Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertambangan timah bangka merupakan pertambangan timah alluvial
dan selama ini pertambangan timah di Bangka menjadi sorotan dunia
berkenaan dengan komoditas timah yang dihasilkan di pulau tersebut dapat
mensuplai kebutuhan timah dunia. Pertimahan Bangka tidak lepas dari harga
jual komoditas yang tinggi di pasar dunia, sistem penambangan yang tidak
memerlukan biaya investasi yang besar, dan metode penambangan yang bisa
dilakukan oleh masyarakat biasa.
Penambangan dan pengolahan mineral, umumnya tidak akan mencapai
perolehan (recovery) 100%, sehingga mineral ikutan bahkan mineral utamanya
masih ada yang tertinggal dan terbuang bersama tailing. Apabila sistem
penambangan mineral cassiterite yang dilakukan tidak meningkatkan perolehan
mineralnya (recovery), tidak menutup kemungkinan pada lahan bekas
penambangan tersebut akan menjadi lahan bagi masyarakat untuk melakukan
penambangan kembali. Sehingga akan membuka kesempatan aktifitas
pertambangan ilegal oleh masyarakat, serta program reklamasi yang telah
diterapkan pada lokasi lahan bekas penambangan akan terganggu.
Melalui penyelidikan potensi mineral casiterite dan ilmenite pada endapan
tailing hasil proses pencucian timah dapat menunjukkan keterdapatan mineral
tersebut sebagai sumberdaya mineral yang dapat dimanfaatkan kembali.
Diharapkan pihak perusahaan yang melakukan penambangan sebaiknya
meningkatkan recovery penambangan agar lahan yang ditinggalkan pasca
penambangan tidak meninggalkan kadar mineral yang masih ekonomis untuk
ditambang. Sehingga program reklamasi dan pasca tambang yang dilaksanakan
tidak akan terganggu oleh berbagai aktifitas penambangan ilegal. pusat kota
Pangkalpinang.
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Adapun maksud dari kegiatan ini yaitu melakukan kegiatan eksplorasi
lanjutan dari kegiatan ekplorasi yang telah dilakukan sebelumya dengann
melakukan kegiatan eksplorasi di tempat daerah penambangan timah.
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari dilakukakan kegiatan ini yaitu :
1. Agar dapat mengetahui apa di tempat tersebut masih ada timah
2. Masih layakah bekas pengambangan tersebut dilakukan kegiatan
eksplorasi lanjutan
1.3 Lokasi Daerah Penyelidikan
Lokasi daerah penyelidikan terletak di daerah kecamatan namang,
kabupaten bangka belitung provinsi kepulawan bangka belitung, dengan
koordinat batas wilayah Kecamatan Namang sebagai berikut :
1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Air Mesu dan Desa Tanjung
Gunung Kecamatan Pangkalanbaru di titik koordinat X : 0.627.854, Y :
9.753.684 dan X : 0.631.152, Y : 9.754.798
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kurau Barat Kecamatan Koba
di titik koordinat X : 0.638.661, Y : 9.742.956.
3. Sebelah timur berbatasan dengan Laut Cina Selatan.
4. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Sungkap Kecamatan Simpang
Katis di titik koordinat X : 0.631.044, Y : 9.742.968.
1.3.1 Administratif dan Geografis
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mempunyai batas wilayah :
1. Sebelah utara dengan Laut Natuna
2. Sebelah timur dengan Selat Karimata
3. Sebelah selatan dengan Laut Jawa
4. Sebelah barat dengan Selat Bangka
Letak posisi geografis provinsi ini adalah 1º50' – 3º10' LS dan 105º - 108º
BT.
Sumber : Dokumenter. 2020.
Gambar 1.1
Peta Administrasi
1.3.2 Kesampaian Wilayah

Sumber : Dokumenter. 2020.


Gambar 1.2
Peta Kesampaian
Untuk kesampaian ke daerah pengamatan yaitu kecamatan namang
kabupaten bangka belitung provinsi kepulawan bangka belitung, bisa melalui
jalur akses darat dari bandara Depur Amir bisa menggunakan transfortasi mobil
atau motor dengan jarak tempuh 19.6 km, dengan waktu tempuh ± 28-36 menit.
1.4 Keadaan Umum Lingkungan
Sebagai daerah yang bergunung dan berbukit, Kabupaten Bangka
Tengah juga banyak dilalui sungai. Ada 31 buah sungai yang tersebar di 6
kecamatan yang ada. Adapun sungai-sungai terpanjang meliputi Sungai Kurau,
Sungai Nadi, Sungai Rangau, Sungai Berok, Sungai Teru, dan Sungai Selan.
Selain untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat seperti tempat mandi dan
mencuci, sungai-sungai tersebut sangat berperan sebagai lalu lintas transportasi.
Sungai-sungai yang ada belum dimanfaatkan untuk pertanian dan perikanan
karena nelayan lebih cenderung mencari ikan ke laut.Pada dasarnya di Daerah
Kabupaten Bangka Tengah tidak ada danau alam, hanya ada bekas
penambangan bijih timah yang luas sehingga menjadikannya seperti danau
buatan yang disebut kolong. Jumlah kolong sebanyak 175 buah, akan tetapi
kolong-kolong ini belum begitu dimanfaatkan bagi masyarakat.
Kabupaten Bangka Tengah beriklim tropis tipe A yang cenderung beriklim
kering dan iklim basah. Suhu udara bervariasi antara 25,7º Celcius hingga 29,0º
Celcius, sedangkan kelembaban udara bervariasi antara 66,0% hingga
83,6%.Curah hujan tiap bulan di Kabupaten Bangka Tengah bervariasi antara
11,8 hingga 370,3 mm tiap bulan untuk tahun 2011.
Curah hujan terendah pada bulan September. Rata-rata curah hujan pada
tahun 2011 adalah 155,43.Rata-rata kecepatan angin pada tahun 2011 sebesar
3,5 knots, dengan rata-rata kecepatan maksimal sebesar 10,7 knots. Sementara
intensitas penyinaran matahari pada tahun 2011 rata-rata bervariasi antara 28,1
hingga 86,3 persen dan tekanan udara antara 1008,4 hingga 1010,4 mb.
Jenis-jenis kayu dari tumbuhan hutan yang dapat ditemui berupa kayu
pelawan, meranti, kapuk, jelutung, pulai, gelam, bitanggor, meranti rawa,
cempedak air, mahang, gaharu (mengkaras), nyatoh, melangir, pasak bumi
(pulek), bakau dan lain-lain. Pada kawasan hutan terdapat binatang liar seperti:
rusa, beruk, monyet, lutung, babi, trenggiling, napuh, musang, murai, tekukur,
pipit, kalong, elang, serta ayam hutan dan tidak terdapat binatang buas seperti
gajah, harimau dan lain sebagainya.
1.4.1 Kondisi Sosial Ekonomi
Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung dilihat dari pendapatan tanpa Migas dan dilihat dari pendapatan
dengan Migas, berturut-turut sektor industri, berikutnya yaitu sektor pertanian
dan sektor pertambangan dan penggalian serta sektor-sektor lainnya diperoleh
dari Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Berdasarkan
data BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sejak Tahun 2009 hingga 2013,
laju pertumbuhan ekonomi Pulau Belitung berkisar antara 4,53–6,11 persen,
sedangkan laju pertumbuhan ekonomi di Pulau Bangka berkisar antara 3,78–
6,33 persen. Data PDRB Provinsi Bangka Belitung dapat di lihat di Tabel 2.10.
berikut.
Tabel 2.10 PDRB Provinsi Bangka Belitung Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) 2010-2013
Lapangan 2010 2011r 2012*) 2013**)
Usaha
Pertanian 4.977.930 5.517.313 6.423.499 7.419.617
Tanaman Bahan 1.184.804 1.335.502 1.551.048 1.819.160
Makanan
Tanaman 1.608.877 1.798.698 2.105.112 2.381.457
Perkebunan
Peternakan dan 138.625 157.702 183.658 214.020
Hasil-hasilnya
Kehutanan 87.014 94.988 107.960 123.449
Perikanan 1.958.610 2.130.422 2.475.721 2.881.530
Pertambangan 4.687.362 5.126.885 5.399.472 5.677.836
dan Penggalian
Pertambangan 605.529 636.950 648.753 709.255
Migas
Pertambangan 3.459.194 3.738.298 3.888.280 3.980.855
Non Migas
Penggalian 622.640 751.637 862.440 987.726
Industri 5.649.560 6.261.789 6.718.413 7.403.884
Pengolahan
Industri Migas 0 0 0 0
Pengilangan 0 0 0 0
Minyak Bumi
Gas Alam Cair 0 0 0 0
Industri Tanpa 5.649.560 6.261.789 6.718.413 7.403.884
Migas
Makanan, 873.167 1.000.644 1.142.768 1.302.899
Minuman dan
Tembakau
Tekstil, Barang 307 339 354 405
Kulit dan Alas
Kaki
Barang Kayu & 167.502 194.610 214.562 240.346
Hasil Hutan
Lainnya
Kertas & Barang 1.897 2.127 2.353 2.691
Cetakan
Pupuk Kimia dan 35.518 41.488 44.269 49.066
Barang dari Karet
Semen dan 632.003 703.477 808.454 946.428
Barang Galian
bukan Logam
Logam Dasar 3.892.055 4.269.900 4.453.492 4.804.539
Besi dan Baja
Alat Angk. Mesin 47.111 49.204 52.160 57.509
dan Peralatannya
Barang Lainnya 0 0 0 0
Listrik, Gas dan 171.600 209.940 243.419 285.656
Air Bersih
Listrik 169.570 207.478 240.559 282.356
Gas 0 0 0 0
Air Minum 2.030 2.463 2.860 3.299
Konstruksi 1.917.917 2.343.565 2.842.950 3.342.100
Perdagangan, 4.935.464 5.814.054 6.577.529 7.388.644
Hotel & Resto
Perdagangan 4.594.652 5.411.618 6.098.028 6.830.174
Besar & Eceran
Hotel 21.282 26.930 30.019 33.665
Restaurant 319.530 375.505 449.482 524.806
Pengangkutan & 847.990 1.000.738 1.185.691 1.386.316
Lapangan Usaha 2010 2011r 2012*) 2013**)

Komunikasi

Pengangkutan 671.246 795.503 955.353 1.122.706


Angk Kereta Api 0 0 0 0
Angk Jalan Raya 361 367 420.703 506.852 603.557
Angk Laut 84 124 97.651 105.771 126.089
Angk Sungai 15 110 17.518 19.771 23.214
Angk Udara 182 969 228.066 288.399 330.701
Jasa Penunjang 27 676 31.564 34.560 39.144
Angkutan
Komunikasi 176 744 205.235 230.338 263.610
Telkom & Pos 170 245 197.812 221.736 253.812
Giro
Jasa Penunjang 6.499 7.423 8.602 9.798
Komunikasi
Keuangan, Real 663.714 789.214 953.239 1.097.207
Estate & Jasa
Perusahaan
Bank 74.559 87.357 102.697 116.184
Lembaga 23.597 27.611 32.678 37.821
Keuangan tanpa
Bank
Jasa Penunjang 0 0 0 0
Keuangan
Sewa Bangunan 530.080 632.114 770.004 888.188
Jasa Perusahaan 35.447 42.133 47.861 55.014
Jasa-Jasa 2.861.435 3.420.451 4.114.376 4.933.581
Pemerintah 2.440.251 2.919.050 3.519.820 4.230.922
Umum
Adm Pemerintah 1.965.848 2.331.497 2.803.803 3.361.769
& Pertahanan
Jasa Pemerintah 474.404 587.554 716.017 869.153
Lainnya
Swasta 421.184 501.400 594.556 702.658
Sosial 121.788 140.887 168.051 199.029
Kemasyarakatan
Hiburan & 2.497 2.999 3.500 4.095
Rekreasi
Perorangan & 296.899 357.515 423.006 499.535
Rumah Tangga
PDRB dengan 26.712.971 30.483.949 34.458.590 38.934.841
Migas
PDRB tanpa 26.107.443 29.846.998 33.809.837 38.225.586
Migas
Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2014
Catatan : r) Angka Revisi
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara

1.4.2 Iklim
Tahun 2007 kelembaban udara di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
berkisar antara 77,4 % sampai dengan 87,3 % dengan rata-rata perbulan
mencapai 83,1 %, dengan curah hujan antara 58,3 mm sampai dengan
476,3 mm dan tekanan udara selama tahun 2007 sekitar 1.010,1 MBS. Rata-rata
suhu udara selama tahun 2007 di provinsi ini mencapai 26,7 derajat C dengan
rata-rata suhu udara maksimum 29,9 derajat C dan rata-rata suhu udara
minimum 24,9 derajat C. Suhu udara maksimum tertinggi terjadi pada Bulan
Oktober dengan suhu udara 31,7 derajat C, sedangkan untuk suh
u udara minimum terendah terjadi pada Bulan Februari dan Maret dengan
suhu udara sebesar 23,2 derajat C.
Kepulauan Bangka Belitung memiliki Iklim tropis yang dipengaruhi angin
musim yang mengalami bulan basah selama tujuh bulan sepanjang tahun dan
bulan kering selama lima bulan terus menerus. Tahun 2007 bulan kering terjadi
pada Bulan Agustus sampai dengan Oktober dengan hari hujan 11-15 hari per
bulan. Untuk bulan basah hari hujan 16-27 hari per bulan, terjadi pada Bulan
Januari sampai dengan Bulan Juli dan Bulan November sampai Bulan
Desember.
1.4.3 Flora dan Fauna
Di Kepulauan Bangka Belitung tumbuh bermacam-macam jenis kayu
berkualitas yang diperdagangkan ke luar daerah seperti: Kayu Pelawan, Kayu
Meranti, Ramin, Mambalong, Mandaru, Bulin dan Kerengas. Tanaman hutan
lainnya adalah: Keramunting, buk-buk, Mate Ayem, Kapuk, Jelutung, Pulai,
Gelam, Meranti rawa, Mentagor, Mahang, Bakau dan lain-lain. Hasil hutan
lainnya merupakan hasil ikutan terutama madu alam dan rotan. Madu Kepulauan
Bangka Belitung terkenal dengan madu pahit.

Sumber : Kompas, 2009


Foto 1
Pohon Kapuk
Fauna di Kepulauan Bangka Belitung lebih memiliki kesamaan dengan
fauna di Kepulauan Riau dan semenanjung Malaysia daripada dengan daerah
Sumatra. Beberapa jenis hewan yang dapat ditemui di Kepulauan Bangka
Belitung antara lain: Rusa, Beruk, Monyet, Lutung, Babi Hutan, Trenggiling,
Musang, Burung Keruak, Elang, Ayam Hutan, Pelanduk Kancil, berjenis-jenis
Ular dan Biawak.
Sumber : Kompas, 2009
Foto 2
Burung Keruak
1.4.4 Tata Guna Lahan
Penggunaan lahan di WS Bangka dibedakan menjadi : lahan sawah,
lahan untuk bangunan dan halaman sekitarnya, tegal/kebun/ladang, padang
rumput, tambak/kolam/empang, lahan untuk tanaman kayu-kayuan rakyat, hutan
negara, perkebunan, lahan yang sementara tidak diusahakan, rawa yang tidak
ditanami dan lain sebagainya. Rincian penggunaan tanah yang berada di WS
Bangka pada Tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 2.3 dan Gambar 2.3 berikut
ini.
Tabel 2.3 Tata Guna Lahan pada WS Bangka
Penggunaan Bangka Bangka Bangka Bangka Pangkal Total
Lahan Tengah Selatan (Ha) Barat pinang (Ha)
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha)
Irigasi 40 4.222 580 695 0 5.537
Tadah Hujan 45 1.007 360 439 0 1.851
Rawa Pasang 0 150 0 0 0
150
Surut
Rawa Lebak 0 2.000 0 0 0 2.000
Tegal 27.761 36.317 19.725 13.071 928 97.802
Ladang 7.994 8.603 19.156 3.235 45 39.033
Perkebunan 26.091 46.450 62.789 46.036 519 181.885
Hutan Rakyat 12.399 5.802 22.330 14.467 13 55.011
Padang 1.924 957 1.367 46 2
4.296
Penggembalaan
Sementara 21.409 37.284 20.060 32.973 352
Tidak 112.078
Diusahakan
Lain-lain 68.070 62.229 40.938 104.090 242
(Tambak,
275.569
kolam, hutan
dll
Jalan, 46.944 155.687 107.763 67.009 9.739
pemukiman,
387.142
Perkantoran,
Sungai dll
Jumlah 212.677 360.708 295.068 282.061 11.840 1.162.354
Sumber: BPS-Kepulauan Bangka dalam Angka, Tahun 2014

Sumber : Dokumenter. 2020.


Gambar 1.3
Peta Tata Guna Lahan

Pada peta tata guna lahan ini dapat dilihat bahwa daerah yang diwarnai
dengan warna kuning dimanfaatkan oleh warga untuk melakukan aktivitas
pertanian, dan wilayah yang diwarnai dengan warna merah adalah wilayah
pertambangan timah yang dilakukan.
1.4.5 Konidisi Topografi
Kondisi topografi daerah penelitian terdapat di daerah yang memiliki
ketinggian datar sampai dimana dekat dengan pantai atau laut, ketinggian dari
daerah ini terdapat antara 25-125 mdpl.
Sumber : Dokumenter. 2020.
Gambar 1.4
Peta Topografi

1.5 Waktu Pelaksanaan

1.6 Metoda dan Peralatan


1.6.1 Metoda
Salah satu metode yang bisa dilaksanakan dengan melakukan
pengeboran pada endapan tailing untuk pengambilan sampel yang akan di uji
laboratorium. Endapan tailing hasil proses pencucian timah, terdiri atas pasir,
lempung, air, mineral utama dan mineral ikutan timah. Endapan tersebut memiliki
kedalaman yang dangkal dan tidak terlalu kompak, sehingga pemilihan alat bor
tangan (Hand Auger) merupakan cara yang tepat untuk melakukan pengeboran
(Teknik eksplorasi Ign Sudarno, Iman Wahyono Sumarinda, 1981).
Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder

Pengeboran dan
Pengambilan Sampel di - Peta lay out
Endapan Tailing Bekas tambang
Penambangan - Laporan
produksi
- Laporan
RKAB
Uji Laboratorium

Pengolahan

Potensi Mineral Cassiterite & Ilm enite

Penggunaan GPS diperlukan untuk menentukan koordinat titik bor di


lapangan, batas- batas endapan tailing serta elevasi dari permukaan endapan
tailing, dengan mengetahui data luas dan kedalaman endapan tailing, maka
volume endapan tailing dapat diketahui. Data primer yang didapat akan diolah
untuk mendapatkan hasil berupa potensi mineral cassiterite dan ilmenite.
Perhitungan sumberdaya terukur cassiterite dan ilmenite pada endapan tailing
dilakukan dengan menggunakan metode daerah pengaruh yaitu extended area.
Hasil pengolahan data akan dianalisis untuk mengetahui potensi mineral
cassiterite dan ilmenite yang terdapat pada daerah bekas penambangan timah.

Tabel 1. Metode analisis laboratorium

Analisis
No Metode
Kuantitatif Kualitatif

Kadar Fe
1 Volumetri Total
2 Spektrophotometri Kadar TiO2
Kadar
Jenis
3 Mineral Butir FeTiO3 dan
mineral
SnO2

1.6.2 Peralatan

Anda mungkin juga menyukai