BAB I
PENDAHULUAN
Dalam dunia geologi struktur yang penuh dengan analisa unsur titik, garis,
bidang, dan sudut bahkan perpotongan dan kombinasi antara keempatnya, diperlukan
berbagai metode yang dapat digunakan untuk menganalisa unsur-unsur tersebut secara
lebih mudah dan praktis serta memberikan hasil yang akurat demi efisiensi kerja
namun dengan hasil yang maksimal. Untuk itu, muncullah suatu metode analisa yang
cukup praktis dan mudah untuk mengaplikasikannya dalam analisa struktur geologi,
yaitu metode Proyeksi Stereografis.
Proyeksi merupakan suatu metode atau langkah untuk menggambarkan suatu
bentuk tertentu menjadi bentuk yang lain dengan cara atau langkah yang tertentu dalam
satu bidang atau garis yang disebut sebagai bidang proyeksi atau garis proyeksi.
Proyeksi Stereografi adalah sebuah proyeksi yang memproyeksikan poin pada
permukaan bola dari lingkup kutub utara ke titik dalam bidang bersinggungan dengan
kutub selatan (Coxeter 1969). Dalam proyeksi yang memproyeksikan bola ke sebuah
bidang datar. Proyeksi didefinisikan pada seluruh wilayah, kecuali pada satu titik–titik
proyeksi. Apabila didefinisikan, pemetaan yang halus dan objektif . Hal ini konformal
artinya mempertahankan sudut. Hal ini tidak isometric artinya tidak menjaga jarak atau
bidang angka. Secara intuitif, proyeksi stereografik adalah cara membayangkan bola
sebagai bidang datar, dengan beberapa aturan yang harus diikuti. Dalam prakteknya,
proyeksi dilakukan oleh komputer atau dengan tangan menggunakan jenis khusus dari
kertas grafik disebut Stereonet atau Wulff Net dan Schmidt Net.
Proyeksi stereografis terdiri dari beberapa macam, antara lain Equal Angle
Projection Equal, Area Projection, Orthogonal Projection, Polar Projection Masing-
masing dari proyeksi stereografis ini memiliki ciri dan hasil proyeksi yang berbeda-
beda, namun dalam analisa geometri struktur geologi, tak jarang dibutuhkan
kombinasi dari keempatnya untuk menghasilkan analisa geometri yang akurat dan
lebih praktis lagi dalam praktikum kali ini.
1.3.1 Alat
1. Mistar 30 cm;
2. Papan standar dan penjepit kertas;
3. Alat Tulis Menulis;
4. Polar net;
5. Schmidt net;
6. Wulf net;
7. Jangka.
1.3.2 Bahan
1. Kertas kalkir min 10 lembar;
2. Ketas Hvs A4 5 lembar.
Penerapan dan pemahaman pada proyeksi secara grafis dan proyeksi stereogari
hampir sama, yang membedakannya hanyalah cara memproyeksikannya. Selain itu
output struktur bidang dan struktur garis dari proyeksi secara grafis dan secara
strereografi berbeda, hal ini disebabkan dari bidang proyeksi sumbu kartesian dan
stereonet yang pemahaman dan penggambaran bentuk 3D-nya bebeda. Pada proyeksi
stereogarfi stereonet sangat membantu untuk membuat proyeksi kedudukan
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
5.2.1 Laboratorium
Agar selalu menjaga keteraturan alat-alat yang digunakan sebelum dan sesudah
melakukan praktikum.
5.2.2 Saran Untuk Asisten
Untuk asisten agar senantiasa bersabar dalam menghadapi praktikan yang
jarang melakukan asistensi.
DAFTAR PUSTAKA