat Sumatera, selatan Jawa, Bali, Sumbawa, Timor, Maluku,
Sulawesi utara, dan Irian Jaya. Oleh karena itu sepanjang daerah tersebut
merupakan daerah yang rawan terhadap bencana gempa. Karena gerakan
lempeng yang terus terjadi menyebabkan daerah tersebut pada suatu waktu
pasti akan terjadi gempa. Hanya saja mengenai kapan terjadinya gempa
tersebut belum bisa diramalkan. Itulah sebabnya gempa yang besar akan
menimbulkan korban yang cukup banyak karena tidak bisa diantisipasi terlebih
dahulu.
Latihan Soal
1. Jelaskan istilah – istilah gempa berikut ini
a. Hiposentrum f. Homoseista
b. Episentrum g. Seismogram
c. Isoseista h. Gelombang primer / Longitudinal
d. Pleistoseista i. Gelombang transversal
e. Seismograf j. Gelombang permukaan
2. Carilah informasi dari berbagai sumber tentang gempa berikut ini
a. Gempa tektonik
b. Gempa vulkanik
c. Gempa runtuhan
d. Gempa tumbukan
3. Carilah informasi tentang gempa sentral dan gempa linear
4. Jelaskan pengertian dari gempa dangkal, gempa menengah dan gempa dalam
5. Jelaskan pengertian dari gempa likal, gempa jauh, gempa sangat jauh
6. Carilah informasi dan jelaskan tentang mikroseisme dan makroseisme
7. Hitunglah pukul berapa gelombang sekunder tercatat pada seismograf, jika
gelombang primer diketahui tercatat pukul 15.20’.15” dan jarak episentrum
gempa 4.250 km
8. Hitunglah jarak episentrum gempa jika gelombang primer dan sekunder tercatat
sebagai berikut
a. gelombang primer : 20.54’.24”
b. gelombang sekunder : 21.00.00

Anda mungkin juga menyukai