Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

KARTOGRAFI DASAR

ACARA I
MEMBACA DAN MENGGAMBAR PETA

Disusun oleh:

Nama : Damar Paramananda


NIM : 16/397530/GE/08409
Hari, Tanggal : Jum'at, 2 September 2016
Waktu : 13.00 – 14.50
Asisten : Rifki Fauzi
Ridho Dwi Dharmawan

LABORATORIUM KARTOGRAFI
PROGRAM STUDI KARTOGRAFI DAN PENGINDERAAN JAUH
DEPARTEMEN SAINS INFORMASI GEOGRAFI
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2016
ACARA I
MEMBACA DAN MENGGAMBAR PETA

A. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu membaca peta dan menyajikannya dalam bentuk deskripsi.
2. Mahasiswa dapat membandingkan penggambaran peta secara manual dan digital.
3. Mahasiswa mengetahui klasifikasi peta dan mampu mengidentifikasinya.

B. BAHAN DAN ALAT


1. Gambar atau peta acuan (guide map)
2. Peta RBI dan Peta Topografi
3. Kertas Kalkir
4. Alat tulis (pensil, drawing pen, spidol, dll)

C. LANGKAH KERJA
D. HASIL PRAKTIKUM
1. Deskripsi pembacaan peta cetak (pembahasan)
2. Deskripsi pembacaan peta digital (pembahasan)
3. Peta salinan guide map (terlampir)
4. Deskripsi “penggambaran” pada peta digital (pembahasan)
5. Tabel klasifikasi peta (terlampir)
E. PEMBAHASAN
Peta salinan yang terlampir merupakan hasil salinan dari Peta Panduan 2 yang
menggunakan beberapa alat seperti: drawing pen, pensil, kertas kalkir, penggaris, serta meja
kaca yang dibawahnya ada lampunya. Peta salinan tersebut disalin dengan menggambar setiap
objek yang ada pada peta panduan ke dalam kertas kalkir. Dalam menggambar peta dibutuhkan
kecermatan, ketelitian, dan kesabaran agar peta hasil salinan yang mirip dengan peta aslinya.
Semakin cermat, teliti, dan sabar seseorang dalam membuat peta maka semakin semakin baik
pula peta salinan yang dihasilkan. Selain itu, kemampuan seseorang dalam menggambar juga
berpengaruh dalam membuat peta salinan tersebut. Hal ini berkaitan dengan pengertian
Kartografi menurut ICA yang menyatakan bahwa “Kartografi adalah seni, ilmu pengetahuan,
dan teknologi tentang pembuatan peta-peta sekaligus mencakup studinya sebagai suatu
dokumen ilmiah dan hasil karya seni.” Berdasarkan pengertian tersebut, seorang Kartografer
harus memiliki rasa seni dalam dirinya agar dapat menggambarkan sebuah peta yang memiliki
kualitas yang bagus dan tidak hanya memuat informasi-informasi penting tetapi juga memuat
unsur estetika atau keindahan di dalamnya. Tugas seorang Kartografer tidaklah mudah, sesuai
dengan kondisi wilayah yang akan dipetakan. Jika wilayah yang akan dipetakan memiliki
objek-objek yang kompleks, maka proses pembuatan petanya juga akan semakin sulit. Begitu
juga dalam praktikum ini, apabila peta panduan yang akan disalin memiliki informasi yang
kompleks dan rumit maka proses penyalinan peta tersebut juga semakin sulit.
Metode yang dilakukan dalam praktikum ini merupakan metode yang dilakukan orang
zaman dahulu untuk memperbanyak peta. Dikarenakan pada zaman dahulu belum ada alat yang
dapat memperbanyak atau menyalin peta secara cepat sehingga orang-orang pada zaman dahulu
menggunakan cara manual dalam menyalin peta. Sedangkan pada zaman sekarang kita dapat
menggunakan komputer dalam membuat maupun menyalin peta dalam jumlah yang banyak.
Metode manual ini tentu saja memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan metode ini adalah
orang yang menyalin peta dengan metode ini melihat peta secara langsung sehingga lebih
mencermati setiap objek yang ada dalam peta tersebut. Kelemahan metode ini adalah selain
membutuhkan waktu yang lama, juga memiliki tingkat kecenderungan salah yang tinggi karena
objek-objek yang terdapat pada peta mungkin saja sangat kompleks sehingga sulit untuk
menguasai semuanya.
Peta yang digunakan untuk menyalin adalah peta wilayah DKI Jakarta. Dalam peta
tersebut terdapat banyak kenampakan diantaranya jalan protokol, jalan arteri, bangunan,
perkebunan, sungai, laut, serta informasi-informasi pendukung lainnya. Dalam membaca peta
cetak kita harus mengetahui terlebih dahulu unsur-unsur yang terdapat pada peta agar dapat
memahami lebih dalam apa yang terkandung dalam peta tersebut. Berikut merupakan unsur-
unsur penting yang terdapat pada peta:
1. Judul Peta: Adalah keterangan tentang daerah yang digambarkan dan biasanya
dicantumkan diatas gambar peta.
2. Petunjuk Arah: Adalah gambar mata angin yang penggambarannya cukup dengan huruf
U (arah utara) yang terletak dibagian kosong (pinggir peta) agar tidak mengganggu inti
peta yang ingin di informasikan.
3. Skala: Adalah ukuran perbandingan antara keaadaan yang ada pada peta dengan keadaan
aslinya.
4. Tahun Pembuatan: Menggambarkan keadaan lapangan baik asli ataupun buatan.
5. Legenda: Penjelasan penting mengenai simbol-simbol yang digunakan pada peta.
6. Garis Astronomis: Garis yang digunakan untuk menentukan lokasi suatu tempat.
7. Simbol: Tanda-tanda konvensional yang digunakan untuk mewakili keadaan
sesungguhnya.
8. Lettering: Semua tulisan yang digunakan untuk mempertegas arti simbol-simbol yang
ada.
9. Inset : Peta kecil yang berada pada peta besar.
10.Garis Tepi: Membantu pembuatan peta agar berada tepat di tengah-tengahnya.
11. Tata Warna: Setiap warna yang ada pada peta mempunyai penjelasan-penjelasa
keadaan tempat yang digambarkan.

Peta digital merupakan representasi fenomena geografik yang disimpan untuk ditampilkan
dan dianalisis oleh komputer. Setiap objek pada peta digital disimpan sebagai sebuah atau
sekumpulan koordinat. Sebagai contoh, 10 objek berupa lokasi sebuah titik akan disimpan
sebagai sebuah koordinat, sedangkan objek berupa wilayah akan disimpan sebagai
sekumpulan koordinat. Beberapa kelebihan penggunaan peta digital dibandingkan dengan
peta analog (yang disimpan dalam bentuk kertas atau media cetakan lain), antara lain dalam
hal :Peta digital lebih mudah diperbaharui. Penyuntingan untuk keperluan perubahan data
atau perubahan sistem koordinat misalnya, dapat lebih mudah dilakukan menggunakan
perangkat lunak tertentu.

Pengklasifikasian peta dapat dilakukan dengan berbagai cara. Yang pertama berdasar
fungsi, peta dibagi menjadi empat, yaitu Peta Topografi, Peta Tematik, Peta Navigasi, dan
Peta Persuasif. Sedangkan berdasar skala, peta dibagi menjadi tiga, yakni skala besar, skala
menengah, dan skala kecil. Terakhir, berdasarkan media, peta dibagi menjadi empat, yaitu
Peta Mental, Peta Cetak / Permanen, Peta Temporal, Peta Virtual
Pada praktikum kali ini, metode yang digunakan adalah metode manual. Dalam praktiknya,
menyalin peta secara manual membutuhkan ketelitian dan kesabaran yang ekstra. Karena
kesalahan saat membuat garis, lengkungan, bahkan titik pun akan mempengaruhi hasil
akhir. Untuk meminimalisasi hal tersebut, sangat dianjurkan menggunakan drawing pen
berbagai ukuran, agar hasil akhirnya bisa lebih sempurna.
No. Judul Peta Klasifikasi Skala Peta Isi Peta Badan Pembuat Tahun
Peta Pembuatan
1. JATILUHUR Peta RBI 1 : 25.000 Judul, skala, inset , petunjuk BAKOSURTANAL 1989
letak peta,badan pembuat,
legenda, keterangan riwayat
peta, pembagian administrasi,
Tabel identifikasi peta

petunjuk pembacaan
koordinat, sistem grid, arah
mata angin, kenampakan-
kenampakan pada
peta,simbol warna.

2. TILAMUTA Peta RBI 1 : 50.000 Judul, skala, inset , petunjuk BAKOSURTANAL 1991
letak peta,badan pembuat,
legenda, keterangan riwayat
peta, pembagian administrasi,
petunjuk pembacaan
koordinat, sistem grid, arah
mata angin, kenampakan-
kenampakan pada
peta,simbol warna.
No. Judul Peta Klasifikasi Skala Peta Isi Peta Badan Pembuat Tahun
Peta Pembuatan
3. PETA PRAKIRAAN Peta 1 : 320.000 Judul, skala, sumber BAKOSURTANAL 2008
DAERAH POTENSI Tematik peta, keterangan,
BANJIR JANUARI badan pembuat, arah
mata angin,indeks,
2008 D.I.
kenampakan-
YOGYAKARTA kenampakan pada
muka peta, simbol,
gratikul, warna
daerah.

4. PETA RENCANA Peta 1 : 50.000 Judul, skala, insert, BAKOSURTANAL 2008


POLA RUANG Tematik sumber peta,
KABUPATEN keterangan, badan
pembuat, arah mata
SUKOHARJO
angin, kenampakan-
kenampakan pada
muka peta, simbol,
gratikul, warna
daerah.
Identifikasi peta atau klasifikasi peta dapat dilakukan dengan berbagai parameter.
Klasifikasi pertama pada peta yaitu berdasarkan jenis dan fungsinya. Berdasarkan jenisnya, peta
dibagi menjadi 2 jenis yaitu peta RBI dan peta tematik. Fungsi peta RBI adalah peta yang
menunjukkan rupa bumi Indonesia atau kenampakan alam dan buatan di muka bumi Indonesia
secara umum. Sedangkan fungsi peta tematik adalah menggambarkan informasi kualitatif atau
kuantitatif tentang kenampakan-kenampakan atau konsep-konsep yang spesifik, yang ada
hubungannya dengan detail topografi tertentu.. contoh peta RBI adalah Peta RBI kota
Yogyakarta. Sedangkan contoh peta tematik adalah peta penduduk, peta penggunaan lahan, peta
geomorfologi, dan lain-lain.
Klasifikasi yang kedua adalah peta berdasarkan skalanya. Berdasarkan skalanya peta
dibagi menjadi 4 yaitu peta skala besar, peta skala menengah, peta skala kecil, dan peta skala
sangat kecil. Peta skala besar adalah peta yang memiliki skala kurang dari 1 : 25.000. Peta skala
menengah adalah peta yang memiliki skala 1 : 25.000 – 1 : 250.000. Peta skala kecil adalah
peta yang memiliki skala 1 : 250.000 – 1 : 2.500.000. Dan yang terakhir adalah peta skala sangat
kecil yaitu peta yang memiliki skala lebih dari 1 : 2.500.000.
Dari gambar 4 peta yang terdapat di hasil praktikum dan dengan melihat tabel identifikasi
peta, peta 1 dan peta 2 merupakan peta RBI namun memiliki skala yang berbeda. Peta 1
memiliki skala 1 : 25.000 dan digolongkan sebagai peta berskala menengah. Peta 2 memiliki
skala 1 : 50.000 dan digolongkan sebagai peta berskala menengah. Peta 3 dan peta 4 termasuk
dalam peta tematik karena kedua peta tersebut memuat informasi tentang konsep yang spesifik.
Peta 3 menjelaskan daerahpotensi banjir di Provinsi D.I Yogyakarta. Peta 4 menjelaskan
rencana pola ruang di Kota Sukoharjo. Peta 3 merupakan peta dengan skala kecil yakni 1 :
320.000 dan Peta 4 tergolong peta dengan skala menengah yaitu 1 : 50.000.
F. KESIMPULAN
1. Dalam membaca sebuah peta kita harus mengetahui komponen-komponen apa saja
terdapat dalam peta.
2. Peta digital mempunyai kelebihan dibandingkan peta cetak.
3. Dalam mengklasifikasi peta dapat ditinjau dari beberapa hal yaitu berdasarkan fungsi,
skala, informasi yang ditampilkan, dan media yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.bakosurtanal.go.id
(diakses 6 September 2016)
http://www.blh.sukoharjokab.go.id/wpcontent/uploads/2012/Peraturan/14.%20RTRW%20211-
2031/Lampiran%20III%20Peta%20Pola%20Ruang%20Wilayah.jpg
(diakses 6 September 2016)
http://unsurunsurpeta.blogspot.co.id
(diakses 8 September 2016)
http://informatika.web.id/peta-digital.htm
(diakses 8 September 2016)
LAMPIRAN

Peta 1

Peta 2
Peta 3

Peta 4
TUGAS

Gambar di atas sama-sama menunjukkan rute jalan alternatif, namun pada peta yang pertama
menunjukkan bahwa di wilayah itu terdapat bangunan bersejarah yang menjadi pusat wisata di
wilayah itu sehingga berdampak pada pembangunan di wilayah itu. Pada peta pertama juga
menunjukkan banyaknya bangunan yang menandakan adanya kegiatan manusia yang cukup padat.
Peta kedua menunjukkan bahwa wilayah tersebut adalah wilayah daratan banjir atau daratan
yang rawan terkena banjir.

Anda mungkin juga menyukai