Citra foto dalam perekamannya dihasilkan dari pantulan tenaga objek (biasanya matahari)
dengan menggunakan sensor kamera sedangkan detektornya adalah film dengan proses
cetak yang bersifat kimiawi.sedangkan citra non foto adalah gambar yang dihasilkan dari
sensor selain kamera seperti gelombang elektromagnetik (sinar X, sinar infrared, dan
lainnya).
2. Cari dan jelaskan secara detail 10 contoh citra foto dan 10 contoh non foto (Silahkan tempel
gambar masing-masing contoh tersebut pada HVS atau double folio tersebut!
a. Citra Foto Vertikal, yaitu citra foto yang dibuat dengan posisi sumbu tegak lurus terhadap
permukaan bumi
b. Citra Foto Condong, yaitu citra foto yang dibuat dengan posisi sumbu kamera miring, dengan
sudut kemiringan kamera lebih dari 100. Adadua jenis foto condong yaitu :
– Citra foto agak condong, yaitu jika cakrawala tidak tergambar pada foto
– Citra foto sangat condong, yaitu jika cakrawala tergambar pada foto.
3. Citra foto berdasarkan sudut lipatan kamera
Sudut
Jenis kamera Jenis Foto
Liputan
Sudut kecil
Sudut lebar
750 – 1000 Sudut lebar
(wide angle)
Sudut sangat
lebar Sudut sangat
> 1000
(super-wide lebar
angle)
b. Citra foto jamak, citra foto yang dibuat pada saat yang sama dan menggambarkan obyek
liputan yang sama. Foto jamak dapat dibuat dengan 3 cara :
a. Citra Foto Udara, yaitu citra foto yang dibuat dengan menggunakan wahan yang bergerak di
udara misalnya pesawat terbang, helikopter dll
b. Citra Foto Satelit, yaitu citra foto yang dibuat dengan menggunakan wahana satelit yang
bergerak di luar angkasa.
a. Citra Foto Ultraviolet, yaitu citra foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum Ultraviolet
b. Citra Foto Otokromatik, yaitu citra foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum tampak
dari warna biru hingga sebagian warna hijau
c. Citra Foto Pankromatik, yaitu cira foto yang dibuat dengan menggunakan seluruh spektrum
tampak
d. Citra Foto Inframerah Asli, yaitu citra foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum
infamerah
e. Citra Foto Inframerah Modifikasi, yaitu citra foto yang dibuat dengan menggunakan
spektrum inframerah dan sebagian spektrum tampak dari warna merah dan sebagian hijau.
Citra Nonfoto
adalah gambar atau citra tentang suatu obyek dipermukaan bumi yang dihasilkan oleh sensor
bukan kamera dengan cara memindai (scanning).
Prinsip memindai adalah merekam obyek di permukaan bumi dengan mekanisme parsial.
Obyek dipermukaan bumi terbagi dalam sub area berupa garis yang membentuk area
seluruhnya. Mekanisme perekaman baris perbaris pada sub area inilah yang di sebut
perekaman secara parsial.
Prinsip Memindai
a. Citra Radar
Citra yang dibuat dengan menggunakan spektrum gelombang mikro dan sumber tenaga buatan
a. Citra Tunggal
a. Citra Dirgantara
Citra yang dibuat dengan menggunakan wahana yang beroperasi di udara atau dirgantara
b. Citra Satelit
Citra yang dibuat dengan menggunakan wahana yang beroperasi di antariksa/luar angkasa.
3. Jelaskan secara detail cara pengujian data penginderaan jauh yang menggunakan alat
radiometric!
- Resolusi spasial, Merupakan ukuran terkecil dari suatu bentuk (feature) permukaan
bumi yang bisa dibedakan dengan bentuk permukaan di sekitarnya, atau sesuatu yang
ukurannya bisa ditentukan. Kemampuan ini memungkinkan kita untuk mengidentifikasi
(recognize) dan menganalisis suatu objek di bumi selain mendeteksi (detectable)
keberadaannya.
- Resolusi spektral, Merupakan dimensi dan jumlah daerah panjang gelombang yang
sensitif terhadap sensor.
- Resolusi radiometrik, Merupakan ukuran sensitivitas sensor untuk membedakan aliran
radiasi (radiation flux) yang dipantulkan atau diemisikan suatu objek oleh permukaan
bumi.
- Resolusi Temporal, Merupakan frekuensi suatu sistem sensor merekam suatu areal yang
sama (revisit). Seperti Landsat TM yang mempunyai ulangan setiap 16 hari, SPOT 26 hari
dan lain sebagainya.
5. Jelaskan secara detail mengenai kegunaan dari data penginderaan jauh untuk bidang
kebencanaan dan terrestrial beserta 5 data penginderaan jauh yang digunakan (jelaskan
Managemen bencana memerlukan disiplin pengetahuan lain dan perlu integrasi. Melalui
integrasi data dan disiplin bidang tertentu akan memperkuat SIG. Contoh aplikasi hasil integrasi
tersebut antara lain :
- Data fenomena bencana seperti: tanah longsor, banjir, gempabumi, dengan informasi
lokasi kejadian, frekuensi, dan besarnya
- Data lingkungan di mana kejadian bencana terjadi : topografi, geologi, geomorfologi,
tanah, hidrologi, penggunaan lahan, vegetasi, dan sebagainya
- Data elemen yang hancur karena bencana : infrastruktur, permukiman, penduduk, sosial
ekonomi dan sebagainya
- Data sumber-sumber pertolongan seperti rumah sakit, pemadam kebakaran, kantor
pemerintahan, dan sebagainya.
Penggunaan data satelit untuk managemen bencana banyak mengunakan satelit sumberdaya
(Earth Resource Satellites) dan satelit cuaca/meteorologi (meteorological satellites). Satelit
sumberdaya dengan sistem orbit polar yang dapat digunakan, yaitu :
Satelit dengan sensor optik, yang tidak dapat menembus awan dengan resolusi rendah
(AVHRR), menengah (LANDSAT, SPOT, IRS), dan resolusi spasial tinggi (IKONOS)
Satelit dengan gelombang mikro, yang dapat menembus awan, dengan resolusi tinggi seperti
Synthetic Aperture Radar (SAR) (RADARSAT, ERS, JERS) dan sensor pasif resolusi rendah (SSMI) .
Sedangkan satelit meteorologi yang sering digunakan untuk aplikasi kebencanaan antara lain:
Orbit geostasioner (GOES: METEOSAT, GMS, INSAT, GOMS) menghasilkan citra gelombang
tampak (VIS) dan inframerah (IR) setiap setengah jam
Orbit polar (POES: NOAA and SSM/I), memutari bumi dua kali satu hari dan menyediakan citra
VIS dan IR, serta gelombang mikro.
Dengan kemampuan merekam kejadian dan wilayah dengan tingkat kerincian dan kemampuan
tertentu serta periode ulang tertentu maka data penginderaan jauh dapat digunakan dalam
managemen bencana.
Berdasar beberapa kemampuan penginderaan jauh dan SIG di atas yang digunakan dalam
managemen bencana atau penanggulangan bencana, beberapa hal yang mendasar yang dapat
disimpulkan dari integrasi tersebut, adalah :
Data yang dihasilkan berbagai organisasi pada dasarnya dapat digunakan dan dibagi bersama.
Integrasi Penginderaan Jauh dan SIG dapat digunakan dalam mengelola dan visualisasi data
Integrasi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis dapat digunakan dalam analisis
dan modeling spasial
Mengetahui dengan baik lokasi yang merupakan daerah berbahaya melalui proses analisis dan
modeling.