Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS BENTANG ALAM BERDASARKAN KENAMPAKAN DI PETA

KONTUR

1. Pendahuluan
Geomorfologi yang merupakan bagian dari ilmu gelogi yang mempelajari mengenai
bentuk. Bentuk yang ada dipermukaan bumi mencerminkan proses yang terjadi pada muka
bumi itu. Bentuk tersebut dikelompokkan berdasarkan kesamaan proses yang bekerja
padanya. Proses endogenic akan menghasilkan jajaran bentuklahan bentangalam struktural
dan vulkanik, sedangkan proses eksogenik akan membentuk jajaran bentangalam sesuai
dengan media yang bekerja padanya seperti fluvial, pantai, karst, eolian dan glasial yang
masing-masing dipengaruhi oleh media air, gelombang, angina dan es. Variasi bentuk
muka bumi dapat dilihat dari foto udara, peta topografi dan media lain yang dapat
menunjukkan topografi suatu wilayah.
Sebagai geologi peta kontur merupakan dasar kita dalam melakukan pemetaan baik
geologi maupun geomorfologi. Biasanya sebelum melakukan pemetaan dari peta kontur
kita bisa menentukan bentuk topografi yang akan kita petakan. Bentuk topografi ini
mewakili gambaran kondisi geomorfologi suatu daerah. Beberapa informasi yang bisa kita
ekstrak dari peta kontur diantaranya : kemiringan lereng, bentuk topografi (dari sayatan
tipis), elevasi daerah.
Dalam mempelajari geomorfologi, pemahaman mengenai bentuk dan proses yang
membentuk bentuk ini merupakan pondasi awal. Untuk itu tugas besar geomorfologi ini
akan merangkum pemahaman kalian dalam memahami/mengenali bentuk muka bumi dan
proses yang bekerja padanya. Rangkaian tugas meliputi identifikasi bentuklahan structural,
vulkanik, fluvial, pantai, karst dan eolian.

2. Tahapan Analisa
Dalam analisis bentang alam struktural menggunakan peta kontur, yang perlu dilakukan
antara lain adalah: deliniasi kontur rapat dan kontur renggang, deliniasi pola penyaluran
dan jalan, perhitungan morfometri dan pengklasifikasian reliefnya berdasarkan klasifikasi
Van Zuidam (1983) serta pembuatan sayatan geomorfologi baik profil normal maupun
eksagrasi. Tahap-tahap yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Deliniasi kontur rapat menggunakan pensil warna sesuai dengan ketentuan berikut :
KELAS GENETIK SIMBOL WARNA
Bentuklahan asal struktural Ungu / violet
Bentuklahan asal gunungapi Merah
Bentuklahan asal denudasional Coklat
Bentuklahan asal laut (marine) Hijau
Bentuklahan asal sungai (fluvial) Biru tua
Bentuklahan asal glasial (es) Biru muda
Bentuklahan asal aeolian (angin) Kuning
Bentuklahan asal karst (gamping) Jingga (orange)
2. Deliniasi pola pengaliran (sungai) menggunakan warna biru tua untuk sungai besar
dan biru muda untuk sungai kecil serta merah untuk jalan. Jenis pola pengaliran yang
umum dijumpai dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Jenis-jenis pola pengaliran (Hugget, 2017)

3. Membuat sayatan yang memotong lima kontur berurutan, masing-masing lima buah
sayatan di kontur rapat maupun kontur renggang.
4. Perhitungan morfometri :
 Menghitung panjang sayatan (n) dari masing-masing sayatan yang telah dibuat tadi
dengan tetap membedakan antara sayatan kontur rapat dan kontur renggang. Nilai
n dihitung dalam satuan centimeter (cm).
 Menghitung jarak sebenarnya (d) dari masing-masing sayatan tadi dengan cara:
d=n x skala peta( m)
 Menghitung interval kontur (IK) pada peta:
1
IK = x skala peta
2000
 Menghitung ∆h dari masing-masing sayatan
∆ h=n kontur x IK

 Menghitung nilai persen lereng

% lereng = ∆h/d x 100%

 Setelah didapatkan nilai persen lereng dari masing-masing sayatan, dicari rata-
rata persen lerengnya
Rata-rata % lereng = Ʃ % lereng/jumlah sayatan
 Menghitung beda tinggi pada tiap satuan (kontur rapat dan kontur renggang)
∆H = Top Hill – Down Hill

Top Hill = Elevasi tertinggi


Down Hill = Elevasi terendah

5. Mengklasifikasikan jenis relief pada kontur rapat dan kontur renggang dengan
menggunakan klasifikasi Van Zuidam (1983)

6. Membuat sayatan A-B sepanjang minimal 25 cm dengan melewati dua satuan (kontur
rapat dan kontur renggang)
7. Menghitung elevasi pada setiap kontur (naik atau turun) dimana harga satu kontur
adalah nilai IK
8. Membuat profil normal dan profil eksagrasi pada milimeter block. Lihat Gambar 2
9. Membuat kolom morfologi
10. Interpretasi morfologi yang ada pada peta kontur
11. Interpretasi morfologi dalam dilakukan dengan melihat pola tertentu pada peta kontur.

Gambar 2. Contoh Profil Eksagrasi Geomorfologi


Gambar 3. Contoh Konten Kolom Morfologi

3. Pelaporan
Laporan dikumpulkan pada akhir rangkaian praktikum sebagai bentuk
rangkuman dari kegiatan yang telah kalian kerjakan. Adapun sistematika
laporan disusun sebagai berikut
1. Cover
2. Daftar Isi
4. Daftar Gambar
5. Daftar Tabel
6. BAB I Pendahuluan
7. BAB II Tinjauan Pustaka
8. BAB III Metodologi
9. BAB IV Pembahasan
10. BAB V Kesimpulan
11. Daftar Pustaka
12. Lampiran : Logbook kegiatan/ progress tugas dan poster akhir.

Anda mungkin juga menyukai