Anda di halaman 1dari 12

PETA TOPOGRAFI DAN SURFER

(Laporan Praktikum Perpetaan)

Oleh:

Arnas Hardianto
1815051028

LABORATORIUM TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
Judul Praktikum : Peta Topografi dan Surfer

Tanggal Praktikum : 24 April 2019

Tempat Praktikum : Ruang Kuliah TG-3

Nama : Arnas Hardianto

NPM : 1815051028

Fakultas : Teknik

Jurusan : Teknik Geofisika

Kelompok : 2 (Dua)

Bandar Lampung, 02 Mei 2019


Mengetahui
Asisten

Norman Wirawan Ito


NPM . 1415051052
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Pembuatan Peta Topografi


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
 Lembar peta
 Penggaris
 Pensil
 Kertas kalkir

3.1.2 Surfer
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
 Laptop/Komputer
 Software Surfer
3.2 Diagram Alir

3.2.1 Pembuatan Peta Topografi

Mulai

Membuat garis tepi

Menghubungkan titik dengan ketinggian sama

Membentuk kontur

Membuat garis lintasan

Membuat kurva

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Peta Topografi


3.2.2 Surfer

Mulai

Membuat garis tepi

Menghubungkan titik dengan ketinggian sama

Membentuk kontur

Membuat garis lintasan

Membuat kurva

Selesai

Gambar 3.2 Diagram Alir Surfer


IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan

Adapun data pengamatan pada praktikum kali ini terdapat pada lampiran.

4.2 Pembahasan

5.1 Pembuatan Peta Topografi

Praktikum kali ini dilaksanakan pada hari Rabu, 24 April 2019 di


Jurusan Teknik Geofisika. Pada praktikum ini membahas mengenai
peta topografi. Peta topografi adalah sebuah peta yang menunjukkan
bentuk permukaan bumi berdasarkan ketinggiannya yang dijelaskan
dengan garis kontur. Garis kontur adalah garis yang menghubungkan
titik-titik yang memiliki ketinggian yang sama. Pada garis kontur
biasanya dilengkapi dengan angka-angka yang menjelaskan
ketinggian pada daerah tersebut. Praktikum diawali dengan memuat
peta topografi dari yang telah diketahui. Dari data tersebut praktikan
membuat garis kontur dengan menghubungkan titik-titik yang
memiliki nilai yang sama. Kemudian praktikan membuat garis kontur
lain yang memiliki nilai berbeda dari garis kontur yang sebelumnya.
Kemudian praktikan semua garis kontur dari titik yang ada hingga
terbentuk peta topografi. Selanjutnya praktikan membuat profil
topografi dengan membuat garis lurus pada peta topografi. Kemudian
praktikan membuat kurva dengan x sebagai jarak garis kontur yang
dilalui lintasan dan y sebagai ketinggian sampai terbentuk profil
topografi. Dalam geofisika, peta topografi berfungsi untuk
memetakan bentuk permukaan bumi. Peta topografi memudakan para
geofisikawan untuk membuat peta kontur dalam bentuk 3D. Selain itu,
peta topografi juga berfungsi ketika ingin melakukan akuisisi data di
lapangan. Sebelum melakukan akuisisi, kita bisa mengetahui kondisi
medan dengan peta topografi. Hal ini karena dengan peta topografi
kita bisa mengetahui daerah-daerah yang terjal seperti jurang.
Sehingga saat melakukan akuisisi kita bisa merencanakan rute yang
akan diambil.

5.2 Surfer

Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 24 April 2019 di Jurusan


Teknik Geofisika. Praktikum ini bertujuan untuk membuat peta
topografi dengan surfer, membuat profil penampang topografi, dan
mendigitasi peta dengan menggunakan surfer. Pada praktikum ini,
praktikan mengolah data GPS yang telah diperoleh dari praktikum
sebelumnya pada software surfer. Surfer adalah software geofisika
yang digunakan untuk melakukan processing data seperti gridding
data, melakukan kontur data 3D, melakukan slicing data 2D,
melakukan proses filtering data, membuat peta, dan lain-lain. Dalam
praktikum ini, praktikan membuat peta kontur baik 2D maupun 3D
dengan menggunakan surfer dengan metode grid.

Grid adalah jaringan jaringan titik segi empat yang tersebar ke seluruh
area pemetaan. Grid dibentuk berdasarkan pada data x, y, z dan
menggunakan algoritma matematis tertentu. Gridding merupakan
proses penggunaan titik data asli yang ada data x,y,z untuk
membentuk titik-titik data tambahan pada sebuah grid yang tersebar
secara teratur. Gridding bertujuan untuk membuat data dari posisi
yang tidak teratur ke data yang teratur melalui proses interpolasi.

Metode-metode gridding sangat banyak macamnya. Beberapa


diantaranya adalah sebagai berikut. Inverse Distance to a Power,
metode ini cenderung memiliki pola “bull’s eyes” pada kontur-kontur
yang konsentris melingkar pada titik data. Metode ini merupakan
metode penimbangan rata-rata yang sederhana untuk menghitung nilai
jarak grid. Kriging adalah metode gridding geostatistik yang
menghasilkan visual peta yang menarik dari data yang tidak teratur.
Krigging merupakan metode default pada surfer. Minimum Curvatur,
metode ini melakukan generalisasi permukaan secara halus. Metode
ini juga secara luas digunakan dalam ilmu bumi karena hasil
interpolasi dengan metode. Modified Shepard’s Method, dengan
menggunakan metode ini kita dapat meramalkan kemungkinan nilai-
nilai di luar rentang Z dari data yang kita miliki. Natural Neighbor,
menghasilkan kontur yang baik dari data set yang berisi data padat di
beberapa daerah dan data jarang di daerah lainnya. Nearest Neighbor,
metode ini efektif untuk data-data XYZ yang tersebar merata dalam
setiap daerah pemetaan, tetapi akan terjadi masalah apabila data XYZ
tidak tersebar merata akan mengakibatkan hasil kontur menjadi
bias. Polynomial Regression, metode ini bermanfaat untuk analisis
permukaan secara umum. Metode ini menampilkan kecenderungan
kemiringan pada pola topografi secara umum dengan cakupan
wilayah yang luas. Radial Basis Function, metode radial basis
function merupakan metode terbaik untuk sebagian besar jenis data.
Tetapi cenderung membentuk pola “bull’s eye” terutama jika
parameter smoothing diaktifkan. Trianggulation with linear
interpolation, metode ini bermanfaat menghasilkan analisis patahan.
Metode ini membutuhkan data yang banyak, karena apabila terjadi
kekurangan data maka akan terjadi pembentukan pola segitiga pada
permukaan kontur. Moving Average, metode ini hanya berlaku pada
set data yang sangat besar dan banyak (misal >1000 titik data)
sehingga dapat menggabungkan data breakline. Data Metrics, metode
ini digunakan untuk membuat informasi grid tentang data. Local
Polynomial, metode ini paling berlaku untuk set data yang halus lokal
(misalnya relatif halus permukaan dalam lingkungan pencarian).
V. KESIMPULAN

5.1 Pembuatan Peta Topografi


Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Dengan peta topografi kita bisa mengetahui ketinggian suatu wilayah.
2. Peta topografi bisa digunakan sebagai salah satu bahan studi ketika ingin
melakukan suatu hal seperti akuisisi data.
3. Untuk membentuk peta topografi diperlukan data ketinggian wilayah.

5.2 Surfer
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Dengan surfer pengolahan data lebih cepat.
2. Peta topografi bisa dibuat menggunakan surfer.
3. Dalam geofisika surfer sangat penting karena terkait langsung dengan ilmu
geofisika.
DAFTAR PUSTAKA

Oklilas
LAMPIRAN
Gambar 1. Data 2D

Gambar 2. Data 3D

Anda mungkin juga menyukai