Anda di halaman 1dari 52

LABORATORIUM GEOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG


Nomor Tugas : 10
Mata Kuliah : Praktikum Geologi Struktur

LAPORAN AKHIR
LIPATAN (FOLD)

Nama : Nirmaya Wulandari


NPM : 10070118016
Shift Praktikum : V (Lima) / 13.00 – 16.00 WIB
Hari/ Tanggal Praktikum : Sabtu, 11 April 2020
Hari/ Tanggal Laporan : Sabtu, 18 April 2020
Asisten : 1. Dr., Ir. Yunus Ashari, M.T.
2. Dr., Ir. Dudi Nasrudin, M.T.
3. Dono Guntoro, S.T., M.T.
4. Wahyu Budhi Khorniawan, S.T., M.T.
5. Ir. Sri Indarto
6. Deni Mildan S.T
7. Mursalin Hasruddin
8. Yodi Kurniawan
9. Aghrid Salsabiela
10. Bagas Ismail
11. Erghiza Tribiani
12. Padli Ahmad Wijaya Kusuma

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1441 H / 2020 M
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena kehendak-Nya
lah penulis dapat menyelesaikan laporan akhir ini. Sholawat serta salam penulis
ucapkan kepada suri tauladan kita, Sayyidina Wamaulana Muhammad SAW.
Tidak lupa pula pada keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Hanya dengan rida Allah SWT dan doa yang tiada hentinya dari kedua
orang tua serta keluarga, penulis dapat menyelesaikan laporan akhir yang berjudul
“LIPATAN (FOLD)”.
Penulis menyadari bahwa laporan akhir ini tidak luput dari kekurangan
karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan yang ada. Akan
tetapi berkat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, penyusunan laporan akhir
ini dapat berjalan dengan lancar dan diselesaikan tepat pada waktunya.
Akhir kata, semoga laporan akhir ini bermanfaat bagi pembaca.
Kesempurnaan yang nyata hanyalah milik Allah SWT semata. Semoga kita
selalu berada di dalam lindungan-Nya. Aamiin.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bandung, 18 April 2020

Nirmaya Wulandari
NPM 10070118016

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i


DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Maksud dan Tujuan ......................................................................... 1
1.2.1 Maksud ................................................................................ 1
1.2.2 Tujuan .................................................................................. 1
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................. 3
2.1. Pengertian Lipatan .......................................................................... 3
2.2 Mekanisme Perlipatan ..................................................................... 4
2.3 Bagian – Bagian Lipatan ................................................................. 5
2.4 Jenis – Jenis Lipatan ....................................................................... 6
2.5 Klasifikasi Lipatan ............................................................................ 7
2.6 Prosedur Pengerjaan Rekonstruksi ................................................ 9
BAB III TUGAS DAN PEMBAHASAN ................................................................ 10
3.1 Tugas ............................................................................................. 10
3.2 Pembahasan.................................................................................. 12
3.2.1 Rekonstruksi Lipatan Metode Higgins............................... 12
3.2.2 Melengkapi Blok Bidang Lipatan ....................................... 13
3.2.3 Jenis Lipatan ...................................................................... 14
3.2.4 Membuat Proyeksi Bidang Lipatan ................................... 16
3.2.5 Rekonstruksi Lipatan Arc Method ..................................... 19
3.2.6 Kedudukan Lipatan ............................................................ 20
BAB IV ANALISA ................................................................................................ 22
BAB V KESIMPULAN ........................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 24
LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bumi terdiri dari lempengan – lempengan yang bergerak secara terus
menerus. Pergerakan lempeng tektonik dan lapisan bumi ini merupakan peristiwa
tektonisme. Peristiwa tektonisme terjadi akibat adanya gerakan teknonik yang
merupakan gerakan naik turunnya lapisan bumi yang terdiri dari gerakan
epirogenetik dan juga gerakan orogenetik. Gerakan orogenetik ini bekerja dalam
waktu yang lebih cepat namun dengan wilayah yang lebih sempit. Gerakan
orogenetik ini akan menghasilkan struktur – struktur geologi seperti lipatan dan
patahan.
Adanya struktur geologi lipatan ini berfungsi untuk memberikan informasi
akan kemenerusan dari suatu endapan pada singkapan di suatu daerah, untuk
menentukan keterdapatan mineral, membantu kegiatan eksplorasi mineral,
mengetahui posisi stratigrafi batuan sehingga dapat mengetahui metode
penambangan yang dapat digunakan pada suatu daerah.
Rekonstruksi lipatan dilakukan dengan berdasarkan data yang didapat dari
hasil pengukuran kedudukan lapisan di lapangan atau dapat pula dengan
membuat penampang dari peta geologi dimana rekonstruksi ini dapat dilakukan
dengan menggunakan metode tangan bebas ataupun busur lingkaran.

1.2 Maksud dan Tujuan


Berikut ini merupakan maksud dan tujuan diadakannya praktikum lipatan,
yaitu :
1.2.1 Maksud
Maksud diadakannya praktikum lipatan ini yaitu untuk mengetahui
gambaran dua dimensi yang menunjukkan adanya struktur geologi lipatan dengan
cara merekonstruksi lipatan tersebut.
1.2.2 Tujuan
Praktikum struktur geologi lipatan atau fold ini dilakukan dengan tujuan
untuk :

1
2

1. Mengetahui metoda apa saja yang dapat digunakan dalam merekonstruksi


lipatan.
2. Mengetahui bentuk serta jenis lipatan.
3. Mengetahui urutan umur batuan dari yang paling tua ke muda.
4. Mengetahui kedudukan sumbu lipatan berdasarkan pengukuran sayap
lipatan di lapangan.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Lipatan


Struktur lipatan merupakan hasil perubahan bentuk atau deformasi dari
suatu batuan yang ditunjukkan sebagai kumpulan dari lengkungan pada unsur
garis maupun bidang yang terdapat di dalam batuan tersebut dimana unsur –
unsur yang terbuat ini merupakan bidang perlapisan foliasi atau lineasi.

Sumber : Hendri Pranata, 2018


Gambar 2.1
Lipatan pada Lapisan Batuan
Apabila dilihat dari orientasi lipatannya, maka terdapat dua istilah atau
definisi yang berkaitan erat dengan lipatan, yakni :
1. Antiklin, merupakan lipatan yang memiliki orientasi cembung atau
memiliki dip direction yang saling menjauh atau saling berlawanan atau
dengan kata lain pusat perlipatannya berada di atas.
2. Sinklin, merupakan lipatan yang memiliki orientasi cekung atau memiliki
dip direction yang saling mendekat atau menuju ke satu arah yang sama
atau dapat dikatakan pusat perlipatannya berada di bawah.

Sumber : Agnas Setiawan, 2012


Gambar 2.2
Antiklin dan Sinklin

3
4

2.2 Mekanisme Perlipatan


Mekanisme gaya yang dapat menyebabkan adanya perlipatan terbagi
menjadi dua jenis apabila dilihat dari kedudukan gaya relatif terhadap perlapisan
batuannya, yaitu :
1. Buckling (melipat), merupakan jenis mekanisme gaya yang terjadi akibat
adanya gaya tekan dimana arahnya ini sejajar dengan permukaan
lempengannya.

Sumber : Susanto Budiano, 2018


Gambar 2.3
Buckling
2. Bending (pelengkungan), merupakan jenis mekanisme gaya yang terjadi
akibat adanya gaya tekan dimana arahnya ini tegak lurus dengan
permukaan lempengannya.

Sumber : Susanto Budiono, 2018


Gambar 2.4
Bending
Apabila dilihat dari respon gerak yang dihasilkan benda terhadap gaya
yang mengenainya, mekanisme gaya perlipatan terbagi menjadi empat jenis,
yaitu :
1. Flexure folding (true folding), yang diakibatkan oleh adanya gaya
tangensial atau gaya kopel.
2. Flow folding (incompetent folding).
3. Shear folding (slip folding).
4. Folding due to vertical movement.
5

2.3 Bagian – Bagian Lipatan


Berikut ini merupakan bagian – bagian yang terdapat pada struktur lipatan,
yaitu :
1. Limb atau sayap lipatan, merupakan bagian lipatan yang terletak di sebelah
kanan dan kiri pada sisi lipatan. Dengan kata lain, limb atau sayap lipatan
merupakan bagian lipatan yang terletak down-dip yang dimulai dari
lengkung maksimum suatu antiklin ataupun up-dip yang dimulai dari
lengkung suatu sinklin pada lipatan.
2. Hinge point, merupakan titik maksimum pada pelengkungan yang terdapat
pada lapisan yang terlipat atau lipatan. Adapun garis yang
menghubungkan antar titik hinge point tersebut disebut dengan hinge line.
3. Axial plane atau bidang sumbu lipatan, merupakan bidang yang memotong
lipatan dengan besaran sudut yang dibentuknya ini sama besar.
4. Crest atau puncak lipatan, merupakan titik tertinggi pada suatu lipatan.
Adapun garis yang menghubungkan titik crest pada antiklin tersebut
disebut dengan crestal line. Adapun istilah crestal surface yang merupakan
bidang khayal yang dapat mencakup seluruh crestal line pada antiklin.
5. Trough, merupakan titik dasar terendah yang terdapat pada lipatan.
Adapun garis khayal yang dapat menghubungkan titik – titik trough tersebut
pada suatu sinklin disebut dengan trough line. Sedangkan bidang khayal
yang dapat mencakup seluruh trough line pada sinklin dinamakan dengan
trough surface.
6. Fold axis atau garis sumbu lipatan, merupakan perpotongan yang dibentuk
antara bidang sumbu dengan bidang horizontal pada lipatan. Pada
umumnya, garis sumbu ini akan terlihat pada peta geologi.
7. Crestal plane, merupakan bidang yang melalui garis yang menghubungkan
titik – titik tertinggi pada pusat perlipatan.
8. Core, yaitu inti atau pusat dari suatu lipatan.
9. Plunge, merupakan sudut penunjaman pada bidang vertikal yang diukur
dari axial line terhadap bidang horizontalnya.
10. Bearing, merupakan sudut horizontal yang diukur terhadap arah tertentu
serta menyatakan arah penunjaman axial line.
11. Pitch, merupakan sudut yang dibentuk antara axial line terhadap bidang
ataupun gariz horizontal.
6

Sumber : Prima, 2011


Gambar 2.5
Bagian – Bagian Lipatan

Sumber : Prima, 2011


Gambar 2.6
Bagian – Bagian Lipatan

2.4 Jenis – Jenis Lipatan


Apabila dilihat dari posisi bidang sumbunya, lipatan terbagi menjadi tiga,
yaitu lipatan tegak, lipatan miring, dan juga lipatan rebah. Sedangkan jika dilihat
dari bidang sumber dan sayapnya secara deskripsi, maka lipatan dapat terbagi
menjadi dua, yaitu lipatan simetri dimana kedua sudut nya sama besar dan juga
lipatan asimetri dimana kedua sudutnya tidak sama besar.
Adapun jenis – jenis lipatan lainnya, yaitu sebagai berikut :
1. Lipatan paralel, yaitu lipatan yang memiliki ketebalan lapisan yang tetap.
2. Lipatan disharmonik, yaitu lipatan yang memiliki bentuk yang tidak teratur
oleh karena adanya lapisan – lapisan yang tersusun yang berlasal dari
bahan yang berbeda.
3. Lipatan pigmatik, yaitu lipatan yang bentuknya terbalik terhadap sumbunya.
4. Lipatan chevron, yaitu lipatan yang memiliki sudut dan dibentuk dengan
bidang planar.
5. Lipatan isoklin, yaitu lipatan yang memiliki sayap lipatan yang sejajar oleh
karena adanya tekanan yang dihasilkan secara terus menerus.
7

6. Lipatan klin bands, yaitu jenis lipatan yang memiliki sudut tajam dengan
batasnya berupa permukaan planar.
7. Lipatan tegak, yaitu jenis lipatan dimana garis sumbu pada antiklin dan
sinklin terbagi dengan ukuran serta sudut yang sama besar (simetris).
8. Lipatan miring, yaitu jenis lipatan dimana garis sumbunya terbagi secara
tidak beraturan atau tidak simetris sehingga membentuk suatu sudut.
9. Lipatan menggantung, yaitu jenis lipatan dimana pada bagian puncak
lipatannya ini terangkat atau terdorong dengan sangat tinggi sehingga
bentuknya seolah – olah menggantung.
10. Lipatan rebah, yaitu jenis lipatan yang mengalami tekanan secara terus
menerus sehingga akan mengakibatkan puncak lipatan landai.
11. Lipatan kelopak, yaitu jenis lipatan dimana pada bagian dalam lipatan
tersebut, terdapat daya tekanan yang bekerja namun tidak membuat sayap
tengah menjadi tipis.
12. Lipatan seretan, yaitu jenis lipatan yang dihasilkan dari seretan pada sesar.
13. Lipatan similar, yaitu jenis lipatan dimana jarak antar lapisannya sejajar
dengan sumbu utamanya.

2.5 Klasifikasi Lipatan


Dalam menamakan suatu lipatan, maka harus mengacu kepada klasifikasi
lipatan yang ada dimana klasifikasi ini bergantung pada dasar yang digunakannya.
1. Klasifikasi Billings (1977)
Klasifikasi ini disusun atas dasar :
a. Bentuk penampang yang tegak dimana penampangnya ini tegak lurus
dengan sumbu lipatannya. Contohnya yaitu lipatan sederhana dan
kompleks, lipatan simetris dan asimetris, lipatan rebah, dll.
b. Intensitas perlipatan. Contohnya yaitu closed fold, open fold, drag fold.
c. Pola dari sumbu lipatan pada suatu daerah. Contohnya yaitu en
echelon folds, culmination dan depression, anticlinorium, dan
synclinorium.
d. Sifat – sifat lipatan yang berhubungan dengan kedalaman. Contohnya
yaitu similar folds, parallel folds, supratenuous fold, dan pierching.
2. Klasifikasi Fleuty. Klasifikasi ini dibuat dengan berdasarkan kisaran
besarnya sudut yang terdapat di antara sayap lipatan serta berdasarkan
8

besarnya sudut kemiringan hinge surface dan sudut penunjaman hinge line
yang diperoleh.
3. Richard (1971) mengklasifikasikan lipatan menjadi dua jenis, yaitu
kemiringan hinge surface dan penunjaman hinge line serta pitch dari hinge
line dimana untuk mengetahui jenis dari suatu lipatan, dapat dengan
menggunakan diagram berikut :

Sumber : Susanto Budiono, 2018


Gambar 2.7
Diagram Lipatan

Sumber : Susanto Budiono, 2018


Gambar 2.8
Diagram Lipatan

Sumber : Susanto Budiono, 2018


Gambar 2.9
Bentuk Lipatan
9

Pada umumnya, sesar dan lipatan sering ditemukan secara bersamaan


melalui dua kondisi berikut :
1. Pertemuan atau asosiasi antara sesar dan lipatan hanya ditemukan
dengan cara kebetulan dimana sebelum terjadinya sesar sudah nampak
adanya lipatan.
2. Terdapat kemungkinan hubungan genetik yang terjadi antara lipatan
dengan sesar.

2.6 Prosedur Pengerjaan Rekonstruksi


Rekonstruksi lipatan ini dilakukan dalam bentuk penampang atau dapat
pula dengan menggunakan analisa dan diagram beta, diagram phi, dan diagram
kontur. Pada umunya, rekonstruksi ini dilakukan di suatu lintasan penampang yang
terdapat di peta geologi. Berikut ini merupakan langkah – langkah yang dapat
dilakukan pada rekonstruksi lipatan berdasarkan sifat dan juga bentuk batuannya :
1. Metode tangan bebas (free hand methods), merupakan salah satu metoda
rekonstruksi lipatan yang digunakan pada lipatan yang terdapat di batuan
yang incomplement. Pada rekonstruksi ini, akan terjadi proses penipisan
maupun penebalan dengan bentuk yang tidak teratur. Untuk
menggambarkan rekonstruksi lipatan ini, dapat dengan menghubungkan
batas antar lapisan dengan arah mengikuti orientasi kemiringannya.
2. Metoda busur lingkaran (arc method), merupakan salah satu metoda
rekonstruksi lipatan yang digunakan pada lipatan yang terdapat di dalam
batuan yang competent. Contoh dari rekonstruksi ini yaitu lipatan paralel.
Rekonstruksi lipatan dengan menggunakan metoda busur lingkaran
dilakukan dengan hipotesis berupa lipatan memiliki bentuk busur atau
setengah lingkaran dengan pusatnya berada di perpotongan diantara
sumbu – sumbu kemiringan dengan jarak yang berdekatan.
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tugas
Adapun tugas yang diberikan berkaitan dengan praktikum struktur geologi
lipatan ini, yaitu :
1. Diketahui suatu gambar

a. Tentukan kedudukan masing – masing sayap lipatan


b. Tentukan jarak dari titik A ke B, B ke C, dan A ke C
c. Rekonstruksi lipatan tersebut berdasarkan metode higgins
(penampang A – B)
d. Rekonstruksi lipatan tersebut berdasarkan metode higgins
(penampang B – C)
e. Rekonstruksi lipatan tersebut berdasarkan metode higgins
(Penampang A – C)
2. Diketahui suatu gambar sebagai berikut :

10
11

a. Gambarkan blok / sisi bidang yang masih kosong dan warnai sesuai
litologinya.
b. Tentukan urutan umur batuan yang paling tua ke muda.
c. Gambarkan axial plane masing – masing lipatan
d. Tentukan jenis lipatan berdasarkan kedudukan axial plane
3. Diketahui suatu gambar lipatan sebagai berikut :

Tentukan :
a. Jenis lipatan (Rickard , 1971) menggunakan diagram Rickard dan
warnai sesuai litologinya (lampiran 2, 3, dan 4)
b. Urutan umur batuan dari yang paling tua ke muda
4. Suatu lipatan diketahui dengan data kedudukan lapisan batuan sebagai
berikut :
No Strike/Dip No Strike/Dip
1 N 61oE/40o 8 N 130oE/34o
2 N 60oE/45o 9 N 110oE/30o
3 N 60oE/42o 10 N 114oE/30o
4 N 50oE/53o 11 N 105oE/32o
5 N 45oE/55o 12 N 100oE/31o
6 N 40oE/64o 13 N 102oE/34o
7 N 120oE/32o 14 N 101oE/32c
Diketahui di lapangan hinge line dari lipatan berarah N85oE. Tentukan dip
of axial plane, plunge, pitch serta klasifikasi lipatan berdasarkan diagram
(Rickard, 1971).
5. Rekonstruksi struktur lipatan berikut ini dengan menggunakan arc method.
12

a. Gambarkan axial plane pada setiap bentuk lipatannya


b. Tentukan jenis lipatannya berdasarkan kedudukan axial plane
c. Tentukan urutan umur batuan dari yang paling tua ke muda
6. Dari data lapangan pengukuran sayap lipatan didapat data – data sebagai
berikut :
No Strike/Dip No Strike/Dip
1 N220E/30 4 N350E/16
2 N210E/50 5 N7E/30
3 N256E/12 6 N16E/50
Tentukan kedudukan sumbu lipatannya!

3.2 Pembahasan
Berikut merupakan pembahasan mengenai tugas yang telah diberikan di
atas, sebagai berikut :
3.2.1 Rekonstruksi Lipatan Metode Higgins
Metode higgins ini merupakan salah satu cara interpolasi pada rekonstruksi
lipatan oleh karena batas – batas lapisannya ini dijumpai secara berulang pada
lintasan yang akan di rekonstruksinya. Metode ini dilakukan dengan melakukan
langkah seperti berikut ini :
1. Bukalah dip ke arah luar lalu tarik searah 90 ke arah dalam sehingga
didapatkan suatu perpotongan antara titik A dan B lalu tandai dengan C;
2. Buatlah bisektor pada garis A-B dan tariklah ke arah vertikal hingga
memotong garis AC lalu tandai dengan Z;
3. Ukurlah panjang garis C-Z lalu tarik garis dari titik Z menuju titik D dimana
garis ini masih satu garis dengan B-Z dimana panjang Z-D ini lebih panjang
dari garis C-Z;
4. Ukurlah panjang B-D lalu aplikasikan panjang tersebut pada garis A-C
hingga sama panjang. Garis yang melebihi perpotongan C tersebut tandai
dengan Oa;
5. Buatlah bisektor pada D-Oa lalu tarik garis menuju garis A-C dan tandai
dengan Ob;
6. Buatlah busur lingkaran dengan meletakkan besi jangka pada titik Oa dan
pensil pada titik A lalu tarik ke arah kanan. Aplikasikan pula pada titik B-
Ob;
13

7. Tariklah garis pada bisektor A-B menuju ke arah perpotongan busur


lingkaran tersebut. Dan inilah yang disebut dengan axial plane pada
rekonstruksi lipatan menggunakan metode higgins ini.
Untuk penampang rekonstruksi B-C dilakukan sama seperti dengan
rekonstruksi A-B.

Sumber : Data Hasil Praktikum, 2020


Gambar 3.1
Rekonstruksi Lipatan
Kedudukan yang didapat dari gambar diatas adalah :
1. A : N216E/56
2. B : N020E/46
Apparent dip : arc tan (sin sudut penirisan x tan dip)
: arc tan (sin 78 x tan 46)
: 45,36
3. C : N216E/51
Sedangkan jarak sebenarnya di lapangan yang diproyeksikan ke dalam
gambar tersebut ialah :
1. A – B : 13,2 x 10 = 132 cm
2. B – C : 14,9 x 10 = 149 cm
3. A – C : 28,1 x 10 = 281 cm
3.2.2 Melengkapi Blok Bidang Lipatan
Gambaran bentuk dari blok bidang tersebut ditentukan dari arah dip nya
lalu diwarna sesuai litologi yang diberikan seperti batulempung yang digambarkan
dengan garis strip dan diaplikasikan secara zig zag serta warna litologinya yaitu
warna hijau tua, batupasir dengan litologi titik – titik yang menyebar secara merata
dengan warna litologinya yaitu kuning, serta batugamping dengan litologi yang
14

digambarkan seperti batubata yang tersusun secara zigzag dengan warna


litologinya yaitu biru.

Sumber : Data Hasil Praktikum, 2020


Gambar 3.2
Blok Bidang Lipatan
Adapun urutan umur batuan pada blok bidang tersebut ditentukan dari
bentuk lipatannya yakni :
1. Pada bidang a, urutan umur batuan dari yang paling tua ke muda yaitu :
a. Batulempung
b. Batupasir
2. Pada bidang b, urutan umur batuan yang paling tua ke muda yaitu :
a. Batulempung
b. Batugamping
c. Batulempung
d. Batupasir
3. Pada bidang c, urutan umur batuan dari yang paling tua ke muda yaitu :
a. Batulempung
b. Batugamping
c. Batulempung
d. Batupasir
Berdasarkan kedudukan axial plane yang digambarkan pada blok bidang
diatas, maka jenis lipatan yang dihasilkan ini merupakan jenis lipatan tegak.
3.2.3 Jenis Lipatan
Pada gambar yang ada dibawah ini litologi yang didapatkan yaitu berupa
batulempung dengan bentuk strip zigzag berwarna hijau tua dan juga batupasir
dengan litologi yang digambarkan dengan titik serta warnanya yang kuning. Untuk
menentukan jenis lipatan dari gambar dibawah ini, dapat dilakukan dengan plotting
nilai dip of axial plane serta plunge yang diketahui dari soal pada diagram Rickard
15

dimana nilai dip of axial plane ini di plot pada garis yang lurus nya, sedangkan
plunge ini diaplikasikan pada garis yang melengkung. Setelah itu timpalah diagam
jenis dan bentuk lipatan pada diagram Rickard dan tusuklah dengan menggunakan
jarum pada titik yang telah didapatkan tadi untuk mengetahui jenis dan bentuk
lipatan yang digambarkan dengan bidang lipatan tersebut.
Untuk menentukan urutan umur batuan pada kedua bidang lipatan ini dapat
dilihat dari bentuk lipatannya dimana batuan yang terbentuk lebih dulu ialah
batulempung kemudian diikuti dengan pembentukan batupasir.

Sumber : Data Hasil Praktikum, 2020


Gambar 3.3
Bidang Lipatan
Dari hasil plotting dibawah ini, jenis lipatan yang didapatkan pada bidang a
merupakan jenis lipatan inclined folds, sedangkan jenis lipatan yang didapatkan
pada bidang b ini merupakan jenis lipatan vertical folds.

Sumber : Data Hasil Praktikum, 2020


Gambar 3.4
Diagram Rickard
16

Sumber : Data Hasil Praktikum, 2020


Gambar 3.5
Diagram Jenis Lipatan

Sumber : Data Hasil Praktikum, 2020


Gambar 3.6
Diagram Bentuk Lipatan
3.2.4 Membuat Proyeksi Bidang Lipatan
Untuk membuat proyeksi bidang lipatan ini dapat dilakukan dengan
menggunakan bantuan software dips. Adapun langkah yang dapat dilakukan yakni
sebagai berikut :
1. Bukalah software dips lalu klik new;
2. Klik project setting lalu pada bagian global orientation pilihlah strike (right)
/ dip;
3. Masukkanlah data kedudukan yang diberikan pada kolom yang telah
tersedia;
4. Klik vector preset dan data akan ditampilkan sebagai proyeksi kutub, lalu
simpanlah;
5. Klik diagram kontur lalu matikan menu pole untuk menampilkan diagram
kontur yang dihasilkan dari kedudukan yang telah diperoleh lalu simpan;
6. Buatlah hinge line dengan klik trend line lalu ubah arahnya menjadi 101;
17

7. Buatlah gridle plane dengan klik add plane lalu sesuaikan hingga
menyentuh puncak kontur;
8. Buat axial plane dengan klik add plane kembali lalu sesuaikan dengan
tanda angka 1 yang telah tersedia dimana ujung axial plane ini menyentuh
garis hinge line;
9. Buatlah garis plunge dan juga dip of axial plane.
10. Baca dan catatlah nilai dip of axial plane, plunge, pitch 1, dan pitch 2 hingga
didapatkan data sebagai berikut :
a. Dip of axial plane : 34
b. Plunge : 32
c. Pitch 1 : 18
d. Pitch 2 : 7
Berikut merupakan gambar proyeksi yang dihasilkan :

Sumber : Data Hasil Praktikum, 2020


Gambar 3.7
Diagram Pole

Sumber : Data Hasil Praktikum, 2020


Gambar 3.8
Diagram Kontur
18

Sumber : Data Hasil Praktikum, 2020


Gambar 3.9
Proyeksi Bidang
Untuk menentukan jenis lipatan yang didapat pada proyeksi bidang diatas
ini dapat dilakukan dengan plotting nilai dip of axial plane dan juga nilai plunge
pada diagram Rickard. Jenis lipatan yang dihasilkannya ini merupakan jenis
lipatan inclined folds.

Sumber : Data Hasil Praktikum, 2020


Gambar 3.10
Diagram Rickard

Sumber : Data Hasil Praktikum, 2020


Gambar 3.11
Diagram Jenis Lipatan
19

Sumber : Data Hasil Praktikum, 2020


Gambar 3.12
Diagram Bentuk Lipatan
3.2.5 Rekonstruksi Lipatan Arc Method
Pada umumnya, arc method ini digunakan pada batuan yang competent
atau batuan yang kompak dengan anggapan bahwa bentuk dasar lipatan ialah
berupa busur lingkaran dengan pusatnya ini merupakan perpotongan yang
dibentuk antara sumbu – sumbu kemiringan yang berdekatan. Metode ini dapat
dilakukan dengan melakukan langkah berikut :
1. Tarik lah garis pada yang tegak lurus dengan kemiringan hingga
berpotongan antara kemiringan yang satu dengan yang lainnya;
2. Buatlah busur lingkaran dengan menaruh besi jangka pada titik
perpotongan dan pensil pada tiap kemiringannya lalu pada kemiringan
pertama tarik lah ke arah kemiringan kedua dan begitupun sebaliknya
hingga terbentuklah suatu lengkungan yang menandakan lipatan.
Berikut merupakan gambar hasil dari rekonstruksi lipatan dengan
menggunakan arc method atau metode busur lingkaran :

Sumber : Data Hasil Praktikum, 2020


Gambar 3.13
Rekonstruksi Lipatan Arc Method
20

Untuk menentukan urutan umur batuan ini dapat dilihat dari lapisan yang
telah dibentuknya dimana lapisan yang berada di paling bawah ini akan terbentuk
terlebih dahulu. Oleh karena itu, urutan umur batuan dari yang paling tua ke muda
yang diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Batuserpih
2. Batuserpih
3. Batubara
4. Batupasir
5. Batupasir
6. Batulempung
7. Batulanau
8. Batulanau
9. Batulempung
3.2.6 Kedudukan Lipatan
Untuk menentukan kedudukan lipatan yang didapatkan dari hasil
pengukuran sayap lipatan di lapangan ini dapat dilakukan dengan menggunakan
bantuan software dips dengan mengikuti langkah berikut ini :
1. Bukalah software dips lalu klik new;
2. Klik project setting lalu pada menu global orientation pilihlah strike (right) /
dip;
3. Masukkan data kedudukan sayap lipatan yang telah didapatkan pada
kolom yang telah tersedia;
4. Klik vector preset dan data sudah ditampilkan dalam proyeksi kutub seperti
berikut ini :

Sumber : Data Hasil Praktikum, 2020


Gambar 3.14
Diagram Pole
21

5. Klik add plane untuk membuat bidang dan sesuai kan lengkungan bidang
tersebut dengan titik – titik kedudukan yang telah ditampilkan pada langkah
ke – 4 tadi sehingga hasilnya akan seperti berikut

Sumber : Data Hasil Praktikum, 2020


Gambar 3.15
Kedudukan Sayap Lipatan
6. Bacalah kedudukan lipatan yang dihasilkan sehingga didapatkan nilai
N129/81.
BAB IV
ANALISA

Pada pembuatan rekonstruksi lipatan dengan menggunakan metode


higgins, dip yang digunakan pada titik B ini bukanlah dip yang sebenarnya,
melainkan dip semu atau apparent dip. Hal ini dilakukan karena arah strike nya
tidak tegak lurus dengan arah penampangnya.
Lipatan biasa digunakan di perencanaan serta eksplorasi mineral. Lipatan
ini akan menunjukkan bahwa ketika batubara terkena suatu gaya maka akan
berpengaruh pada kualitas batubara tersebut sehingga akan berpengaruh pula
pada kadar nya. Pada umumnya, lipatan terbentuk pada batuan yang memiliki sifat
ductile atau elastis. Oleh karena itu, lipatan banyak terbentuk pada batuan
sedimen.
Pada saat dilapangan, data yang diambil untuk mengukur lipatan ini berupa
kedudukan strike/dip yang diukur pada sumbu atau sayap serta hinge line yang
terdapat pada lipatan tersebut. Pada dasarnya, hinge line ini sama halnya dengan
trend sehingga hinge line ini dapat diukur di singkapan. Adapun cara yang lebih
tepat dalam menentukan sinklin dan antiklin selain dari kedudukan strike/dip nya
yaitu dengan melihat kenampakan lipatannya. Namun, apabila lipatan tersebut
berada di bawah singkapan, sinklin dan antiklin ini dapat dilihat melalui struktur
primer yang terdapat di sekitarnya. Hal ini dilakukan karena struktur primer dapat
memberikan informasi mengenai umur dari batuannya tersebut. Apabila lapisan
dengan umur yang muda dan saling berhadapan maka ia akan membentuk sinklin.
Sedangkan ketika lapisan yang berumur tua saling bertemu dengan litologinya
yang sama maka ia akan membentuk antiklin. Di lapangan, lipatan tidak akan
selalu tegak di dinding singkapan, bisa saja berada di bawah permukaan
lipatannya.
Pemboran peledakan tidak hanya dilakukan dengan mengikuti arah
lapisannya, melainkan dapat dilakukan dengan mencari jarak yang lebih dekat
dengan posisi minyaknya. Pada umumnya, minyak itu terdapat di antiklin, bukan
sinklin. Hal ini dikarenakan minyak akan bermigrasi ke tekanan yang lebih rendah
yaitu ke atas.

22
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan teori yang telah dipaparkan diatas, maka dapat ditarik


kesimpulan sebagai berikut :
1. Metode yang dapat digunakan untuk merekonstruksi lipatan ini yaitu
metode higgins, arc method atau metode busur lingkaran, dll.
2. Untuk mengetahui jenis lipatan ini dapat dilakukan dengan plotting nilai dip
of axial plane dan plunge pada diagram Rickard lalu plot pula pada diagram
jenis dan bentuk lipatannya.
3. Untuk mengetahui urutan umur batuan dapat dilihat dari bentuk lipatannya
atau dapat dilihat dari lapisan batuan yang paling bawah seperti no. 5.
4. Dari hasil yang telah didapatkan di lapangan, kedudukan lipatan sayap
lipatan yang diperoleh dari hasil proyeksi yakni sebesar N129/81.

23
DAFTAR PUSTAKA

1. Billings, M. P. (1977). Structural Geology. New Delhi: Prentice Hall Of


India Private Limited.

2. Budiono, Susanto. 2018. Panduan Praktikum Geologi Struktur.


docplayer.info. Diakses pada 14 April 2020 pukul 10.21 WIB.

3. Noor, D. (2012). Pengantar Geologi. Bogor: Universitas Pakuan.

4. Pranata, Hendri. 2018. Berdasarkan Bentuk Penampang Tegak.


docplayer.info. Diakses pada 14 April 2020 pukul 10.21 WIB.

5. Prima. 2011. Deformasi Batuan. primaedu.wordpress.com. Diakses pada


14 April 2020 pukul 11.06 WIB.

6. Ragan, D. M. (1973). Structural Geology An Introduction To


Geometrical Techniques, Second Edition. New York: Jhon Wiley
& Sons.

7. Saplie, B. (2012). Prinsip Dasar Geologi Struktur. Bandung: ITB.

8. Setiawan, Anas. 2012. Struktur Geologi. agnazgeograph.wordpress.com.


Diakses pada 14 April 2020 pukul 12.24 WIB
FORM PENILAIAN LAPORAN

Laporan Akhir
Format Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V Dapus
(10) (15) (5) (20) (30) (15) (5)

TOTAL NILAI
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai