Anda di halaman 1dari 16

LABORATORIUM

GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Proyeksi Stereografis, 21 Oktober 2021

Proyeksi Stereografis

Laode Muhammad Imaduddin Almarabi1, Indah Angraini2, Rian Saputra Djaya S.,T.3
1. Praktikan Laboratorium Geologi Struktur
2. Asisten Laboratorium Geologi Struktur
3. Koordinator Laboratorium Geologi Struktur

*Email: laodemuhammadimaduddinalmarabi@gmail.com

SARI

Proyeksi stereografi merupakan cara pendekatan deskripsi geometri yang efisien untuk
menggambarkan hubungan sudut antara garis dan bidang secara langsung. Pada proyeksi
stereografi, unsur struktur geologi digambarkan dan dibatasi didalam suatu permukaan bola.
Proyeksi streografis adalah penggambaran dari dua dimensi atau proyeksi yang dilakukan terhadap
permukaan bola yang dianggap sebagai tempat orientasi dari geometri bidang dan garis. Proyeksi
stereografis terdiri dari beberapa macam, antara lain equal angle projection, equal area projection,
orthogonal projection, polar projection masing- masing dari proyeksi stereografis ini memiliki ciri dan
hasil proyeksi yang berbeda- beda, namun dalam analisa geometri struktur geologi, tak jarang
dibutuhkan kombinasi dari keempatnya untuk menghasilkan analisa geometri yang akurat dan lebih
praktis. Proyeksi stereografi merupakan proyeksi yang didasarkan pada perpotongan bidang atau
garis dengan suatu bidang proyeksi yang berupa bidang horizontal yang melalui sebuah bola. Tujuan
dari Praktikum ini adalah Praktikan dapat mengunakan proyeksi stereografis dalam analisis
deskriptif problema struktur geologi; Praktikan dapat memahami pengunaan polar net dan scmidht
net dalam analisis deskriptif problema struktur geologi.

Kata Kunci: Proyeksi Stereografi, Net, Wulff, Schmidtt

PENDAHULUAN

Proyeksi merupakan suatu metode atau langkah untuk menggambarkan suatu bentuk
tertentu menjadi bentuk yang lain dengan cara atau langkah yang tertentu dalam satu bidang atau
garis yang disebut sebagai bidang proyeksi atau garis proyeksi. Dalam dunia geologi struktur yang
penuh dengan analisa unsur titik, garis, bidang dan sudut bahkan perpotongan dan kombinasi antara
ke empatnya, diperlukan berbagai metode yang dapat digunakan untuk menganalisa unsur-unsur
tersebut secara lebih mudah dan praktis serta memberikan hasil yang akurat demi efisiensi kerja
namun dengan hasil yang maksimal. Untuk itu, muncullah suatu metode analisa yang cukup praktis
dan mudah untuk mengaplikasikannya dalam analisa struktur geologi, yaitu metode proyeksi
stereografis.
Geologi struktur merupakan cabang ilmu geologi yang mepelajari deformasi atau perubahan
bentuk batuan di kerak bumi. Pada geologi struktur hal yang paling menjadi perhatian bukanlah
jenis batuan ataupun mineral penyusunnya, melainkan struktur pada batuan tersebut. Pada
prinsipnya, struktur batuan atau yang sering disebut struktur geologi mudah dipelajari dengan
melihat perubahan ciri fisik dari suatu perlapisan batuan, akan tetapi pada kenyataan dan penerapan
di lapangan penggambaran struktur geologi tidak sedemikian prinsipnya, kerena tidak selamanya
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Proyeksi Stereografis, 21 Oktober 2021

struktur geologi dapat dilihat dengan bentuk utuh. Untuk mempermudah meneliti dan menganalisa
suatu struktur dilakukan penggambaran secara proyeksi baik itu struktur garis maupun struktur
bidang baik pada struktur yang terlihat maupun struktur semu. Penggambaran proyeksi tersebut
dapat dilakukan dengan dua metode. Metode Deduksi merupakan metode penulisan yang mana
penjelasan akan didahului oleh unsur-unsur umum dari pokok bahasan menjadi unsur khusus
pembahasan, sementara metode Induksi merupakan metode penulisan yang menjabarkan gambaran
umum berdasarkan pokok bahasan khusus sehingga berkesan seperti format Akibat-Sebab, dan
metode campuran merupakan metode pembahasan yang tidak stagnan atau pembahasannya dapat
bergerak ke umum-khusus tanpa berurutan. . Hal ini disebabkan sifat struktur geologi yang tidak
hanya di kontrol oleh gaya endogen bumi, melainkan berbagai faktor seperti sebaran mineral, litologi,
morfologi, kerentanan batuan, batas lempeng dan aspek lainnya. Sehingga, dalam studi suatu
struktur geologi daerah tertentu, perlu dilakukan studi lebih lanjut dengan mempertimbangkan
aspek-aspek yang dijelaskan diatas. Dalam melakukan penulisan kita umumnya mengenal metode
penulisan, yang mana terdiri atas 3 macam, metode Deduksi, Metode Induksi maupun Metode
Campuran .Metode diatas dapat dipergunakan dalam melakukan analisis struktur geologi suatu
daerah, dimana pembahasannya dapat dilihat secara umum atau kondisi regional, kemudian ruang
lingkupnya semakin mengecil seperti pada singkapan dan mengerucut menjadi kenampakan
megaskopis serta mikroskopis. Hal tersebut berguna untuk memahami lebih lanjut kondisi geologi
dari suatu daerah, yang mana dapat di korelasikan kepada aspek-aspek lain seperti Proyeksi
stereografi yang sangat berguna untuk menunjukkan pole dari semua bidang-bidang yang penting
(atau arah) dalam kristal. Pada saat proyeksi tersebut disiapkan dengan bidang (hkl), sebagai bidang
proyeksi, ini disebut proyeksi standar (hkl). Dengan dasar yang demikian, maka perlu dilakukan
suatu studi mengenai mekanisme analisis struktur geologi yang melihat dari aspek urut-urutan,
dimana dilihat dengan sudut pandang luas kemudian mengerucut menjadi khusus. Hal ini
memudahkan pada analisis data serta cara penyajiannya, dan juga menjadi kontrol dalam melakukan
deskripsi dan analisis struktur geologi dari suatu daerah.
“Beberapa peneliti fokus mengkaji pada pengerjaan suatu daerah wilayah Masih terdapat
keterbatasan/kelemahan penelitian yang mengkaji yaitu arus terjun langsung ke lapangan, Oleh
karena itu, penelitian ini dilakukan setelah dilakukannya pengumpulan data dilapangan kemudian
mengolah data tersebut“.

Proyeksi stereografis terdiri dari beberapa macam, antara lain equal angle projection, equal
area projection, orthogonal projection, polar projection masing- masing dari proyeksi stereografis ini
memiliki ciri dan hasil proyeksi yang berbeda- beda. Jusman (2018)
TINJAUAN PUSTAKA

proyeksi stereografis adalah gambaran dua dimensi atau proyeksi dari permukaan sebuah
bola sebagai tempat orientasi geometri bidang dan garis. Dengan demikian, proyeksi stereografis
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Proyeksi Stereografis, 21 Oktober 2021

adalah suatu metode proyeksi dengan bidang proyeksi berupa permukaan setengah bola. Biasanya,
yang dipakai adalah permukaan setengah bola bagian bawah ( lower hemisphere). Proyeksi
stereografis dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan geometri berupa besaran arah dan
sudut dalam analisa geomoetri struktur geologi karena proyeksi ini dapat menggambarkan geometri
kedudukan atau orientasi bidang dan garis dalam bidang proyeksi yang digunakan.
Proyeksi stereografis dapat dilakukan ketika data strike dan dip kekar dan lereng telah
diketahui. (Ilir, Janan, 2020). Proyeksi stereografi merupakan suatu aplikasi dalam geometri yang
memproyeksikan poin bola dari lingkup utara ketitik dalam bidang bersinggungan dengan kutub
selatan. Secara intuitif, proyeksi stereografi adalah cara membayangkan sebuah bola sebagai bidang
datar sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Poyeksi Stereografi dalam prakteknya sering
dilakukan menggunakan komputer atau dengan tanggan menggunkan jenis khusus dari kertas grafik
yang biasa disebut Stereonet atau Wulff Net dan juga Schmidtt Net.
Proyeksi stereografis adalah sebuah titik pada bidang yang merupakan proyeksi suatu titik
yang menyinggung bola satuan pada ruang Euclid. Model ini disajikan pada dua bidang yang berbeda,
bidang datar. (Arianto, 2017). Proyeksi stereografi merupakan proyeksi yang didasarkan pada

perpotongan bidang atau garis dengan suatu bidang proyeksi yang berupa bidang horizontal yang melalui
sebuah bola. Bidang ini akan berbentuk lingkaran, disebut lingkaran primitive. Lingkaran primitif
merupakan proyeksi yang kedudukannya (dip=0). Oleh sebab itu, penentuanproyeksi dip untuk bidang
dimulai pada lingkaran luar dan dip 90° terletak pada pusat lingkaran. Untuk menentukan kemiringan
bidang yang dip-nya antara 0–90°, maka proyeksinya akan berbentuk busur yang jari-jarinya lebih besar
dari jari-jari lingkaran primitif, sehingga disebut lingkaran besar atau great circleatau stereogram. Untuk
struktur bidang yang vertikal, maka proyeksinya akan berupa garis lurus yang melalui pusat lingkaran
primitive.
Proyeksi stereografis dapat dilakukan ketika data strike dan dip kekar dan lereng telah diketahui.
(Ilir, Janan, 2020). Proyeksi stereografi merupakan suatu aplikasi dalam geometri yang memproyeksikan
poin bola dari lingkup utara ketitik dalam bidang bersinggungan dengan kutub selatan. Secara intuitif,
proyeksi stereografi adalah cara membayangkan sebuah bola sebagai bidang datar sesuai dengan aturan
yang telah ditetapkan. Poyeksi Stereografi dalam prakteknya sering dilakukan menggunakan komputer
atau dengan tanggan menggunkan jenis khusus dari kertas grafik yang biasa disebut Stereonet atau Wulff
Net dan juga Schmidtt Net.
Dari beberapa proyeksi stereografi di atas proyeksi stereografi dapat membantu kita didalam
menganalisis struktur - struktur geologi dan permasalahan- permasalahan yang berhubungan dengan
geometri struktur geologi. Misalnya untuk menginterpretasikan arah tegasan yang bekerja pada suatu
area dengan menggunakan perhitungan arah kekar yang dominan secara statistik, menginterpretasikan
plunge dari sebuah lipatan, menginterpretasikan jenis sesar dari data kekar ataupun arah garis gores
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Proyeksi Stereografis, 21 Oktober 2021

(slicken line) yang terdapat pada singkapan batuan yang ada dilapangan. Penerapan dan pemahaman
pada proyeksi secara grafis dan proyeksi stereogari hampir sama, yang membedakannya hanyalah cara
memproyeksikannya. Selain itu output struktur bidang dan struktur garis dari proyeksi secara grafis dan
secara strereografi berbeda, hal ini disebabkan dari bidang proyeksi sumbu kartesian dan stereonet yang
pemahaman dan penggambaran bentuk 3D-nya bebeda. Pada proyeksi stereografi stereonet sangat
membantu untuk membuat proyeksi kedudukan maupun menentukan kedudukan. Dengan sudut-sudut
90° dari North ke South maupun dari West ke East mempermudah penentuan Dip, App. Dip dan juga
Plunge Setelah itu dilakukan pengerjaan dengan cara menggambar di kertas kalkir menggunakan
peralatan yaitu pensil mekanik, busur 360 derajat, penggaris, penghapus dan jangka serta bahan
lainnya yaitu gambar dari schimidt net dan polar net yang telah di cetak (print) sebelumnya.
Selanjutnya cara pengerjaannya untuk struktur bidang yaitu di mulai dengan membuat lingkaran
360 derajat dengan menggunakan jangka diatas kertas kalkir dengan mengikuti gambar yang telah
di print dengan cara kertas kalkir diatas dari gambar schimidt net dan polar net kemudian setelah
itu diberi arah mata angin, kemudian ikuti data yang ada dengan menandai setiap titik pada data
sesuai dengan besar sudut dan arahnya, setelah itu buatkan garis atau kemiringan yang dibutuhkan
untuk menjawab soal dengan aturan dimana pada setiap jaring yang tebal pada net bernilai 10 derajat
dan diantara jaring itu terdapat 5 kotak dan setiap kotak bernilai 2 derajat hal itu berlaku pada
keduanya tetapi berbeda penggunaan, kemudian carilah dip, dip semu, plunge, picth, titik pole,
kedudukan dari data sesuai dengan soal yang diberikan.

Selain itu untuk mencari zona mineralisainya juga mudah karena perpotongan kedua lapisan
terlihat jelas. Tetapi pada proyeksi stereografi ini pemotongan kedua lapisan ditandai dengan saling
berpotongnya kedudukan (strike) dan Dip dua lapisan, beda hanya dengan proyeksi secar grafis yang
perpotongan lapisannya ditandai dengan saling berpotongnya top strike dan bottom strike dari dua jenis
lapisan.
Proyeksi streografi memproyeksikan poin bola dari lingkup utara ke titik dalam bidang
bersinggungan dengan kutub selatan. Proyeksi stereogarfi ini jugamemilik dua cara penggambaran,
yaitu proyeksi stereografi yang pengambilansudutnya dari bagian luar lingkaran ke bagian dalam
dan proyeksi kutub.yangcara pengambilan sudutnya dari dalam lingkaran ke bagian luar lingkaran
dan juga saling berla'anan dengan proyeksi stereografi.dengan bidang proyeksi yang
berbentuk lingkaran /stereonet 0 dengan sudut yang terbentuk rapi, Penentuan unsur unsur
struktur pun jadi lebih mudah.contohnya dengan struktur garis dan juga data App. Dip dan arah
"earing” akan mudah untuk mencari kedudukan dan kemiringan sebenarnya suatu lapisan.selain
itu, dengan beberapa kedudukan yang saling berpotongan maka akan lebih mudah untuk mengetahui
zona mineralisasinya dengan pemahaman yang baik mengenai unsur struktur, maka
penggambaran proyeksi stereografi akan lebih simpel dan mudah untuk diterapkan.
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Proyeksi Stereografis, 21 Oktober 2021

Proyeksi streogarfis juga sangan simpel dan prosedurnya sangat sederhana. Contohnya pada
penentuan besaran dan arah tidak ditentukan oleh perhitungan konversi sudut melainkan garis sudut
pada stereonet. Namun, proyeksi stereografi ini mempunyai beberapa kelemahan kalau dibandinngkan
dengan proyeksi secara garfis. Pada proyeksi stereogarfi sangat sulit untuk menentukan besaran-besaran
seperti lebar lapisan, tebal lapisan, bahkan kedalaman. Proyeksi stereografis adalah sebuah titik pada
bidang yang merupakan proyeksi suatu titik yang menyinggung bola satuan pada ruang Euclid. Model ini
disajikan pada dua bidang yang berbeda, bidang datar (Asri, 2016).
Proyeksi stereografis terdiri dari beberapa macam, antara lain:
1. Equal Angle Projection
2. Equal Area Projection
3. Orthogonal Projection
4. Polar Projection
Masing-masing dari proyeksi stereografis ini memiliki ciri dan hasil proyeksi yang berbeda-
beda, namun dalam analisa geometri struktur geologi, tak jarang dibutuhkan kombinasi dari
keempatnya untuk menghasilkan analisa geometri yang akurat dan lebih praktis.
1. Equal Angle Projection
Proyeksi ini pada dasarnya memproyeksikan setiap titik pada permukaan bola ke bidang
proyeksi pada suatu tutuk zenith yang terletak pada sumbu vertikal melalui pusat bola bagian
puncak. Bidang-bidang dengan sudut yang sama akan digambarkan semakin rapat ke arah pusat.
Hasil penggambaran pada bidang proyeksi disebut sebagai stereogram. Hasil dari equal angle
projection adalah Wulff Net.
2. Equal Area Projection
Proyeksi ini lebih umum digunakan dalam analisis data statistik karena kerapatan hasil
ploting menunjukkan keadaan yang sebenarnya. Proyeksi equal area merupakan proyeksi yang akan
menghasilkan jarak titik pada bidang proyeksi yang sama dan sebanding dengan sebenarnya. Hasil
dari equal area projection adalah suatu stereogram yang disebut dengan Schmidt Net.
3. Orthogonal Projection
Proyeksi ini merupakan kebalikan dari equal angle projection karena pada proyeksi ortogonal,
titik-titik pada permukaan bola akan diproyeksikan tegak lurus pada bidang proyeksi dan lingkaran
hasil proyeksi akan semakin renggang ke arah pusat. Stereogram dari proyeksi ortogonal disebut
sebagai Orthographic Net.

4. Polar Projection
Pada proyeksi ini, baik unsur garis maupun bidang tergambar sebagi suatu titik. Stereogram
dari proyeksi kutub ini adalah Polar Net atau Billings Net. Polar Net ini diperoleh dari equal area
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Proyeksi Stereografis, 21 Oktober 2021

projection, sehingga apabila ingin mendapatkan proyeksi bidang dari suatu titik pada Polar Net,
harus menggunakan Schmidts Net.
Para peneliti di struktur geologi prihatin dengan orientasi dari bidang datar dan baris untuk
sejumlah alasan. Foliasi dari batu adalah struktur planar yang sering berisi struktur linier yang
disebut lineasi. Demikian pula, sebuah kesalahan bidang datar adalah struktur planar yang mungkin
berisi struktur linier seperti slickensides. Orientasi ini garis dan Bidang datar pada berbagai skala
dapat diplot dengan menggunakan metode-metode visualisasi garis dan bidang datar bagian atas.
Seperti dalam kristalografi, bidang datar biasanya diplot oleh tiang mereka. Tidak seperti Orientasi
ini garis dan Bidang datar pada berbagai skala dapat diplot dengan menggunakan metode-metode
visualisasi garis dan bidang datar bagian atas. Seperti dalam kristalografi, bidang datar biasanya
diplot oleh tiang mereka. Tidak seperti kristalografi, belahan bumi selatan digunakan sebagai ganti
dari utara (karena struktur geologi di bawah permukaan terletak pertanyaan. Dalam konteks ini
proyeksi stereografik sering disebut sebagai menurunkan proyeksi belahan bumi-sama-sudut. Yang
sama-area yang lebih rendah-proyeksi belahan bumi ditentukan oleh azimut sama-daerah proyeksi
Lambert juga digunakan, terutama ketika plot harus dikenakan analisis statistik selanjutnya seperti
kepadatan contouring. Orientasi ini garis dan Bidang datar pada berbagai skala dapat diplot dengan
menggunakan metode-metode visualisasi garis dan bidang datar bagian atas.
Adapun penggambaran unsur struktur dalam proyeksi adalah sebagai berikut:
1. Prosedur penggambaran struktur bidang:
a. Perpotongan antara lingkaran kecil dengan lingkaran primitive pada kalkir
b. Gambarkan besaran jurus pada melalui pusat lingkaran.
c. Putar kalkir berlawanan dengan arah jarum jam sampai jurus berhimpit dengan N- stereonet.
d. Gambarkan busur lingkaran sesuai dengan besarnya dip.
e. Putar kalkir keposisi semula.
Setelah itu lakukan proses ini:
a. Perpotongan antara lingkaran kecil dengan lingkaran primitif untuk pengukuran jurus/ strike
b. Pembacaan dip dimulai dari 0 pada lingkaran primitif dan 90 pada pusat lingkaran.
2. Prosedur penggambaran struktur garis
a. Gambarkan besaran bearing mulai dari pusat lingkaran.
b. Putar kalkir hingga bearing berhimpit dengan arah E – W stereonet.
c. Beri tanda panah pada besaran bearing pada tepi batas besarnya harga plunge.
Setelah itu lakukan proses seperti ini:
a. Hasil penggambaran akan berupa garis lurus dari pusat lingkaran primitif.
b. Penggambaran plunge dimulai dari lingkaran primitf (0°) dan 90° terletak dipusat lingkaran.
c. Penggambaran bearing prinsipnya sama dengan penggambaran pada struktur bidang.
Cara pengukuran sudut penunjaman pluge
1. Menempelkan sisi “W” kompas pada sisi atas alat bantu yang masih dalam keaadan vertikal.
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Proyeksi Stereografis, 21 Oktober 2021

2. Memutar klinometer hingga gelembung pada nivo tabung berada di tengah nivo dan besar sudut
penunjaman (plunge) merupakan besaran sudut vertikal yang ditunjukkan oleh penunjuk pada
skala klinometer.
Proyeksi kutub adalah pembalikan sudut kemiringan 900. Bidang yang mempunyaii
kemiringanyang besar, spasinya akan rapat dan kemiringannya yang kecil. Dasarnya ini yang
dipakai yaitu “Kesamaan Sudut”. kepentingan analisis struktur dengan cara “Kesamaan Luas”,
maupun saat melakukan sebuah pengukuran lereng yang didasari dengan menggunakan Teknik
pembalikan kemiringan lereng.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Tentukan kedudukan pitch dengan data trend S 70° E /, kedudukan bidang S 85° E /25°

Gambar 1. Problem Set 1 (Kedudukan pitch)

Pertama-tama membuat lingkaran lalu diberi notasi N, E, S, W. Lalu menghitung dari south
ke east, yaitu 85° dan mencari nilai dip dengan cara S 85° E di utarakan lalu dihitung dari arah east
dari luar ke dalam yaitu 25° lalu di dapatkan dip. Lalu titik dip tadi jadikan patokan untuk
menghubungkan north dan south lalu hubungkan, lalu Tarik garis lurus dari north ke west.
Kemudian tentukan S 70° E dengan cara di utarakan sebenarnya lalu dihitung dari soth ke east
sebanyak 70° dan pada titik tengahnya diberi titik lalu ditarik garis dari tengah ke S 70° E. Kemudian
untuk nilai pitch dengan cara S 85° E di utrakan lalu di hitung sampai S 70° E dan untuk arah plank
dengan cara S 70° E di simpan di east dan di hitung dari luar ke dalam sampai titik perpotongan.
Jadi, kedudukan Pitch adalah 15°.
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Proyeksi Stereografis, 21 Oktober 2021

2. Tentukan besar dip semu dan pole/kutub pada arah N 86°E, kedudukan bidang N 168° E/44°

Gambar 2. Problem Set 2 (dip semu dan pole/kutub)

Pertama-tama membuat lingkaran lalu diberi notasi N, E, S, W, kemudian menghitung dari


north ke west sebanyakan 168° lalu menentukan dip nya yaitu arah 168°di utarakan lalu menghitung
dari east dari luar ke dalam sebesar 44° lalu diberi titik dan di jadikan patokan untuk
menghubungkan north dan south lalu di garis lurus dari north ke south. Kemudian tentukan arah N
86° E di utarakan sebenarnya lalu dihitung 86° dari north ke east lalu di utarakan lalu pada titik
tengahnya di tarik ke south dan garis yang melewati titik bidang diberi garis putus putus, lalu garis
putus-putus ini di east kan untuk mendapatkan dip semu dengan cara di hitung dari east dari luar
kedalam sampai titik perpotongan. Lalu untuk mecari titik pole di utarakan arah N 168° E yan telah
diketahui dipnya dan ditambahakan 90° untuk mendpatkan titik pole nya lalu di beri tanda titik.
Jadi, Besar Dip Semu adalah 44°.

3. Tentukan kedudukan dan pitch garis yang terbentuk dari perpotongan dua bidang dengan
kedudukan N 195º E/ 27° dan N 68 º E/ 28°

Gambar 3. Problem Set 3 (kedudukan dan pitch)


LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Proyeksi Stereografis, 21 Oktober 2021

Pertama-tama membuat lingkaran lalu diberi notasi N, E, S, W, lalu hitung dari north ke east
sebanyak 195° dan hitung dari north ke east juga sebanyak 68°, lalu tentukan dipnya yaitu N 195° E
di utarakan lalu di hitung dari east dari luar ke dalam sebanyak 27° lalu jadikan patokan untuk
menghubungkan north dan south begitu juga untuk N 68° E dan akan ada titik perptongam dan titik
perpotongan ini di utarakan lalu di garis menuju titik tengah. Selanjutnya nilai pitch di hitung dari
atas ke bawah untuk pitch 1 dan begitu juga pitch 2, Kemudian menentukan kedudukan di utarakan
sebenarnya dan menghitung kedudukan pada arah perpotongan yaitu dari north sampai arah
perpotongan. Selanjutnya di cari dilai plank yaitu nilai perpotongan tadi di letakan di east kemudian
di hitung dari luar ke dalam sampai titik perpotongan.
Jadi, kedudukannya adalah N 222°E/20° dan pitch 1 sebesar 25° & pitch 2 sebesar 25°.

4. Tentukan kedudukan dua bidang dari data kedudukan semu 22°, N 64° E dan 50° S 47° W

Gambar 4. Problem Set 4 (kedudukan dua bidang)

Pertama-tama membuat lingkaran lalu diberi notasi N, E, S, W, menghitung dari north ke


east sebanyak 64° lalu menentukan S 47° W. Kemudian S 64° E di east untuk dip semu yaitu dihitung
dari luar ke dalam sebanyak 27° lakukan juga pada arah S 47° W lalu cari garis yang berada di dalam
lingkaran yang melewati garis dip dari kedua arah atau titik tersebut lalu dihubungkan mengikuti
garis tipis yang ada pada lingkaran, lalu Tarik garis dari north ke south. Selanjutnya menentukan
kedudukan yaitu diutarakan sebenarnya lalu dihitung dan mendapatkan arah. Kemudian untuk
mendapatkan dipnya arah tadi di utarakan sebenarnya lalu dihitung dari east dari luar ke dalam
sampai mengenai dip.
5. Jadi, Kedudukan pada bidang adalah N 60°E/80°

Tentukan titik peta pada:


a. N 59⁰ E/68⁰ d. N 33⁰ E/53⁰
b. N 55⁰ E/53⁰ e. N 86⁰ E/9⁰
c. N 88⁰ E/25⁰ f. N 59⁰ E/26⁰
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Proyeksi Stereografis, 21 Oktober 2021

Gambar 5. Problem Set 5 (titik peta)


Pertama-tama membuat lingkaran lalu diberi notasi N, E, S, W. Untuk menentukan dilai dip
dihitung dari dalam keluar dengan interval kolomnya bernilai 10. Lalu pada bagian a yaitu N 59° E
dengan dip 68° dengan cara dihitung dari north ke east sebanyak 59° dipnya dihitung dari tengah
(titik pusat) kearah N 59° E (arah keluar) sebanyak 68° lalu berikan titik. Lalu pada bagian b yaitu
N 55⁰ E dengan dip 53⁰ dengan cara dihitung dari north ke east sebanyak 55° dipnya dihitung dari
tengah (titik pusat) kearah N 55° E (arah keluar) sebanyak 53° lalu berikan titik. Lalu pada bagian c
yaitu N 88⁰ E dengan dip 25⁰ dengan cara dihitung dari north ke east sebanyak 88° dipnya dihitung
dari tengah (titik pusat) kearah N 88° E (arah keluar) sebanyak 25° lalu berikan titik. Lalu pada
bagian d yaitu N 33⁰ E dengan dip 53⁰ dengan cara dihitung dari north ke east sebanyak 33° dipnya
dihitung dari tengah (titik pusat) kearah N 33° E (arah keluar) sebanyak 53° lalu berikan titik. Lalu
pada bagian e yaitu N 86⁰ E dengan dip 9⁰ dengan cara dihitung dari north ke east sebanyak 86°
dipnya dihitung dari tengah (titik pusat) kearah N 86° E (arah keluar) sebanyak 9° lalu berikan titik.
Lalu pada bagian f yaitu N 59⁰ E dengan dip 26⁰ dengan cara dihitung dari north ke east sebanyak
59° dipnya dihitung dari tengah (titik pusat) kearah N 59° E (arah keluar) sebanyak 26° lalu berikan
titik.

KESIMPULAN

Pada praktikum ini kami dapat menyimpulkan bahwa kami dapat memahami dan
mengetahui cara penggambaran penelitian ini adalah dapat menggunakan proyeksi stereografis
dalam analisis deskriptif problema struktur geologi. Dapat memahami penggunaan wulff dan
scmidth net dalam analisis deskriptif. Dan cara mencari kedudukan, dip, pitch, plunge pada Schmidt
net dan juga menggunakan polar net untuk mencari dip
Proyeksi stereografi merupakan cara pendekatan deskripsi geometri yang efisien untuk
menggambarkan hubungan sudut antara garis dan bidang secara langsung. Pada proyeksi
stereografi, unsur struktur geologi digambarkan dan dibatasi didalam suatu permukaan bola ( sphere).
Biasanya yang dipakai adalah permukaan setengah bola bagian bawah (lower hemisphere). Dalam
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Proyeksi Stereografis, 21 Oktober 2021

proyeksi stereografis terdapat empat macam proyeksi, yaitu Equal angle projection, Equal area
projection, Orthogonal projection dan Polar projection. Equal angle projection Proyeksi lebih umum
disebut dengan proyeksi stereografis. Proyeksi equal angle pada dasarnya memproyeksikan titik-titik
pada permukaan bola ke bidang proyeksi pada satu titik yaitu pada zenith (P) yang terletak pada
sumbu vertikal melalui pusat bola bagian puncak. Equal area projection adalah proyeksi titik-titik
pada permukaan bola bidang proyeksi hingga titik-titik pada permukaan bola yang berjarak sama
akan digambarkan pada bidang proyeksi dengan jarak yang sebanding dan sama. Bila garis maka
proyeksinya adalah proyeksi titik tembus garis tersebut dengan permukaan bola. Bila yang
diproyeksikan bidang, maka proyeksinya berupa proyeksi titik tembus garis melalui pusat yang tegak
lurus bidang tersebut.
Cara penggunaan polar net dan scmidht net. Pada polar net untuk menentukan nilai dip
dihitung dari arah dalam (titik pusat) kearah keluar dengan interval kolomnya bernilai 10 untuk
garis tebal dan bernilai 2 untuk garis tipis sedangkan untuk menentukan kedudukannya tergantung
dari arahnya seperti contoh jika arah kedudukannya N 58°E maka dihitung dari arah north kearah
east sebesar 58° dengan menggunakan interval kolom., sedangkan untuk scmidht net untuk
menentukan nilai dip dihitung dari luar menuju dalam (titik pusat) dengan interval kolomnya
bernilai 10 untuk garis tebal dan bernilai 2 untuk garis tipis sedangkan untuk menentukan
kedudukannya tergantung dari arahnya jika arah kedudukannya (sama seperti polar net).

REFERENSI

Arianto. "Ruang Dasar dan Model Proyeksi Stereografik Pada Geometri Hiperbolik." JURNAL
SILOGISME: Kajian Ilmu Matematika dan Pembelajarannya 1.2 (2017): 41-47..
Ilir, Janan. "Studi Kestabilan Lereng Dengan Menggunakan Metode Kinematika Pada Tambang Batu
Pasir Di Kelurahan Rapak Dalam, Kecamatan Loa." Jurnal Teknologi Mineral Ft Unmul 8.1
(2020): 22-27.
Ragan, M, D. 1985. Structural geology : An introduction To Geometrical Techniques, Second Edition.
John wiley & sons, Inc. New York
Supriyanto. "Penentuan Basal-poles pada Zircaloy-4 Menggunakan Kombinasi Pole Figure dan
Metode Proyeksi Stereografi." Jurnal Sains Materi Indonesia 16.2 (2018): 91.
Ulinnuha, A. (2016). Penentuan waktu raṣdul qiblat harian dengan menggunakan Astrolabe
RHI (Doctoral dissertation, UIN Walisongo).
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Proyeksi Stereografis, 21 Oktober 2021

LAMPIRAN

1. Problem Set 1 (Kedudukan pitch)


LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Proyeksi Stereografis, 21 Oktober 2021

2. Problem Set 2 (dip semu dan pole/kutub)


LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Proyeksi Stereografis, 21 Oktober 2021

3. Problem Set 3 (kedudukan dan pitch)


LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Proyeksi Stereografis, 21 Oktober 2021

4. Problem Set 4 (kedudukan dua bidang)


LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Proyeksi Stereografis, 21 Oktober 2021

5. Problem Set 5 (titik peta)

Anda mungkin juga menyukai