Anda di halaman 1dari 26

UNIT KEGIATAN BELAJAR MANDIRI

(UKBM) PESERTA DIDIK

NAMA PESERTA DIDIK :


KELAS :
TAHUN AJARAN : 2022/2023
SEMESTER : GENAP/2
MATA PELAJARAN : GEOGRAFI
GURU MAPEL : ANDRI, S. PD

DINAS PENDIDIKAN
CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH III
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 CIKARANG UTARA
Jl. Ki Hajar Dewantara No. 91, Desa Karang Asih, Kecamatan Cikarang Utara,

Kabupaten Bekasi, Telp: 021-8901320


DINAMIKA KEPENDUDUKAN INDONESIA

IDENTITAS
a. Mata Pelajaran : Geografi
b. Semester : Genap
c. Kompetensi Dasar : 3.5
d. Indikator Pencapaian Kompetensi :

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

Menganalisis • Menjelaskan faktor dinamika kependudukan


dinamika • Menganalisis mobilitas penduduk
kependudukan di • Menganalisis kualitas penduduk dan indeks
Indonesia untuk
pembangunan manusia
perencanaan
pembangunan • Menganalisis bonus demografi dan dampaknya
terhadap pembangunan
• Menganalisis permasalahan yang diakibatkan
dinamika kependudukan
• Memahami pengolahan dan analisis data
kependudukan.

e. Materi Pokok : Dinamika Kependudukan Indonesia


f. Alokasi Waktu : 4 JP x 2 pertemuan
g. Tujuan Pembelajaran :

Melalui diskusi, tanya jawab, penugasan, presentasi dan analisis,


peserta didik dapat menganalisis dinamika kependudukan di Indonesia
untuk perencanaan pembangunan sehingga peserta didik dapat
menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya,
mengembangkan sikap jujur, peduli, dan bertanggungjawab, serta dapat
mengembangankan kemampuan berpikir kritis, berkomunikasi,
berkolaborasi, berkreasi (4C).
UKBM GEO 3.5/XI/2

DINAMIKA KEPENDUDUKAN
Dinamika penduduk adalah kondisi di saat struktur penduduk, jumlah dan
persebarannya mengalami perubahan akibat terjadinya proses demografi yaitu
kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk. Dinamika penduduk juga
merupakan perubahan keadaan penduduk, seperti keadaan ekonomi, politik, budaya,
dan sebagainya.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dinamika Penduduk
Jumlah penduduk dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu yaitu
bertambah atau berkurang. Dinamika penduduk atau perubahan jumlah penduduk
dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor yaitu: kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas),
dan perpindahan (mobilitas).
Jumlah kelahiran dan kematian sangat menentukan dalam pertumbuhan
penduduk Indonesia. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk.
1. Kelahiran (Natalitas)
Bertambahnya jumlah penduduk suatu daerah salah satunya adalah karena
adanya kelahiran pada daerah tersebut. Tinggi rendahnya tingkat kelahiran dalam
suatu kelompok penduduk tergantung pada struktur umur, penggunaan alat
kontrasepsi, pengangguran, tingkat pendidikan, status pekerjaan wanita serta
pembangunan ekonomi. Berikut dikemukakan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap tingkat kelahiran baik yang pro (penunjang), maupun yang anti
(penghambat) tingkat kelahiran pada suatu wilayah:
Penunjang Kelahiran (Pro Natalitas) antara lain:
a) Menikah usia muda.
b) Pandangan masyarakat banyak anak banyak rezeki.
c) Anak menjadi harapan bagi orang tua di masa tua.
d) Anak merupakan penentu status sosial.
e) Anak merupakan penerus keturunan terutama anak laki-laki.
Penghambat Kelahiran (Anti Natalitas) antara lain sebagai berikut:
a) Pelaksanan Program Keluarga Berencana (KB).
b) Penundaan usia perkawinan dengan alasan menyelesaikan pendidikan.
c) Semakin banyak wanita karir.
d) Fasilitas kesehatan yang tidak memadai.
e) Peperangan, bencana alam, dan kriminalitas.

Dinamika Kependudukan Indonesia | 1


UKBM GEO 3.5/XI/2

2. Kematian (Mortalitas)
Faktor lain yang berpengaruh terhadap dinamika penduduk adalah tingkat
kematian. Tingkat kematian dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain umur, jenis
kelamin, kesehatan, pekerjaan dan lain-lain. Faktor yang menunjang dan
menghambat kematian (mortalitas) di Indonesia, adalah sebagai berikut:
Penunjang Kematian (Pro Mortalitas) antara lain:
a) Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.
b) Fasilitas kesehatan yang belum memadai.
c) Keadaan gizi penduduk yang rendah.
d) Terjadinya bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi, banjir,
peperangan, wabah penyakit, pembunuhan, dan lain-lain.
Penghambat Kematian (Anti Mortalitas) diantaranya:
a) Meningkatnya kesadaran penduduk akan pentingnya kesehatan.
b) Fasilitas kesehatan yang memadai.
c) Meningkatnya keadaan gizi penduduk.
d) Memperbanyak tenaga medis seperti dokter, dan bidan.

3. Perpindahan (Mobilitas)
Faktor berikutnya yang berpengaruh terhadap dinamika penduduk adalah
perpindahan penduduk. Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu
daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada yang bersifat nonpermanen
(sementara) misalnya turisme baik nasional maupun internasional, dan ada pula
mobilitas penduduk permanen (menetap).

1. Bacalah dalam buku paket mengenai sumber data kependudukan: sensus, survei,
dan registrasi. Lalu lengkapilah tabel berikut untuk membedakan ketiganya!
Item pembeda Sensus Survei Registrasi
Pelaksana ....... ....... .......
Objek pendataan ....... ....... .......
Cakupan wilayah ....... ....... .......
Frekuensi ....... ....... .......
Data yang dicatat ....... ....... .......
2. Menurutmu mengapa tingkat kelahiran di desa lebih tinggi dibandingkan di kota?
Sedangkan tingkat kematian lebih tinggi di kota ketimbang di desa? Kemukakan
alasannya!
3. Tingkat kelahiran di desa lebih tinggi, tapi justru kepadatan penduduk terjadi di
kota. Mengapa demikian?

Dinamika Kependudukan Indonesia | 2


UKBM GEO 3.5/XI/2

MOBILITAS PENDUDUK
Mobilitas penduduk dapat dibedakan antara mobilitas penduduk vertikal dan
mobilitas penduduk horizontal. Mobilitas penduduk vertikal sering disebut dengan
perubahan status, salah satu contohnya adalah perubahan status pekerjaan. Mobilitas
penduduk horizontal atau sering pula disebut mobilitas penduduk geografis adalah
gerak (movement) penduduk yang melintasi batas wilayah tertentu dalam periode
waktu tertentu. Penggunaan batas wilayah dan waktu untuk indikator mobilitas
penduduk horizontal ini mengikuti paradigma ilmu geografi yang mendasarkan
konsepnya atas wilayah dan waktu.
Jenis-jenis Mobilitas Penduduk
Menurut bentuknya, mobilitas penduduk terdiri dari mobilitas penduduk
permanen dan mobilitas penduduk nonpermanen. Mantra mendefinisikan perbedaan
antara mobilitas permanen dan nonpermanen terletak pada ada atau tidaknya niat
untuk bertempat tinggal menetap di daerah tujuan. Mobilitas penduduk permanen
adalah gerak penduduk yang melintasi batas daerah asal ke daerah lain dengan ada
niatan menetap di daerah tujuan. Sebaliknya mobilitas penduduk nonpermanen,
adalah gerak penduduk dari satu daerah ke daerah lain dengan tidak ada niat untuk
menetap di daerah tujuan.
Mobilitas penduduk permanen sering kali juga disebut sebagai migrasi.
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain melampaui
batas negara atau batas administrasi (batas bagian) suatu negara dengan tujuan
menetap. Migrasi dapat dibedakan menjadi dua:
1. Migrasi Internasional (migrasi antar negara), adalah perpindahan penduduk
dari satu negara ke negara lain. Migrasi internasional meliputi tiga hal, yaitu:
a) Imigrasi adalah masuknya penduduk ke suatu negara dari negara lain dengan
tujuan menetap di negara yang didatangi. Orang yang melakukan Imigrasi
disebut imigran, contohnya orang Malaysia datang di Indonesia.
b) Emigrasi adalah keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan
tujuan menetap di negara yang dituju. Orang yang melakukan emigrasi
disebut emigran, contohnya orang Indonesia pindah ke Mesir.
c) Remigrasi adalah perpindahan penduduk yang kembali ke tanah airya (negara
asalnya).
2. Migrasi Nasional (migrasi dalam negara), adalah perpindahan penduduk dari
suatu daerah ke daerah lain dalam satu wilayah negara. Pola migrasi nasional
adalah sebagai berikut:
a) Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota atau dari kota
kecil ke kota besar.

Dinamika Kependudukan Indonesia | 3


UKBM GEO 3.5/XI/2

b) Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari provinsi atau pulau yang


padat penduduknya ke provinsi atau pulau lain yang jarang penduduknya
dalam satu wilayah negara.
c) Ruralisasi adalah perpindahan penduduk dari kota ke desa untuk menetap di
desa. Biasanya dilakukan oleh penduduk kota yang pulang kembali ke
desanya.

Imigrasi

Migrasi
Emigrasi
internasional

Remigrasi
Mobilitas
permanen
Transmigrasi

Migrasi
Urbanisasi
nasional

Ruralisasi

Gambar 1: Jenis mobilitas penduduk permanen

Gerak penduduk yang nonpermanen (circulation) ini juga dibagi menjadi


dua, yaitu ulang-alik (commuting) dan menginap atau mondok di daerah tujuan.
Mobilitas ulang-alik adalah gerak penduduk dari daerah asal menuju ke daerah
tujuan dalam batas waktu tertentu dengan kembali ke daerah asal pada hari itu juga.
Sedangkan mobilitas penduduk mondok atau menginap merupakan gerak penduduk
yang meninggalkan daerah asal menuju ke daerah tujuan dengan batas waktu lebih
dari satu hari, namun kurang dari enam bulan.

Ulang-alik
(commuting)
Mobilitas non
permanen

Mondok/menginap

Gambar 2: Jenis mobilitas non permanen

Dinamika Kependudukan Indonesia | 4


UKBM GEO 3.5/XI/2

Faktor-faktor yang mempengaruhi Mobilitas Penduduk


Menurut Everett S. Lee volume migrasi di suatu wilayah berkembang sesuai
dengan tingkat keragaman daerah-daerah di wilayah tersebut. Menurut Lee di daerah
asal dan daerah tujuan terdapat faktor-faktor yang disebut sebagai:
a. Faktor positif (+) yaitu faktor yang memberikan nilai keuntungan bila
bertempat tinggal di tempat tersebut,
b. Faktor negatif (-) yaitu faktor yang memberikan nilai negatif atau merugikan
bila tinggal di tempat tersebut sehingga seseorang merasa perlu untuk pindah
ke tempat lain.
c. Faktor netral (0) yaitu yang tidak berpengaruh terhadap keinginan seseorang
untuk tetap tinggal di tempat asal atau pindah ke tempat lain.
Selain ketiga faktor di atas terdapat faktor rintangan antara. Rintangan antara
adalah hal-hal yang cukup berpengaruh terhadap besar kecilnya arus mobilitas
penduduk. Rintangan antara dapat berupa: ongkos pindah, topografi daerah asal
dengan daerah tujuan atau sarana transportasi. Faktor yang tidak kalah penting yang
mempengaruhi mobilitas penduduk adalah faktor individu, karena faktor individu
pula yang dapat menilai positif atau negatifnya suatu daerah dan memutuskan untuk
pindah atau bertahan di tempat asal. Jadi menurut Everett S. Lee arus migrasi
dipengaruhi oleh:
a. Faktor pendorong, faktor-faktor yang terdapat di daerah asal, seperti:
keterbatasan pemilikan lahan, upah di desa rendah, waktu luang masa panen,
sempitnya lapangan pekerjaan, terbatasnya jenis pekerjaan, dan lain-lain.
b. Faktor penarik, yaitu faktor yang terdapat di daerah tujuan, seperti: tingkat
upah yang tinggi, luasnya lapangan pekerjaan, beragamnya berbagai jenis
hiburan, tingkat informasi dan teknologi yang tinggi, pengetahuan,
pendidikan, dan lain-lain,
c. Rintangan antara daerah asal dengan daerah tujuan, seperti: sarana
transportasi, topografi desa ke kota, jarak desa ke kota dan sebagainya.

Gambar 3: Faktor-faktor Determinan Mobilitas Penduduk Menurut Everett S. Lee (1976)

Dinamika Kependudukan Indonesia | 5


UKBM GEO 3.5/XI/2

1. Perhatikan tabel berikut!

Tabel di atas adalah persentase migran keluar total antar pulau menurut pulau
tempat tinggal terakhir dan pulau tempat tinggal sekarang. Analisislah daerah
mana yang paling banyak melakukan migrasi keluar beserta daerah
tujuannya. Menurutmu mengapa demikian?
2. Perhatikan grafik!

Menurutmu apa faktor utama yang mendorong penduduk di usia muda untuk
melakukan migrasi ke daerah lain? Jelaskan!
3. Para pekerja di daerah Bekasi, Depok, Bogor, dan Tangerang yang bekerja di
Jakarta lebih memilih untuk pulang pergi setiap hari ketimbang menetap di
Jakarta. Analisislah faktor apa saja yang membuat hal tersebut terjadi!
Uraikan dengan jelas!

Dinamika Kependudukan Indonesia | 6


UKBM GEO 3.5/XI/2

KUALITAS PENDUDUK
Dalam ilmu kependudukan, penduduk yang berkualitas adalah mereka yang
memiliki kemampuan dalam pemenuhan kebutuhan dasar seperti pangan, sandang,
papan, kesehatan, dan pendidikan.
Kualitas penduduk ditentukan oleh IPM (Indeks Pembangunan Manusia)
atau Human Development Index (HDI). IPM/HDI adalah suatu indeks untuk
mengukur kualitas penduduk atau tingkat kesejahteraan penduduk di suatu negara
dengan mempertimbangkan tiga (3) dimensi, yaitu: pendapatan, kesehatan, dan
pendidikan.
Nilai IPM/HDI dapat menentukan apakah suatu negara termasuk negara maju
atau berkembang dan menentukan tingkat keberhasilan pemerintah dalam
pembangunan.
1. Dimensi Pendapatan
Dalam dimensi pendapatan, IPM/HDI diukur melalui pendapatan per
kapita, yaitu besarnya pendapatan rata-rata semua penduduk di suatu negara.
Pendapatan per kapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasional
suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut.

Gambar 4: Pada tahun 2019, pendapatan per kapita Indonesia menempati peringkat
109 dari seluruh negara di dunia dengan PDB per kapita sebesar 4.163 dollar.

2. Dimensi Pendidikan
Dalam dimensi pendidikan, indikator yang dipakai dalam IPM ada dua
yaitu: Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah. Rata-rata Lama
Sekolah menunjukan berapa tahun rata-rata lama penduduk suatu negara dapat
menempuh pendidikan. Harapan Lama Sekolah menunjukan potensi berapa
tahun lamanya penduduk suatu negara dapat bersekolah.

Dinamika Kependudukan Indonesia | 7


UKBM GEO 3.5/XI/2

Gambar 5: Saat ini rata-rata lama sekolah penduduk Indonesia adalah 8,2 tahun.
Artinya penduduk Indonesia rata-rata hanya mampu sekolah sampai kelas 8 (SMP)

Gambar 6: Saat ini Harapan Lama Sekolah penduduk Indonesia berada pada 13,6
tahun. Artinya potensi penduduk Indonesia untuk bisa menempuh pendidikan adalah
sampai pada jenjang S1

3. Dimensi Kesehatan
Dalam dimensi kesehatan, indikator yang dipakai oleh IPM adalah Usia
Harapan Hidup. Usia harapan hidup adalah sebuah angka yang menggambarkan
rata-rata lama waktu hidup seseorang dalam suatu populasi. Semakin tinggi
angka harapan hidup suatu negara, menunjukan semakin baik pula derajat
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di dalamnya.

Dinamika Kependudukan Indonesia | 8


UKBM GEO 3.5/XI/2

Gambar 7: Angka harapan hidup penduduk Indonesia berada pada angka 71,7 tahun.
Artinya penduduk Indonesia rata-rata bisa hidup sampai usia 71,7 tahun.

Gambar 8: Mekanisme penentuan nilai IPM/HDI

Gambar 9: Angka IPM/HDI seluruh negara di dunia

Dinamika Kependudukan Indonesia | 9


UKBM GEO 3.5/XI/2

Data terakhir United Nations Development Programe (UNDP) tahun 2019, Indonesia
berada di urutan ke 107 dengan nilai IPM/HDI sebesar 0,718 pada skala 0 – 1.
Artinya kualitas penduduk Indonesia atau tingkat kesejahteraannya berada di urutan
ke 107 dari seluruh negara yang ada di dunia.

1. Perhatikan tabel IPM Indonesia berdasarkan provinsi dan jenis kelamin tahun
2021 di bawah ini!
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)
NO PROVINSI
LAKI-LAKI PEREMPUAN
1 ACEH 76.09 70.18
2 SUMATERA UTARA 76.14 69.08
3 SUMATERA BARAT 76.02 71.72
4 RIAU 77.46 68.46
5 JAMBI 76.12 67.46
6 SUMATERA SELATAN 74.00 68.34
7 BENGKULU 75.57 68.89
8 LAMPUNG 73.93 66.81
9 KEP. BANGKA BELITUNG 75.96 67.69
10 KEPULAUAN RIAU 79.42 74.25
11 DKI JAKARTA 83.87 79.54
12 JAWA BARAT 76.66 68.50
13 JAWA TENGAH 76.08 70.36
14 D I YOGYAKARTA 82.99 78.74
15 JAWA TIMUR 76.32 69.96
16 BANTEN 76.84 70.56
17 BALI 78.90 74.17
18 NUSA TENGGARA BARAT 73.07 66.15
19 NUSA TENGGARA TIMUR 69.33 64.22
20 KALIMANTAN BARAT 72.71 63.22
21 KALIMANTAN TENGAH 75.53 67.06
22 KALIMANTAN SELATAN 75.79 67.35
23 KALIMANTAN TIMUR 81.86 70.36
24 KALIMANTAN UTARA 75.83 66.20
25 SULAWESI UTARA 76.65 72.52
26 SULAWESI TENGAH 73.54 67.59
27 SULAWESI SELATAN 76.21 70.76
28 SULAWESI TENGGARA 76.07 68.98
29 GORONTALO 71.74 62.77
30 SULAWESI BARAT 70.40 63.06
31 MALUKU 73.15 68.17
32 MALUKU UTARA 73.88 66.31
33 PAPUA BARAT 72.92 60.52
34 PAPUA 66.07 52.96
0 INDONESIA 76.25 69.59

a. Tentukan provinsi mana yang memiliki IPM tertinggi dan terendah! Lalu carilah
apa faktor yang menyebkannya!
b. Bandingkan IPM laki-kaki dengan perempuan, manakah yang rata-rata lebih
tinggi? Lalu analisislah apa faktor penyebabnya!

Dinamika Kependudukan Indonesia | 10


UKBM GEO 3.5/XI/2

BONUS DEMOGRAFI
Bonus demografi adalah suatu keadaan dimana jumlah penduduk usia
produktif jumlahnya lebih besar daripada usia non-produktif. Bonus demografi
sering dikaitkan dengan munculnya suatu kesempatan yang harus dimanfaatkan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Disebut ‘bonus’ karena biasanya
kondisi ini hanya terjadi sekali dalam sepanjang sejarah suatu bangsa sehingga harus
betul-betul dimanfaatkan. Beberapa negara yang telah berhasil memanfaatkan
peluang bonus demografi misalnya Singapore, China, Korsel, dan Thailand.
Indonesia akan mengalami bonus demografi pada 2025 – 2035.
Jadi bonus demografi terjadi apabila memenuhi beberapa kondisi sebagai berikut:
a) Jumlah usia penduduk produktif (15-64) lebih banyak
b) Jumlah anak-anak (0-14) dan lansia (65+) sedikit
c) Angka beban ketergantungan rendah, di bawah 50

Gambar 9: Gambaran kondisi bonus demografi Indonesia

Keuntungan Peluang Bonus Demografi


Munculnya bonus demografi ini tentu akan membawa dampak sosial-
ekonomi. Salah satunya menyebabkan tingkat penduduk produktif yang menanggung
penduduk non-produktif akan sangat rendah. Adanya kondisi bonus demografi,
tentu bisa menjadi peluang bagi Indonesia untuk memajukan kesejahteraan serta
memakmurkan masyarakat apabila masyarakat usia produktif memiliki kualitas
sumber daya yang dapat menunjang serta memberikan kontribusi terhadap
pembangunan negara.
a) Meningkatnya jumlah angkatan kerja
b) Mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi

Dinamika Kependudukan Indonesia | 11


UKBM GEO 3.5/XI/2

c) Meningkatnya peluang perempuan untuk bekerja karena jumlah anak yang


relatif sedikit
d) Usia produktif menghasilkan lebih banyak pendapatan
e) Tingginya pendapatan mendorong terjadinya perbaikan kualitas penduduk
dan kesejahteraan

Tantangan dan Ancaman Bonus Demografi


Apabila suatu negara gagal dalam memanfaatkan bonus demografi ini, maka
jelas akan terjadi kerugian yang sangat besar bagi negara yang bersangkutan. Maka
dari itu, untuk meraih manfaat dari bonus demografi ini diperlukan usaha bersama
dari seluruh lapisan masyarakat dan lembaga terkait serta pemerintah sebagai agen
pembangunan yang ada disuatu negara agar manfaat bonus demografi ini menjadi
semakin kuat.
Tantangan
a) Meningkatkan fasilitas kesehatan dan pendidikan untuk mendukung kualitas
SDM
b) Menyiapkan keterampilan dan kompetensi tenaga kerja
c) Menyediakan lapangan kerja, fleksibilitas pasar tenaga kerja, keterbukaan
perdagangan, dll
Ancaman
a) Meningkatkan jumlah pengangguran pada penduduk usia produktif
b) Meningkatkan potensi tingginya konflik sosial
c) Tekanan terhadap persediaan pangan dan lingkungan
d) Kepadatan penduduk dan kemiskinan yang semakin tinggi

Carilah artikel di internet tentang pekerjaan yang akan hilang sekaligus pekerjaan
baru yang akan muncul di masa depan akibat kemajuan teknologi! Lalu kerjakan
tugas dengan membuat daftar sebagai berikut:
1. Daftar pekerjaan yang akan hilang dan teknologi penggantinya.
2. Daftar pekerjaan baru yang akan muncul.
3. Lalu kaitkan nomor 1 dan 2 dengan materi tentang bonus demografi berupa
apa menurutmu yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi
masalah tersebut!

Dinamika Kependudukan Indonesia | 12


UKBM GEO 3.5/XI/2

PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN INDONESIA


A. Permasalahan Penduduk Yang Bersifat Kuantitatif
1. Jumlah penduduk yang terlalu besar
Jumlah penduduk Indonesia menempati urutan nomor empat di dunia
setelah China, India, dan Amerika Serikat. Pada tahun 2020 jumlah penduduk
Indonesia mencapai 271 juta jiwa. Besarnya jumlah penduduk menuntut
pemerintah untuk mampu memenuhi kebutuhan dasar penduduknya seperti
sarana pendidikan, lapangan pekerjaan, kesehatan dan lain-lain.

Gambar 10: Proyeksi jumlah penduduk Indonesia

2. Pertumbuhan penduduk cepat


Pertumbuhan penduduk adalah seberapa cepat jumlah penduduk
bertambah. Dinyatakan dengan nilai persen.

Gambar 11: 10 provinsi dengan laju pertumbuhan penduduk tertinggi di Indonesia

Dinamika Kependudukan Indonesia | 13


UKBM GEO 3.5/XI/2

3. Persebaran Penduduk Tidak Merata


Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran antar
pulau provinsi, kabupaten maupun antara perkotaan dan pedesaan. Penduduk
Indonesia terpusat di pulau jawa. Dengan luasnya yang hanya ±7% dari seluruh
wilayah daratan Indonesia, Jawa dan Madura dihuni lebih kurang 60% penduduk
Indonesia.

Gambar 12: Peta kepadatan penduduk Indonesia tahun 2020

B. Permasalahan Penduduk Yang Bersifat Kualitatif


1. Tingkat Kesehatan Rendah
Meskipun telah mengalami perbaikan, tetapi kualitas kesehatan penduduk
Indonesia masih tergolong rendah. Indikator untuk melihat kualitas Kesehatan
penduduk adalah dengan melihat Angka kematian dan Angka harapan hidup.
Angka kematian yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang
rendah. Angka harapan hidup yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan
penduduk yang baik.
2. Rendahnya Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikannya penduduk di negara-negara yang sedang
berkembang relatif lebih rendah dibandingkan penduduk di negara-negara maju,
demikian juga dengan tingkat pendidikan penduduk Indonesia. Tingkat
pendidikan sangat ditentukan oleh keadaan ekonomi penduduk. Untuk
mengetahui kondisi pendidikan Indonesia diantaranya bisa dilihat dari rata-rata
lama sekolah penduduk Indonesia dalam IPM yang hanya 8,2 tahun atau hanya
mampu sekolah sampai kelas 8 (SMP). Selain itu juga melalui PISA (Programme
of Internasional Student Assessment) yang mengukur kemampuan pendidikan
dalam bidang matematika, sains, dan literasi.
3. Rendahnya Tingkat Pendapatan
Indonesia tidak termasuk negara miskin, namun jumlah penduduk
Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan pada tahun 2020 menurut
catatan BPS meningkat. Tingkat pendapatan biasanya diukur melalui pendapatan
per kapita. Pendapatan per kapita yang masih rendah berakibat penduduk tidak
mampu memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya, sehingga sulit mencapai
manusia yang sejahtera.

Dinamika Kependudukan Indonesia | 14


UKBM GEO 3.5/XI/2

Gambar 13: Perbandingan angka harapan hidup dan kematian negara-negara ASEAN
pada tahun 1960 dan 2018

Gambar 14: Skor PISA di wilayah ASEAN yang menunjukan rendahnya tingkat dan
kemampuan pendidikan di Indonesia

Dinamika Kependudukan Indonesia | 15


UKBM GEO 3.5/XI/2

Gambar 15: Pendapatan per kapita 10 negara ASEAN tahun 2020

Carilah informasi mengenai solusi yang sudah, sedang atau direncanakan oleh
pemerintah untuk mengatasi masing-masing permasalahan kependudukan Indonesia
berikut! Lalu uraikan secara ringkas mengenai masing-masing solusi!
1. Jumlah penduduk besar
2. Pertumbuhan penduduk cepat
3. Persebaran penduduk tidak merata
4. Rendahnya tingkat kesehatan
5. Rendahnya tingkat pendapatan
6. Rendahnya tingkat pendidikan

Dinamika Kependudukan Indonesia | 16


UKBM GEO 3.5/XI/2

ANALISIS DATA KEPENDUDUKAN


1. Angka Kelahiran
a) Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR)
Angka kelahiran kasar didefenisikan sebagai banyaknya kelahiran hidup
pada suatu tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun.
Perhitungan CBR ini sangat sederhana karena hanya memerlukan keterangan
tentang jumlah anak yang dilahirkan dan jumlah penduduk pada pertengahan
tahun, namun CBR ini mempunyai kelemahan yakni tidak memisahkan
penduduk laki-laki dan perempuan yang masih anak-anak dan yang berumur 50
tahun ke atas sehingga angka yang dihasilkan sangat kasar.
Angka kelahiran ini disebut “kasar” karena sebagai penyebut digunakan
jumlah penduduk yang berarti termasuk penduduk yang tidak mempunyai
peluang melahirkan juga diikutsertakan, seperti anak-anak, laki-laki, dan wanita
lanjut usia. Rumus:
𝑩
𝑪𝑩𝑹 = 𝒙𝒌
𝑷𝒎
Dimana:
CBR = Crude Birth Rate atau Tingkat Kelahiran Kasar
Pm = Penduduk pertengahan tahun
k = Bilangan konstanta yang biasanya 1.000
B = Jumlah kelahiran pada tahun tertentu

b) Angka Kelahiran Umum (General Fertility Rate/GFR)


Perbandingan antara jumlah kelahiran dengan jumlah penduduk
perempuan usia subur (15 – 49 tahun). Jadi sebagai penyebut tidak menggunakan
jumlah penduduk pertengahan tahun umur 15 – 49 tahun. Rumus:
𝑩
𝑮𝑭𝑹 = 𝒙𝒌
𝑷𝒇 (𝟏𝟓 − 𝟒𝟗)

Dimana:
GFR = Tingkat Fertilitas Umum
B = Jumlah kelahiran
Pf (15-49) = Jumlah penduduk perempuan umur 15 – 49 tahun pada pertengahan
tahun.

Dinamika Kependudukan Indonesia | 17


UKBM GEO 3.5/XI/2

c) Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur (Age Specific Fertility


Rate/ASFR)
Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur (ASFR) ialah jumlah
kelahiran hidup oleh ibu pada golongan umur tertentu yang dicatat selama satu
tahun per 1.000 penduduk wanita pada golongan umur tertentu pada tahun yang
sama. Di antara kelompok perempuan usia reproduksi (15 – 49 tahun) terdapat
variasi kemampuan melahirkan, karena itu perlu dihitung tingkat fertilitas
perempuan pada tiap-tiap kelompok umur. Angka ini menunjukkan banyaknya
kelahiran menurut umur wanita yang berada dalam kelompok umur usia subur
antara 15 – 49 tahun. Dengan demikian semakin banyak ibu yang berada di suatu
kelompok umur tersebut akan lebih memungkinkan kelompok umur tersebut
memiliki angka kelahiran yang lebih tinggi. Angka kelahiran menurut kelompok
umur dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan angka kelahiran kasar karena
tingkat kesuburan pada setiap golongan umur tidak sama hingga gambaran
kelahiran menjadi lebih teliti. Rumus:
𝑩𝒊
𝑨𝑺𝑭𝑹𝒊 = 𝒙𝒌
𝑷𝒇𝒊
Dimana:
Bi = Jumlah kelahiran bayi pada kelompok umur i
Pfi = Jumlah perempuan kelompok umur i pada pertengahan tahun
k = Angka konstanta, 1.000

2. Angka Kematian
a) Angka Kematian Kasar (Crute Death rate/CDR)
Tingkat kematian kasar didefinisikan sebagai banyaknya orang yang
meninggal pada suatu tahun dibagi jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut.
Secara konvensional kita menyatakan tingkat itu untuk tiap 1.000 orang.
Sehingga dapat juga dikatakan bahwa tingkat kematian kasar adalah sebagai
jumlah kematian pada suatu daerah pada tahun tertentu tiap 1.000 penduduk pada
pertengahan tahun. CDR dapat dituliskan dengan rumus:
𝑫
𝑪𝑫𝑹 = 𝒙𝒌
𝑷𝒎
Dimana:
D = Jumlah Kematian pada tahun tertentu
Pm = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun
k = Bilangan konstanta, 1000

b) Angka Kematian Menurut Umur (Age Specific Death Rate/ASDR)


Tingkat kematian kasar pengukuran sangat kasar sekali, karena resiko
penduduk pergolongan umur tidak sama. Tingkat kematian pergolongan

Dinamika Kependudukan Indonesia | 18


UKBM GEO 3.5/XI/2

penduduk dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: umur, jenis kelamin,
pekerjaan, dan lain-lain. Rumus:
𝑫𝒊
𝑨𝑺𝑫𝑹 = 𝒙𝒌
𝑷𝒊
Dimana:
Di = Jumlah kematian penduduk umur i
Pi = Jumlah penduduk pertengahan tahun kelompok umur i
k = Bilangan konstanta, 1000

c) Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate/ IMR)


Bayi umur 0 – 1 tahun, mempunyai pola kematian tertentu.Angka
kematian bayi tidaklah tersebar merata pada masa tahun pertama dari
kehidupannya.Angka kematian yang tinggi terlihat pada bulan-bulan pertama
hari kehidupan. Misalnya angka kematian dibawah umur 28 hari lebih tinggi dari
angka kematian pada umur 5 bulan, begitu juga untuk bulan-bulan selanjutnya.
Infant mortality rate adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian bayi
yang berumur kurang dari 1 tahun per 1000 kelahiran pada suatu waktu tertentu,
yang biasa ditulis dengan rumus:
𝜮𝑫 𝟎 − 𝟏
𝑰𝑴𝑹 = 𝒙𝒌
𝜮𝑩
Dimana:
𝛴𝐷 0 − 1 = Jumlah kematian bayi (umur kurang 1 tahun)
𝛴𝐵 = Jumlah kelahiran hidup pada tahun tertentu
k = Bilangan konstanta, 1000
Infant Mortality Rate mempuyai hubungan yang erat dengan tingkat
kesehatan masyarakat di suatu daerah.Pada umumnya ada korelasi yang negatif
antara IMR dengan tingkat kesehatan masyarakat suatu daerah.Jadi makin tinggi
tingkat kesehatan masyarakat suatu daerah, maka akan makin rendah angka
IMR-nya. Atau dengan kata lain jika angka kematian bayi (IMR) tinggi di suatu
daerah, maka rendahlah tingkat kesehatan masyarakat di suatu daerah tersebut.
Sering dikatakan bahwa tinggi rendahnya angka IMR disuatu daerah dapat
dipakai sebagai barometer tingkat kesehatan daerah itu.
d) Angka Kematian Anak
Banyaknya kematian anak berumur 1 – 4 tahun selama satu tahun tertentu
per 1.000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun.
𝑫𝟏−𝟒
𝑨𝑲𝑨 = 𝒙𝒌
𝑷𝟏−𝟒
Dimana:
D 1-4 = Jumlah kematian anak berusia 1-4 tahun pada satu tahun tertentu
P 1-4 = Jumlah penduduk berusia 1-4 tahun pada pertengahan tahun tertentu
k = Bilangan konstanta, 1000
Dinamika Kependudukan Indonesia | 19
UKBM GEO 3.5/XI/2

e) Angka Kematian Ibu/AKI (Maternal Mortality Rate/MMR)


Kematian ibu menurut WHO adalah kematian yang berkaitan dengan
kehamilan dan persalinan oleh sebab apapun, tetapi bukan kecelakaan atau
kelalaian, dan terjadi selama kehamilan sampai dengan 42 hari setelah persalinan
(masa nifas) serta tidak tergantung umur atau letak kehamilan. Rumus:
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒌𝒆𝒎𝒂𝒕𝒊𝒂𝒏 𝒊𝒃𝒖 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 𝒕𝒆𝒓𝒕𝒆𝒏𝒕𝒖
𝑴𝑴𝑹 = 𝒙𝒌
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒓𝒆𝒎𝒑𝒖𝒂𝒏 𝒖𝒎𝒖𝒓 𝟏𝟓 − 𝟒𝟗 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 𝒕𝒓𝒆𝒕𝒆𝒏𝒕𝒖

3. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah bertambah atau berkurangnya jumlah
penduduk yang disebabkan oleh adanya kelahiran, kematian, dan perpindahan
penduduk. Pertumbuhan penduduk dapat dibedakan menjadi pertumbuhan penduduk
alami dan pertumbuhan penduduk total.
a) Pertumbuhan penduduk alami
Yaitu selisih antara jumlah kelahiran dan jumlah kematian di suatu
wilayah pada periode waktu tertentu.
𝑷𝒕 = 𝑷𝒐 + (𝑳 − 𝑴)
Dimana:
Pt = pertumbuhan penduduk pada tahun yang ditanyakan
Po = jumlah penduduk pada tahun awal perhitungan
L = jumlah kelahiran
M = jumlah kematian

b) Pertumbuhan penduduk total


Yaitu selisih antara jumlah kelahiran dan jumlah kematian ditambah
selisih jumlah imigrasi dengan jumlah emigrasi.
𝑷𝒕 = 𝑷𝒐 + (𝑳 − 𝑴) + (𝑰 − 𝑬)
Dimana:
Pt = pertumbuhan penduduk pada tahun yang ditanyakan
Po = jumlah penduduk pada tahun awal perhitungan
L = jumlah kelahiran
M = jumlah kematian
I = jumlah imigrasi
E = jumlah emigrasi

4. Kepadatan Penduduk
a) Kepadatan penduduk aritmatik, adalah perbandingan antara jumlah
penduduk dengan luas wilayah.
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒏𝒅𝒖𝒅𝒖𝒌 (𝒋𝒊𝒘𝒂)
𝑲𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒏𝒅𝒖𝒅𝒖𝒌 𝒂𝒓𝒊𝒕𝒎𝒂𝒕𝒊𝒌 =
𝒍𝒖𝒂𝒔 𝒘𝒊𝒍𝒂𝒚𝒂𝒉 (𝒌𝒎𝟐 )
b) Kepadatan penduduk fisiologis, adalah perbandingan antara jumlah
penduduk dengan luas lahan pertanian.

Dinamika Kependudukan Indonesia | 20


UKBM GEO 3.5/XI/2

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒏𝒅𝒖𝒅𝒖𝒌 (𝒋𝒊𝒘𝒂)


𝑲𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒏𝒅𝒖𝒅𝒖𝒌 𝒇𝒊𝒔𝒊𝒐𝒍𝒐𝒈𝒊𝒔 =
𝒍𝒖𝒂𝒔 𝒍𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒕𝒂𝒏𝒊𝒂𝒏 (𝒌𝒎𝟐 )
c) Kepadatan penduduk agraris, adalah perbandingan antara jumlah
penduduk petani dengan luas lahan pertanian.
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒕𝒂𝒏𝒊 (𝒋𝒊𝒘𝒂)
𝑲𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒏𝒅𝒖𝒅𝒖𝒌 𝒂𝒈𝒓𝒂𝒓𝒊𝒔 =
𝒍𝒖𝒂𝒔 𝒍𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒕𝒂𝒏𝒊𝒂𝒏 (𝒌𝒎𝟐 )

5. Proyeksi Penduduk
Proyeksi penduduk adalah perkiraan jumlah penduduk di masa yang akan
datang. Dengan demikian pemerintah dapat merencanakan sebaik mungkin beberapa
kebijakan yang berkaitan dengan jumlah penduduk di masa depan.
𝑷𝒏 = 𝑷𝒐 (𝟏 + 𝒓)𝒏
Dimana:
Pn = jumlah penduduk pada tahun n (yang ditanyakan)
Po = jumlah penduduk pada tahun dasar (yang diketahui)
1 = bilangan konstanta
r = pertumbuhan penduduk (%)
n = jangka waktu
Selain dapat menentukan berapa jumlah penduduk di tahun yang akan
datang, proyeksi penduduk juga dapat menghitung waktu dimana jumlah penduduk
akan berjumlah dua kali lipat.
𝟕𝟎
𝑫𝑻 = 𝑻𝑨 +
𝒓
Dimana:
DT = Double Time
TA = Tahun awal
70 = bilangan konstanta
r = pertumbuhan penduduk (%)

6. Sex Ratio
Sex ratio adalah angka yang menunjukan perbandingan antara jumlah
penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒏𝒅𝒖𝒅𝒖𝒌 𝒍𝒂𝒌𝒊 − 𝒍𝒂𝒌𝒊
𝑺𝒆𝒙 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒏𝒅𝒖𝒅𝒖𝒌 𝒑𝒆𝒓𝒆𝒎𝒑𝒖𝒂𝒏

7. Beban Ketergantungan (Defendency Ratio)


Adalah perbandingan jumlah penduduk non produktif (usia 0-14 dan 65+)
dengan penduduk produktif (usia 15-64). Rasio ketergantungan menunjukkan
kondisi ekonomi suatu negara, tergolong negara maju atau berkembang. Semakin
kecil angka ketergantungan suatu negara, maka negara tersebut akan semakin baik.
(𝒑𝒆𝒏𝒅𝒖𝒅𝒖𝒌 𝒖𝒔𝒊𝒂 𝟎 − 𝟏𝟒) + (𝒑𝒆𝒏𝒅𝒖𝒅𝒖𝒌 𝒖𝒔𝒊𝒂 𝟔𝟓+)
𝐃𝒆𝒇𝒆𝒏𝒅𝒆𝒏𝒄𝒚 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎
(𝒑𝒆𝒏𝒅𝒖𝒅𝒖𝒌 𝒖𝒔𝒊𝒂 𝟏𝟓 − 𝟔𝟒)

Dinamika Kependudukan Indonesia | 21


UKBM GEO 3.5/XI/2

8. Piramida Penduduk
Piramida penduduk merupakan grafik komposisi penduduk menurut umur
dan jenis kelamin. Dengan adanya piramida penduduk, kita dapat mengetahui
perbandingan antara jumlah laki-laki dan perempuan, jumlah tenaga kerja, dan
struktur penduduk suatu negara.
a) Piramida penduduk muda (Expansive)
Jika sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur muda, ada
pada negara yang memiliki angka kelahiran dan kematian tinggi, pertumbuhan
penduduk cepat, rasio ketergantungan besar, dan butuh lapangan kerja luas.
Contoh negara berkembang seperti Indonesia, Thailand, dan Filipina.

b) Piramida penduduk tua (Constructive)


Jika jumlah kelompok umur muda sedikit, ada pada negara yang memiliki
tingkat kelahiran rendah, pertumbuhan penduduk lambat, rasio ketergantungan
kecil. Contoh: Jepang, Swedia, dan Amerika Serikat.

c) Piramida penduduk stasioner (Stationary)


Jika banyaknya penduduk dalam tiap kelompok umur hampir sama.
Terdapat pada negara yang memiliki tingkat kelahiran dan kematian rendah atau
seimbang, pertumbuhan penduduk stabil, rasio ketergantungan hampir nol.
Contoh: Belanda, Jerman dan Prancis.

Dinamika Kependudukan Indonesia | 22


UKBM GEO 3.5/XI/2

1. Perhatikan tabel di bawah!

Jenis Kelamin
Kelompok Umur Jumlah
Laki -Laki Perempuan

0-4 1,312 1,215 2,527


5-9 1,261 1,165 2,426
10 - 14 1,409 1,279 2,688
Jumlah Penduduk 0-14 3,982 3,659 7,641
15 - 19 1,308 1,179 2,487
20 - 24 1,073 1,156 2,229
25 - 29 1,289 1,326 2,615
30 - 34 1,248 1,433 2,681
35 - 39 1,437 1,477 2,914
40 - 44 1,512 1,520 3,032
45 - 49 1,457 1,505 2,962
50 - 54 1,372 1,424 2,796
55 - 59 1,037 859 1,896
60 - 64 664 778 1,442
Jumlah Penduduk 15-64 12,397 12,657 25,054
65 - 69 601 683 1,284
70 -74 392 550 942
75+ 467 681 1,148
Jumlah Penduduk 65+ 1,459 1,914 3,373
Jumlah Total 17,982 18,370 36,352

Hitunglah!
a. Angka beban ketergantungan
b. Seks rasio

Dinamika Kependudukan Indonesia | 23


UKBM GEO 3.5/XI/2

2. Data Kependudukan Desa Wkwk Land pada tahun 2020:


▪ Kelahiran total 200 bayi
▪ Wanita berumur 15-49 tahun 1.715 jiwa
▪ Kematian total 175 jiwa
▪ Kematian ibu 272 jiwa
▪ Jumlah penduduk total 5.216 jiwa
▪ Pertumbuhan penduduk 1,5%
▪ Penduduk pindah keluar 56 jiwa
▪ Penduduk pindah masuk 25 jiwa
▪ Luas wilayah 250 km persegi
Berdasarkan data kependudukan di atas, hitunglah:
a. Angka kelahiran umum
b. Angka kelahiran kasar
c. Angka kematian ibu
d. Pertumbuhan penduduk total
e. Proyeksi penduduk tahun 2030
f. Kepadatan penduduk aritmatik

Dinamika Kependudukan Indonesia | 24

Anda mungkin juga menyukai