Anda di halaman 1dari 9

Resume Buku

Essentials of Oceanography
Tom Garrison

6.8 Samudra Dikelompokkan berdasarkan Kepadatan

Samudera dikelompokkan menjadi 3 zona densitas berdasarkan temperature dan salinitas

Density dari air merupakan pengaruh yang timbul dari temperature dan silinitas. Satu liter air laut
lebih berat sekitar 2-3% dari satu liter air biasa karena padatan(garam) yang terlarut didalamnya.

Massa jenis air laut : 1.020-1.030 g/cm3

Massa jenis air : 1000g/cm3

Air laut yang dingin lebih padat daripada air laut dengan suhu yang lebih hangat. Densitas dari air laut
meningkat seiring dengan meningkatnya salinitas, meningkatnya tekanan, dan menurunnya temperatur.
Perlu diingat juga bahwa dua sampel air bisa memiliki densitas yang sama meskipun combinasi
tempertaur dan salinitasnya berbeda.

A. Samudera Dikelompokkan ke dalam Tiga Zona Densitas Berdasarkan Temperature dan


Salinitasnya.
1. Surface Zone atau Mixed Layer :
 Temperature dan salinitasnya relatif konstan dengan kedalaman karena pengaruh dari gelombang
dan arus.
 Mengandung atau menerima air dari hujan secara langsung ( with atmosphere), sehingga air pada
layer ini lebih tidak padat (dense) daripada layer yang ada di bawahnya.
 Air pada layer ini hanya 2% dari total volume air di laut
 Memiliki kedalaman sekitar 150 m, namun bisa saja mencapai kedalaman 1000m tergantung dari
kondisinya.
2. Pycnocline Zone :
 Pyknos artinya “kuat” dan clinare yang artinya “kemiringan”. Dimana pada zona ini densitas
meningkat seiring bertambahnya kedalaman.
 Memisahkan air permukaan laut dengan air yang memiliki densitas yang lebih tinggi dibawahnya.
 Memiliki porsi 18% dari total volume air laut.
 Densitas pada zona ini cepat meningkat dikarenakan menurunnya suhu pada zona ini.
3. Deep Zone :
 Terletak di bawah zona pycnocline dengan kedalaman >1000m di lintang tengah (40° S to 40° N),
dan hanya sedikit pertambahan perubahan densitas pada zona ini.
 Memilki porsi sebanyak 80% dari total volume air laut.
gambar (a) menunjukkan tiga zona
berdasarkan densitasnya

Gambar (b)

Gambar (c)

Gambar (b) menunjukkan hubungan antara temperature dengan kedalaman di laut terbuka. Surface zone
tercampur dengan rata dengan sedikit penurunan temperature terhadap kedalaman. Pada layer selanjutnya
temperature menurun dengan cepat seiring dengan bertambahnya kedalaman. Di bawahnya terletas zona
dalam dengan air yang dingin dan stabil. Pada middle layer dimana temperature berubah dengan cepat
terhadap kedalaman disebut thermocline ( therm artinya panas) dan penurunan suhu merupakan
penyumbang utama dalam terbentuknya zona pycnocline. Thermocline antara latitude umumnya tidak
identik ( berbeda-beda).

Thermocline di daerah tropis terletak lebih dalam daripada thermocline yang berada di lintang
tinggi karena pada daerah tropis energi matahari teradiasi lebih banyak sehingga air lautnya pun juga
lebih hangat, lapisan air yang disinari matahari juga lebih tebal di daerah tropis daripada di daerah lintang
tinggi, keduanya disebabkan karena sudut penyinaran matahari di daerah tropis hampir vertical dan juga
air laut pada daerah tropis mengandung lebih sedikit partikel yang tersuspensi, sehingga penyinaran
matahari pada laut tropis bisa lebih dalam.

Air laut pada daerah kutub, dimana hanya mendapat sedikit penyinaran tidak memiliki layer
berdasarkan temperature dan umumnya terdapat sedikit atau bahkan kurang terdapat thermocline karena
air permukaan dinginnya hamper setara dengan air yang berada di kedalaman.

Gambar disamping menunjukkan bahwa


thermocline merupakan fenomena yang terjadi di
lintang tengah-lintang rendah. Kedalaman dan
intensitas dari thermocline berbeda tergantung pada
musim, dan kondisi local seperti (badai), arus laut,
dan faktor lainnya. Suhu dibawah lapisan
thermocline sangat dingin dengan suhu mencapai
−1°C to 3°C (30.5–37.5°F). Karena pada layer yang
dalam dan dingin ini volume airnya sangat besar
mengakibatkan rata-rata suhu lautan di dunia
menjadi dingin yaitu mencapai suhu 3.9°C (39°F).
salinitas yang rendah juga dipengaruhi oleh
tingginya presipitasi di daerah dingin serta
terdapatnya runoff yang bercampur dengan air yang
ada di permukaan laut. Perbedaan salinitas ini
menimbulkan fenomena halocline (halos “garam”)
zona dimana salinitas meningkat terhadap
kedalaman (gambar c). halocline biasanya
berhimpitan dengan thermocline, dan kombinasi keduanya menciptakan pycnocline yang tampak dengan
sangat jelas.

B. Massa Air Memiliki Karakteristik Temperatur, Salinitas, dan Densitas


Massa air adalah badan air yang memiliki karakteristik temperature, salinitas, dan bahkan
densitas. Air laut yang dingin dan asin terbentuk selama proses pembentukan es di laut kutub di
bagian permukaanya memiliki densitas yang lebih tinggi dibandingkan air disekitarnya yang tidak
membeku, ini mengakibatkan air dingin dan sangat asin ini tenggelam (sinking) menuju ke dasar
laut. Di beberapa basins yang terletak agak dipesisir, seperti di laut Mediterranian, penguapan
juga mampu menciptakan air laut yang memiliki salinitas dan densitas yang tinggi sehingga
nantinya air tersebut juga akan sinking ke laut yang lebih dalam. Adanya lapisan berdasarkan
densitas, membuat air dengan densitas yang tinggi berada pada kedalamn yang tepat dimana
mereka tidak dipengaruhi oleh pemanasan matahari, ataupun terkena pengaruh sirkulasi
permukaan laut yang dikendalikan oleh angin, dan badai. Lapisan pycnocline mampu menjaga
80% dari volume total air laut terhadap pengaruh 20% air yang telah dipengaruhi oleh sirkulasi
yang terjadi di permukaan laut. Massa air yang dense terbentuk di dekat continental shelves di
kutub ataupun di Mediterranian dimana evaporasi lebih besar daripada presipitasi. Massa air ini
biasanya sinking(tenggelam), tumpang tindih satu sama lain, atau bahkan bertahan pada sifatnya
dalam waktu yang lama. Massa air yang berada di bawah pycnocline cenderung tidak dapat
bergabung karena hanya sedikit energy yang tersedia pada kedalaman tersebut.

6.9 Cahaya Tidak Dapat Menembus Laut Terlalu Dalam

Air biasanya menyerap hamper semua jenis gelombang elektromagnetik, kecuali gelombang
radio yang panjang. Hanya gelombang warna biru dan hujau yang mampu melewati air dengan jumlah
yang besar dan mampus mencaiapai jarak yang jauh.

a. Photic Zone
Zona ini merupakan zona dimana permuakaan laut disinari. Sinar matahari sulit mencapai laut
dan awan, dan permukaan laut memantulkan cahaya sedangkan atmosfer dan partikel didalamnya
menyerap dan menghamburkan cahaya tersebut. Sekalipun cahaya mampu menembus permukaan
laut cahaya tersebut dengan cepat akan melemah akibat penghamburan dan penyerapan yang
dilakukan laut. Penghamburan cahaya terjadi ketika cahaya dipantulkan oleh molekul air, partikel
debu, uap air, molekul udara, sebelum akhirnya diserap. Air dengan densitas yang baik akan
menghamburkan cahaya lebih merata/lebih baik ketimbang di udara. Penyerapan cahaya di laut
bergantung pada struktur dari molekul air itu sendiri. Ketika cahaya tersebut diserap molekul air
akan bervibrasi dan gelombang elektromagnetik anakan berubah menjadi energy panas. Lapisan
tipis pada air yang terlihat bercahaya disebut Photic Zone. Di daerah tropis dimana airnya sangat
jernih photic zone bisa mencapai kedalaman 600 m (2.000feet), sedangkan untuk laut terbuka
biasanya mencapai kedalaman 100m (330feet). Sebaliknya cahaya mampu menembus air pantai
dimana kita biasa berenang dengan kedalaman mencapai 40m. Organisme laut yang melakukan
fotosintesis biasanya hidup di zona ini. Photic Zone mungkin sangat tipis, tetapi sangat penting.
Lapisan di bawah zona ini berada dalam kondisi yang gelap. Kecuali cahaya yang dihasilkan oleh
organisme tertentu, laut dibawah zona photic semuanya dalam kondisi yang gelap. Zona laut yang
gelap ini disebut Aphotic Zone.
b. Air Menstransmisikan Warna Biru Lebih Baik dari Warna Merah

Dari gambar disamping dapat dilihat perbedaan


dalam penyerapan sinar oleh laut. Kedalaman laut
bagian atas (3,3feet) menyerap semua infrared yang
mencapai permukaan laut, dimana penyerapan ini
berpengaruh pada meningkatnya suhu muka laut.
Pada kedalaman atas ini juga menyerap 71% dari
cahaya warna merah. Peredupan cahaya menjadi biru
ketika makin dalam terjadi karena cahaya warna
merah,kuning,dan oranye telah diserap. Bahkan
setelah 300m cahaya warna biru juga diubah menjadi
energy panas. Lautan berwarna biru karena cahaya
berwarna biru mampu menembus lautan lebih jauh
dan akhirnya akan dipantulkan ke atmosfer dan juga
mata kita, kenapa warna biru karena cahaya warna
biru adalah cahaya yang paling akhir diserap, dimana diawali dengan warna yang memiliki panjang
gelombang yang tinggi, dilanjutkan dengan panjang gelombang yang pendek lalu yang terakhir warna
dengan panjang gelombang yang sedang. Di permukaan laut kita masih bisa melihat warna merah karena
sebagian selain 71% tadi masih bisa terpantulkan, jika sudah mencapai kedalaman tertentu warna merah
tersebut akan terlihat seperti warna abu-abu, kecuali organisme laut yang memang mampu memancarkan
warna merah. Lalu ada yang dinamakan laut merah, laut tersebut disebut laut merah karena pada laut
tersebut terdapat cyanobacteria yang memiliki pigmen merah.

6.10 Gelombang Bunyi Mampu Menembus Air Lebih Baik dari Cahaya

Bunyi adalah energy yang merambat dengan tekanan yang cepat berubah di medium yang elastis.
Intensitas bunyi semakin berkurang seiring dengan bertambahnya kedalaman akibat pengaruh pembauran,
penyerapan, dan penjalaran. Pembauran bunyi terjadi ketika bunyi memantul dari gelembung, partikel
yang tersuspensi,organisme, permukaan dan dasar laut, serta objek lain yang ada di laut. Bunyi diserap
dan diubah menjadi energy panas dalam jumlah yang kecil. Semakin tinggi frekuensinya maka semakin
cepat bunyi tersebut diserap. Karena bunyi mampu menembus lautan lebih baik daripada cahaya banyak
hewan laut lebih memanfaatkan bunyi untuk melihat keadaan disekitarnya ketimbang menggunakan
cahaya. Kecepatan bunyi pada air yang memilki salinitas rata-rata yaitu mencapai 1.500m/s di
permukaan, lebih cepat lima kali daripada rambat bunyi di udara. Kecepatan bunyi di laut bertambah
seiring dengan meningkatnya temperature serta tekanannya. Kecepatan rambat bunyi berkurang seiring
dengan bertambahnya kedalaman, yang nantinya hingga pada kedalaman 1000m. dibawah kedalaman
tersebut peningkatan tekanan mengimbangi penurunan temperature, sehingga kecepatannya bertambah
kembali. Di dekat dasar dari basin kecepatan rambat bunyi bisa lebih besar daripada di permukaan laut,
namun variasi ini hanya memengaruhi 2-3% dari rata-rata kecepatan suara yang ada di laut. Hubungan
antara kecepatan bunyi dengan kedalaman dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
a. Refraksi mampu membelokkan arah rambat cahaya dan bunyi di dalama air
Ketika gelombang bunyi maupun cahaya merambat pada suatu medium dengan densitas
tertentu kemudian berpindah melewati medium dengan densitas yang berbeda, maka sudut
datangnya gelombang bunyi maupun cahaya tersebut akan berubah. Akibat dari pembelokan
ini adalah perubahan kecepatan dari gelombang bunyi maupun cahaya pada media yang
berbeda tersebut. Perpindahan dari satu medium ke medium lainnya harus terjadi pada sudut
diatas 90° agas refraksi dapat terjadi.
b. Refraksi menyebabkan terbentuknya Sofar Layer dan Shadow Zones
Kedalaman laut dimana suara biasanya memiliki kecepatan yang rendah, biasanya pada
kedalaman 1200m pada Atlantik Utara dan 600m pada Pasifik Utara. Walaupun kecepatan
rambat bunyi sangatlah rendah, namun sangat efisien karena refraksi menyebabkan transmisi
suara cenderung menyebakan energy suara yang ada tidak menyebar ke layer lainnya. Ujung
terluar dari gelombang bunyi yang bertahan pada layer ini akan masuk ke kedalaman air yang
memiliki kecepatan bunyi yang lebih tinggi. Ini akan menyebabkan kecepatan gelombang
suara makin tinggi kemudian berbalik poros ke daerah dengan kecepatan rendah tadi.
Gelombang ke atas yang dihasilkan pada daerah bunyi yang memiliki kecepatan rendah akan
cenderung mengalami refraksi ke bawah (downward), dan begitu juga sebaliknya. Singkatnya
gelombang suara membelok ke lapisan dimana kecepatan suara menurun dan cenderung
untuk tetap berada di sana. Oleh karena itu, suara dengan volume yang kencang dapat
terdengar hingga ribuan kilometer. Angkatan lau U.S pernah melakukan percobaan dengan
menigirimkan transmisi suara di lapisan minimum-velocity sebagai alat penyelamat nyawa,
namun proyek tersebut ditinggal,dan proyek tersebut diberi nama Sofar (Sound Fixing and
Ranging). Dan akhirnya lapisan minimum-velocity ini dikenal dengan nama Sofar Layer.
c. System Sonar memanfaatkan Bunyi untuk Mendeteksi Ojek di Bawah Laut
Awak kapal di permukaan laut maupun kapal selam menggunakan sonar, alat yang
memancarkan gelombang bunyi dan kemudian kembali lagi melewati air dalam bentuk sinyal
frekuensi tinggi untuk mendetekasi objek di dasar laut. Operator sonar yang handal mampu
menganalisis arah, bahkan komposisi suatu objek dari sinyal yang diterima. Side-scan sonar
merupakan jenis sonar aktif. Pengoperasiannya menggunakan sebanyak 60
transmitter(pemancar)/penerima yang di atur ke frekuensi suara tinggi, sistem side-scan
dalam air yang hening dibawah kapal terkadang mampu memperoleh resolusi yang mendekati
resolusi foto. Sistem side-scan digunakan untuk penyelidikan geologis, studi arkeolog, dan
lokasi kapal dan pesawat yang jatuh. Untuk sounding lebih dalam, atau ”melihat” ke lapisan
sedimen dibawah permukaan, ahli geologi menggunakan seismic reflection profiler
menggunakan percikan listrik yang tinggi, bahan peledak, atau udara yang dikompresi untuk
menghasilkan pulsa suara yang sangat energik dan berfrekuensi rendah. Lagi-lagi, waktu
perjalanan pulang pergi gelombang bunyi sangat penting. Suara dengan frekuensi rendah,
tidak dapat menyelesaikan detil yang besar, namun gema biasanya dapat memberikan gambar
lapisan sedimen bwah permukaan. Suara dengan frekuensi rendah juga memiliki keuntungan
dari perjalanan yang efisien dengan penyerapan yang lebih sedikit. Manusia bukanlah satu-
satunya organisme yang menggunakan sonar. Paus dan mamalia laut lainnya mengguakan
klik dan peluit untuk mencara makanan dan menghidari rintangan.
1. How is the ocean stratified by density? What names are given to the ocean’s density
zones?
Jawab : Densitas dari air laut meningkat seiring dengan meningkatnya salinitas,
meningkatnya tekanan, dan menurunnya temperature. Zona densitas laut dibagi mejnadi 3
yaitu surface zone/mix layer (zona permukaan), zona pycnocline, dan zona dalam (deep
zone).

2. What, generally, are the water characteristics of the surface zone? Do these conditions
differ significantly between the polar regions and the tropics?
Jawab : Mengandung atau menerima air dari hujan secara langsung ( with atmosphere),
sehingga air pada layer ini lebih tidak padat (dense) daripada layer yang ada di bawahnya. Air
pada layer ini hanya 2% dari total volume air di laut. Terdapat perdedaan antara wilayah
polar dan tropis karena adanya pengaruh lintang.

3. What, generally, are the water characteristics of the deep zone? Do these conditions
differ significantly between the polar regions and the tropics?
Jawab : Terletak di bawah zona pycnocline dengan kedalaman >1000m di lintang tengah (40°
S to 40° N), dan hanya sedikit pertambahan perubahan densitas pada zona ini. Memilki porsi
sebanyak 80% dari total volume air laut. Hampir tidak ada perbedaan anatar di dearah kutub
dengan di tropis.

4. How is the pycnocline related to the thermocline and halocline?


Jawab : pycnocline merupakan zona dimana densitas meningkat seiring dengan
bertambahnya kedalaman. Pycnocline merupaka gabungan antara thermocline dan halocline,
zona dimana densitas meningkat dengan bertambahnya kedalaman, temperature menurun dan
salinitasnya tinggi.

5. How is a water mass defined?


Jawab : Massa air adalah badan air yang memiliki karakteristik temperature, salinitas, dan
bahkan densitas

6. How does the ocean’s density stratification limit the vertical movement of seawater?
Jawab : perbedaan besar antara suhu dan densitas antara air di permukaan dan air yang
terletak lebih dalam membuat air tersebut stabil pada tempatnya dan mencegah terjadi
pertukaran air baik dari permukaan menuju ke kedalaman dan sebaliknya.

7. What factors influence the intensity and color of light in the sea?
Jawab : Penghamburan cahaya terjadi ketika cahaya dipantulkan oleh molekul air, partikel
debu, uap air, molekul udara, sebelum akhirnya diserap. Air dengan densitas yang baik akan
menghamburkan cahaya lebih merata/lebih baik ketimbang di udara. Penyerapan cahaya di
laut bergantung pada struktur dari molekul air itu sendiri. Ketika cahaya tersebut diserap
molekul air akan bervibrasi dan gelombang elektromagnetik anakan berubah menjadi energy
panas. Di lautan, warna merah,kuning,oranye,ungu lebih dulu diserap ketimbang warna biru
karena warna tersebut bukan termasuk medium wave length color spectrum sehingga warna
biru yang termasuk gelombang menengah akan paling akhir terkonversi.

8. Intensities being equal, which color of light moves farthest through seawater. Least far?
What happens to the energy of light when light is absorbed in seawater?
Jawab : Kedalaman laut bagian atas (3,3feet) menyerap semua infrared yang mencapai
permukaan laut, dimana penyerapan ini berpengaruh pada meningkatnya suhu muka laut.
Pada kedalaman atas ini juga menyerap 71% dari cahaya warna merah. Peredupan cahaya
menjadi biru ketika makin dalam terjadi karena cahaya warna merah,kuning,dan oranye telah
diserap. Bahkan setelah 300m cahaya warna biru juga diubah menjadi energy panas.

9. What factors affect the depth of the photic zone? Could there be a photocline in the
ocean?
Jawab : Di daerah tropis dimana airnya sangat jernih photic zone bisa mencapai kedalaman
600 m (2.000feet), sedangkan untuk laut terbuka biasanya mencapai kedalaman 100m
(330feet). Faktor penghamburan dan penyerapan cahaya memengaruhi seberapa dalamnya
suatu photic zone. Photocline bisa terjadi di laut ketika cahay mulai meredup siring dengan
bertambahnya kedalaman.

10. Which moves faster through the ocean: light or sound?


Jawab : cahaya mampu bergerak lebih cepat ketimbang bunyi di media air maupun udara.

11. Is the speed of sound the same at all ocean depths?


Jawab : berbeda, kecepatan bunyi di air meningkat seiring dengan meningkatnya temperature
dan tekanan, dan kecepatannya menurun seiring dengan bertambahnya kedalaman, biasanya
mencapai kecepatan minimum pada kedalaman 1000m, semakin kebawah tekanan
mengimbangi kedalaman sehingga kecepatan bunyi bertambah kembali.

12. How does sonar work? What kinds of sonar systems are used in oceanographic
research?
Jawab : sonar bekerja dengan mengirimkan sinyal suara ke kedalaman laut yang nantinya
akan dipantulkan oleh objek laut maupun partikel yang ada disana, kemudian sinyal yang
dipantulkan tersebut akan ditangkap kembali dan dianalisis sesuai keperluan yang diinginkan.
Dalam penelitian oceanografi soner yang digunakan yaitu side-scan sonar karena paling
efektif.

Anda mungkin juga menyukai