Anda di halaman 1dari 22

Nilai Tanggal pengumpulan

(…………….) (13 April, 2023)

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGINDERAAN JAUH DASAR

ACARA: SIMULASI PENGENALAN BEBERAPA UNSUR INTERPRETASI

Oleh

Nama: Misbakhul Anam Rs


NIM: 3211422048
Nama Dosen: 1. Vina Nurul Husna S.Si., M.Si.
2. Dr. Tjaturahono Budi Sanjoto M.Si
Nama Asisten: 1. Wirdha Alifah 3211421064
2. Moh. Billal Suryadi 3211420039

LABORATORIUM GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2023
A. JUDUL
SIMULASI PENGENALAN BEBERAPA UNSUR INTERPRETASI

B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui beberapa unsur interpretasi melalui simulasi.
2. Mahasiswa dapat mengetahui definisi penginderaan jauh.
3. Mahasiswa dapat mengetahui definisi interpretasi citra.
4. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam unsur interpretasi.
5. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari macam-macam unsur interpretasi.

C. ALAT DAN BAHAN


Alat.
1. Laptop
2. Handphone
3. Mouse
4. Headset
5. Cas Laptop
Bahan.
1. Kuota
2. Baterai
3. Microsoft Word
4. Kertas F4
5. Cover Praktikum
6. Es Teh
D. DASAR TEORI
1. Definisi Penginderaan Jauh
Secara umum, penginderaan jauh merupakan pengukuran atau perolehan informasi
dari beberapa sifat objek atau fenomena dengan menggunakan alat perekam yang
secara fisik tidak terjadi kontak langsung dengan objek atau fenomena yang dikaji.
Penginderaan jauh atau inderaja (remote sensing) adalah seni dan ilmu untuk
mendapatkan informasi tentang objek, area atau fenomena melalui analisis terhadap
data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung langsung
dengan objek, daerah ataupun fenomena yang dikaji. (Lillesand dan Kiefer, 1979)
Penginderaan jauh adalah berbagai teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan
Analisa informasi tentang bumi. Informasi tersebut khusus berbentuk radiasi
elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan dari permukaan bumi.
(Lingdren, 1985)
Penginderaan jauh ialah ilmu untuk memperoleh informasi tentang objek atau
daerah dari kejauhan, biasanya dari pesawat atau satelit. (National Ocean Service
NOS)
Kesimpulannya, Penginderaan jauh adalah pemotretan atau mendapan informasi
dari jarak yang jauh dan biasanya memakai pesawat atau Drone

2. Definisi Interpretasi Citra


Pengertian interpretasi citra adalah aktivitas mengkaji foto udara dan/atau citra,
dengan tujuan mengidentifikasi objek serta mencari makna penting dari objek
tersebut. (Estes dan Simonet 1975).
Menurut Umali, interpretasi citra merupakan kegiatan mengkaji citra permukaan
bumi yang dilakukan melalui tiga tahapan utama, yakni tahap analisis, interpretasi
citra, dan disipliner terinci. Pengkajian citra ini dilakukan dengan melihat warna
serta rona permukaan bumi (Umali 1983).
Kesimpulannya interpretasi citra adalah sebuah kegiatan meneliti gambar atau
foto yang diambil dari udara menggunakan satelit. Tujuannya adalah untuk
mengenali objek apa saja yang ada di dalam gambar tersebut dan kemudian objek-
objek tersebut dinilai arti pentingnya.

3. Macam-Macam Unsur Interpretasi


Dalam melakukan interpretasi citra, ada beberapa unsur penting yang harus
diperhatikan agar gambar yang tampil lebih mudah dijelaskan arti pentingnya.
Unsur-Unsur interpretasi citra diantaranya yaitu:
a. Rona dan Warna
Warna merupakan ujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spektrum
sempit, lebih sempit dari spektrum tampak. Sebagai contoh, objek tampak biru,
hijau, atau merah bila hanya memantulkan spektrum dengan panjang gelombang
(0,4 – 0,5) μm, (0,5 – 0,6) μm, atau (0,6 – 0,7) μm. Sebaliknya, bila objek
menyerap sinar biru maka ia akan memantulkan warna hijau dan merah. Sebagai
akibatnya maka objek akan tampak dengan warna kuning.
Berbeda dengan rona yang hanya menyajikan tingkat kegelapan, warna
menunjukkan tingkat kegelapan yang lebih beraneka. Ada tingkat kegelapan di
dalam warna biru, hijau, merah, kuning, jingga, dan warna lainnya. Meskipun
tidak menunjukkan cara pengukurannya,
Estes et al. (1983) mengutarakan bahwa mata manusia dapat membedakan 200
rona dan 20.000 warna.
Rona dan warna disebut unsur dasar. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya
rona dan warna dalam pengenalan objek. Tiap objek tampak pertama pada citra
berdasarkan rona atau warnanya. Setelah rona atau warna yang sama
dikelompokkan dan diberi garis batas untuk memisahkannya dari rona atau
warna yang berlainan, barulah tampak bentuk, tekstur, pola, ukuran dan
bayangannya. Itulah sebabnya maka rona dan warna disebut unsur dasar.
b. Bentuk
Bentuk merupakan variabel kualitatif yang memberikan konfigurasi atau
kerangka suatu objek (Lo, 1976).
Bentuk merupakan atribut yang jelas sehingga banyak objek yang dapat dikenali
berdasarkan bentuknya saja. Bentuk, ukuran, dan tekstur pada Gambar 1
dikelompokkan sebagai susunan keruangan rona sekunder dalam segi
kerumitannya. Bermula dari rona yang merupakan unsur dasar dan termasuk
primer dalam segi kerumitannya. Pengamatan atas rona dapat dilakukan paling
mudah. Oleh karena itu bentuk, ukuran, dan tekstur yang langsung dapat
dikenali berdasarkan rona, dikelompokkan sekunder kerumitannya.
Ada dua istilah di dalam bahasa Inggris yang artinya bentuk, yaitu shape dan
form. Shape ialah bentuk luar atau bentuk umum, sedangkan form merupakan
susunan atau struktur yang bentuknya lebih rinci. Contoh shape atau bentuk luar:
• Bentuk Bumi
• Bentuk wilayah Indonesia memanjang sejauh sekitar 5.100 km
Contoh form atau bentuk rinci:
• Pada bumi yang bentuknya bulat terdapat berbagai bentuk relief atau bentuk
lahan seperti gunung api, dataran pantai, dan tanggul alam.
• Wilayah Indonesia yang bentuk luarnya memanjang, berbentuk (rinci) negara
kepulauan. Wilayah yang memanjang dapat berbentuk masif atau bentuk
lainnya, akan tetapi bentuk wilayah kita berupa himpunan pulau-pulau.
c. Ukuran
Ukuran ialah atribut objek berupa jarak, luas, tinggi, lereng, dan volume. Karena
ukuran objek pada citra merupakan fungsi skala, maka di dalam memanfaatkan
ukuran sebagai unsur interpretasi citra harus selalu diingat skalanya.
Contoh pengenalan objek berdasarka ukuran:
• Ukuran rumah sering mencirikan apakah rumah itu rumah mukim, kantor,
atau industri. Rumah mukim umumnya lebih kecil bila dibanding dengan
kantor atau industri.
• Lapangan olahraga di samping dicirikan oleh bentuk segi empat, lebih
dicirikan oleh ukurannya, yaitu sekitar 80 m x 100 m bagi lapangan sepak
bola, sekitar 15 m x 30 m bagi lapangan tenis, dan sekitar 8 m x 10 m bagi
lapangan bulu tangkis.
• Nilai kayu di samping ditentukan oleh jenis kayunya juga ditentukan oleh
volumenya. Volume kayu bisa ditaksir berdasarkan tinggi pohon, luas hutan
serta kepadatan pohonnya, dan diameter batang pohon.
d. Bayangan
Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau objek yang berada di daerah
gelap. Objek atau gejala yang terletak di daerah bayangan pada umumnya tidak
tampak sama sekali atau kadang-kadang tampak samar-samar. Meskipun
demikian, bayangan sering merupakan kunci pengenalan yang penting bagi
beberapa objek yang justru lebih tampak dari bayangannya.
Contohnya:
• Cerobong asap, menara, tangki minyak, dan bak air yang dipasang tinggi
lebih tampak dari bayangannya
• Tembok stadion, gawang sepak bola, dan pagar keliling lapangan tenis pada
foto berskala 1: 5.000 juga lebih tampak dari bayangannya.
• Lereng terjal tampak lebih jelas dengan adanya bayangan.
e. Tekstur
Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra (Lillesand dan Kiefer, 1979)
atau pengulangan rona kelompok objek yang terlalu kecil untuk dibedakan
secara individual (Estes dan Simonett, 1975). Tekstur sering dinyatakan dengan
kasar, halus, dan belang-belang. Contoh pengenalan objek berdasarkan tekstur:
• Hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang, semak bertekstur halus.
• Tanaman padi bertekstur halus, tanaman tebu bertekstur sedang, dan tanaman
pekarangan bertekstur kasar.
• Permukaan air yang tenang bertekstur halus.
f. Pola
Pola, tinggi, dan bayangan pada peta dikelompokkan ke dalam tingkat kerumitan
tertier. Tingkat kerumitannya setingkat lebih tinggi dari tingkat kerumitan
bentuk, ukuran, dan tekstur sebagai unsur interpretasi citra. Pola atau susunan
keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak objek bentukan manusia
dan bagi beberapa objek alamiah. Contoh:
• Pola aliran sungai sering menandai struktur geologi dan jenis batuan. Pola
aliran trellis menandai struktur lipatan. Pola aliran yang padat mengisyaratkan
peresapan air kurang sehingga pengikisan berlangsung efektif. Pola aliran
dendritik mencirikan jenis tanah atau jenis batuan serba sama, dengan sedikit
atau tanpa pengaruh lipatan maupun patahan. Pola aliran dendritik pada
umumnya terdapat pada batuan endapan lunak, tufa vokanik, dan endapan
tebal oleh gletser yang telah terkikis (Paine, 1981)
• Permukaan transmigrasi dikenali dengan pola yang teratur, yaitu dengan
rumah yang ukuran dan jaraknya seragam, masing-masing menghadap ke
jalan.
• Kebun karet, kebun kelapa, kebun kopi dan sebagainya mudah dibedakan dari
hutan atau vegetasi lainnya dengan polanya yang teratur, yaitu dari pola serta
jarak tanamnya.
g. Situs
Bersama-sama dengan asosiasi, situs dikelompokkan ke dalam kerumitan yang
lebih tinggi pada Gambar diatas. Situs bukan merupakan ciri objek secara
langsung, melainkan dalam kaitannya dengan lingkungan sekitarnya. Situs
diartikan dengan berbagai makna oleh para pakar, yaitu:
• Letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya (Estes dan Simonett,
1975). Di dalam pengertian ini, Monkhouse (1974) menyebutnya situasi,
seperti misalnya letak kota (fisik) terhadap wilayah kota (administratif), atau
letak suatu bangunan terhadap parsif tanahnya. Oleh van Zuidam (1979),
situasi juga disebut situs geografi, yang diartikan sebagai tempat kedudukan
atau letak suatu daerah atau wilayah terhadap sekitarnya. Misalnya letak iklim
yang banyak berpengaruh terhadap interpretasi citra untuk geomorfologi.
• Letak objek terhadap bentang darat (Estes dan Simonett, 1975), seperti
misalnya situs suatu objek di rawa, di puncak bukit yang kering, di sepanjang
tepi sungai, dsb. Situs semacam ini oleh van Zuidam (1979) disebutkan situs
topografi, yaitu letak suatu objek atau tempat terhadap daerah sekitarnya.
Situs ini berupa unit terkecil dalam suatu sistem wilayah morfologi yang
dipengaruhi oleh faktor situs, seperti:
• beda tinggi,
• kecuraman lereng,
• keterbukaan terhadap sinar,
• keterbukaan terhadap angin, dan
• ketersediaan air permukaan dan air tanah.
Lima faktor situs ini mempengaruhi proses geomorfologi maupun proses atau
perujudan lainnya.
Contoh:
• Tajuk pohon yang berbentuk bintang mencirikan pohon palma. Mungkin
jenis palma tersebut berupa pohon kelapa, kelapa sawit, sagu, nipah, atau
jenis palma lainnya. Bila tumbuhnya bergerombol (pola) dan situsnya di air
payau, maka yang tampak pada foto tersebut mungkin sekali nipah.
• Situs kebun kopi terletak di tanah miring karena tanaman kopi menghendaki
pengaturan air yang baik.
• Situs pemukiman memanjang umumnya pada igir beting pantai, tanggul
alam, atau di sepanjang tepi jalan.
h. Asosiasi
Asosiasi dapat diartikan sebagai keterkaitan antara objek yang satu dengan objek
lain.Adanya keterkaitan ini maka terlihatnya suatu objek pada citra sering
merupakan petunjuk bagi adanya objek lain
Contoh:
• Di samping ditandai dengan bentuknya yang berupa empat persegi panjang
serta dengan ukurannya sekitar 80 m x 100 m, lapangan sepak bola di tandai
dengan adanya gawang yang situsnya pada bagian tengah garis belakangnya.
Lapangan sepak bola berasosiasi dengan gawang. Kalau tidak ada
gawangnya, lapangan itu bukan lapangan sepak bola. Gawang tampak pada
foto udara berskala 1: 5.000 atau lebih besar.
• Stasiun kereta api berasosiasi dengan jalan kereta api yang jumlahnya lebih
dari satu (bercabang).
• Gedung sekolah di samping ditandai oleh ukuran bangunan yang relatif besar
serta bentuknya yang menyerupai I, L, atau U, juga ditandai dengan
asosiasinya terhadap lapangan olahraga. Pada umumnya gedung sekolah
ditandai dengan adanya lapangan olahraga di dekatnya.
E. LANGKAH KERJA
1. Mahasiswa dan asisten praktikum menyiapkan alat dan bahan.
2. Mahasiswa diberikan sejumlah gambar simulasi. Gambar tersebut terdiri dari
singlenpictures dan complex pictures.
3. Mahasiswa melakukan identifikasi pada gambar berupa rona, warna, tekstur dan
pola. C
4. Mahasiswa mengisi tabel identifikasi gambar.
5. Mahasiswa diberikan sejumlah citra penginderaan jauh.
6. Mahasiswa melakukan identifikasi pada citra berupa rona, warna, tekstur dan pola.
7. Mahasiswa mengisi tabel identifikasi citra.
8. Mahasiswa mencari referensi untuk membuat laporan praktikum
9. Mahasiswa mulai menulis laporan praktikum
10. Mahasiswa mengumpulkan laporan praktikum tepat waktu
F. PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
a. Tabel 1. Gradasi warna (Terlampir)
b. Tabel 2. Pendefinisian Tekstur (Terlampir)
c. Tabel 3. Pendefinisian Pola (Terlampir)
d. Tabel 4. Pendefinisian Rona, Warna, Tekstur dan Pola dalam Gambar
(Terlampir)
e. Tabel 5. Pendefinisian Rona, Warna, Tekstur dan Pola dalam Citra (Terlampir)
2. Analisis
Pada table 1 disebutkan kita menjelaskan gradasi warna dalam beberapa warna,
dan berapa persennya dari Red, Green, dan Blue. Penjelasan mengenai gradasi
warna definisi gradasi warna adalah susunan derajat atau tingkat dalam pemilihan
suatu keadaan ke keadaan lain Dalam konteks gradasi warna, ini berkaitan dengan
tingkat perubahan dari warna sat uke warna yang lain.
Gradasi warna menjadi perkembangan warna atau perubahan warna yang terjadi
jika dua warna atau lebih digabungkan. Gradasi tersebut akan menspesifikasikan
berbagai warna dalam corak tertentu. Tingkatan atau gradasi menjadi susunan
derajat atau peningkatan, peralihan suatu warna menuju warnalain. Contohnya,
gradasi itu bermakna perubahan dari warna merah ke warna kuning namun secara
bertahap. Tahapannya begitu smooth, sehingga warna tak nampak berubah secara
tiba-tiba. Gradasi menjadi pemilihan warna pada sebuah tanaman atau furniture
untuk menghilangkan kesan monoton dalam sebuah rancangan interior.
Gradasi warna tak hanya diperlukan bagi para desainer, tapi juga harus
dikenalkan sejak dini pada anak. Sebab, dengan menggunakan teknik gradasi warna
pada gambar akan terlihat lebih hidup dan menarik. Adanya gradasi akan membuat
sesuatu memiliki nilai estetika yang tinggi. Gradasi dapat terjadi pada satu, dua, atau
tiga dimensi warna permukaan secara serempak. Selain itu anak-anak akan belajar
mengenal warna dan memadu padankan warna yang senada. Jenis dari gradasi
warna ada dua yaitu:
1. High Value
Jenis gradasi warna high value menandakan suatu warna tertentu bertahap ke
arah semakin terang (cenderung ke putih). Pada dimensi warna yang
dikemukakan oleh Teori Warna Munsell, warna-warna yang menjadi terang
dan memucat karena campuran putih masuk dalam dimensi Value dan disebut
dengan Tint.
2. Law Value
Jenis gradasi law value menandakan suatu warna tertentu menuju ke arah
makin gelap (hitam) dan kusam (abu-abu). Pada dimensi warna yang
dikemukakan oleh Munsell, warna-warna redup dan gelap diperoleh dari
campuran suatu warna hitam disebut Shade.
Sedangkan campuran rona warna dengan abu-abu yang menjadi warna-warna
kusam dan redup disebut Tone. Warna adalah faktor yang sangat penting dalam
komunikasi visual, sebab dapat memberikan dampak psikologis, sugesti, dan
suasana tertentu bagi yang melihatnya.
• Warna yang bersumber dari cahaya disebut warna aditif / Additive Colors
(RGB: Red-Green-Blue).
• Warna pigmen disebut warna subtraktif (system / model CMYK: Cyan,
Magenta, Yelow, dan Key atau Black).
Sedangkan pada tabel 5 Pendefinisian Rona dan warna, Tekstur, dan Pola pada
citra, Pada tabel tersebut terdapat lima objek gambar citra yang akan didefinisikan,
pada objek citra pertama terdapat jenis citra true collor dengan objek pabrik,
Mempunyai rona dan warna terang, Teksturnya sedang dan polanya pola teratur.
Sedangkan pada objek yang ke dua terdapat jenis objek true collor dengan objek
sekolah, Objek tersebut mempunyai rona dan warna yang terang, Dengan tekstur
yang halus, dan polanya teratur, Selanjutnya objek yang ke tiga terdapat jenis citra
true collor dengan objek pantai, dengan rona dan warna terang, dengan tekstur yang
halus dan pola aliran dendrite. Selanjutnya objek ke empat dengan objek aliran
sungai mempunyai rona dan warna yang terang, Dengan tekstur yang sedang dan
pola aliran sungai. Dan ke lima, Dengan objek gunung mempunyai rona dan warna
gelap, dengan tekstur yang kasar dan pola aliran dendritic.
Perbedaan true color dan false color, True color adalah citra yang tampak apa
adanya seperti ketika kita melihat lingkungan sekitar, pada citra false color kita
melihat gambar berdasarkan fokus ke spektrum band tertentu. Hal ini bermanfaat
ketika akan mengklasifikasi obyek-obyek yang ada dari citra satelit seperti
tumbuhan, perairan, perumahan, dan sebagainya. Jadi ketika ingin mengetahui
tumbuhan mana saja yang berada di suatu area, maka citra dengan fokus ke warna
merah (near-IR band) sangat bermanfaat karena tanaman biasanya banyak
menyerap gelombang warna merah (itu sebabnya kita melihat tanaman berwarna
hijau).
G. KESIMPULAN
Definisi Penginderaan Jauh Secara umum, penginderaan jauh merupakan pengukuran
atau perolehan informasi dari beberapa sifat objek atau fenomena dengan menggunakan
alat perekam yang secara fisik tidak terjadi kontak langsung dengan objek atau
fenomena yang dikaji. Adapun pengertian menurut para ahli yaitu, Penginderaan jauh
atau inderaja (remote sensing) adalah seni dan ilmu untuk mendapatkan informasi
tentang objek, area atau fenomena melalui analisis terhadap data yang diperoleh dengan
menggunakan alat tanpa kontak langsung langsung dengan objek, daerah ataupun
fenomena yang dikaji. Kesimpulannya, Penginderaan jauh adalah pemotretan atau
mendapan informasi dari jarak yang jauh dan biasanya memakai pesawat atau Drone.
Definisi Interpretasi Citra Pengertian interpretasi citra adalah aktivitas mengkaji foto
udara dan/atau citra, dengan tujuan mengidentifikasi objek serta mencari makna penting
dari objek tersebut. (Estes dan Simonet 1975). Kesimpulannya interpretasi citra adalah
sebuah kegiatan meneliti gambar atau foto yang diambil dari udara menggunakan
satelit. Tujuannya adalah untuk mengenali objek apa saja yang ada di dalam gambar
tersebut dan kemudian objek-objek tersebut dinilai arti pentingnya.
Macam-Macam Unsur Interpretasi Dalam melakukan interpretasi citra, ada beberapa
unsur penting yang harus diperhatikan agar gambar yang tampil lebih mudah dijelaskan
arti pentingnya. Unsur-Unsur interpretasi citra diantaranya yaitu: Rona dan warna,
Bentuk, Ukuran, Bayangan, Tekstur, Pola, Situs, dan Asosiasi
menjelaskan gradasi warna dalam beberapa warna, dan berapa persennya dari Red,
Green, dan Blue. Penjelasan mengenai gradasi warna definisi gradasi warna adalah
susunan derajat atau tingkat dalam pemilihan suatu keadaan ke keadaan lain Dalam
konteks gradasi warna, ini berkaitan dengan tingkat perubahan dari warna sat uke warna
yang lain.
Perbedaan true color dan false color, True color adalah citra yang tampak apa adanya
seperti ketika kita melihat lingkungan sekitar, pada citra false color kita melihat gambar
berdasarkan fokus ke spektrum band tertentu. Hal ini bermanfaat ketika akan
mengklasifikasi obyek-obyek yang ada dari citra satelit seperti tumbuhan, perairan,
perumahan, dan sebagainya. Jadi ketika ingin mengetahui tumbuhan mana saja yang
berada di suatu area, maka citra dengan fokus ke warna merah (near-IR band) sangat
bermanfaat karena tanaman biasanya banyak menyerap gelombang warna merah (itu
sebabnya kita melihat tanaman berwarna hijau).
DAFTAR PUSTAKA

Rahmadya Trias Handayanto. Pengolahan Citra Satelit.


https://rahmadya.com/2016/10/06/pengolahan-citra-satelit/
Anonim. (November 28, 2020), Citra satellite adalah. https://mapvisionindo.com/citra-
satelit-
adalah/#Citra_Satelit_dari_Satelit_Observasi_Bumi_dengan_Sensor_Pasif
Indarto. (2017). “Penginderaan Jauh Metode Analisisndan Interpretasi”. Yogyakarta
Andi Offset.
Mushoni. F. F. (2015). “Penginderaan Jauh (RemoteSensing)”. Madura UTMPRESS
Sunandar, I.% Syarifudin, D. 2014. “Lidar: Penginderaan Jauh Sensor Aktif dan
Aplikasinya dibidang Kehutanan. Jurnal Planologi Unpas. Vol.1. Hal: 145-
154.
Syah. A. F. 2010. Penginderaan Jauh dan Aplikasinya di Wilayah Pesisir dan Lautan”.
Indonesian Journal Of Marine Science and Technology. Vol.3 Hal:18-28
PAKET 2
Tabel 1. Gradasi Warna
No. Sampel Warna %Red %Green %Blue
1.
26% 51% 26%

2.
35% 66% 1%

3.
1% 67% 35%

4.
0% 0% 100%

5.
15% 14% 71%

6.
23% 22% 56%

7.
41% 40% 21%

8.
33% 33% 33%

9.
75% 25% 0%

10.
56% 0% 34%
Table 2. Pendefinisian Tekstur

No. Gambar Tekstur


1.
Kasar

2.
Sedang

3.
Sedang

4.
Halus

5.
Kasar

6.
Sedang

7.
Halus

8.
Halus

9.
Halus

10.
Kasar
Table 3. Pendefinisian Pola

No. Gambar Pola

1. Tidak teratur, Polanya berbentuk lingkaran

2. Teratur, Bentuk polanya gelombang

3. Tidak teratur, Bentuk polanya zig-zag

4. Teratur, Bentuk polanya bergelombang

5. Teratur, Bentuk polanya segi enam


6. Tidak teratur, Bentuk polanya garis

7. Tidak beraturan, Pola berbetuk spiral

8. Tidak beraturan, Pola berbetuk bintang

9. Tidak beraturan, Pola berbetuk belah ketupat

10. Teratur, Pola berbetuk garis


Table 4. Pendefinisian Rona, Warna, Tekstur dan Pola dalam Gamb

No. Gambar Rona/warna Tekstur Pola

1. Kasar Permukiman

Gelap

Gambar 1 Ahmad Yani


Airport

2. Halus Aliran sungai


radial
sentrifugal

Gelap

Gambar 2 Kali bebeng


Merapi

3. Sedang Pola tanam

Gelap

Gambar 3 Perkebunan
sawit di Riau

4. Sedang Permukiman

Gelap

Gambar 4 Summerecon
Bandung
5. Kasar Aliran sungai

Gelap

Gambar 5 Bengawan Solo


River

Table 5. Pendefinisian Rona, Warna, Tekstur dan Pola dalam Citra

No Citra Objek yang Unsur interpretasi yang Gambar


dikenali digunakan

1. True color Pabrik (Rona dan warna) Cerah,


(Tekstur) Tekstur yang
terdapat pada objek
tersebut lebih ke sedang,
(Pola) Polanya lebih ke
pola teratur.
Sekolah (Rona dan warna) Cerah,
(Tekstur) Pada objek
tersebut digambarkan
dengan tekstur yang halus,
(Pola) Polanya lebih ke
pola yang teratur.
Pantai (Rona dan warna) Cerah,
(Tekstur) Pada objek
tersebut digambarkan
dengan dengan tekstur
yang halus, (Pola) Pola
pada objek tersebut lebih
ke pola aliran dendritic.
Aliran Sungai (Rona dan warna) Cerah,
(Tekstur) Pada objek
tersebut terlihat memiliki
tekstur yang sedang,
(Pola) Pola pada objek
tersebut terlihat
mempunyai pola aliran
sungai.
Gunung (Rona dan warna) Gelap,
(Tekstur) Pada objek
tersebut terlihat
mempunyai tekstur yang
kasar, (Pola) Pola pada
objek tersebut terlihat
seperti pola aliran
densritik.

2. False color Vegetasi (Rona dan warna) Cerah,


(Tekstur) Tekstur objek
tersebut lebih terlihat
tekstur yang kasar.
(Pola) Pola pada objek
tersebut terlihat seperti
pola tidak teratur.

Hutan (Rona dan warna) Gelap,


(Tekstur) Terkstur pada
objek tersebut kasar,
(Pola) Objek tersebut
memiliki pola yang tidak
teratur.
Lahan kosong (Rona dan warna) Cerah,
(Tekstur) Objek tersebut
mempunyai tekstur yang
halus, (Pola) Objek
tersebut mempunyai pola
permukaan transmigrasi.

Perkebunan (Rona dan warna) Gelap,


(Tekstur) Objek pada
gambar tersebut terlihat
memiliki tekstur yang
kasar, (Pola) Polanya
lebih ke tidak teratur.

Jalan (Rona dan warna) Cerah,


(Tekstur) Tekstur pada
objek tersebut terlihat
sedang, (Pola) Polanya
lebih ke pola
transmigrasi.

Anda mungkin juga menyukai