Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PROYEKSI AZIMUTAL NORMAL

Tujuan Instruksional Khusus:


Setelah mempelajari materi perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan jenis
proyeksi azimutal normal dengan berbagai karakteristiknya, sistem koordinat yang digunakan,
faktor skala, dan sifat-sifat proyeksi gnomonis, stereografis, dan ortografis.

2.1 Jenis Proyeksi Azimutal Normal


Proyeksi azimutal normal ialah sistem proyeksi peta yang bidang proyeksinya
merupakan bidang datar (disebut azimutal atau zenital) dan garis karakteristiknya berimpit
dengan sumbu rotasi bumi (disebut normal)
KU KU
Bidang Proyeksi
Bola Bumi
Garis karakteristik

a. Menyinggung b. Memotong
Gambar 2.1 Proyeksi Azimutal Normal

Karakteristik atau ciri-ciri proyeksi azimutal normal adalah:


(a) Garis lingkaran meridian diproyeksikan menjadi garis lurus yang konvergen (memusat)
ke pusat proyeksi
(b) Garis lingkaran paralel diproyeksikan menjadi lingkaran konsentris yang berpusat di
pusat proyeksi
(c) Selisih bujur antara dua meridian tergambar sama besar pada proyeksinya.

Lingkaran Meridian
Lingkaran Paralel

selisih bujur

Gambar 2.2 Karakteristik Proyeksi Azimutal Normal

Dalam sistem proyeksi azimutal normal yang menyinggung bidang datum bumi terdapat
3 (tiga) jenis proyeksi, yaitu:
a. Proyeksi Gnomonis atau Proyeksi Sentral,
b. Proyeksi Stereografis, dan
c. Proyeksi Ortografis.

7
a. Proyeksi Gnomonis atau Proyeksi Sentral

Pada proyeksi ini, bidang datum bumi (bidang referensi bumi, yaitu bola atau elipsoid)
seolah-olah disinggungkan pada suatu bidang datar, yang disebut bidang proyeksi, di salah
satu titik kutubnya, kutub Utara atau kutub Selatan (gambar 2.3). Pusat perspektif terletak
di titik pusat datum bumi. Titik-titik pada permukaan bumi diproyeksikan secara perspektif
dari titik pusat perspektif ke bidang proyeksi. Misalnya, titik A dan B pada bola bumi
diproyeksikan ke A’ dan B’ pada bidang proyeksi. Jarak titik A’ terhadap pusat proyeksi O
dapat dihitung berdasarkan rumus:

OA’ = D = R tan  …………………………… (2.1)

dimana: R = jari-jari bumi


 = sudut perspektif = 90o – lintang A’

Semakin jauh suatu titik dari kutub, semakin besar sudut , akibatnya, semakin jauh
pula terproyeksinya dari pusat proyeksi. Misal, titik C yang terletak di bumi dengan sudut 
= 90o, akan terproyeksi di titik yang letaknya tak terhingga jauhnya.

A’ O = K1 B’
Bidang Proyeksi
R tan 
A B Keterangan:
- Datum dianggap bola
C  dengan jari-jari R
 PP Bumi - PP = Pusat Perspektif
R
- O = Pusat Proyeksi
O = K1 = H - K1 = Titik Utama
- K2 = Titik Antipoda
K2 -  = Sudut perspektif

Gambar 2.3 Proyeksi Gnomonis / Sentral

b. Proyeksi Stereografis
Proyeksi ini mirip dengan proyeksi Gnomonis, hanya saja pada proyeksi ini, pusat
perspektif tidak terletak di pusat bumi, namun terletak di titik antipoda. Apabila K1
merupakan titik utama, maka K2 adalah titik antipodanya. Jarak titik A’ terhadap pusat
proyeksi O dihitung berdasarkan rumus (lihat gambar 2.4):

OA’ = D = 2R tan ½  .........……………………… (2.2)

dimana: R = jari-jari bumi


 = sudut perspektif = 90o – lintang A’

8
A’ O = K1 B’
Bidang Proyeksi
2R tan ½
A B Keterangan:
 - Datum dianggap bola dengan

R jari-jari R
- PP = Pusat Perspektif
/2 Bumi - O = Pusat Proyeksi
- K1 = Titik Utama
K2 = PP - K2 = Titik Antipoda

Gambar 2.4 Proyeksi Stereografis

c. Proyeksi Ortografis
Proyeksi ini pun mirip dengan proyeksi Gnomonis, hanya saja pada proyeksi ini, pusat
perspektif terletak di titik tak terhingga. Jarak titik A’ terhadap pusat proyeksi O adalah:
OA’ = D = R sin  ....……………………….. (2.3)
dimana: R = jari-jari bumi
 = sudut perspektif = 90o – lintang A’
A’ O = K1 B’
Bidang Proyeksi
R sin 
A B Keterangan:
- Datum dianggap bola

R - K1 = Titik Utama
- K2 = Titik Antipoda
- PP = Pusat Perspektif di tak
terhingga
- O = Pusat Proyeksi
K2
PP di 
Gambar 2.5 Proyeksi Ortografis

2.2 Sistem Koordinat Proyeksi Azimutal Normal

Karena dalam sistem ini, meridian diproyeksikan sebagai garis lurus, maka dapat dipilih
salah satu meridian sebagai sumbu Y. Misalnya, meridian yang mempunyai bujur geografi
B0 dijadikan sumbu Y, maka meridian yang mempunyai selisih bujur 90o dengan meridian
B0 tersebut, misalnya meridian B90, dijadikan sumbu X.
B0
Proyeksi garis meridian
Y
Greenwich Proyeksi garis meridian P
x P’
Arah bujur timur Arah bujur barat
y B D
B90 Timur B90 Barat
O X
Proyeksi garis paralel P

B180
Gambar 2.6 Sistem Koordinat Proyeksi Azimutal

9
Misalnya suatu titik P dengan koordinat geografis (L,B) yang terletak dekat pusat
proyeksi O akan diproyeksikan dengan sistem azimutal, maka koordinat proyeksi titik P
tersebut adalah:
(a) Jika titik tersebut terletak di bujur barat maka digunakan rumus :

X = OP’ sin(B) = D sin(B)


Y = OP’ cos(B) = D cos(B) ............................................ (2.4a)

(b) Jika titik tersebut terletak di bujur timur maka digunakan rumus :

X = OP’ sin(360o – B) = D sin(360o – B)


Y = OP’ cos(360o – B) = D cos(360o – B) ................................... (2.4b)

dimana:
D = proyeksi busur meridian OP, panjangnya tergantung jenis proyeksinya, yaitu:

- untuk proyeksi Gnomonis, D = R tan 

- untuk proyeksi Stereografis, D = 2R tan ½ 

- untuk proyeksi Ortografis, D = R sin 

 = 90 – L; L = lintang; B = B – B0; B = bujur; R = jari-jari bola

Contoh soal 2.1:


Dalam perhitungan proyeksi azimutal di daerah kutub utara, diketahui data sbb.:
 Titik P terletak pada lintang = 89o 08’ 17” Utara dan bujur = 123o 46’ 29” Barat
 Bumi dianggap bola dengan jari-jari R = 6.370.300 meter.
Tentukan: koordinat hasil proyeksi titik P jika menggunakan proyeksi ortografis (berikan
contoh proyeksi lain metode/bujur timur ? )
Jawab:
 Dari hasil perhitungan pada contoh soal 23 didapat D = 95.829,704 meter
 X = D sin(B) = 95.829,704 sin (123o 46’ 29”) = 79.656,507 meter
 Y = D cos(B) = 95.829,704 cos (123o 46’ 29”) = – 53.274,506 meter

Y
Lingkaran meridian melalui
Greenwich (bujur 0o) Lingkaran paralel
melalui P (lintang P)
KU
X
Lingkaran meridian y
melalui P (bujur P) x
P

10
Gambar 2.7 Koordinat Hasil Proyeksi
Ortografis Titik P
2.3 Faktor Skala (Scale Factor) Proyeksi Azimutal Normal

Faktor skala adalah perbandingan jarak pada bidang proyeksi dan jarak pada
bidang datum. Pada gambar 2.8, faktor skala k adalah jarak OA’ dibagi jarak lengkung OA.
Faktor skala ke arah sumbu x umumnya berbeda dengan faktor skala ke arah sumbu y.
A’ O
bidang proyeksi
bumi
A bidang datum

Pusat Perspektif

Gambar 2.8 Faktor Skala

Jika k0 adalah faktor skala pada garis meridian dan k90 adalah faktor skala pada
garis paralel, rumus faktor skala untuk masing-masing jenis proyeksi azimutal normal
adalah:

k0  sec2 
a. Proyeksi Gnomonis: ................................….…… (2.5)
k90  sec 


b. Proyeksi Stereografis: k0  k90  sec2 .......................................... (2.6)
2
Catatan: karena k0 = k90 maka proyeksi stereografis disebut proyeksi konform (artinya,
sudut pada bidang datum = sudut pada bidang proyeksi)
k0  cos 
c. Proyeksi Ortografis ........................................... (2.7)
k90  1
Catatan: dalam proyeksi ortografis, k90 = 1, artinya garis paralel diproyeksikan
ekuidistan (jarak sepanjang paralel di bidang datum = jarak di bidang proyeksi)

Contoh soal 2.2:


Dalam perhitungan proyeksi azimutal di daerah kutub utara, diketahui titik P terletak pada
lintang = 89o 08’ 17” Utara. Jari-jari bola bumi R = 6.370.300 meter. Tentukan faktor skala
meridian dan paralel P jika menggunakan proyeksi gnomonis. Jika jarak sepanjang
meridian P di peta berskala 1:100.000 adalah 530 mm, berapa jarak di bidang referensi?
Jawab:
 Hitung sudut perspektif  = 90o – lintang P = 90o – 89o 08’ 17” = 0o 51’ 43”
 Faktor skala pada garis meridian yang melalui P, K0 = sec2  = 1,000226349
 Faktor skala pada garis paralel yang melalui P, K90 = sec  = 1,000113168
 Jarak proyeksi = 530 mm x 100.000 = 53.000 meter

11
 Jarak sepanjang meridian P sebenarnya di bidang referensi
= 53.000 x K0 = 53.000 x 1,000226349 = 53.011,997 meter.

2.4 Sifat-sifat Proyeksi Azimutal Normal

(a) Proyeksi Gnomonis

Rumus proyeksi :

Faktor Skala: dan ................................ (2.8)

Perubahan luas:

Perubahan sudut:

Pemakaian proyeksi Gnomonis sebetulnya sangat terbatas, yaitu hanya baik untuk
daerah di sekitar pusat proyeksi saja (sekitar titik kutub)

(b) Proyeksi Stereografis

Rumus proyeksi :

.................................... (2.9)
Faktor Skala:

Perubahan luas:

Perubahan sudut:

Proyeksi stereografis banyak digunakan dalam pekerjaan geodesi dan pemetaan


topografi

(c) Proyeksi Ortografis

Rumus proyeksi :
............................... (2.10)
Faktor Skala: dan

Perubahan luas:

Perubahan sudut:
12
2.5 Proyeksi Azimutal Semi Perspektif

(a) Proyeksi Azimutal Semi Perspektif Ekuidistan

Pada proyeksi Azimutal Semi Perspektif Ekuidistan, garis yang diproyeksikan secara
ekuidistan adalah lingkaran meridian, artinya jarak sepanjang lingkaran meridian bumi
sama dengan jarak proyeksi meridian tersebut pada bidang proyeksi. Jadi, k0 = 1.

Dari perhitungan diperoleh bahwa jika k0 = 1, maka k 90  . Ingat, k0 = faktor skala
sin 
pada garis meridian, dan k90 = faktor skala pada garis paralel. Karena k 90 > 1, maka
perubahan terbesar terjadi pada lingkaran paralel.

X  R sin B
Rumus proyeksinya :
Y  R cos B
Faktor skala meridian : k0 = 1

Faktor skala paralel : k 90  .................................. (2.11)
sin 
 - sin 
Perubahan sudut : max 
  sin 

Perubahan Luas : L
sin 

Catatan: sudut  yang tercantum dalam satuan derajat harus diubah ke dalam satuan sudut
 
radian, yaitu dengan cara mengalikannya dengan sehingga menjadi 
180 o 180 o

Contoh soal 2.3:


Dalam perhitungan proyeksi azimutal semi perspektif ekuidistan di kutub utara, diketahui :
titik P terletak pada lintang = 89o 08’ 17” Utara dan bujur = 123o 46’ 29” Barat. Bumi
dianggap bola dengan jari-jari R = 6.370.300 meter.
Tentukan: a. Koordinat proyeksi titik P tsb terhadap sistem koordinat XY
b. Faktor skala untuk garis meridian dan paralel yang melalui P
c. Perubahan sudut maksimum dan perubahan luas akibat proyeksi.
Jawab:
 Hitung sudut perspektif  = 90o – lintang P = 90o – 89o 08’ 17” = 0o 51’ 43”

 Ubah sudut  dalam satuan radian = (0o 51’ 43”) = 0,015043768 radian
180 o
 X = RsinB = 6.370.300 x 0,015043768 x sin(123o 46’ 29”) = 79.659,512 meter
 Y = RcosB = 6.370.300 x 0,015043768 x cos(123o 46’ 29”) = – 53.276,516 meter
 Faktor skala untuk garis meridian k0 = 1 (garis meridian ekuidistan), sedangkan faktor
 0,015043768
skala untuk garis paralel k 90   = 1,00003772
sin  sin(0 o 51' 43" )

13
 Perubahan sudut maksimum akibat proyeksi

 - sin  0,015043768 - sin(0 o 51' 43" ) 0,000000567


max     0,000018845
  sin  0,015043768  sin(0 o 51' 43" ) 0.030086969

180 o
dalam satuan derajat max  0,000018845  0,001079738 o  3,887 det ik

 0,015043768
 Perubahan luas akibat proyeksi L    1,00003772 .
sin  sin(0 o 51' 43" )

Catatan : Perubahan luas = k0 k90. Karena k0 = 1, maka perubahan luas = k90.

(b) Proyeksi Azimutal Ekuivalen

Pada proyeksi Azimutal Semi Perspektif Ekuivalen, syarat agar proyeksinya ekuivalen
(luas di bumi = luas di bidang proyeksi) adalah k0.k90 = 1, maka perubahan-perubahan
menjadi:

X  2R sin sin B
Rumus proyeksi : 2

Y  2R sin cos B
2

Faktor skala garis meridian : k 0  cos . ................ (2.12)
2

Faktor skala garis paralel : k 90  sec
2
1 - cos 2 ( / 2)
Perubahan sudut : max 
1  cos 2 ( / 2)

Gambaran besarnya k0, k90, max dan L proyeksi Azimutal Semi Perspektif Ekuivalen
terlihat dalam tabel 1 berikut

Tabel 2.1 Contoh besaran k0, k90, max, dan L

 k0 k90 max L
0o 1,000 1,000 - 1,000
10o 0.996 1,004 0o 26’ 1,000
20o 0,985 1,015 1o 42’ 1,000

Contoh soal 2.4:

14
Dalam perhitungan proyeksi azimutal semi perspektif ekuivalen di kutub utara, diketahui :
titik P terletak pada lintang = 89o 08’ 17” Utara dan bujur = 123o 46’ 29” Barat. Bumi
dianggap bola dengan jari-jari R = 6.370.300 meter.
Tentukan: a. Koordinat proyeksi titik P tsb terhadap sistem koordinat XY
b. Faktor skala untuk garis meridian dan paralel yang melalui P
c. Perubahan sudut maksimum dan perubahan luas akibat proyeksi.
Jawab:
 Hitung sudut perspektif  = 90o – lintang P = 90o – 89o 08’ 17” = 0o 51’ 43”

 Ubah sudut  dalam satuan radian = (0o 51’ 43”) = 0,015043768 radian
180 o
 1
 X  2R sin sin B =2x6.370.300xsin (0o 51’43”) x sin(123o 46’ 29”) = 79.658,761 m
2 2
 1
 Y  2R sin cos B =2x6.370.300xsin (0o 51’43”)xcos(123o 46’ 29”)= – 53.276,014 m
2 2
 1
 Faktor skala untuk garis meridian k 0  cos = cos (0o 51’ 43”) = 0,99997171
2 2
 1
 Faktor skala untuk garis paralel k 90  sec = sec (0o 51’ 43”) = 1,00002829
2 2
 Perubahan sudut maksimum akibat proyeksi
1 o
1 - cos 2 (0 51' 43" )
1 - cos 2 ( / 2) 2 1  (0,99997171) 2
max  = =
1  cos 2 ( / 2) 1
1  cos 2 (0 o 51' 43" ) 1  (0,99997171)
2
2

180 o
= 0,00002829 x = 0o,00162092 = 5,8”

 Perubahan luas akibat proyeksi = k0 k90 = 0,99997171 x 1,00002829 = 1,
artinya tidak terjadi perubahan luas, sesuai dengan tujuan proyeksi yaitu ekuivalen.

Evaluasi
1. Jelaskan pengertian tentang proyeksi azimutal normal itu. Gambarkan sketsa hasil
proyeksinya. Sebutkan karakteristik atau ciri-ciri sistem proyeksi ini.
2. Di daerah manakah sistem proyeksi azimutal normal ini umumnya digunakan?
Dapatkah proyeksi ini digunakan di daerah dekat katulistiwa? Jelaskan jawaban anda.
3. Sebutkan 3 jenis proyeksi azimutal normal yang menyinggung bidang datum. Uraikan
pula perbedaan pokok dari ketiga jenis proyeksi tersebut.
4. Pada sistem proyeksi gnomonis, semakin jauh jarak suatu titik terhadap titik kutub,
semakin jauh pula terproyeksinya dari pusat proyeksi. Mengapa demikian? Jelaskan.

15
5. Dalam perhitungan proyeksi gnomonis di daerah kutub utara, diketahui titik A terletak
pada lintang = 89o 38’ 46” Utara dan bujur = 114o 04’ 35” Timur. Bila bumi dianggap
bola dengan jari-jari R = 6.370.300 meter, tentukan:
a. Koordinat XY titik A tersebut
b. Faktor skala untuk garis meridian dan paralel yang melalui P
c. Perubahan sudut maksimum dan perubahan luas akibat proyeksi
6. Mirip soal 5 namun sistem proyeksinya adalah proyeksi stereografis dan ortografis.
7. Jelaskan secara singkat pengertian dari istilah-istilah berikut:
a. titik antipoda d. garis karakteristik
b. sudut perspektif e. faktor skala
c. garis lingkaran meridian f. garis lingkaran paralel
8. Apakah yang dimaksudkan proyeksi azimutal semi perspektif? Apakah perbedaan
antara sistem proyeksi azimutal semi perspektif ekuidistan dan ekuivalen? Apakah arti
istilah ekuidistan dan ekuivalen?
9. Dalam perhitungan proyeksi azimutal semi perspektif ekuidistan di kutub utara,
diketahui titik A terletak pada lintang = 89o 38’ 46” Utara dan bujur = 114o 04’ 35” Timur.
Bumi dianggap bola dengan jari-jari R = 6.370.300 meter, tentukan
a. Koordinat proyeksi titik A tsb terhadap sistem koordinat XY
b. Faktor skala untuk garis meridian dan paralel yang melalui A
c. Perubahan sudut maksimum dan perubahan luas akibat proyeksi.
10. Mirip soal 9 namun sistemnya adalah proyeksi azimutal semi perspektif ekuivalen.
11. Jika suatu proyeksi dikatakan ekuidistan berapakah nilai skala faktornya? Jelaskan.
12. Jika suatu proyeksi dikatakan konform, berubahkah nilai luasannya? Jelaskan.
13. Berapakah nilai max jika suatu peta menggunakan proyeksi konform? Jelaskan.
14. Benarkah jika ko.k90 = 1, berarti proyeksi itu ekuivalen? Jika proyeksinya ekuivalen,
benarkah bentuk luasan hasil proyeksinya tidak berubah? Jelaskan.

16

Anda mungkin juga menyukai