Anda di halaman 1dari 2

Sejarah bahan peledak emulsi dimulai pada tahun 1961 ketika Richard Egly dan Albert Neckar dari

perusahaan pelarut komersial mengajukan aplikasi yang cepat ke kantor paten as untuk sebuah bahan
peledak yang terdiri dari campuran emulsi dari air dalam minyak dan zat pengoksidasi padat seperti
amonium nitrat. Hal ini diberikan pada tahun 1964 sebagai paten as 3,161.551. Daripada mencari bahan
peledak tipe baru dalam bentuk emulsi, mereka mencoba membuat ANFO kedap air. Perkembangan-
perkembangan selanjutnya pada tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an menghasilkan bahan peledak
dengan karakteristik peledak tingkat diam diam dan peledakan yang sebanding dengan berbagai nilai
dyna mite. Selain itu, emulsi dikembangkan dengan karakteristik yang memungkinkan penggunaannya
yang aman dan efisien dalam sistem pemuatan massal berskala besar. Jika rata-rata, median dan modus
memiliki nilai yang sama, maka nilai rata-rata, median dan modus akan terletak pada satu titik dalam
kurva distribusi frekuensi. Kurva distribusi frekuensi tersebut akan terbentuk simetris.

Jika rata-rata lebih besar dari median, dan median lebih besar dari modus, maka pada kurva distribusi
frekuensi, nilai rata-rata akan terletak di sebelah kanan, sedangkan median terletak di tengahnya dan
modus di sebelah kiri. Kurva distribusi frekuensi yang terbentuk adalah menceng kanan atau
kemencengan positif.

Jika rata-rata lebih kecil dari median, dan median lebih kecil dari modus, maka pada kurva distribusi
frekuensi, nilai rata-rata akan terletak di sebelah kiri, sedangkan median terletak di tengahnya dan
modus di sebelah kanan. Kurva distribusi frekuensi yang terbentuk adalah menceng kiri atau
kemencengan negatif.

Jika kurva distribusi frekuensi tidak simetris (menceng ke kiri atau ke kanan), maka biasanya akan berlaku
hubungan antara rata-rata median dan modus sebagai berikut.

Rata-rata – Modus = 3 (Rata-rata – Median)

Jika rata-rata, median dan modus memiliki nilai yang sama, maka nilai rata-rata, median dan modus akan
terletak pada satu titik dalam kurva distribusi frekuensi. Kurva distribusi frekuensi tersebut akan
terbentuk simetris.

Jika rata-rata lebih besar dari median, dan median lebih besar dari modus, maka pada kurva distribusi
frekuensi, nilai rata-rata akan terletak di sebelah kanan, sedangkan median terletak di tengahnya dan
modus di sebelah kiri. Kurva distribusi frekuensi yang terbentuk adalah menceng kanan atau
kemencengan positif.

Jika rata-rata lebih kecil dari median, dan median lebih kecil dari modus, maka pada kurva distribusi
frekuensi, nilai rata-rata akan terletak di sebelah kiri, sedangkan median terletak di tengahnya dan
modus di sebelah kanan. Kurva distribusi frekuensi yang terbentuk adalah menceng kiri atau
kemencengan negatif.
Jika kurva distribusi frekuensi tidak simetris (menceng ke kiri atau ke kanan), maka biasanya akan berlaku
hubungan antara rata-rata median dan modus sebagai berikut.

Rata-rata – Modus = 3 (Rata-rata – Median)

Jika rata-rata, median dan modus memiliki nilai yang sama, maka nilai rata-rata, median dan modus akan
terletak pada satu titik dalam kurva distribusi frekuensi. Kurva distribusi frekuensi tersebut akan
terbentuk simetris.

Jika rata-rata lebih besar dari median, dan median lebih besar dari modus, maka pada kurva distribusi
frekuensi, nilai rata-rata akan terletak di sebelah kanan, sedangkan median terletak di tengahnya dan
modus di sebelah kiri. Kurva distribusi frekuensi yang terbentuk adalah menceng kanan atau
kemencengan positif.

Jika rata-rata lebih kecil dari median, dan median lebih kecil dari modus, maka pada kurva distribusi
frekuensi, nilai rata-rata akan terletak di sebelah kiri, sedangkan median terletak di tengahnya dan
modus di sebelah kanan. Kurva distribusi frekuensi yang terbentuk adalah menceng kiri atau
kemencengan negatif.

Jika kurva distribusi frekuensi tidak simetris (menceng ke kiri atau ke kanan), maka biasanya akan berlaku
hubungan antara rata-rata median dan modus sebagai berikut.

Rata-rata – Modus = 3 (Rata-rata – Median)

Anda mungkin juga menyukai