Anda di halaman 1dari 10

LABORATORIUM

GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum Proyeksi Stereografis, 23 Oktober 2021

Proyeksi Stereografis

Nur Wahid Ashari1, Muahmmad Ikhlasul Amal Nur 2, Rian Saputra Djaya S.T.3

1. Praktikan Laboratorium Geologi Struktur


2. Asisten Laboratorium Geologi Struktur
3. Koordinator Laboratorium Geologi Struktur

*Email: nutwahid170403@gmail.com

SARI

Telah dilakukan praktikum mengenai proyeksi stereografi oleh praktikan Teknik Pertambangan, angkatan
2020 pada hari selasa, 19 Oktober lalu. Jurnal ini memaparkan tentang proses dan hasil yang terbentuk
dalam proyeksi stereografi selama praktikan melakukan praktikum. Praktikum ini dilakukan agar
praktikan dapat menggambarkan proyeksi dari bentuk permukaan bumi ini dengan menggunakan metode
yang telah ditetapkan sehingga mampu memperlihatkan bentuk muka bumi pada sebuah bidang datar
yang dibantu dengan menggunakan proyeksi berbentuk lingkaran, dan berawal dari proyeksi bidang pada
permukaan bola (sphere). Dengan menggunakan alat tulis, kertas kalkir, penggaris dan jaring stereografi
wulfnet, praktikan dapat membuat proyeksi dengan baik dan benar yang dipandu oleh pembimbing serta
sebuah buku panduan. Sehingga pada akhir praktikum, praktikan memperoleh berbagai macam gambar
yang telah di proyeksikan dengan arah jurus dan kemiringan yang telah ditentukan. Sehingga pada
proyeksi terdapat sebuah garis yang saling berpotongan dengan garis yang membentuk sebuah sudut.
Mencari sudut kemiringan semu inilah yang menjadi tujuan utama dari proyeksi stereografi ini.. Untuk
gambar lain, yakni penggambaran bidang dan garis tidak ada angka yang dicari hanya praktikan diminta
menggambarkannya sesuai prosedur yang tertera serta mencocokan hasil akhirnya dengan gambar yang
telah ada di modul praktikum.

Kata kunci: Proyeksi, stereografi wulfnet, dip, sphere.

PENDAHULUAN

30
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum Proyeksi Stereografis, 23 Oktober 2021

Latar belakang geofisika adalah disiplin ilmu yang mempelajari mengenai bumi menggunakan
kaidah-kaidah yang ada dalam fisika. Dalam mempelajarinya, kita tidak akan pernah terlepas dari aspek
yang berkaitan erat dengan bumi. Dimana setiap tindakan yang kita lakukan akan selalu membahas
bagaimana keadaan bumi di suatu wilayah yang kemudian dengan mengetahui bagaimana tepatnya
keadaan tersebut kita dapat menganalisa apa yang terkandung di dalamnya. Ada banyak hal yang tidak
akan mampu dilakukan untuk mengetahui bagaimana keadaan bumi yang sebenarnya tanpa melakukan
berbagai pendekatan pendekatan yang mengantarkan kepada hal yang memudahkan untuk pembacaan
keadaan yang sebenarnya, salah satunya yaitu dengan melakukan proyeksi. Berangkat dari praktikum
praktikum terdahalu, dimana yang selalu dibahas berkaitan dengan struktur, baik struktur batuan beserta
dengan hal hal pendukungnya, kemudian juga membahas sesar sebagai gejala alam yang kemudian
mempengaruhi bentuk dari struktur yang terbentuk sehingga mengalami perubahan berupa lipatan lipatan
yang kemudian dilanjutkan dengan praktikum stereografi ini untuk menggambarkan bagaimana garis dan
bidang yang telah dibahas di bab awal yang saling berpotongan yang kemudian akan membentuk suatu
sudut dengan besar sudut yang susah untuk diketahui tanpa mempelajari bagaimana cara mendapatkan
nilai sudut tersebut. Geologi struktur merupakan salah satu aspek dalam ilmu geologi yang memiliki
urgensi besar. Apabila pemahaman mengenai geologi struktur dan struktur geologi telah baik, maka
deskripsi dan interpretasi pada geologi suatu daerah akan semakin lengkap dan dapat dipercaya. Adapun
dalam melihat struktur geologi suatu daerah, perlu dilakukan analisis yang tidak hanya mengacu pada
data lapangan, melainkan dari berbagai himpunan data, baik secara regional, lokal bahkan mikroskopis.
Hal ini disebabkan sifat struktur geologi yang tidak hanya di kontrol oleh gaya endogen bumi, melainkan
berbagai faktor seperti sebaran mineral, litologi, morfologi, kerentanan batuan, batas lempeng dan aspek
lainnya. Sehingga, dalam studi suatu struktur geologi daerah tertentu, perlu dilakukan studi lebih lanjut
dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang dijelaskan diatas. Dalam melakukan penulisan kita
umumnya mengenal metode penulisan, yang mana terdiri atas 3 macam, metode Deduksi, Metode Induksi
maupun Metode Campuran. Metode Deduksi merupakan metode penulisan yang mana penjelasan akan
didahului oleh unsur-unsur umum dari pokok bahasan menjadi unsur khusus pembahasan, sementara
metode Induksi merupakan metode penulisan yang menjabarkan gambaran umum berdasarkan pokok
bahasan khusus sehingga berkesan seperti format Akibat-Sebab, dan metode campuran merupakan
metode pembahasan yang tidak stagnan atau pembahasannya dapat bergerak ke umum-khusus tanpa
berurutan. Metode diatas dapat dipergunakan dalam melakukan analisis struktur geologi suatu daerah,
dimana pembahasannya dapat dilihat secara umum atau kondisi regional, kemudian ruang lingkupnya
semakin mengecil seperti pada singkapan dan mengerucut menjadi kenampakan megaskopis serta
mikroskopis. Hal tersebut berguna untuk memahami lebih lanjut kondisi geologi dari suatu daerah, yang
31
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum Proyeksi Stereografis, 23 Oktober 2021

mana dapat di korelasikan kepada aspek-aspek lain seperti Proyeksi stereografi yang sangat berguna
untuk menunjukkan pole dari semua bidang-bidang yang penting (atau arah) dalam kristal. Pada saat
proyeksi tersebut disiapkan dengan bidang (hkl), sebagai bidang proyeksi, ini disebut proyeksi standar
(hkl). Dengan dasar yang demikian, maka perlu dilakukan suatu studi mengenai mekanisme analisis
struktur geologi yang melihat dari aspek urut-urutan, dimana dilihat dengan sudut pandang luas kemudian
mengerucut menjadi khusus. Hal ini memudahkan pada analisis data serta cara penyajiannya, dan juga
menjadi kontrol dalam melakukan deskripsi dan analisis struktur geologi dari suatu daerah. Selanjutnya
untuk mempermudah pencarian nilai tersebut dilakukanlah analisa analisa dan penggambaran dari
perpotongan tersebutyang diproyeksikan pada sebuah jaring wulfnet yang dilengkapi kotak sudut serta
arah. Sehingga mempermudah praktikan menggambarkan sebuah
bidang ataupun garis dalam bentuk bola (sphere) dan dilihat hasilnya dari bidang horizontal. Untuk lebih
memahami dan mengerti mengenai proyeksi stereografi dalam mata kuliah geologi struktur, maka
dilakukanlah praktikum ini (Noor, Djauhari. 2006).
“Beberapa peneliti fokus mengkaji pada pengerjaan suatu daerah wilayah Masih terdapat
keterbatasan/kelemahan penelitian yang mengkaji yaitu arus terjun langsung ke lapangan, Oleh karena
itu, penelitian ini dilakukan setelah dilakukannya pengumpulan data dilapangan kemudian mengolah data
tersebut“.

TINJAUAN PUSTAKA

Proyeksi stereografi merupakan cara pendekatan deskripsi geometri yang efisien untuk
menggambarkan hubungan sudut antara garis dan bidang secara langsung. Pada proyeksi stereografi,
unsur struktur geologi digambarkan dan dibatasi didalam suatu permukaan bola (sphere). Biasanya yang
dipakai adalah permukaan setengah bola bagian bawah (lower hemisphere) (Ragan, 1973).  
Proyeksi merupakan metode sebagai penggambaran bentuk tertentu menjadi suatu bentuk
lain dengan cara yang tertentu dalam satu bidang atau garis yang disebut sebagai bidang proyeksi
ataupun bidang garis proyeksi. Proyeksi stereografi merupakan sebuah metode pengkhayalan bola
sebagai bidang datarnya, syarat-syarat tertentu. Dari pengertian lain proyeksi stereografi merupakan
metode yang digunaka dalam kristalografi dan ilmu geologi khususnya struktur geologi untuk
menggambarkan hubungan antara sudut wajah kristal dan struktur geologi, masing-masing. Adapun
pengertian lain dari ahli geologi yaitu Ragan (1985), menurutnya “proyeksi stereografis adalah
gambaran dua dimensi atau proyeksi dari permukaan sebuah bola sebagai tempat orientasi geometri
bidang dan garis”. Proyeksi stereografi yaitu proyeksi yang pada dasarnya merupakan sebuah
perpotongan antara bidang atau garis dengan suatu bidang proyeksi yang berupa bidang

32
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum Proyeksi Stereografis, 23 Oktober 2021

horizontal yang melalui sebuah bola bidang tersebut dinamakan lingkaran primitive. Cara untuk
mempermudah membuat proyeksi stereografik dengan menggunakan alat yaitu jaringstereografik atau
stereonet digunakan atau sering disebut dengan jaring worf. Utara (N) dan (S) Selatan kutub yang
ditampilkan pada stereonet, ini tidak sesuai dengan Kutub Utara dan Selatan sebenarnya. Namun, data
yang terarah pada struktur geologi, akan mewakili Utara dan Selatan arah geografis.
Proyeksi stereogra sebuah metode pendekatan terhadap suatu deskripsi geometri yang
berhubungan dengan besar sudut dan kedudukan dari garis ataupun bidang Dalam acara proyeksi
stereografis akan dibahas empat macam proyeksi, yaitu: Equal angle projection; Equal area projection;
Orthogonal projection; Polar projection; Equal angle dan projection.
Proyeksi equal angle lebih umum disebut dengan proyeksi stereografis. Proyeksi equal angle
pada dasarnya memproyeksikan titik-titik pada permukaan bola ke bidang proyeksi pada satu titik yaitu
pada zenith (P) yang terletak pada sumbu vertikal melalui pusat bola bagian puncak (Ragan, 1973). Equal
angle projection, menghubungkan titik-titik permukaan bola ke zenith (P) Pada proyeksi stereografis
sebuah bidang dan garis akan memotong permukaan bola imajiner. Titik/garis potong tersebut
dihubungkan dengan zenith (P) memotong bidang proyeksi. Bidang-bidang yang berjarak sama (misal
10°) akan digambarkan semakin rapat ke arah pusat. Hasil proyeksi equal angle adalah Wulff Net. Hasil
penggambaran pada bidang proyeksi disebut stereogram. Pada stereogram terdapat dua pola lingkaran,
yaitu yang membujur N-S disebut lingkaran besar dan yang melintang E-W disebut lingkaran kecil
(Ragan, 1973). Proyeksi stereografis sebuah bidang miring (Ragan, 1973). Wulff Net, merupakan
proyeksi equal angle (Ragan, 1973). Gambaran tiga dimensi hubungan proyeksi permukaan bola,
pembuatan lingkaran besar dan lingkaran kecil (Badgley, 1957).
Equal area projection, Equal area projection adalah proyeksi titik-titik pada permukaan bola
bidang proyeksi hingga titik-titik pada permukaan bola yang berjarak sama akan digambarkan pada
bidang proyeksi dengan jarak yang sebanding dan sama. Proyeksi equal area ini lebih umum digunakan
untuk analisis data statistik, karena kerapatan hasil ploting menunjukkan keadaan yang sebenarnya.
Stereogram proyeksi equal area dikenal denqan Schmidt Net . Schmidt Net, proyeksi equal area (Ragan,
1973).
Orthogonal projection Dengan proyeksi ortogonal, titik-titik pada permukaan bola
diproyeksikan tegak lurus pada bidang proyeksi sehingga hasilnya kebalikan dari equal angle projection,
yaitu lingkaran besar akan semakin renggang ke arah pusat. Stereogram dari proyeksi ortogonal disebut
sebagai Orthographic Net. (Ragan, 1973).
Polar projection Dengan proyeksi kutub (polar), baik garis maupun bidang digambarkan sebagai
titik. Bila garis maka proyeksinya adalah proyeksi titik tembus garis tersebut dengan permukaan bola.
33
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum Proyeksi Stereografis, 23 Oktober 2021

Bila yang diproyeksikan bidang, maka proyeksinya berupa proyeksi titik tembus garis melalui pusat yang
tegak lurus bidang tersebut. Stereogram proyeksi kutub dinamakan Polar Net atau Billings Net Polar net
ini diperoleh dari equal area projection, sehingga apabila akan mengembalikan proyeksi kutub yang
berupa titik ke dalam bidang (lingkaran besar) harus digunakan Schmidt Net (Ragan, 1973) Proyeksi
kutub yaitu ada proyeksi kutub sebuah garis dan proyeksi kutub sebuah bidang. Terdapat juga Polar Net
atau Billings Net
Para peneliti di struktur geologi prihatin dengan orientasi dari Bidang datar dan barisuntuk
sejumlah alasan. Foliasi dari batu adalah struktur planar yang sering berisi strukturlinier yang disebut
Lineasi. Demikian pula, sebuah kesalahan Bidang datar adalah strukturplanar yang mungkin berisi
struktur linier seperti slickensides.Orientasi ini garis dan Bidang datar pada berbagai skala dapat diplot
denganmenggunakan metode-metode Visualisasi garis dan Bidang datar bagian atas. Seperti
dalamkristalografi, Bidang datar biasanya diplot oleh tiang mereka. Tidak seperti kristalografi,belahan
bumi selatan digunakan sebagai ganti dari utara (karena struktur geologi di bawahpermukaan terletak
pertanyaan.Dalam konteks ini proyeksi stereografik sering disebut sebagai menurunkan proyeksibelahan
bumi-sama-sudut. Yang sama-area yang lebih rendah-proyeksi belahan bumiditentukan oleh azimut sama
daerah proyeksi Lambert juga digunakan, terutama ketika plotharus dikenakan analisis statistik
selanjutnya seperti kepadatan contouring.

METODE PENELITIAN

Dalam paper ini, metode yang dilakukan lebih berdasarkan pengerjaan runutan soal dalam
analisis dari problema problema proyeksi stereografis, yaitu dimulai dengan analisis data geologi dari soal
atau data yang telah di kumpulkan. Setelah itu dilakukan pengerjaan dengan cara menggambar di kertas
kalkir menggunakan peralatan yaitu pensil mekanik, busur 360 derajat, penggaris, penghapus dan jangka
serta bahan lainnya yaitu gambar dari schimidt net dan polar net yang telah di cetak (print) sebelumnya.
Selanjutnya cara pengerjaannya untuk struktur bidang yaitu di mulai dengan membuat lingkaran 360
derajat dengan menggunakan jangka diatas kertas kalkir dengan mengikuti gambar yang telah di print
dengan cara kertas kalkir diatas dari gambar schimidt net dan polar net kemudian setelah itu diberi arah
mata angin, kemudian ikuti data yang ada dengan menandai setiap titik pada data sesuai dengan besar
sudut dan arahnya, setelah itu buatkan garis atau kemiringan yang dibutuhkan untuk menjawab soal
dengan aturan dimana pada setiap jaring yang tebal pada net bernilai 10 derajat dan diantara jaring itu
terdapat 5 kotak dan setiap kotak bernilai 2 derajat hal itu berlaku pada keduanya tetapi berbeda
penggunaan, kemudian carilah dip, dip semu, plunge, picth, titik pole, kedudukan dari data sesuai dengan
soal yang diberikan.
34
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum Proyeksi Stereografis, 23 Oktober 2021

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum ini membahas soal tentang mencari kedudukan dari data sesuai dengan soal yang
diberikan dan kemudian mengerjakannya pada kertas kalkir, berikut soal soal yang dikaji;

1. Tentukan kedudukan pitch dengan data trend N 70 E, kedudukan bidang S 85 W /25 .

Gambar 3.1 Problem Set 1


Cara pengerjannya pertama tama kita buatkan lingkaran dengan mengikuti gambar Schimidt
net dibawah, kertas kalkir diatasnya dan memberi arah mata angin sesuai keterangan, kemudian

mencari titik N 70 E dan S 85 W serta ditandai titik tersebut, kemudian kertas kalkir diputar hingga

titik S 85 W berada di utara dan buat garis lurus membelah lingkaran dari titik tersebut, setelah itu

cari titik 25 dari arah timur dan dibuatkan garis setengah lingkaran dari titik itu, kemudian dari titik

dengan mengikuti garis schimidt net, kemudian tarik garis dari titik N 70 E ke titik tengah

lingkaran, dan hitunglah besar plunge (garis pendek yang terpotong oleh lingkaran) dan pitch (garis

dari titik N 70 W dan garis lurus) sehingga kedudukannya 8 º, S 70 º E dan pitch 14 º.

2. Tentukan besar dip semu dan pole/kutub pada arah N 86 º E, kedudukan bidang N 168 º E / 44
º

35
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum Proyeksi Stereografis, 23 Oktober 2021

Gambar 3.2 Problem Set 2


Caranya, pertama tama kita buatkan lingkaran dengan mengikuti gambar Schimidt net, kertas

kalkir diatasnya dan memberi arah mata angin sesuai keterangan, kemudian mencari titik N 86 E dan N

168 º E serta ditandai titik tersebut, kemudian kertas kalkir diputar hingga titik N 186 E berada di utara

dan buat garis lurus membelah lingkaran dari titik tersebut, setelah itu cari titik 43 dari arah timur dan

dibuatkan garis setengah lingkaran dari titik itu, kemudian dari titik dengan mengikuti garis schimidt net,

kemudian tarik garis lurus dari titik N 86 ke tetapi hanya didalam setengah lingkaran dan garis putus

putus diluar setengah lingkaran titik tengah lingkaran, dan hitunglah besar garis putus putus (dip semu)
dengan menggunakan jaring dan kemudian tentukan titik pole dengan cara menghitung sebesar 90 derajat
dari titik tengah lingkaran kearah timur dan ditandai sehingga didapatkan kedudukannya dip semunya

yaitu 43 dan titik polenya.

3. Tentukan kedudukan dan pitch garis yang terbentuk dari perpotongan dua bidang dengan
kedudukan N 195° E/ 27° dan N 68° E/ 28°.

36
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum Proyeksi Stereografis, 23 Oktober 2021

Gambar 3.3 Problem Set 3


Cara pengerjaannya pertama tama kita buatkan lingkaran dengan mengikuti gambar Schimidt net
dibawah, kertas kalkir diatasnya dan memberi arah mata angin sesuai keterangan, kemudian mencari titik

N 195 E dan N 68 E serta ditandai titik tersebut, kemudian kertas kalkir diputar hingga titik N 195 E

dan N 68 E secara bergantian berada dan kemudian cari titik kemiringan masing masing yaitu 28 dari

arah timur dan barat, setelah itu dibuatkan garis setengah lingkaran dari titik itu, kemudian dari titik
dengan mengikuti garis schimidt net, kemudian tarik garis kearah titik potong ke titik tengah lingkaran,
kemudian tentukan kedudukan garis potong tersebut dan hitunglah besar plunge (garis pendek yang
terpotong oleh titik potong) dan pitch (garis dari masing masing titik ke arah plunge) sehingga didapatkan
kedudukannya N 222 º E Plunge 14 º, pitch I 24 º dan pitch II 26 º.

4. Tentukan kedudukan dua bidang dari data kedudukan semu 22°, N 64° E dan 50°, S 47° W.

Gambar 3.4 Problem Set 4

Cara pengerjannya pertama tama kita buatkan lingkaran dengan mengikuti gambar Schimidt net
dibawah, kertas kalkir diatasnya dan memberi arah mata angin sesuai keterangan, kemudian mencari titik

N 22 E dan S 64 W serta ditandai titik tersebut, kemudian kertas kalkir diputar hingga titik N 50 E dan

S 47 W secara bergantian berada dan kemudian cari titik kemiringan masing masing yaitu 29 dan 47

37
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum Proyeksi Stereografis, 23 Oktober 2021

dari arah timur sesuai pasangan masing masing kemudian dibuatkan garis setengah lingkaran dari dua

titik itu dengan cara disejajarkan sehingga titik titik itu bertemu dengan garis yang berhubungan,
kemudian dari setengah lingkaran itu dibuatkan garis lurus sesuai gambar schimidt dan di tentukan arah
garisnya, kemudian ditentukan juga kedudukan dari titik setengah lingkaran itu dengan melihat gambar
schimidt sehingga didapatkan kedudukannya N 60 º E /80 º.

5. Tentukan titik peta pada:


a. N 59⁰ E/68⁰
b. N 55⁰ E/53⁰
c. N 88⁰ E/25⁰
d. N 33⁰ E/53⁰
e. N 86⁰ E/9⁰
f. N 54⁰ E/26⁰

Gambar 3.5 Problem Set 5


Cara pengerjaannya pertama tama kita buatkan lingkaran dengan mengikuti gambar Polar net
dibawah, kertas kalkir diatasnya dan memberi arah mata angin sesuai keterangan, kemudian mencari titik
N 60⁰ E, N 52⁰ E, N 83⁰ E, N 40⁰ E, N 89⁰ E, N 54⁰ E ditandai masing masing titik tersebut, kemudian
dari titik itu dihitung kedudukannya masing masing yaitu 58⁰, 49⁰, 28⁰, 57⁰, 6⁰, 36⁰ kearah dalam
gambar polar net sesuai pasangan masing masing setiap titik yang didapatkan ditandai dengan abjad
urutan disoal sehingga didapatkan titik polenya dari soal soal tersebut.

38
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum Proyeksi Stereografis, 23 Oktober 2021

KESIMPULAN

Proyeksi stereografi merupakan suatu metode untuk memudahkan penggambaran objek tiga
dimensi untuk dijadikan dua dimensi dengan menggunakan alat yaitu stereonet. Dan stereografi ini
merupakan suatu cara pendekatan untuk deskripsi geometri untuk menunjukanbesar sudut dengan
kedudukan bidang ataupun garis. Stereografis untuk dapat memproyeksikan garis dan bidang kedalam
bidang proyeksi bidang bola. Adapun jenis-jenis lingkaran dalam stereonet adalah lingkaran primitive ,
lingkaran besar, lingkaran kecil. Adapun macam-macam dari stereografi yaitu,equal angle projection,
equal area projection, orthographic projection, polar projection. Kegunaan dari stereografi ini adalah
mengorientasi garis dan bidang permukaan, untuk menganalisa struktur linier ataupun struktur geologi
lainnya, untuk memproyeksikan suatu bidang, dan analisa kristalografi, mineralogi dan struktur geologi.
Proyeksi kutub adalah pembalikan sudut kemiringan bidang yang mempunyai kemiringan yang besar,
spasinya akan rapat dan kemiringannya yang kecil. Dasarnya ini yang dipakai yaitu kesamaan sudut.
Untuk kepentingan analisis struktur dengan cara kesamaan luas.

REFERENSI

Atmaja, D. A. (2014). Kajian Klasifikasi Massa Batuan dan Analisis Stereografis terhadap Stabilitas
Lereng pada Operasi Penambangan Tambang Batubara Air Laya, Desa Tanjung Enim,
Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Geological Engineering E-Journal, 6(2), 570-586.
Balfas, Muhammad Dahlan, Geologi Untuk Pertambangan Umum. Yogyakarta : Graha Ilmu 2.
Harianto, Mansur, Proyeksi Geografis dalam Analisis Struktur. Geokeybedd.blogspot.com.
Supriyanto, T. H., Bharoto, B., & Ramadhani, A. (2018). Penentuan Basal-poles pada Zircaloy-4
Menggunakan Kombinasi Pole Figure dan Metode Proyeksi Stereografi. Jurnal Sains Materi
Indonesia, 16(2), 91.

39

Anda mungkin juga menyukai