Anda di halaman 1dari 12

LABORATORIUM

GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, analisis struktur geologi, 15 November 2021

Analisis Struktur Geologi


Ilham Oheo Azhary1, Nurfikri Haiqal2, Ryan Saputra Djaya S.T3

1. Praktikan Laboratorium Geologi Struktur


2. Asisten Laboratorium Geologi Struktur
3. Koordinator Laboratorium Geologi Struktur

*Email: ilhamoheoazhary29@gmail.com

SARI

Geologi struktur adalah suatu ilmu yang mempelajari perihal bentuk arsitektur kerak bumi beserta gejala-gejala
geologi yang menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan bentuk (deformasi) pada batuan. Geologi struktur
adalah ilmu yang mempelajari struktur-struktur individual (kerak bumi) seperti antiklin-antiklin, sesar sungkup
(thrust), sesar-sesar, liniasi dan lainnya dalam suatu unit tektonik. Lipatan adalah hasil perubahan bentuk
atau volume dari suatu bahan yang ditunjukkan sebagai lengkungan atau kumpulan lengkungan pada
unsur garis atau bidang dalam bahan tersebut. Unsur bidang yang disertakan umumnya bidang perlapisan.
Tujuan dari praktikum ini yaitu praktikan dapat Mengetahui bagian bagian lipatan dan sesar. dapat
menentukan nama- nama lipatan berdasarkan klasifikasi fluety. dapat menentukan nama- nama lipatan
berdasarkan klasifikasi, dapat menganalisis kekar yang terjadi pada suatu daerah, dapat memahami
pengunaan Wulf Net dan Scmidht Net dalam analisis deskriptif problema struktur geologi. Pada pengambaran
keempat yang harus kita lakukan yaitu kertas kalkir diatas polar net kemudian memberikan arah norts,west,east
dan sort kemudian pada gambar polar net garis terluar disebut dengan strike dengan cara menghitung dari norts
ke east dan garis dalamnya disebut dip dengan cara menghitung dari titik tengah keluar atau titik pole.

Kata kunci: Sturktur geologi; titik pole ; Longsoran.

PENDAHULUAN

Struktur Geologi adalah Gambaran bentuk keadaan batuan-batuan penyusun kerak bumi yang diakibatkan oleh
proses sedimentasi dan deformasi tektonik. Tujuan dari mempelajari Struktur Geologi ini adalah untuk
merekonsruksi gaya-gaya yang menyebabkan proses perubahan dan evaluasi dari muka bumi. Berdasarkan
proses deformasi atau kejadianya, struktur geologi dibagi menjadi 2 bagian yaitu stuktur primer merupakan
stuktur yang terbentuk secara bersamaan dengan proses pembentukannya, stuktur primer juga biasanya
terdapat pada struktur sedimen dan juga struktur beku. Stuktur sekunder yaitu yang proses keterdapatan
strukturnya setelah keterbentukanya batuan itu sendiri, adanya interaksi batuan dengan batuan, ataupun adanya
reaksi batuan terhadap gaya-gaya yang berada di lingkaran ataupun di radius batuan itu sendiri, interaksi
batuan dengan mahluk hidup dan erosi dan biasanya itu terjadi pada segala jenis batuan (Zuhdi, 2019).
Geologi struktur adalah suatu ilmu yang memepelajari perihal bentuk arsitektur kerak bumi beserta
gejala-gejala geologi yang menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan bentuk (deformasi) pada batuan.
Geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari struktur-struktur individual (kerak bumi) seperti antiklin-
antiklin, sesar sungkup (thrust), sesar-sesar, liniasi dan lainnya dalam suatu unit tektonik. Geologi struktur adalah
meliputi struktur primer dan sekunder. Struktur primer adalah struktur yang terbentuk saat pembentukkan batuan,
misalnya struktur sedimen pada batuan sedimen, struktur aliran pada batuan beku dan struktur foliasi pada
batuan metamorf. Geologi Stuktur membahas mengenai dasar proses deformasi pada batuan, pengertian strain,
stress dan force dalam deformasi tektonik, mengenal unsur-unsur struktur geologi seperti rekahan, sesar,
lipatan, foliasi, belahan dan lineasi serta hubungannya satu sama lain dalam proses tektonik.
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, analisis struktur geologi, 15 November 2021

Lipatan adalah hasil perubahan bentuk atau volume dari suatu bahan yang ditunjukkan
sebagai lengkungan atau kumpulan lengkungan pada unsur garis atau bidang dalam bahan tersebut. Unsur
bidang yang disertakan umumnya bidang perlapisan (Husein,2008).

TINJAUAN PUSTAKA

Lipatan adalah hasil perubahan bentuk atau volume dari suatu bahan yang ditunjukkan
sebagai lengkungan atau kumpulan lengkungan pada unsur garis atau bidang dalam bahan tersebut. Unsur
bidang yang disertakan umumnya bidang perlapisan (Husein,2008). Bagian-bagian Lipatan yaitu : Hinge :
titik pelengkungan maksimum pada lapisan yang terlipat, Crest : titik puncak tertinggi dari lipatan, Trough :
titik dasar terendah dari lipatan, Core : pusat lipatan, Inflection : pertengahan antara dua pelengkungan
maksimum, Axial line : garis khayal yang menghubungkan titik-titik pelengkungan maksimum pada setiap
permukaan lapisan. Disebut juga hinge line, Axial surface : disebut juga hinge surface; bidang khayal
yang memuat semua axial line atau hinge line. Bidang ini pada beberapa lipatan dapat merupakan bidang
planar sehingga dinamakan axial plane, Crestal line : suatu garis khayal yang menghubungkan
titik-titik tertinggi pada setiap permukaan suatu antiklin, Crestal surface : bidang khayal yang memuat
semua crestal line suatu antiklin,Trough line : adalah suatu garis khayal yang menghubungkan titik-
titik terendah pada suatu sinkTrough surface : bidang khayal yang memuat seluruh trough line suatu
sinklin, Plunge : sudut penunjaman dari axial line yang diukur terhadap bidang horisontal. Sudut ini
terletak pada bidang vertikal, Bearing : sudut horisontal yang dihitung terhadap arah tertentu dan
menyatakan arah penunjaman axial line, Pitch : sudut antara axial line dengan bidang
atau garis horisontal yang diukur pada axial plane/surface. Klasifikasi Lipatan Untuk menamakan suatu
lipatan harus sesuai dengan klasifikasi yang ada, tergantung dari dasar yang digunakan.
1. Klasifikasi Billings (1977)
a. Bentuk penampang tegak, tegak lurus sumbu lipatan, dalam hal ini yang diperhatikan
adalah kedudukan dari bidang sumbu dan kedudukan dari sayap- sayapnya.
b. Intensitas perlipatan.
c. Pola dari pada sumbu lipatan yang terdapat pada suatu daerah. d. Sifat sifat dari pada lipatan
dengan kedalaman.
Contoh-contoh lipatan:
a. Berdasarkan bentuk penampang tegak
a. Lipatan sederhana dan komplek
b. Lipatan simetris dan asimetris
c. Lipatan rebah (overturned fold)
d. Recumbent fold
e. Isoclinal fold f. Chevron fold g. Fan fold
h. Monoclinic
i. Structural terrace j. Homocline.
b. Berdasarkan atas struktur perlipatan a. Closed fold
a. Open fold
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, analisis struktur geologi, 15 November 2021

b. Drag fold
c. Berdasarkan atas pola dari sumbu sumbu lipatan di suatu daerah a. En echelon folds
b. Culmination dan depression
c. Anticlinorium
d. Synclinorium
d. Berdasarkan atas sifat-sifat daripada lipatan dengan kedalaman
a. Similar folds
b. Parallel folds (concentric folds)
c. Supratenuous fold
d. Disharmonic fold
e. Pierching (diapir fold)
2. Rekonstruksi Lipatan Rekonstruksi lipatan, umumnya dilakukan berdasarkan hasil pengukuran pada
suatu lintasan penelitian di lapangan atau pembuatan penampang pada suatu peta geologi. Beberapa cara
rekonstruksi berdasarkan bentuk dan sifat batuan adalah: Metoda tangan bebas (free-hand method) Metoda
ini dipakai untuk lipatan pada batuan incompetent di mana terjadi penipisan dan penebalan yang tidak
teratur. Rekonstruksinya dengan jalan menghubungkan batas lapisan dengan mengikuti orientasi
kemiringannya. Metoda busur lingkaran (arc method) Metoda ini digunakan pada batuan yang competent,
misalkan pada lipatan paralel. Dasar metoda ini adalah anggapan bahwa lipatan merupakan bentuk busur
dari suatu lingkaran dengan pusatnya adalah perpotongan antara garis- garis normal sumbu kemiringan yang
berdekatan. Dalam metoda ini, rekonstruksi dilakukan dengan menghubungkan busur lingkaran
secara langsung bila data yang ada hanya kemiringan dan batas lapisan hanya setempat. Langkah
rekonstruksi Buat garis-garis yang tegak lurus terhadap kemiringan lapisan pada setiap lokasi pengukuran,
Garis-garis tersebut akan saling berpotongan di titik O, Titik O tersebut merupakan pusat lingkaran untuk
membuat busur sebagai rekonstruksi lipatan.
Definisi Sesar Dalam analisis sesar dapat dikerjakan dengan metode grafis maupun metode
stereografis. Dengan metode grafis dapat dianalisis kedudukan suatu titik, garis dan bidang serta arah dan
besar pergeserannya. Dengan stereografis jarak tidak bisa ditentukan (Husein,2008). Beberapa istilah yang
dipakai dalam analisis sesar cara grafis antara lain Sesar (fault) : adalah bidang rekahan atau zona
rekahan pada batuan yang sudah mengalami pergeseran, Jurus sesar (strike of fault): arah garis
perpotongan bidang sesar dengan bidang horisontal, biasanya diukur dari arah utara, Kemiringan sesar
(dip of fault) : adalah sudut yang dibentuk antara bidang sesar dengan bidang horisontal, diukur tegak
lurus strike, Net slip : pergeseran relatif suatu titik yang semula berimpit pada bidang sesar akibat
adanya sesar, Rake : sudut yang dibentuk oleh net slip dengan strike slip (pergeseran horisontal searah
jurus) pada bidang sesar. Beberapa istilah lain silahkan baca textbook, Throw (loncatan vertikal) : jarak
yang diukur pada bidang vertikal dari slip/separation, Heave (loncatan horizontal) : jarak yang diukur
pada bidang horizontal, Footwall : blok tubuh batuan yang terletak dibawah bidang sesar, Hangingwall : blok
tubuh batuan yang terletak di atas bidang sesar.
Analisis Sesar Cara Grafis Dalam analisis sesar cara grafis ini memakai proyeksi orthogonal dari
perpotongan bidang, sehingga untuk mengerjakannya harus memahami proyeksi (baca acara garis dan
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, analisis struktur geologi, 15 November 2021

perpotongan bidang). Bidang-bidang yang dimaksud dalam analisis ini antara lain bidang sesar, bidang
lapisan batuan, urat, dike, sill, dll. Syarat agar dapat dianalisis ada tiga bidang berpotongan, satu
diantaranya adalah bidang sesar. Sesar yang dianalisis ada tiga jenis, yaitu : sesar tegak (dip = 90°), sesar
miring (dip tidak sama dengan 0° atau 90°), sesar rotasi (blok yang satu terputar terhadap blok yang lain).
Prinsip penyelesaian problema sesar ini adalah dengan mengetahui pergeseran titik pada blok yang satu
dengan yang lain. Titik tersebut diperoleh dari perpotongan bidang sesar dan kedua urat pada masing-masing
blok. Dengan mengetahui pergeseran titik tersebut maka pergerakan sesar dapat diketahui.
Definisi Kekar Kekar (joint) adalah rekahan pada batuan yang belum mengalami pergeseran. Dari
hasil eksperimen dengan memberi gaya pada contoh batuan akan diperoleh retakan (fracture) yang
menyudut lancip dengan arah gaya kompresi yang tidak pernah melebihi 450, umumnya sekitar 300,
tergantung sudut geser dalam dari batuan. Terbentuk juga retakan lain yang searah dengan gaya
kompresi, disebut extension fracture dan tegak lurus gaya kompresi disebut release fracture Hubungan Gaya
dan Pola Kekar Gaya-gaya pembentuk kekar dapat diuraikan menjadi gaya-gaya yang saling tegak lurus satu
sama lain (lihat gambar 6.1). Gaya utama yang terbesar (P) membentuk sudut lancip dengan kekar gerus
yang saling berpasangan. Gaya menengah (Q) sejajar dengan perpotongan kedua kekar gerus yang
berpasangan tersebut, dan gaya terkecil (R) membagi dua sudut tumpul. Analisis Kekar Tujuan dari analisis
kekar ini sebenarnya adalah untuk menafsirkan arah gaya tektonik yang bekerja, sehingga diharapkan dapat
membantu interpretasi struktur sesar dan lipatan yang ada pada daerah penelit ian. Hubungan antara kekar,
sesar dan lipatan dikemukakan oleh moody dan hill (1956). Analisis kekar dapat dikerjakan dengan tiga
metoda, yaitu : Histogram, Diagram kipas, Stereografis (akan dibahas dalam acara Stereografis). Dalam
analisis kekar dengan histogram dan diagram kipas yang dianalisis hanyalah jurus dari kekar dengan
mengabaikan besar dan arah kemiringan, sehingga analisis ini akan mendekati kebenaran apabila kekar-kekar
yang dianalisis mempunyai dip cukup besar atau mendekati 90°. Gaya yang bekerja di anggap lateral.
Karena arah kemiringan kekar diabaikan, maka dalam perhitungan kekar yang mempunyai arah N180°E
dihitung sama dengan N0°E, N220°E dihitung sama dengan N40°E, N115°E sama dengan N65°W. Jadi
semua pengukuran dihitung ke dalam interval N0°E - N90°E dan N0°W - N90°W.]
Klasifikasi Kekar Klasifikasi kekar ada beberapa macam, tergantung dasar klasifikasi yang
digunakan, diantaranya Berdasarkan bentuknya, berdasarkan kerapatannya, berdasarkan kecepatannya,
berdasarkan cara terjadinya (genesanya) Klasifikasi Kekar berdasarkan genesanya : shear Joint (kekar
gerus) yaitu kekar yang terjadi akibat adanya tegasan tekanan (compressive stress), tension Joint
(Tension stress), extension Joint yaitu kekar yang terjadi akibat pemekaran/tarikan, release Joint yaitu kekar
yang terjadi akibat berhentinya gaya yang bekerja . Klasifikasi kekar berdasarkan kedudukan relatifnya yaitu
kekar menjurus (strike joint) kekar yang arah jurusnya sejajar atau hampir sajajar dengan jurus
perlapisan batuan, kekar kemiringan (dip joint) kekar yang arahnya sejajar dengan arah
kemiringan lapisan, diagonal joint yaitu kekar yang jurusnya terletak di antara arah jurus dan
kemiringan batuan yang berasosiasi dengannya, kekar perlapisan ( bedding joint ) kekar yang
sejajar dengan bidang perlapisan batuan. Klasifikasi Kekar berdasarkan bentuknya yaitu kekar sistematik
yaitu keakar dalam bentuk berpasangan arahnya sejajar satu dengan yang lainnya. kekar non sistematik
yaitu kekar yang tidak teratur biasanya melengkung dapat saling bertemu ( bersilangan ) di antara kekar
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, analisis struktur geologi, 15 November 2021

lainnya atau tidak memotong kekar lainnya dan berakhir pada bidang perlapisan. Klasifikasi kekar
berdasarkan genesa dan keaktifan gaya yang membentuknya yaitu kekar orde pertama yaitu sebagai hasil
langsung dari gaya pembentuk Kekar. Umumnya mempunayui bentuk dan pola yang teratur dan
ukurannya relative besar, kekar orde kedua yaitu kekar sebagai hasil pengaturan kembali atau pengaruh gaya
balik/lanjutan untuk mencapai kesetimbangan massa batuan.
Untuk analisis statistik, data yang diperkenankan umumnya 50 data, tetapi 30 data masih di
perkenankan. Dalam analisis ini kekar gerus dan kekar tarik dipisahkan, karena gaya yang bekerja untuk
kedua jenis kekar tersebut berbeda. Buat tabulasi dari data pengukuran kekar berdasarkan jurus kekar ke
dalam tabel. Buat interval 5 derajat. Hitung frekuensi dan prosentase masingmasing interval. Prosentase
dihitung masing-masing interval terhadap seluruh pengukuran. Membuat histogram buat sumbu datar untuk
jurus kekar, dan sumbu tegak sebagai prosentase sumbu datar terdiri dari N 90° W - N 0° E - N 90° E.
Buat skala sesuai interval (5 derajat), buat balok masing-masing interval sesuai dengan
besar prosentase masingmasing interval. membuat diagram kipas, buat setengah lingkaran bagian atas
dengan jari-jari menunjukkan besar prosentase terbesar dari interval yang ada (misal 24%), pada sumbu
datar plot prosentase. Dari pusat 0%, jari-jari terluar = prosentase terbesar (24%), busur lingkaran
dibagi menurut interval (jika interval 5 derajat maka dibagi menjadi 18 segmen). Plot jurus kekar sesuai
interval (N 90° W, 85,…, 5, 0, 5,…, 85, N90°E), buat busur lingkaran dengan jari-jari = prosentase masing-
masing interval mulai dari batas bawah interval hingga batas atas interval. Misal interval N 0° E - N 5° W
prosentase = 20%, maka buat busur lingkaran dari sumbu tegak (N 0° E) hingga N 5° W dengan jari-jari
skala 20%. Interpretasi arah gaya pembentuk kekar membagi dua sudut lancip yang dibentuk oleh
kedua kekar pada diagram kipas arah gaya pembentuk kekar adalah besarnya sudut (jurus kekar) yang
terbaca pada busur lingkaran, yang diperoleh dengan membagi dua dari dua maksima (interval dengan
prosentase terbesar) yang berjarak kurang dari 90 derajat, Pada histogram, arah gaya = sudut yang terbaca
pada sumbu datar yang merupakan titik tengah antara dua maksima yang berjarak kurang dari 90 derajat.
bila ingin mencari arah sumbu lipatan, tambahkan 90 derajat dari arah gaya, searah atau berlawanan
jarum jam.
Lereng adalah permukaan bumi yang membentuk sudut kemiringan tertentu dengan bidang
horizontal. Lereng dapat terbentuk secara alami maupun buatan manusia. Lereng yang terbentuk secara
alami misalnya: lereng bukit dan tebing sungai, sedangkan lereng buatan manusia antara lain: galian dan
timbunan untuk membuat bendungan, tanggul dan kanal sungai serta dinding tambang terbuka (Arief,
2007). : Terdapat bidang lincir bebas (daylight) berarti kemiringan bidang lurus lebih kecil daripada
kemiringan lereng. Arah bidang perlapisan (bidang lemah) sejajar atau mendekati dengan arah lereng.
Kemiringan bidang luncur atau lebih besar daripada sudut geser dalam batuannya. Terdapat bidang
geser (tidak terdapat gaya penahan) pada kedua sisi longsoran. Longsoran baji dapat terjadi pada suatu
batuan jika lebih dari satu bidang lemah yang bebas dan saling berpotongan. Sudut perpotongan antara
bidang lemah tersebut lebih besar dari sudut geser dalam batuannya. Bidang lemah ini dapat berupa bidang
sesar, rekahan (joint) maupun bidang perlapisan Cara longsoran baji dapat melalui satu atau beberapa bidang
lemahnya maupun melalui garis perpotongan kedua bidang lemahnya. Longsoran baji dapat terjadi
dengan syarat geometri sebagai berikut : Permukaan bidang lemah A dan bidang lemah B rata, tetapi
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, analisis struktur geologi, 15 November 2021

kemiringan bidang lemah B lebih besar daripada bidang lemah A. Arah penunjaman garis potong harus lebih
kecil daripada sudut kemiringan lereng. Bentuk longsoran dibatasi oleh muka lereng, bagian atas lereng dan
kedua bidang lemah. Longsoran busur adalah yang paling umum terjadi di alam, terutama pada batuan
yang lunak (tanah). Pada batuan yang keras longsoran busur hanya terjadi jika batuan tersebut sudah
mengalami pelapukan dan mempunyai bidang-bidang lemah (rekahan) yang sangat rapat dan tidak dapat
dikenali lagi kedudukannya. Pada longsoran bidang dan baji, kelongsoran dipengaruhi oleh struktur bidang
perlapisan dan kekar yang membagi tubuh batuan kedalam massa diskontinuitas.
Pada tanah pola strukturnya tidak menentu dan bidang gelincir bebas mencari posisi yang paling
kecil hambatannya. Longsoran busur akan terjadi jika partikel individu pada suatu tanah atau massa
batuan sangat kecil dan tidak saling mengikat. Oleh karena itu batuan yang telah lapuk cenderung bersifat
seperti tanah. Tanda pertama suatu longsoran busur biasanya berupa suatu rekahan tarik permukaan atas
atau muka lereng, kadang-kadang disertai dengan menurunnya sebagian permukaan atas lereng yang berada
disamping rekahan. Penurunan ini menandakan adanya gerakan lereng yang pada akhirnya akan terjadi
kelongsoran lereng, hanya dapat dilakukan apabila belum terjadi gerakan lereng tersebut. Longsoran
guling terjadi pada batuan yang keras dan memiliki lereng terjal dengan bidang-bidang lemah yang tegak
atau hampir tegak dan arahnya berlawanan dengan arah kemiringan lereng. Longsoran ini bisa berbentuk
blok atau bertingkat. Kondisi untuk menggelincir atau meluncur ditentukan oleh sudut geser dalam dan
kemiringan bidang luncurnya, tinggi balok dan lebar balok terletak pada bidang miring.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum ini membahas tentang menetukan metode busk, metode kink, diagram kipas dan titik
pole
1. Metode Busk
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, analisis struktur geologi, 15 November 2021

Gambar 1. Membuat gambar metode busk


Pada pengambaran pertama yang harus kita lakukan yaitu membuat tegak lurus pada delta 1 kemudian
membuat lagi tegak lurus pada delta 2 dan 3, kemudian buat garis setengah lingkaran dengan bantuan dari alat
jangka pada sumbu a,b,c,d,e dan f dengan titik perpotongan yang di anggap sebagai gaya yang menyebabkan
suatu lipatan.
2 Metode Kink

Gambar 2. Membuat gambar metode kink


Pada penggambaran langkah yang harus kita lakukan yaitu membuat garis tegak lurus dengan
menandai pada delta 1,2 dan 3 selanjutnya kita harus menentukan titik tengah dengan menggunakan busur
derajat dari delta 1 ke 2 dan delta 2 ke 3, lalu tarik garis putus-putus dari bawah keatas. Kemudian buat garis
tegak lurus dari titik a ke garis tegak lurus delta 1 kemudian tegak lurus delta 2 dan tegak lurus delta 3 sama
halnya pada sumbu a,b,c,d,e dan f.
3 Diagram Kipas
Tabel Data Turus
No Interval Turus Frek Persen No Interval Turus Frek Persen
(N-E) (%) (N-W) (%)
1. 0-10 IIIIIIIII 9 8,5 1. 0-10 IIIIIIIIII 10 9,5
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, analisis struktur geologi, 15 November 2021

2. 11-20 IIIIIIII 8 7,6 2. 11-20 IIIII 5 4,7


3. 21-30 IIIIIIII 8 7,6 3. 21-30 IIIIIIII 8 7,6
4. 31-40 IIIIIIIIIII 11 10,4 4. 31-40 IIIIIIIIIII 11 10,4
5. 41-50 IIII 4 3,8 5. 41-50 IIIIIIII 8 7,6
6. 51-60 IIIIII 6 5,2 6. 51-60 IIIIIII 7 6,6
7. 61-70 - - - 7. 61-70 III 3 2,8
8. 71-80 III 3 2,8 8. 71-80 I 1 0,9
9. 81-90 II 2 1,9 9. 81-90 I 1 0,9

Gambar 3. Membuat gambar diagram kipas


Pada gambar ketiga yang harus kita lakukan yaitu membuat setengah lingkaran 180° dengan
menggunakan pengaris, busur dan jangka kemudian buat interval pada titik nol dengan memberikan tanda
N,E,W kemudian buat interval dengan titik nol pada nilai N dan 90° pada E dan W dengan kenaikan 10° dan
ditarik garis slope kea rah dip 0 kemudian pada arah E dan W berikan tanda pada jarak 1 cm kemudian
sambungkan 1 cm dengan N dan E kemudian liat pada tabel turus dari N-E pada nilai frek karena membuat
diagram kipas diambil dari nilai freknya kemudian liat nilai frek tertinggi pada N-E yaitu 9 dengan interval 0-
10 dan beri warna sesuai dengan keinginan dan beitupun pada interval selanjutnya ataupun pada N-W.

4. Titik Pole
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, analisis struktur geologi, 15 November 2021

Gambar 4. Memberikan titk pole strike dan dip


Pada pengambaran keempat yang harus kita lakukan yaitu kertas kalkir diatas polar net kemudian
memberikan arah north,west,east dan south kemudian pada gambar polar net garis terluar disebut dengan strike
dengan cara menghitung dari norts ke east dan garis dalamnya disebut dip dengan cara menghitung dari titik
tengah keluar atau titik pole.
5. Longsoran

Gambar 5. Menentukan nilai strike


Pada gambar kelima yang harus kita lakukan yaitu kertas kalkir di atas Schmidt net kemudian
memberikan arah north, west, aest, south selanjutnya membuat lingkaran mengikuti pola Schmidt net,
kemudian utarakan N 328° E. Selanjutnya menentukan nilai dip pada 38° lalu tarik garis dari north ke west.
Selanjutnya kita utarakan N 22° E dengan menentukan nilai dip 38° kemudian tarik garis lurus dari arah north
ke west. Selanjutnya memberikan titik terngah pada Schmidt net untuk menentukan garis perpotongan dan
didapatka nilai Strike 14°

KESIMPULAN
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, analisis struktur geologi, 15 November 2021

Analisis struktur geologi adalah gambaran bentuk keadaan batuan-batuan penyusun kerak bumi yang
diakibatkan oleh proses sedimentasi dan deformasi tektonik. Tujuan dari mempelajari Struktur Geologi ini
adalah untuk merekonsruksi gaya-gaya yang menyebabkan proses perubahan dan evaluasi dari muka bumi.
Berdasarkan proses deformasi atau kejadianya, struktur geologi dibagi menjadi 2 bagian yaitu stuktur primer
merupakan stuktur yang terbentuk secara bersamaan dengan proses pembentukannya, stuktur primer juga
biasanya terdapat pada struktur sedimen dan juga struktur beku.
Stuktur sekunder yaitu yang proses keterdapatan strukturnya setelah keterbentukanya batuan itu
sendiri, adanya interaksi batuan dengan batuan, ataupun adanya reaksi batuan terhadap gaya-gaya yang berada
di lingkaran ataupun di radius batuan itu sendiri, interaksi batuan dengan mahluk hidup dan erosi dan biasanya
itu terjadi pada segala jenis batuan. Dalam analisis sesar dapat dikerjakan dengan metode grafis maupun
metode stereografis. Dengan metode grafis dapat dianalisis kedudukan suatu titik, garis dan bidang serta arah

dan besar pergeserannya.


Kekar (joint) adalah rekahan pada batuan yang belum mengalami pergeseran. Dari hasil
eksperimen dengan memberi gaya pada contoh batuan akan diperoleh retakan (fracture) yang menyudut
lancip dengan arah gaya kompresi yang tidak pernah melebihi 450, umumnya sekitar 300, tergantung
sudut geser dalam dari batuan. Terbentuk juga retakan lain yang searah dengan gaya kompresi, disebut
extension fracture dan tegak lurus gaya kompresi disebut release fracture.

REFERENSI

Supriyanto, T. H., Bharoto, B., & Ramadhani, A. (2018). Penentuan Basal-poles pada Zircaloy-4
Menggunakan Kombinasi Pole Figure dan Metode Proyeksi Stereografi. Jurnal Sains Materi
Indonesia, 16(2), 91.

Toha, M. T., & Sudarmono, D. (2017). Analisis Kestabilan Lereng Menggunakan Metode Slope Mass Rating
dan Metode Analisis sturktur geologi pada Pit Berenai PT. Dwinad Nusa Sejahtera (Sumatera Copper
and Gold) Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan. Jurnal Pertambangan, 1(5), 36-
43.

LAMPIRAN

Kedudukan Kedudukan
Kedudukan
No
No No Strike dip
Strike Dip Strike
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, analisis struktur geologi, 15 November 2021

Dip

5 43 71 15
1 355 25 36
326 30 72 257 43
2 186 24 37
334 45 73 150 30
3 234 16 38
340 40 74 19 45
4 144 40 39
339 59 75 20 40
5 154 32 40
255 62 76 18 59
6 119 35 41
314 54 77 5 62
7 256 28 42
266 34 78 13 54
8 310 34 43
325 57 79 8 34
9 343 43 44
253 33 80 20 57
10 336 48 45
350 55 81 357 33
11 331 40 46
120 41 82 21 55
12 216 43 47
114 30 83 28 41
13 313 38 48
235 41 84 35 30
14 303 38 49
325 42 85 32 41
15 285 34 50
355 56 86 38 42
16 294 36 51
335 59 87 24 56
17 328 46 52
339 56 88 12 59
18 344 47 53
348 44 89 14 56
19 345 53 54
352 32 90 30 44
20 323 52 55
351 43 91 30 32
21 322 39 56
10 49 92 35 43
22 311 45 57
357 48 93 38 68
23 334 32 58
325 32 94 40 70
24 324 53 59
25 59 95 59 59
25 331 58 60
210 24 96 50 70
26 320 50 61
180 12 97 60 63
27 312 47 62
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, analisis struktur geologi, 15 November 2021

175 19 98 65 69
28 305 38 63
225 18 99 163 50
29 312 55 64
222 20 100 190 47
30 305 35 65
218 29 101 23 78
31 351 54 66
207 57 102 34 68
32 308 41 67
89 26 103 44 65
33 320 34 68
187 24 104 23 87
34 276 35 69
340 40 105 34 59
35 355 38 70

Anda mungkin juga menyukai