Anda di halaman 1dari 20

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAGNETIC SEPARATOR

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia memiliki potensi dan cadangan bahan galian yang cukup besar dan
menyebar hampir merata di seluruh wilayah.Yang dimaksud dengan bahan galian
adalah bijih (ore), mineral industri (industrial minerals) atau bahan galian golongan
C dan batubara (coal).
Pengolahan bahan galian (mineral beneficiation/mineral processing/mineral
dressing) adalah suatu prosses pengolahan dengan memanfaatkan perbedaan-
perbedaan sifat fisik bahan galian untuk memperoleh produkta bahan galian yang
bersangkutan. Khusus untuk batubara, proses pengolahan itu disebut dengan
pencucian batubara (coal washing) atau preparasi batubara (coal preparation).
Untuk saat ini umumnya endapan bahan galian yang ditemukan dialam sudah
jarang mempunyai mutu atau kadar mineral berharga yang tinggi dan siap utntuk
dilebur atau dimanfaatkan. Oleh karena sebab itu bahan galian tersebut perlu
menjalani pengolahan bahan galian (PBG) agar mutu/kadarnya dapat ditingkatkan
sampai memenuhi kriteria atau peleburan pemanasan.
Pada laboratorium pengolahan bahan galian kita akan melakukan proses
pengolahan bijih dengan cara mengecilkan ukuran bijih dengan cara peremukan atau
crushing serta penggerusan yang lebih dikenal dengan sebutan kominusi. Tujuannya
disamping mempersiapkan ukuran yang tepat untuk proses konsentrasi juga sekaligus
membebaskan mineral berharga dari gangue mineral.
Operasi permukaan dilakukan bertahap yaitu peremukan tahap pertama
(menggunakan jaw crusher, gyratory crusher), peremukan tahap kedua
(menggunakan cone crusher, roll crusher) dan peremukan tahap ketiga
(menggunakan cone crusher). Ketiga tahap tersebut tidak harus dilakukan semua,
tergantung keadaan bijih yang akan diremuk.
Penggerusan dimulai dari ukuran kasar hingga yang paling halus. Ukuran
yang digunakan adalah ukuran mesh. Mesh merupakan banyaknya lubang ayakan
yang terdapat pada 1 inch persegi.

HUSNUL KHATIMA ARJUN JAYA


09320160142 09320170082
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAGNETIC SEPARATOR

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud

Adapun maksud dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengenal,


mengetahui dan menguasai ilmu tentang pengolahan bahan galian yang menjadi
salah satu aplikasi dasar dalam dunia pertambangan.

1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan kami mengikuti praktikum ini yaitu :
1. Mempelajari cara pemisahan campuran mineral berdasar sifat magnetnya
dengan menggunakan alat Magnetic Separator.

1.3 Alat dan Bahan


I.3.1 Alat
1. Magnet;
2. Alat tulis menulis;
3. Cawan;
4. Neraca analitik.
1.3.2 Bahan
1. Sampel Pasir besi;
2. Tabel data pengamatan;
3. Kantong sampel.

HUSNUL KHATIMA ARJUN JAYA


09320160142 09320170082
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAGNETIC SEPARATOR

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Magnetic Separator

Magnetic separation merupakan proses pemisahan satu mineral atau lebih


dengan mineral lainnya yang memanfaatkan perbedaan sifat kemagnetan dari
mineral-mineral tersebut. Mineral-meneral yang terdapat dalam bijih akan
memberikan respon terhadap medan magnet sesuai dengan sifat kemagnetan yang
dimilikinya. Mineral yang akan tertarik oleh medan magnet dikelompokkan sebagai
mineral magnetic, sedangkan yang tidak tertarik oleh medan magnet dikelompokkan
sebagai mineral non-magnetic.
Mineral-meineral yang masuk dalam kelompok mineral magnetic misalnya:
magnetite, hematite, ilmenit, siderite, monazite. Sedangkan mineral-mineral yang
dikelompokan dalam mineral non-magnetic misalnya: kuarsa, mika, corundum,
gypsum, zircon, feldspar. Kemampuan mineral dalam merespon medan magnet
disebut magnetic susceptibility.
Berdasarkan pada magnetic susceptibility mineral dibagi menjadi tiga kelompok
yaitu:
1. Ferromagnetic yaitu bahan galian atau mineral yang sangat kuat ditarik oleh
medan magnet misalnya magnetit (Fe3O4).
2. Paramagnetic yaitu bahan galian yang dapat ditarik oleh magnet tetapi tidak
terlalu kuat , misalnya hematit (Fe2O3), Ilmenit(SeTiO3) dan pyrhotit (FeS2).
3. Diamagnetic yaitu bahan galian yang tidak dapat ditarik oleh magnet.
msalnya kuarsa (SiO2) dan felspar [(Na,K,Al)Si3O8].

HUSNUL KHATIMA ARJUN JAYA


09320160142 09320170082
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAGNETIC SEPARATOR

Gambar 2. 1 Respon Mineral Dalam Medan Magnet

Gambar 2.1 Menunjukkan respon dari tiga mineral yang memiliki


susceptibility berbeda. Ketiga Mineral berada dalam medan magnet dengan kuat
medan dalam satuan (A/m). Mineral magnetite memberikan respon yang sangat
kuat.  Intensitas magnetisasinya meningkat secara parabolik (eksponensial) hingga
mencapai nilai saturasinya. Sehingga, berapapun kuat medan yang diberikan tidak
lagi mempengaruhi perubahan intensitas magnetisasinya.
Intensitas magnetisasi mineral Hematite meningkat secara linear (tegak lurus)
dengan meningkatnya kuat medan. Peningkatan ini jauh lebih lambat dibanding
dengan magnetite. Sedangkan kuarsa tidak menunjukkan respon terhadap medan
magnet yang diberikan. Berapun kuat medan yang diberikan, kuarsa cenderung tidak
terpengaruh. Bahkan kuarsa cenderung memberikan respon negatif, ditunjukkan
dengan sedikit turunnya intensitas magnetisasinya.

2.2 Mekanisme Konsentrasi Magnetik

Pemisahan secara magnetik yang diaplikasikan untuk bijih tergantung pada


kompetisi dari gaya gaya yang dimiliki oleh tiap-tiap partikel mineral. Gaya yang
bekerja pada setiap partikel mineral tergantung separator yang dipakai. Ada
pemisahan secara induksi menggunakan gulungan (Roll) kering, dan ada juga
pemisahan cara basah menggunakan drum separator.

HUSNUL KHATIMA ARJUN JAYA


09320160142 09320170082
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAGNETIC SEPARATOR

Pemisahan bijih yang menggunakan drum separator dengan cara basah, maka
partikel akan mengalami atau memiliki empat  gaya. Keempat  gaya tersebut adalah
gaya magnet yang dinotasikan dengan Fm (m = magnet), gaya gravitasi dinotasikan
dengan Fg (g = gravitasi), gaya drag dinotasikan dengan Fd (d = drag ), dan gaya
sentrifugal yang dinotasikan dengan Fc (c = Centrifugal).
Gaya-gaya ini akan menentukan posisi dan perilaku partikel mineral dalam
separator. Gambar 2.2 menunjukkan gaya-gaya pada partikel mineral yang berada
dalam pengaruh medan magnet di permukaan drum yang berputar.

Gambar 2. 2 Gaya-Gaya Yang Bekerja Pada Partikel Mineral

Partikel mineral akan tertarik atau terlempar dari permukaan drum tergantung
pada nilai entrapment ratio-nya. Entrapment ratio adalah rasio Gaya magnet terhadap
gaya sentrifugal,  gaya gravitasi dan gaya drag. Entrapment ratio dinyatakan dalam
persamaan berikut:
Entrapment Ratio, ER = Fm /(Fc + Fg  + Fd)
Jika partikel mineral memiliki nilai entrapment rasio lebih daripada satu, ER
> 1, maka partikel tersebut akan tertarik dan tetap nempel dipermukaan drum
separator (mineral magnetic). Pada kondisi ER > 1, artinya medan magnet 
memberikan pengaruhnya jauh lebih besar dibanding dengan total dari tiga gaya
lainya. Ketika partikel mineral memiliki entrapment rasio kurang daripada satu ER <
1, maka partikel tersebut akan terlempar atau tertolak dari permukaan drum separator

HUSNUL KHATIMA ARJUN JAYA


09320160142 09320170082
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAGNETIC SEPARATOR

(mineral non-magnetic). Pada kondisi ER < 1, medan magnet kurang berpengaruh


dibanding dengan total tiga gaya lainnya.
Jika operasi pemisahan dilakukan pada bijih yang memiliki rentang ukuran
yang sempit,  maka gaya drag dapat diabaikan. Sehingga Entrapment ratio berubah
menjadi rasio gaya magnet terhadap gaya sentrifugal dan gaya gravitasi.
Partikel mineral akan memiliki tiga gaya yaitu gaya magnet, gaya sentrifugal
dan gaya gravitasi. Pasisi dan perilaku partikel selama pemisahan tergantung pada
resultan ketiga gaya ini.

Ditinjau dari kekuatan atau intensitas medan magnetnya, magnetic separator


dibagi dalam dua jenis separator yaitu Low Intensity Magnetic Separator atau LIM
separator dan High Intensity Magnetic Separator atau HIM separator. Baik LIM
separator maupun HIM separator dapat digunakan secara basah atau kering.

Pemisahan cara basah umumnya menggunakan LIM separator, dan digunakan


untuk mineral yang memiliki suscepibilty tinggi. LIM separator mampu memisahkan
bijih dalam jumlah yang besar. Sedangkan HIM separator mempunyai kapasitas
rendah dan umumnya digunakan untuk mineral yang memiliki susceptibility rendah.

Gambar 2. 3 Mekanisme Konsentrasi Magnetik

HUSNUL KHATIMA ARJUN JAYA


09320160142 09320170082
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAGNETIC SEPARATOR

2.3 Pengaruh Variabel Operasi

Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pemisahan terdapat pada


peralatan yang sifatnya tetap. Sehingga faktor-faktor tersebut menjadi konstan
pengaruhnya terhadap partikel mineral. Untuk separator dengan magnet permanen,
maka medan magnet tidak dapat dirubah, artinya gaya magnet akan konstan selama
pemisahan. Diameter drum merupakan salah satu variable yang juga konstan.
Sehingga pengaruhnya juga akan tetap pada saat dipakai untuk pemisahan.
Beberapa variable dapat diubah-ubah selama atau saat pemisahan dilakukan.
Gambar 2.4 menunjukkan pengaruh beberapa variable operasi untuk pemisahan
secara magnetik.

Gambar 2. 4 Pengaruh Variabel Operasi Dan Alat Pada Konsentrasi Magnetik.

Dari gambar tersebut diketahui bahwa perolehan mineral magnetic


dipengaruhi diantaranya oleh: medan magnet, ukuran mineral, kecepatan fluida  dan
diameter drum. Perolehan mineral magnetic akan meningkat ketika medan magnet
yang digunakan lebih besar. Sebagian magnetik akan masuk jalur tailing pada
kecepatan fluida yang besar. Pemisahan yang dilakukan pada ukuran mineral yang
besar dapat meningkatkan perolehan mineral magnetik.

HUSNUL KHATIMA ARJUN JAYA


09320160142 09320170082
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAGNETIC SEPARATOR

Magnetik separator adalah alat yang digunakan untuk memisahkan material


kering maupun basah dengan menggunakan prisip gaya magner dan gaya gravitasi.
Dalam keadaan dry material, diusahakan ukuran materialnya tidak terlalu halus, hal
ini dikarenakan jika material terlalu halus akan menghambat proses kerja dan
mengganggu kesehatan akibat banyaknya debu yang ada. Logam dapat dibagi
menjadi tiga jenis yaitu jenis pertama adalah ferromagnetik yaitu logam yang dapat
ditarik dengan kuat oleh magnet. Kedua paramagnetik yaitu logam/material yang
ditarik lemah oleh magnet. Yang terakhir yaitu diamagnetik yaitu logam/material
yang tidak dapat ditarik oleh magnet. Faktor yang mempengaruhi magnetik separator
bekerja adalah gaya magnet, derajat liberasi serta laju air.
Magnetik separator dibagi menjadi empat jeni yaitu :
1. Low intensity magnetic separator
Memisahkan material karena perbedaan sifat magnet yang sangat besar
(diamagnetik atau ferromagnetik)
2. Hight Intensity magnetik separator
Memisahkan material karena perbedaan sifat magnet yang cukup besar
(diamagnetik dan paramagnetik)
3. Hight Gradient
Memisahkan material karena perbedaan sifar magnetnya sangat kecil
(paramagnetik dengan paramagnetik atau feromagnetik dengan feromagnetik)
4. Super conducting
Memisahkan sifat magnet yang memiliki sifat magnetik yang sangat kecil
(feromagnetik dengan feromagnetik yang super konduktor)
Tipe atau jenis separator ditentukan berdasarkan sifat kemagnetan dari bijih
yang akan diolah. Penentuan berikutnya yaitu didasarkan pada ukuran bijih dan jenis
operasinya. Jika ukuran bijih yang akan dipisah lebih dari 10 mm, biasanya dipisah
dengan cara kering atau tanpa air, maka dapat dipilih jenis drum saja yang dipasang
di ujung konveyor.
Untuk bijih dengan ukuran kurang dari 10 mm, biasanya dipisah dengan cara
basah, ditambah air, maka dipilih jenis drum yang dipasang pada table box unit, jenis
ini disebut dengan magnetic separator saja.

HUSNUL KHATIMA ARJUN JAYA


09320160142 09320170082
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAGNETIC SEPARATOR

Beberapa hal yang mempengaruhi alat terhadap perolehan pemisahan mineral


diantaranya adalah :
1. Kecepatan rotor
2. Variasi ukuran butir
3. Sifat fisik dan kimia mineral
4. Besarnya arus air
Secara umum, wet low intensity magnetic terdiri dari tiga tipe model atau
jenis. Ketiga jenis ini dibedakan dari cara pengumpanan, arah aliran fluida yang
membawa tailing dan distribusi ukuran bijih yang akan diolah. Sehigga sebelum
melakukan pemilihan tipe model magnetik separator ini, harus benar-benar
mengetahui distribusi ukuran bijih yang akan diolah.
1. Tipe Concurrent
Pada tipe ini, feed masuk searah dengan putaran drum. Feed masuk ke daerah
medan magnet, atau pick up zone cendrung horizontal. Tipe concurrent digunakan
untuk bijih berukuran kasar, biasanya kurang daripada 10 mm dengan ukuran halus,
ukuran kurang daru 75 mikron tidak lebih daripada 10 %. Separator ini bisa
dioperasikan dengan persen solid antara 30-50 %.

Gambar 2. 5 Magnetic Separation Tipe-Model Concurent

HUSNUL KHATIMA ARJUN JAYA


09320160142 09320170082
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAGNETIC SEPARATOR

2. Tipe Counter current


Feed masuk kedalam separator secara vertikal atas, langsung membentur
permukaan drum. Feed langsung masuk ke daerah medan magnet, daerah pisk up
zone. Aliran feed tidak sempat untuk membentuk stratifikasi. Paerikel mineral
memiliki kesempatan yang sama untuk kontak dengan permukaan drum. Kesempatan
kontak yang sama artinya magnetik mineral dan gangue punya kesempatan yang
sama untuk kontak dengan drum. Hal ini tentunya dapat mengurangi terjadinya
kehilangan magnetik mineral oleh dorongan aliran fluida. Terutama partikel yang
halus.
Pada separator ini, arah aliran tailing berlawanan dengan putaran drum. Hal
ini akan memberikan kesempatan mineral magnetik yang terlanjur masuk ke dalam
aliran tailing dapat tertarik oleh permukaan drum dan masuk kembali kedalam
konsentrat.
Tipe counter current digunakan untuk bijih yang berukuran krang dari 1 mm
dengan ukuran halus, kurang daripada 75 mikron bisa lebih dari 50%. Separator ini
baisanya dioperasikan dengan persen solid antara 25-35 %.

Gambar 2. 6 Magnetic Separator Tipe-Model Countercurrent


3. Tipe Counter rotation
Pada tipe ini, feed masuk membentuk sudut atau datangnya mineral agak
miring. Pada separator tipe ini, arah aliran fluida yang membawa tailing berlawanan
dengan arah putaran drum. Dengan desain seperti ini, mineral magnetik yagn ikut

HUSNUL KHATIMA ARJUN JAYA


09320160142 09320170082
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAGNETIC SEPARATOR

terdorong oleh aliran fluida tailing dapat tertarik atau tertangkap kembali oleh medan
magnet dan menempel pada permukaan drum. Mineral magnetik dapat keluar dari
jalur tailing. Kondisi ini dapat meningkatkan recovery mineral magnetik.
Pemisahan counter-rotation digunakan untuk pemisahan bijih yang berukuran
kurang dari 8 mm, dengan ukuran sedang halus, kurang daripada 75 mikron tidak
lebih daripada 50%, separator ini dioperasikan dengan persen solid 30-50%.

HUSNUL KHATIMA ARJUN JAYA


09320160142 09320170082
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAGNETIC SEPARATOR

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

Dalam melakukan praktikum pada mata acara grinding mempunyai beberapa


langkah sebagai berikut :
Pertama-tama menyiapkan sampel dan sampel yang telah disiapkan diisi ke
dalam kantong sempel kemudian di shake-shake sampai tercampur rata

Gambar 3.1 Mencampur sampel

HUSNUL KHATIMA ARJUN JAYA


09320160142 09320170082
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAGNETIC SEPARATOR

Setelah itu menuangkan sampel di atas meja sebelum itu meja terlebih dahulu
dilapisi dengan kertas yang telah disediakan kemudian sampel yang telah diletakkan
di atas meja diratakan

Gambar 3.2 Meletakkan sampel

Gambar 3.3 Meratakan sampel

HUSNUL KHATIMA ARJUN JAYA


09320160142 09320170082
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAGNETIC SEPARATOR

Sampel yang telah diratakan tadi kemudian dibagi menjadi 6 pola aliran kemudian
dimagneti setinggi 3 cm

Gambar 3.4 Membagi sampel

Gambar 3.5 Magnet sampel

HUSNUL KHATIMA ARJUN JAYA


09320160142 09320170082
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAGNETIC SEPARATOR

Setelah itu sampel yang tadi di magnet di simpan diwadah kemudian


ditimbang lakukan hal yang sama sampai 5 kali

Gambar 3.6 Meletakkan sampel dalam wadah

Gambar 3.7 Menimbang sampel yang telah dimagnet

HUSNUL KHATIMA ARJUN JAYA


09320160142 09320170082
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAGNETIC SEPARATOR

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1. Data pengamatan 1


Tabel 4.1 Pengamatan pertama

No. Percobaan Berat Konsentrat (gr)


1. 1,34 gr
2. 1,69 gr
3. 0,67 gr
4. 1,49 gr
5. 0,29 gr
Diketahui:
a. Pasir besi = 60 gr
b. Pasir kuarsa = 140 gr
c. Berat kantong sampel = 1,13 gr
d. Berat konsentrat = 5,41 gr

4.1.1. Data pengamatan 2


Tabel 4.2 Pengamatan kedua

No. Percobaan Berat Konsentrat (gr)


1. 2,87 gr
2. 0,64 gr
3. 1,79 gr
4. 1,12 gr
5. 0,58 gr
Diketahui:
a. Pasir besi = 80 gr
b. Pasir kuarsa = 120 gr
c. Berat kantong sampel = 1,16 gr
d. Berat konsentrat = 7,12 gr

HUSNUL KHATIMA ARJUN JAYA


09320160142 09320170082
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAGNETIC SEPARATOR

4.2 Pembahasan

4.2.1 Menghitung data pengamatan 1


1). Berat hilang = jumlah feed – total berat konsentrat
= 200 gr – 4,48 gr
= 195,51 gr
2) Kadar besi dalam konsentrat = 90%
Wa
3) Kadar material = x 100%
Wa+ Wb
60
= x 100%
60+140
= 20 %
4) Material Balance
F=C+T
= 60 + 140
= 200 gr
5) Metalogical Balance
Ff = C.c + T.t
200 x 20% = 4,48 x 90% + 195,51 x t
40 = 4,032 + 195,51 x t
35,968
=t
195,51
t = 0,18%
C.c
6) Recovery = x 100%
F.f
4,48 x 90
= x 100%
200 x 20
403,2
= x 100%
4000
= 10,08 %

HUSNUL KHATIMA ARJUN JAYA


09320160142 09320170082
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAGNETIC SEPARATOR

4.2.2 Menghitung data pengamatan 2


1). Berat hilang = jumlah feed – total berat konsentrat
= 200 gr – 7 gr
= 193 gr
2) Kadar besi dalam konsentrat = 98%
Wa
3) Kadar material = x 100%
Wa+ Wb
80
= x 100%
80+140
= 40 %
4) Material Balance
F=C+T
= 80 + 120
= 200 gr
5) Metalogical Balance
Ff = C.c + T.t
200 x 40% = 7 x 90% + 193 x t
80 = 6,30 + 193 x t
73,7
=t
193
t = 0,30%
C.c
6) Recovery = x 100%
F.f
7 x 90
= x 100%
200 x 90
630
= x 100%
8000
= 7,87 %

HUSNUL KHATIMA ARJUN JAYA


09320160142 09320170082
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAGNETIC SEPARATOR

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Magnetic separator merupakan proses pemisahan satu mineral atau lebih


dengan mineral lainnya yang memanfaatkan perbedaan sifat kemagnetan dari
mineral-mineral tersebut. Mineral-meneral yang terdapat dalam bijih akan
memberikan respon terhadap medan magnet sesuai dengan sifat kemagnetan yang
dimilikinya. Mineral yang akan tertarik oleh medan magnet dikelompokkan sebagai
mineral magnetic, sedangkan yang tidak tertarik oleh medan magnet dikelompokkan
sebagai mineral non-magnetic.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Untuk Laboratorium


Saran saya untuk laboratorium yaitu sebaiknya dalam praktikum menyiapkan
meja dan kursi untuk belajar serta peralatan praktikum lebih dilengkapi kembali.
5.2.1 Saran Untuk Asisten
Saran saya untuk asisten Agar tetap senantiasa selalu membagi ilmunya
kepada kami praktikanya.

HUSNUL KHATIMA ARJUN JAYA


09320160142 09320170082
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAGNETIC SEPARATOR

DAFTAR PUSTAKA

Affandi Kosim,dkk.2002.Penentuan Kondisi Optimal Penggerusan Bijih Rirang


Dengan Ball Mill pada Bijih Uranium Rirang.Pusat Pemgembangan Bahan
Galian dan Geologi Nuklir.Batan
Harahap Ali Ihsyn. Iskandar Hartini, Arief Taufik,2016. Kajian Kominusi Limestone
pada area Penambangan PT. Semen Padang (Persero) Tbk. Bukit Karang
Putih Indarung Sumatera Barat.Teknik Pertambangan Fakultas Teknik
Universitas Islam Bandung. Bandung
http://www.scribd.com/doc/256586591/Modul-1-Kominusi-Crushing-Dan-Grinding

HUSNUL KHATIMA ARJUN JAYA


09320160142 09320170082

Anda mungkin juga menyukai