Anda di halaman 1dari 2

Zuidam and Cancelado (1979, 1985)

Geomorfologi adalah studi yang menggambarkan bentuk bentang alam dan proses yang mengatur formasi mereka,

dan menyelidiki keterkaitan bentuk dan proses ini, dan pengaturan khusus mereka

Katili John, 1959

Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk muka bumi yang terjadi karena kekuatan-kekuatan yang

bekerja di atas dan di dalam bumi.

Cook dan Doomkamp, 1978

Geomorfologi merupakan ilmu yang mengkaji tentang bentuk lahan, khususnya mengenai sifat, asal pembentukan,

proses-proses perkembangan, dan komposisi materialnya.

Verstappen, H.Th. (1983)

Geomorfologi dapat didefinisikan sebagai 'ilmu pengetahuan' yang membahas bentuk lahan yang membentuk

permukaan bumi, baik di atas maupun di bawah permukaan laut dan menekankan asal usul dan perkembangan masa

depan mereka, serta konteks lingkungannya

Zuidam and Cancelado (1985):

Objek utama kajian geomorfologi adalah BENTUKLAHAN , permukaan bumi, baik morfografi
(pemerian atau desktiptif), maupun morfometri (kuantitatif atau ukuran). MORFOPROSES, yang
mengkaji berbagai proses geomorfologis yang mengakibatkan perubahan bentuklahan
(morfogenesis), baik oleh tenaga endogen maupun eksogen. MORFOKRONOLOGI, yang
mengkaji masalah evolusi pertumbuhan bentuklahan, urutan, dan umur pembentukannya,
kaitannya dengan proses yang bekerja padanya. MORFOARANSEMEN, yang mengkaji
hubungan geomorfologi dengan lingkungannya (hubungan bentuklahan dengan unsur
bentanglahan lainnya, seperti: batuan, tanah, air, vegetasi, dan penggunaan lahan).

Verstappen (1983) telah mengklasifikasikan bentuklahan berdasarkan genesisnya menjadi 10


(sepuluh) macam bentuklahan asal proses, yaitu :

Bentuklahan asal proses volkanik (V), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang
terjadi akibat aktivitas gunung api. Contoh bentuklahan ini antara lain: kerucut gunungapi, madan lava,
kawah, dan kaldera.

Bentuklahan asal proses struktural (S), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang
terjadi akibat pengaruh kuat struktur geologis. Pegunungan lipatan, pegunungan patahan, perbukitan,
dan kubah, merupakan contoh-contoh untuk bentuklahan asal struktural.
Bentuklahan asal fluvial (F), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat
aktivitas sungai. Dataran banjir, rawa belakang, teras sungai, dan tanggul alam merupakan contoh-
contoh satuan bentuklahan ini.

Bentuklahan asal proses solusional (S), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang
terjadi akibat proses pelarutan pada batuan yang mudah larut, seperti batu gamping dan dolomite, karst
menara, karst kerucut, doline, uvala, polye, goa karst, dan logva, merupakan contoh-contoh
bentuklahan ini.

Bentuklahan asal proses denudasional (D), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang
terjadi akibat proses degradasi seperti longsor dan erosi. Contoh satuan bentuklahan ini antara lain:
bukit sisa, lembah sungai, peneplain, dan lahan rusak.

Bentuklahan asal proses eolin (E), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi
akibat proses angin. Contoh satuan bentuklahan ini antara lain: gumuk pasir barchan, parallel, parabolik,
bintang, lidah, dan transversal.

Bentuklahan asal proses marine (M), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang
terjadi akibat proses laut oleh tenaga gelombang, arus, dan pasang-surut. Contoh satuan bentuklahan
ini adalah: gisik pantai (beach), bura (spit), tombolo, laguna, dan beting gisik (beach ridge). Karena
kebanyakan sungai dapat dikatakan bermuara ke laut, maka seringkali terjadi bentuklahan yang terjadi
akibat kombinasi proses fluvial dan proses marine. Kombinasi ini disebut proses fluvio-marine. Contoh-
contoh satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses fluvio marine ini antara lain delta dan estuari.

Bentuklahan asal glasial (G), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat
proses gerakan es (gletser). Contoh satuan bentuklahan ini antara lain lembah menggantung dan
marine.

Bentuklahan asal organik (O), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi
akibat pengaruh kuat aktivitas organisme (flora dan fauna). Contoh satuan bentuklahan ini adalah
mangrove dan terumbu karang.

Bentuklahan asal antropogenik (A), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi
akibat aktivitas manusia. Waduk, kota, dan pelabuhan, merupakan contoh-contoh satuan bentuklahan
hasil proses antropogenik.

Anda mungkin juga menyukai