SESAR/FAULTS
DISUSUN OLEH
Irman
Uria marsyom
Fajar K. Rohmala
Habel Nabyal
Ariance R. Naa
Brayen E. Mandowen
Elisabet Rumfabe
UNIVERSITAS PAPUA
MANOKWARI
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Beberapa ahli geologi struktur secara umum mengartikan struktur sesar sebagai bidang
rekahan yang disertai oleh adanya pergeseran. Beberapa definisi yang lengkap dari sebagian ahli
geologi struktur tersebut, antara lain.
Billing (1959) :
Sesar didefinisikan sebagai bidang rekahan yang disertai oleh adanya pergeseran
relatif (displacement) satu blok terhadap blok batuan lainnya. Jarak pergeseran tersebut
dapat hanya beberapa milimeter hingga puluhan kilometer, sedangkan bidang sesarnya
mulai dari yang berukuran beberapa centimeter hingga puluhan kilometer.
Ragan (1973) :
Tjia (1977)
Park (1983) :
Sesar adalah suatu bidang pecah (fracture) yang memotong suatu tubuh batuan
dengan disertai oleh adanya pergeseran yang sejajar dengan bidang pecahnya.
Sesar adalah rekahan atau zona rekahan pada batuan yang memperlihatkan peregeseran.
Patahan / sesar adalah struktur rekahan yang telah mengalami pergeseran. Pergeseran pada sesar
bisa terjadi sepanjang garis lurus (translasi) atau terputar (rotasi). Pergerakan dapat berkisar dari
beberapa milimeter sampai ratusan meter dan panjangnya dapat mencapai beberapa desimeter
hingga ribuan meter. Sesar merupakan struktur bidang dimana kedudukannya dinyatakan dalam
jurus dan kemiringan. Sesar dapat terjadi pada segala jenis batuan. Akibat terjadinya pergeseran
itu, sesar akan mengubah perkembangan topografi, mengontrol air permukaan dan bawah
permukaan, merusak stratigrafi batuan, dan sebagainya. Biasanya patahan terjadi karena adanya
gaya endogen yang bergerak dengan cepat dan mengenai struktur batuan yang kurang elastis.
Umumnya disertai oleh struktur yang lain seperti lipatan, rekahan dsb. Adapun di lapangan
indikasi suatu sesar / patahan dapat dikenal melalui:
Gawir sesar atau bidang sesar;
Breksiasi, gouge, milonit, ;
Deretan mata air;
Sumber air panas;
Penyimpangan / pergeseran kedudukan lapisan;
Gejala-gejala struktur minor seperti: cermin sesar, gores garis, lipatan dsb
Secara garis besar, sesar dibagi menjadi dua, yaitu sesar tampak dan sesar buta (blind
fault). Sesar yang tampak adalah sesar yang mencapai permukaan bumi sedangkan sesar buta
adalah sesar yang terjadi di bawah permukaan bumi dan tertutupi oleh lapisan seperti lapisan
deposisi sedimen. Pengenalan sesar di lapangan biasanya cukup sulit. Beberapa kenampakan
yang dapat digunakan sebagai penunjuk adanya sesar antara lain :
Di bawah ini akan dibahas beberapa pendapat ahli geologi struktur dalam membuat klasifikasi
sesar, yaitu antara lain :
1. Anderson (1951), membuat klasifikasi sesar berdasarkan pada pola tegasan utama sebagai
penyebab terbentuknya sesar. Berdasarkan pola tegasannya ada 3 (tiga) jenis sesar, yaitu sesar
naik (thrust fault), sesar normal (normal fault) dan sesar mendatar (wrench fault).
a) Normal fault, jika tegasan utama atau tegasan maksimum (1) posisinya vertical
b) Wrench fault, jika tegasan menengah atau intermediate (2) posisinya vertical
c) Thrust fault, jika tegasan minimum (3) posisinya vertikal.
• RHL = R cos I
• RV = R sin i sin
Berdasarkan pada nilai RHL dan RHT, maka sesar dapat dikelompokan menjadi :
Berdasarkan Rake dari net slip, sesar dikelompokan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu strike
slip fault, dip slip fault dan diagonal slip fault.
a. strike slip fault, apabila net slip sejajar dengan jurus bidang sesar. Dalam
hal ini tidak ditemukan komponen dip slip atau besarnya rake net slip =
0.
b. Dip slip fault, apabila tidak ditemukan komponen strike slip atau rake net
slip = 90.
c. Diagonal slip fault, apabila rake net slip lebih besar dari 0 dan lebih kecil
dari 90 atau mempunyai komponen strike slip dan dip slip.
3. Oblique slip fault adalah pergeseran miring relative sebernarnya terhadap bidang
sesar. Untuk penamaan sesar ini dipakai kombinasi istilah “dip slip dan strike slip”
seperti dibawah ini
a. Normal left slip fault
b. Normal right slip fault
c. Reverse left slip fault
d. Reverse right slip fault
e. vertical oblique slip fault.
4. Sesar Rotasi adalah yeng memperlihatkan pergeseran berputar pada bidang sesarnya.
a. Clokwise rotation fault
Blok yang berlawanan bergerak searah jarum jam.
b. Anticlokwise rotation fault
Blok yang berlawanan bergerak berlawanan arah jarum jam.
Rickard (1972), mengklasifikasikan sesar berdasarkan dip of fault dan pitch of net slip.
Berdasarkan parameter tersebut jenis sesar ada 6 kelompok besar, yaitu Left slip, Right
slip, Thrust slip, Reverse slip, Normal slip dan lag slip. Jenis sesar dapat merupakan
kombinasi dari ke enam kelompok jenis sesar tersebut, sehingga secara keseluruhan
dijumpai ada 22 jenis sesar, yaitu : Thrust slip fault (1), Reverse slip fault (2), Right
thrust slip fault (3), Thrust right slip fault (4), Reverse right slip fault (5), Right reverse
slip fault (6), Right slip fault (7), Lag right slip fault (8), Right lag slip fault (9), Right
normal slip fault (10), Normal right slip fault (11), Lag slip fault (12), Normal slip fault
(13), Left lag slip fault (14), Lag left slip fault (15), Normal left slip fault (16), Left
normal slip fault (17), Left slip fault (18), Thrust left slip fault (19), Left thrust slip fault
(20), Left reverse slip fault (21), Reverse left slip fault (22).
Secara umum ada 3 (tiga) kelompok sesar utama, yaitu sesar naik, sesar normal dan sesar
mendatar. Sebenarnya ada satu jenis sesar lainnya, yaitu sesar miring (Oblique fault), yang
merupakan kombinasi dari beberapa jenis sesar.
Terbentuknya struktur sesar di suatu daerah umumnya tidak tunggal, artinya suatu sesar yang
terbentuk akibat tektonik (waktu dan tempatnya sama) disuatu daerah selalu terjadi lebih dari
satu jalur sesar dengan ukuran yang bervariasi. Kelompok struktur sesar demikian dinamakan
sistem sesar.
Sesar naik dengan pola Imbricate fan atau pola susun genteng dibedakan menjadi 2 (dua)
jenis, yaitu Trailling imbricate fan dan Leading imbricate fan. Kedua jenis pola sesar tersebut
dibedakan berdasarkan besarnya jarak pergeseran (Dispclacement). Trailling imbricate fan
dicirikan oleh adanya displacement yang besar pada bagian paling belakang dari seluruh sesar
naik (dilihat dari Tectonic transport), sebaliknya dinamakan Leading imbricate fan.
Sesar naik dapat dibedakan jenisnya berdasarkan pada posisi bidang sesar terhadap sumbu
lipatan dan arah tectonic transport. Sesar naik yang terbentuk dibagian belakang sumbu lipatan
dinamakan sebagai Forelimb thrust, sedangkan yang berkembang dibagian depan sumbu lipatan
dinamakan sebagai Backlimb thrust. Berdasarkan pada tectonic transportnya, sesar naik
dibedakan menjadi Back thrust dan Fore thrust. Apabila gerak relatif dari sesar naik searah
dengan pada tectonic transportnya,, maka sesar naik tersebut dinamakan sebagai fore thrust dan
sebaliknya dinamakan sebagai Back thrust. Back thrust yang terbentuk di dalam Thrust system
dapat membentuk Pop-up dan Triangle zone.
Di dalam Thrust system, posisi bidang sesar dapat relatif sejajar dengan bidang lapisan batuan
yang dinamakan sebagai flat dan apabila memotong bidang lapisan dinamakan sebagai ramp.
Apabila posisi flat searah dengan Tectonic transport dinamakan frontal ramp dan sebaliknya
dinamakan sebagai back thrust.
Gerak relatif suatu blok terhadap blok yang lainnya dapat terjadi sepanjang flat dan ramp.
Blok hanging wall yang menumpang di atas flat dinamakan sebagai hangingwall ramp
sedangkan blok foot wall yang berada di bagian ramp dinamakan sebagai footwall ramp.
Terbentuknya sejumlah sesar naik tidak terjadi secara bersamaan melainkan terbentuk secara
berurutan (Sequence of thrusting). Apabila urutan pembentukan sesar naiknya makin muda ke
arah hanging wall dinamakan sebagai overstep dan jika terjadi sebaliknya dinamakan sebagai
piggyback.
Pembentukan sesar naik selalu berasosiasi dengan pembentukan lipatan, oleh karenanya pola
lipatan dan sesar naik yang terbentuk relatif bersamaan dinamakan sebagai lipatan anjakan
(Thrust fold belt atau Fold thrust belt).
Contoh pola struktur demikian dijumpai di daerah Majalengka (Haryanto, 1999), dan di
daerah lain seperti di Kalimantan timur. Urutan pembentukan sesar naik di dalam jalur lipatan
anjakan dimulai di sekitar jalur gunungapi dan semakin jauh dari jalur gunungapi pembentukan
sesar naiknya terjadi paling akhir (Lowell, 1985).
Sesar normal (Ekstensional fault) terbentuk akibat adanya tegasan ekstensional (gaya
tarikan), sehingga pada bagian tertentu gaya gravitasi lebih dominan. Kondisi ini mengakibatkan
dibeberapa bagian tubuh batuan akan bergerak turun yang selanjutnya lazim dikenal sebagai
proses pembentukan sesar normal.
Sesar normal terjadi apabila Hanging wall relatif bergerak ke bawah terhadap foot wall.
Gerak sesar normal ini dapat murni tegak atau disertai oleh gerak lateral (sinistral atau dekstral).
Sistem tegasan pembentuk sesar normal adalah ekstensional, dimana posisi tegasan utamanya
vertikal sedangkan kedudukan tegasan menengah dan minimum adalah lateral. Sesar normal
umumnya terbentuk lebih dari satu bidang yang posisinya relatif saling sejajar. Apabila bidang
sesarnya lebih dari satu buah, maka bagian yang tinggi dinamakan sebagai horst dan bagian yang
rendah dinamakan sebagai graben. Selanjutnya apabila jenjang dari bidang sesar normal ini
hanya berkembang di salah satu sisi saja (gawir sesar hanya dijumpai pada salah satu lereng
saja), maka kelompok sesar tersebut lazim dinamakan sebagai half graben dan apabila jenjang
bidang sesar normalnya berpasangan maka dinamakan sebagai graben. Berdasarkan pada bentuk
bidang sesar, maka sesar normal ini dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu Planar
Ekstensional Fault dan Listric Ekstensional Fault. Selanjutnya Planar ekstensional fault
berdasarkan ada tidaknya rotasi, dibedakan menjadi Non-rotational planar fault dan Rotational
planar fault.
Secara lokal, pembentukan sesar normal dapat terjadi akibat sistem tegasan
kompresional. Terbentuknya “Pull apart basin”, merupakan salah satu contoh dalam kasus ini.
Contoh ideal dari pembentukan “pull apar basin” adalah terbentuknya beberapa rendahan atau
cekungan (dapat berupa danau). Di beberapa lokasi sepanjang jalur Sesar Semangko, dijumpai
beberapa danau yang pembentukannya dikontrol oleh sesar ini. Pembentukan sesar Semangko ini
dipengaruhi oleh sistem tegasan kompresional, sedangkan pembentukan danaunya sendiri
dipengaruhi oleh tegasan ekstensional. Dalam kasus ini pembentukan pull apart terjadi pada
bagian sesar en echelon.
Di dalam eksplorasi migas, ekstensional fault sistim sangat penting dipelajari, karena
sistem sesar ini mengontrol pembentukan tinggian dan cekungan. Model geometri cekungan
sangat dipengaruhi oleh pola struktur sesarnya yang selanjutnya mempengaruhi geometri dari
cekungan itu sendiri. Graben dan half graben merupakan dua model bentuk cekungan yang
seluruhnya dikontrol oleh pola sesarnya. Selanjutnya dari kontrol struktur ini juga akan diketaui
apakah bentuk cekungan ini simetri atau asimetri.
Dalam geometri cekungan asimetri half graben, sesar normal yang berkembang pada
batas-batas cekungan dapat berupa simple border fault system atau distributary border fault
system. Selanjutnya pada sisi lain dari suatu cekungan dapat berupa flexure shoulder dan atau
fault shoulder.
Planar Ekstensional Fault
Planar ekstensional fault adalah sesar normal dengan bidang sesar datar atau semu datar
(sedikit lengkungan). Gerak sesarnya dapat/tanpa disertai oleh rotasi. Ada berbagai macam jenis
sesarnya, antara lain : Planar non-rotational faulting, Planar rotational faulting (rigid dominous),
Sigmoidal rotational faulting (soft dominous), Planar detachment faulting, Kinked planar
detachment faulting.
• Planar rotational faulting (rigid dominous) adalah sesar dengan bidang datar yang
disertai oleh rotasi batuan yang disesarkannya.
• Sigmoidal rotational faulting (soft dominous) adalah sesar normal dengan bidang sesar
agak lengkung dan disertai oleh gerak rotasi.
• Planar detachment faulting adalah sesar normal dengan bidang datar yang tidak
menerus ke bagian basement. Di bagian tertentu dapat diikuti oleh sesar sekunder yang dapat
menghasilkan roll-over dan crestal collapse.
• Kinked planar detachment faulting adalah sesar normal dengan bidang datar tertekuk
yang juga tidak menembus basement. Pada bagain tertentu dapat diikuti oleh sesar sekunder yang
dapat mengakibatkan terbentuknya roll over dan crestal collapse.
Listric ekstensional fault dicirikan oleh bidang sesar yang melengkung (curve), semakin
ke arah atas, bidang sesarnya semakin tegak sedangkan ke arah bawah semakin melandai bahkan
dapat horisontal. Ciri lain dari sesar ini adalah dijumpainya roll-over anticline dengan bagian
puncak umumnya disertai oleh amblasan (collapse graben). Sesar ini dapat berdiri sendiri
misalnya pada “basal detachment” atau dapat pula berpasangan seperti di dalam imbricated
system.
Di dalam zona sesar ini, bagian hanging wall umumnya disertai oleh sejumlah sesar lain
yang ukurannya lebih kecil. Sesar-sesar sekunder ini dapat bersifat sebagai antithetic atau
synthetic terhadap sesar utamanya. Berdasarkan pada geometrinya, sesar listric ini dapat
dibedakan menjadi : Listric faulting-concave upwards, listric faulting-convex upwards dan listric
faulting-ramp/flat trajectories.
• Listric faulting-concave upwards adalah sesar normal dengan bidang sesar melengkung
yang sifatnya cekung ke arah atas. Jika diiukti oleh sesar sekunder dapat menghasilkan roll-over
dan crestal collapse. Jenis sesar ini termasuk ke dalam decollment yang tidak menembus
basement.
• Listric faulting-convex upwards adalah sesar normal dengan bidang sesar melengkung
yang sifatnya cembung ke arah atas. Jika diiukti oleh sesar sekunder dapat menghasilkan roll-
over dan crestal collapse. Jenis sesar ini termasuk ke dalam decollment yang tidak menembus
basement.
Dalam skala regional seringkali pola struktur berkembang dengan kompleks sehingga
jenis sesar normal yang berkembang merupakan kombinasi dari berbagai macam geometri.
Penelitian mengenai kompleks sesar normal dapat diteliti melalui data singkapan atau berasal
dari data seismic. Unsur terpenting dalam penelitian ini adalah mengamati pola/geometri, fault
surface dan fault block yang terbentuk selama proses deformasi. Contoh kasus mengenai
masalah di atas seperti yang ditemukan di daerah turki. Di daerah ini tersingkap batuan sediment
tua yang tersesarkan secara intensif. Dengan mengamati pola/geometri, fault surface dan fault
block, disimpulkan pola sesarnya sebagai convex upwards to sigmoidal domino style. Di
dalamnya juga berkembang anticline roll over yang disertai oleh crestal collapse graben. Contoh
lainnya adalah pola struktur “Steepening donward kinks” dengan bidang sesar memotong
sejumlah bidang lapisan batuan. Di dalam contoh yang terakhir, juga berkembang crestal
collapse graben. Kedua contoh struktur di atas juga membentuk pola struktur sekunder yang di
dalamnya berkembang antithetic dan synthetic terhadap sesar utamanya.
Gibbs (1984) memodifikasi klasifikasi listric fault ke dalam system duplex dan
imbricated fan system. Penamaan Duplex (dalam hal ini extensional duplexes) di dalam system
sesar normal terjadi apabila riders/sheet dilingkupi oleh bidang sesar. Apabila system duplex ini
berkembang di bagian bawah (tepat di atas floor fault sesar utama) dapat dinamakan sebagai roof
fault. Selanjutnya Imbricated system terjadi apabila sheet/riders terbentuk relative saling sejajar.
riders/sheet di dalam ekstensional fault terbentuk di bagian hanging wall dan dia dapat terbentuk
akibat sesar sekunder yang sifatnya dapat antithetic (istilah lain untuk sejumlah sesar antithetic
adalah counter fan) atau synthetic terhadap sesar utamanya. Baik antithetic maupun synthetic
fault dapat terbentuk secara berurutan (propagation sequence) dan pola struktur ini dapat
membentuk roll over.
Strcture style
Istilah Strcture style umumnya digunakan di dalam industri minyak. Seperti kita ketahui
perkembangan teori plate tektonik berkembang sejalan dengan kegiatan eksplorasi migas.
Klasifikasi Strcture style ditentukan berdasarkan ada tidaknya keterlibatan basement (involved or
non-involved of basement). Istilah basement di dalam industri migas diartikan sebagai batuan
dasar, dimana batuan tersebut sudah bersifat kristalin misalnya pada batuan rigid crystalline
igneous or metamorphic rock.
Strcture style umumnya agak sulit diidentifikasi terlebih apabila data geologinya sangat
kurang. Untuk menentukan Strcture style perlu dikompilasi berbagai macam data, karena dalam
kumpulan struktur (structural assemblages) banyak produk struktur yang sama pada habitat
struktur yang berbeda.
Secara teoritis beberapa petunjuk yang dapat digunakan untuk menentukan Strcture style,
antara lain : (1) Mengindentifikasi struktur indeks (key structure), misalnya en echelon folds dan
faults, trap door block, roolover anticline dan sebagainya; (2) Mengamati adanya anomaly
struktur di dalam zona struktur yang lebih dominant (trend arrangements); (3) Mengamati pola
struktur regional.
Beberapa contoh key structure yang dapat digunakan dalam menentukan Strcture style,
antara lain :
• Drag fold adalah struktur lipatan pada batuan sediment yang terbentuk akibat seretan
oleh batuan yang saling bergerak disepanjang bidang sesar.
• Drape (forced) fold adalah struktur lipatan yang terbentuk pada batuan sediment yang
diakibatkan oleh adanya aktifitas tektonik pada batuan dasarnya, misalnya pada basement
terbentuk block faulting sehingga cover sediment yang berada di atasnya terganggu.
• Intersecting atau grid structure adalah struktur sesar yang saling berpotongan (multiple
structures) yang terjadi pada daerah yang luas, misalnya struktur zig-zag atau dogleg.
• En echelon adalah struktur geologi yang relatif saling sejajar, satu sama lain terletak
pada jalur/posisi yang berbeda namun secara keseluruhan membentuk zona yang memanjang,
misalnya en echelon fold/fault.
• Parallel-similar structure adalah pola struktur yang saling sejajar, saling berdekatan,
membentuk pola seperti bergelombang, misalnya pola struktur fold thrust belt.
2. Sesar Naik
Jalur sesar tersingkap berliku-liku di permukaan bumi, terutama pada sesar sungkup.
Bidang sesar membuat sudut 30o atau lebih dengan muka bumi (sesar naik) atau membuat
sudut lebih kecil daripada 30o (sesar sungkup). Slickenside pada bidang sesar adalah tegak
hingga serong terhasap jurus sesar.
Sesar naik hingga sungkup dapat berubah jadi lipatan pada ujung sesar.
Naiknya arah pergeseran sesar hingga sungkup hanya dapat diketahui dengan penyelidikan
terperinci, seperti memperhatiakan gejala seretan, tanda-tanda kecil pada bidang sesar.
Kerap kali pergeseran adalah searah dengan slickenside dan mendaki bidang sesar.
Sesar naik dansesar sungkup dapat disebabkan oleh longsoran atau oleh daya tektonik.
Dengan lain perkataan kompresi penyebab sesar naik / sungkup bekerja pada bidang
horizontal atau hampir horizontal.Sesar-sesar naik sekunder yang berjurus sejajar dengan
sesar naik (atau sungkup) utama terdapat pada bagian yang naik. Sering kepingan-kepingan
batuan yang terapit sesar naik membentuk struktur imbrikasi.
Batuan yang lebih tua menindih batuan yang lebih muda.
Pembreksian dan pemilonitan membentuk jalur sesar yang jelas.
Suatu system sesar naik hingga sungkup selalu disertai sesar-sesar turun yang berukuran
lebih kecil. Sesar normal tersebut dianggap sebagai akibat gaya berat yang memulihkan
keseimbangan isostasi setelah ini terganggu oleh penyesalan naik hingga sungkip itu.
3. Sesar Mendatar
Pembreksian dan permilonitan jelas dan dapat meliputi jalur batuan yang remuk sampai
seratus meter lebih. Seluruh jalur sesar mencapai lebar sampai sepuluh kilometer
(termasuk flaser-flaser).
Di dalam jalur sesar garis-garis sesar memperlihatkan pola anyaman. Diantara sesar, batuan
yang tidak terganggu berbentuk kanta (‘Flaser’) dan berukuran panjang dan lebar sampai
rausan meter.
Arah pergeseran horizontal dapat ditunjukkan oleh alihan batas batuan, retakan sekunder
seperti rencong (en echelon fractures), gejala seretan, serta pada sesar mendatar hidup ada
tanda seperti alihan terhadap bangunan, jembatan, jalan kereta api, lembah sungai, dan
endapan berusia muda (endapan sungai dan gunung api yang masih hidup), pola tanaman
yang teganggu dan suatu morfologi yang dikenal sebagai shutter ridges.
Kemiringan bidang sesar sangat curam dan umumnya tegak. Slickensidepada bidang sesar
adalah mendatar atau hampir mendatar.
Sesar mendatar nampak di permukaan sebagai garis-garis berjalur lurus lagi panjang.
Panjang jalur sesar mencapai puluhan hinggan ratusan meter pada sesar yang sejajar atau
hampir sejajar dengan struktur regional.
Jalur sesar mendatar sering ditandai oleh deretan kolam (sag ponds).
Tebing tebing curam sepanjang sesar dapat menghadap ke arah yang berlawanan pada jarak
dekat.
Batuan berdampingan yang dibatasi sesar dapat berbeda jenis dan usia geologi.
Sesar mendatar hampir selalu disebabkan oleh daya tektonik dan disertai gempa berfokus
dangkal (kurang dari 35 kilometer).
Jumlah pergerakan mendatar meliputi ratusan kilometer tetapi tiap kali terjadi pergeseran
jumlah pergerakan tidak melebihi 5 m, bahkan umumnya hanya beberapa desimeter saja.
Efek sekunder dari penyesaran mendatar adalah tanah longsor pada tebing curam, sesar
normal sepanjang bidang lemah dalam kerak bumi, penggelembungan permukaan tanah
sampai beberapa desimeter dekat jalur sesar.
Gambar 2.17 (1) Bidang sesar (2) Zona sesar (3) Zona shear
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sesar adalah rekahan atau zona rekahan pada batuan yang memperlihatkan peregeseran.
Patahan/sesar adalah struktur rekahan yang telah mengalami pergeseran. Pergeseran pada sesar
bisa terjadi sepanjang garis lurus (translasi) atau terputar (rotasi). Secara garis besar, sesar dibagi
menjadi dua, yaitu sesar tampak dan sesar buta (blind fault). Sesar yang tampak adalah sesar
yang mencapai permukaan bumi sedangkan sesar buta adalah sesar yang terjadi di bawah
permukaan bumi dan tertutupi oleh lapisan seperti lapisan deposisi sedimen. Sesar dapat
diklasifikasikan berdasarkan :
Secara umum ada 3 (tiga) kelompok sesar utama, yaitu sesar naik, sesar normal dan sesar
mendatar. Sebenarnya ada satu jenis sesar lainnya, yaitu sesar miring (Oblique fault), yang
merupakan kombinasi dari beberapa jenis sesar.
Sesar naik atau Thrust Faults , terjadi apabila hanging wall relatif bergerak naik
terhadap foot wall.
Sesar mendatar (Strike slip fault atau Transcurent fault atau Wrench fault) adalah
sesar yang pembentukannya dipengaruhi oleh tegasan kompresi.
Sesar normal (Ekstensional fault) terbentuk akibat adanya tegasan ekstensional
(gaya tarikan), sehingga pada bagian tertentu gaya gravitasi lebih dominan.
DAFTAR PUSTAKA