Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT,karena berkat rahmat dan
karunia serta izin-Nya kami mampu menyelesaikan laporan ini yang berjudul Bentuk Lahan
Organik. Sholawat serta salam semoga tercurah kepada baginda Rasullullah SAW, keluarganya,
serta pengikutnya sampai akhir masa.
Maksud dari pambuatan laporan ini adalah untuk melengkapi tugas mata kuliah Geologi-
Geomorfologi Terapan dan Klasifikasi Bentuk Lahan .Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas
dari dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik dukungan moril maupun bantuan dalam
mendapatkan data, bimbingan dan langsung terjun lapangan penyusunan maupun dalam penulisan.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah terlibat dalam penyelesaian pembuatan laporan ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna,hal ini
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan, wawasan dan pengalaman yang dimiliki kami. Oleh
karena itu demi kesempurnaan makalah ini kami sangat mengharapkan saran dan masukan yang
bersifat membangun.
Akhir kata,kami mengharapkan agar laporan ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan
umumnya bagi pembaca sekalian.
LAPORAN GEOLOGI-GEOMORFOLOGI
BENTANG LAHAN ORGANIK
A.LANDASAN TEORI
Pengertian Bentuk Lahan Organik
Contohnya : Bentuk bentang lahan organik adalah terumbu karang dan pantai mangrove
- Temperatur
- Salinitas
- Kedalaman laut
- Persediaan nutrisi
- Turbulensi
- Turbiditas
Jenis – Jenis Bentuk Lahan Organik
1. Freenging Reefs ( Terumbu karang tepi)
Terumbu karang ini terletak pada jarak yang relatif jauh dari pulau, sekitar 0,52 kearah laut
lepas. Terbentuk pada kedalaman 1000 kaki atau
300 meter.
4. Patch Reefs
Pantai Bakau
Manfaat Langsung:
sebagai tempat hidup ikan yang banyak dibutuhkan manusia dalam
bidang pangan, seperti ikan kerapu, ikan baronang, ikan ekor kuning,
batu karang,
Pariwisata, wisata bahari melihat keindahan bentuk dan warnanya.
penelitian dan pemanfaatan biota perairan lainnya yang terkandung di
dalamnya.
Sebagai Tempat hidup ikan. Terumbu karang ini tedapat di Bali.
• Tempat tinggal, berkembang biak dan mencari makan ribuan jenis ikan, hewan dan tumbuhan
yang menjadi tumpuan kita
• Indonesia memiliki terumbu karang terluas didunia, dengan luas sekitar 600.000 Km persegi.
• Sumberdaya laut yang mempunyai nilai potensi ekonomi yang sangat tinggi.
• Tempat tinggal, berkembang biak dan mencari makan ribuan jenis ikan, hewan dan tumbuhan
yang menjadi tumpuan kita
• Indonesia memiliki terumbu karang terluas didunia, dengan luas sekitar 600.000 Km persegi.
• Sumberdaya laut yang mempunyai nilai potensi ekonomi yang sangat tinggi.
7 Alat tulis Papan plastik, pensil Untuk menulis hasil yang dibuat.
D. PROSEDUR KERJA
Metode yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang ialah metode Line Intercept Transect
(LIT). Menurut Suharso (1995) bahwa, pada dasarnya metode “Line Intercept Transect” memakai garis
transek yang diletakkan di atas koloni karang dan perkembangannya sudah cukup lama sehingga
metode ini paling konsisten dan banyak digunakan. Sampai sekarang ini panjang transek yag digunakan
pada metode line intersept transect sering mengalami modifikasi sesuai dengan lingkungan terumbu
karang yang diteliti.
E. PEMBAHASAN
Antropogenik merupakan proses atau akibat yang berkaitan dengan dengan aktivitas manusia.
Sehingga bentuk lahan antropogenik dapat disebut sebagai bentuk lahan yang terjadi akibat aktivitas
manusia. Aktivitas tersebut dapat berupa aktivitas yang telah disengaja dan direncanakan untuk
membuat bentuk lahan yang baru dari bentuk lahan yang telah ada maupun aktivitas oleh manusia yang
secara tidak sengaja telah merubah bentuk lahan yang telah ada. Bentuk lahan antropogenik dapat
dibentuk dari bentuk-bentuk lahan yang telah ada. Misalnya bentuk lahan marin yang dapat berubah
menjadi pelabuhan dan pantai reklamasi seperti yang terdapat pada pantai Marina Semarang, dan
bentuk lahan struktural dan fluvial dapat berubah menjadi waduk serta bentuk lahan struktural dan
denudasional dari bukit yang telah mengalami perubahan bentuk akibat aktivitas manusia seperti yang
terjadi di bukit Ngoro Mojokerto.
Contoh dari bentuk lahan antropogenik berbeda dengan contoh dari penggunaan lahan.
Misalnya sawah dan permukiman, kedua contoh ini bukan merupakan bentuk lahan antropogenik
melainkan termasuk pada bentuk penggunaan lahan atau landuse karena sawah dan permukiman tidak
merubah bentuk lahan yang telah ada, sawah dan permukiman hanya termasuk upaya pemanfaatan dari
permukaaan bentuk lahan. Bisa saja sawah ada di dataran bentuk lahan aluvial, di lereng gunung, atau
bahkan di gumuk pasir. Begitu juga dengan permukiman juga bisa terdapat di dataran rendah, dataran
tinggi, lembah, maupun kaki lereng, namun keberadaan sawah dan permukiman tersebut tidak bisa
digolongkan dalam bentuk lahan antropogenik.
Pemanfaatan dan pengusahaan lahan pantai oleh manusia banyak menimbulkan perubahan fisik
bentang lahan yang nyata. Misalnya konstruksi bangunan pantai yang berbentuk pelabuhan. Pelabuhan
adalah sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan
barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Pelabuhan biasanya memiliki alat-alat yang dirancang
khusus untuk memuat dan membongkar muatan kapal-kapal yang berlabuh. Pelabuhan termasuk lahan
antropogenik karena bentuknya telah merubah bentuk lahan pesisir sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA