DINAS PENDIDIKAN
CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH III
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 CIKARANG UTARA
Jl. Ki Hajar Dewantara No. 91, Desa Karang Asih, Kecamatan Cikarang Utara,
IDENTITAS
a. Mata Pelajaran : Geografi
b. Semester : Genap
c. Kompetensi Dasar : 3.5
d. Indikator Pencapaian Kompetensi :
DINAMIKA KEPENDUDUKAN
Dinamika penduduk adalah kondisi di saat struktur penduduk, jumlah dan
persebarannya mengalami perubahan akibat terjadinya proses demografi yaitu
kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk. Dinamika penduduk juga
merupakan perubahan keadaan penduduk, seperti keadaan ekonomi, politik, budaya,
dan sebagainya.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dinamika Penduduk
Jumlah penduduk dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu yaitu
bertambah atau berkurang. Dinamika penduduk atau perubahan jumlah penduduk
dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor yaitu: kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas),
dan perpindahan (mobilitas).
Jumlah kelahiran dan kematian sangat menentukan dalam pertumbuhan
penduduk Indonesia. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk.
1. Kelahiran (Natalitas)
Bertambahnya jumlah penduduk suatu daerah salah satunya adalah karena
adanya kelahiran pada daerah tersebut. Tinggi rendahnya tingkat kelahiran dalam
suatu kelompok penduduk tergantung pada struktur umur, penggunaan alat
kontrasepsi, pengangguran, tingkat pendidikan, status pekerjaan wanita serta
pembangunan ekonomi. Berikut dikemukakan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap tingkat kelahiran baik yang pro (penunjang), maupun yang anti
(penghambat) tingkat kelahiran pada suatu wilayah:
Penunjang Kelahiran (Pro Natalitas) antara lain:
a) Menikah usia muda.
b) Pandangan masyarakat banyak anak banyak rezeki.
c) Anak menjadi harapan bagi orang tua di masa tua.
d) Anak merupakan penentu status sosial.
e) Anak merupakan penerus keturunan terutama anak laki-laki.
Penghambat Kelahiran (Anti Natalitas) antara lain sebagai berikut:
a) Pelaksanan Program Keluarga Berencana (KB).
b) Penundaan usia perkawinan dengan alasan menyelesaikan pendidikan.
c) Semakin banyak wanita karir.
d) Fasilitas kesehatan yang tidak memadai.
e) Peperangan, bencana alam, dan kriminalitas.
2. Kematian (Mortalitas)
Faktor lain yang berpengaruh terhadap dinamika penduduk adalah tingkat
kematian. Tingkat kematian dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain umur, jenis
kelamin, kesehatan, pekerjaan dan lain-lain. Faktor yang menunjang dan
menghambat kematian (mortalitas) di Indonesia, adalah sebagai berikut:
Penunjang Kematian (Pro Mortalitas) antara lain:
a) Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.
b) Fasilitas kesehatan yang belum memadai.
c) Keadaan gizi penduduk yang rendah.
d) Terjadinya bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi, banjir,
peperangan, wabah penyakit, pembunuhan, dan lain-lain.
Penghambat Kematian (Anti Mortalitas) diantaranya:
a) Meningkatnya kesadaran penduduk akan pentingnya kesehatan.
b) Fasilitas kesehatan yang memadai.
c) Meningkatnya keadaan gizi penduduk.
d) Memperbanyak tenaga medis seperti dokter, dan bidan.
3. Perpindahan (Mobilitas)
Faktor berikutnya yang berpengaruh terhadap dinamika penduduk adalah
perpindahan penduduk. Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu
daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada yang bersifat nonpermanen
(sementara) misalnya turisme baik nasional maupun internasional, dan ada pula
mobilitas penduduk permanen (menetap).
1. Bacalah dalam buku paket mengenai sumber data kependudukan: sensus, survei,
dan registrasi. Lalu lengkapilah tabel berikut untuk membedakan ketiganya!
Item pembeda Sensus Survei Registrasi
Pelaksana ....... ....... .......
Objek pendataan ....... ....... .......
Cakupan wilayah ....... ....... .......
Frekuensi ....... ....... .......
Data yang dicatat ....... ....... .......
2. Menurutmu mengapa tingkat kelahiran di desa lebih tinggi dibandingkan di kota?
Sedangkan tingkat kematian lebih tinggi di kota ketimbang di desa? Kemukakan
alasannya!
3. Tingkat kelahiran di desa lebih tinggi, tapi justru kepadatan penduduk terjadi di
kota. Mengapa demikian?
MOBILITAS PENDUDUK
Mobilitas penduduk dapat dibedakan antara mobilitas penduduk vertikal dan
mobilitas penduduk horizontal. Mobilitas penduduk vertikal sering disebut dengan
perubahan status, salah satu contohnya adalah perubahan status pekerjaan. Mobilitas
penduduk horizontal atau sering pula disebut mobilitas penduduk geografis adalah
gerak (movement) penduduk yang melintasi batas wilayah tertentu dalam periode
waktu tertentu. Penggunaan batas wilayah dan waktu untuk indikator mobilitas
penduduk horizontal ini mengikuti paradigma ilmu geografi yang mendasarkan
konsepnya atas wilayah dan waktu.
Jenis-jenis Mobilitas Penduduk
Menurut bentuknya, mobilitas penduduk terdiri dari mobilitas penduduk
permanen dan mobilitas penduduk nonpermanen. Mantra mendefinisikan perbedaan
antara mobilitas permanen dan nonpermanen terletak pada ada atau tidaknya niat
untuk bertempat tinggal menetap di daerah tujuan. Mobilitas penduduk permanen
adalah gerak penduduk yang melintasi batas daerah asal ke daerah lain dengan ada
niatan menetap di daerah tujuan. Sebaliknya mobilitas penduduk nonpermanen,
adalah gerak penduduk dari satu daerah ke daerah lain dengan tidak ada niat untuk
menetap di daerah tujuan.
Mobilitas penduduk permanen sering kali juga disebut sebagai migrasi.
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain melampaui
batas negara atau batas administrasi (batas bagian) suatu negara dengan tujuan
menetap. Migrasi dapat dibedakan menjadi dua:
1. Migrasi Internasional (migrasi antar negara), adalah perpindahan penduduk
dari satu negara ke negara lain. Migrasi internasional meliputi tiga hal, yaitu:
a) Imigrasi adalah masuknya penduduk ke suatu negara dari negara lain dengan
tujuan menetap di negara yang didatangi. Orang yang melakukan Imigrasi
disebut imigran, contohnya orang Malaysia datang di Indonesia.
b) Emigrasi adalah keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan
tujuan menetap di negara yang dituju. Orang yang melakukan emigrasi
disebut emigran, contohnya orang Indonesia pindah ke Mesir.
c) Remigrasi adalah perpindahan penduduk yang kembali ke tanah airya (negara
asalnya).
2. Migrasi Nasional (migrasi dalam negara), adalah perpindahan penduduk dari
suatu daerah ke daerah lain dalam satu wilayah negara. Pola migrasi nasional
adalah sebagai berikut:
a) Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota atau dari kota
kecil ke kota besar.
Imigrasi
Migrasi
Emigrasi
internasional
Remigrasi
Mobilitas
permanen
Transmigrasi
Migrasi
Urbanisasi
nasional
Ruralisasi
Ulang-alik
(commuting)
Mobilitas non
permanen
Mondok/menginap
Tabel di atas adalah persentase migran keluar total antar pulau menurut pulau
tempat tinggal terakhir dan pulau tempat tinggal sekarang. Analisislah daerah
mana yang paling banyak melakukan migrasi keluar beserta daerah
tujuannya. Menurutmu mengapa demikian?
2. Perhatikan grafik!
Menurutmu apa faktor utama yang mendorong penduduk di usia muda untuk
melakukan migrasi ke daerah lain? Jelaskan!
3. Para pekerja di daerah Bekasi, Depok, Bogor, dan Tangerang yang bekerja di
Jakarta lebih memilih untuk pulang pergi setiap hari ketimbang menetap di
Jakarta. Analisislah faktor apa saja yang membuat hal tersebut terjadi!
Uraikan dengan jelas!
KUALITAS PENDUDUK
Dalam ilmu kependudukan, penduduk yang berkualitas adalah mereka yang
memiliki kemampuan dalam pemenuhan kebutuhan dasar seperti pangan, sandang,
papan, kesehatan, dan pendidikan.
Kualitas penduduk ditentukan oleh IPM (Indeks Pembangunan Manusia)
atau Human Development Index (HDI). IPM/HDI adalah suatu indeks untuk
mengukur kualitas penduduk atau tingkat kesejahteraan penduduk di suatu negara
dengan mempertimbangkan tiga (3) dimensi, yaitu: pendapatan, kesehatan, dan
pendidikan.
Nilai IPM/HDI dapat menentukan apakah suatu negara termasuk negara maju
atau berkembang dan menentukan tingkat keberhasilan pemerintah dalam
pembangunan.
1. Dimensi Pendapatan
Dalam dimensi pendapatan, IPM/HDI diukur melalui pendapatan per
kapita, yaitu besarnya pendapatan rata-rata semua penduduk di suatu negara.
Pendapatan per kapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasional
suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut.
Gambar 4: Pada tahun 2019, pendapatan per kapita Indonesia menempati peringkat
109 dari seluruh negara di dunia dengan PDB per kapita sebesar 4.163 dollar.
2. Dimensi Pendidikan
Dalam dimensi pendidikan, indikator yang dipakai dalam IPM ada dua
yaitu: Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah. Rata-rata Lama
Sekolah menunjukan berapa tahun rata-rata lama penduduk suatu negara dapat
menempuh pendidikan. Harapan Lama Sekolah menunjukan potensi berapa
tahun lamanya penduduk suatu negara dapat bersekolah.
Gambar 5: Saat ini rata-rata lama sekolah penduduk Indonesia adalah 8,2 tahun.
Artinya penduduk Indonesia rata-rata hanya mampu sekolah sampai kelas 8 (SMP)
Gambar 6: Saat ini Harapan Lama Sekolah penduduk Indonesia berada pada 13,6
tahun. Artinya potensi penduduk Indonesia untuk bisa menempuh pendidikan adalah
sampai pada jenjang S1
3. Dimensi Kesehatan
Dalam dimensi kesehatan, indikator yang dipakai oleh IPM adalah Usia
Harapan Hidup. Usia harapan hidup adalah sebuah angka yang menggambarkan
rata-rata lama waktu hidup seseorang dalam suatu populasi. Semakin tinggi
angka harapan hidup suatu negara, menunjukan semakin baik pula derajat
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di dalamnya.
Gambar 7: Angka harapan hidup penduduk Indonesia berada pada angka 71,7 tahun.
Artinya penduduk Indonesia rata-rata bisa hidup sampai usia 71,7 tahun.
Data terakhir United Nations Development Programe (UNDP) tahun 2019, Indonesia
berada di urutan ke 107 dengan nilai IPM/HDI sebesar 0,718 pada skala 0 – 1.
Artinya kualitas penduduk Indonesia atau tingkat kesejahteraannya berada di urutan
ke 107 dari seluruh negara yang ada di dunia.
1. Perhatikan tabel IPM Indonesia berdasarkan provinsi dan jenis kelamin tahun
2021 di bawah ini!
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)
NO PROVINSI
LAKI-LAKI PEREMPUAN
1 ACEH 76.09 70.18
2 SUMATERA UTARA 76.14 69.08
3 SUMATERA BARAT 76.02 71.72
4 RIAU 77.46 68.46
5 JAMBI 76.12 67.46
6 SUMATERA SELATAN 74.00 68.34
7 BENGKULU 75.57 68.89
8 LAMPUNG 73.93 66.81
9 KEP. BANGKA BELITUNG 75.96 67.69
10 KEPULAUAN RIAU 79.42 74.25
11 DKI JAKARTA 83.87 79.54
12 JAWA BARAT 76.66 68.50
13 JAWA TENGAH 76.08 70.36
14 D I YOGYAKARTA 82.99 78.74
15 JAWA TIMUR 76.32 69.96
16 BANTEN 76.84 70.56
17 BALI 78.90 74.17
18 NUSA TENGGARA BARAT 73.07 66.15
19 NUSA TENGGARA TIMUR 69.33 64.22
20 KALIMANTAN BARAT 72.71 63.22
21 KALIMANTAN TENGAH 75.53 67.06
22 KALIMANTAN SELATAN 75.79 67.35
23 KALIMANTAN TIMUR 81.86 70.36
24 KALIMANTAN UTARA 75.83 66.20
25 SULAWESI UTARA 76.65 72.52
26 SULAWESI TENGAH 73.54 67.59
27 SULAWESI SELATAN 76.21 70.76
28 SULAWESI TENGGARA 76.07 68.98
29 GORONTALO 71.74 62.77
30 SULAWESI BARAT 70.40 63.06
31 MALUKU 73.15 68.17
32 MALUKU UTARA 73.88 66.31
33 PAPUA BARAT 72.92 60.52
34 PAPUA 66.07 52.96
0 INDONESIA 76.25 69.59
a. Tentukan provinsi mana yang memiliki IPM tertinggi dan terendah! Lalu carilah
apa faktor yang menyebkannya!
b. Bandingkan IPM laki-kaki dengan perempuan, manakah yang rata-rata lebih
tinggi? Lalu analisislah apa faktor penyebabnya!
BONUS DEMOGRAFI
Bonus demografi adalah suatu keadaan dimana jumlah penduduk usia
produktif jumlahnya lebih besar daripada usia non-produktif. Bonus demografi
sering dikaitkan dengan munculnya suatu kesempatan yang harus dimanfaatkan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Disebut ‘bonus’ karena biasanya
kondisi ini hanya terjadi sekali dalam sepanjang sejarah suatu bangsa sehingga harus
betul-betul dimanfaatkan. Beberapa negara yang telah berhasil memanfaatkan
peluang bonus demografi misalnya Singapore, China, Korsel, dan Thailand.
Indonesia akan mengalami bonus demografi pada 2025 – 2035.
Jadi bonus demografi terjadi apabila memenuhi beberapa kondisi sebagai berikut:
a) Jumlah usia penduduk produktif (15-64) lebih banyak
b) Jumlah anak-anak (0-14) dan lansia (65+) sedikit
c) Angka beban ketergantungan rendah, di bawah 50
Carilah artikel di internet tentang pekerjaan yang akan hilang sekaligus pekerjaan
baru yang akan muncul di masa depan akibat kemajuan teknologi! Lalu kerjakan
tugas dengan membuat daftar sebagai berikut:
1. Daftar pekerjaan yang akan hilang dan teknologi penggantinya.
2. Daftar pekerjaan baru yang akan muncul.
3. Lalu kaitkan nomor 1 dan 2 dengan materi tentang bonus demografi berupa
apa menurutmu yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi
masalah tersebut!
Gambar 13: Perbandingan angka harapan hidup dan kematian negara-negara ASEAN
pada tahun 1960 dan 2018
Gambar 14: Skor PISA di wilayah ASEAN yang menunjukan rendahnya tingkat dan
kemampuan pendidikan di Indonesia
Carilah informasi mengenai solusi yang sudah, sedang atau direncanakan oleh
pemerintah untuk mengatasi masing-masing permasalahan kependudukan Indonesia
berikut! Lalu uraikan secara ringkas mengenai masing-masing solusi!
1. Jumlah penduduk besar
2. Pertumbuhan penduduk cepat
3. Persebaran penduduk tidak merata
4. Rendahnya tingkat kesehatan
5. Rendahnya tingkat pendapatan
6. Rendahnya tingkat pendidikan
Dimana:
GFR = Tingkat Fertilitas Umum
B = Jumlah kelahiran
Pf (15-49) = Jumlah penduduk perempuan umur 15 – 49 tahun pada pertengahan
tahun.
2. Angka Kematian
a) Angka Kematian Kasar (Crute Death rate/CDR)
Tingkat kematian kasar didefinisikan sebagai banyaknya orang yang
meninggal pada suatu tahun dibagi jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut.
Secara konvensional kita menyatakan tingkat itu untuk tiap 1.000 orang.
Sehingga dapat juga dikatakan bahwa tingkat kematian kasar adalah sebagai
jumlah kematian pada suatu daerah pada tahun tertentu tiap 1.000 penduduk pada
pertengahan tahun. CDR dapat dituliskan dengan rumus:
𝑫
𝑪𝑫𝑹 = 𝒙𝒌
𝑷𝒎
Dimana:
D = Jumlah Kematian pada tahun tertentu
Pm = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun
k = Bilangan konstanta, 1000
penduduk dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: umur, jenis kelamin,
pekerjaan, dan lain-lain. Rumus:
𝑫𝒊
𝑨𝑺𝑫𝑹 = 𝒙𝒌
𝑷𝒊
Dimana:
Di = Jumlah kematian penduduk umur i
Pi = Jumlah penduduk pertengahan tahun kelompok umur i
k = Bilangan konstanta, 1000
3. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah bertambah atau berkurangnya jumlah
penduduk yang disebabkan oleh adanya kelahiran, kematian, dan perpindahan
penduduk. Pertumbuhan penduduk dapat dibedakan menjadi pertumbuhan penduduk
alami dan pertumbuhan penduduk total.
a) Pertumbuhan penduduk alami
Yaitu selisih antara jumlah kelahiran dan jumlah kematian di suatu
wilayah pada periode waktu tertentu.
𝑷𝒕 = 𝑷𝒐 + (𝑳 − 𝑴)
Dimana:
Pt = pertumbuhan penduduk pada tahun yang ditanyakan
Po = jumlah penduduk pada tahun awal perhitungan
L = jumlah kelahiran
M = jumlah kematian
4. Kepadatan Penduduk
a) Kepadatan penduduk aritmatik, adalah perbandingan antara jumlah
penduduk dengan luas wilayah.
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒏𝒅𝒖𝒅𝒖𝒌 (𝒋𝒊𝒘𝒂)
𝑲𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒏𝒅𝒖𝒅𝒖𝒌 𝒂𝒓𝒊𝒕𝒎𝒂𝒕𝒊𝒌 =
𝒍𝒖𝒂𝒔 𝒘𝒊𝒍𝒂𝒚𝒂𝒉 (𝒌𝒎𝟐 )
b) Kepadatan penduduk fisiologis, adalah perbandingan antara jumlah
penduduk dengan luas lahan pertanian.
5. Proyeksi Penduduk
Proyeksi penduduk adalah perkiraan jumlah penduduk di masa yang akan
datang. Dengan demikian pemerintah dapat merencanakan sebaik mungkin beberapa
kebijakan yang berkaitan dengan jumlah penduduk di masa depan.
𝑷𝒏 = 𝑷𝒐 (𝟏 + 𝒓)𝒏
Dimana:
Pn = jumlah penduduk pada tahun n (yang ditanyakan)
Po = jumlah penduduk pada tahun dasar (yang diketahui)
1 = bilangan konstanta
r = pertumbuhan penduduk (%)
n = jangka waktu
Selain dapat menentukan berapa jumlah penduduk di tahun yang akan
datang, proyeksi penduduk juga dapat menghitung waktu dimana jumlah penduduk
akan berjumlah dua kali lipat.
𝟕𝟎
𝑫𝑻 = 𝑻𝑨 +
𝒓
Dimana:
DT = Double Time
TA = Tahun awal
70 = bilangan konstanta
r = pertumbuhan penduduk (%)
6. Sex Ratio
Sex ratio adalah angka yang menunjukan perbandingan antara jumlah
penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒏𝒅𝒖𝒅𝒖𝒌 𝒍𝒂𝒌𝒊 − 𝒍𝒂𝒌𝒊
𝑺𝒆𝒙 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒏𝒅𝒖𝒅𝒖𝒌 𝒑𝒆𝒓𝒆𝒎𝒑𝒖𝒂𝒏
8. Piramida Penduduk
Piramida penduduk merupakan grafik komposisi penduduk menurut umur
dan jenis kelamin. Dengan adanya piramida penduduk, kita dapat mengetahui
perbandingan antara jumlah laki-laki dan perempuan, jumlah tenaga kerja, dan
struktur penduduk suatu negara.
a) Piramida penduduk muda (Expansive)
Jika sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur muda, ada
pada negara yang memiliki angka kelahiran dan kematian tinggi, pertumbuhan
penduduk cepat, rasio ketergantungan besar, dan butuh lapangan kerja luas.
Contoh negara berkembang seperti Indonesia, Thailand, dan Filipina.
Jenis Kelamin
Kelompok Umur Jumlah
Laki -Laki Perempuan
Hitunglah!
a. Angka beban ketergantungan
b. Seks rasio