Anda di halaman 1dari 14

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR

LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PROYEKSI STREOGRAFIS

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Geologi struktur merupakan cabang ilmu geologi yang mepelajari deformasi


atau perubahan bentuk batuan di kerak bumi. Pada geologi struktur hal yang paling
menjadi perhatian bukanlah jenis batuan ataupun mineral penyusunnya, melainkan
struktur pada batuan tersebut. Pada prinsipnya, struktur batuan atau yang sering
disebut struktur geologi mudah dipelajari dengan melihat perubahan ciri fisik dari
suatu perlapisan batuan, akan tetapi pada kenyataan dan penerapan di lapangan
penggambaran struktur geologi tidak sedemikian prinsipnya, kerena tidak selamanya
struktur geologi dapat dilihat dengan bentuk utuh. untuk mempermudah meneliti dan
menganalisa suatu struktur dilakukan penggambaran secara proyeksi baik itu struktur
garis maupun struktur bidang baik pada struktur yang terlihat maupun struktur semu.
Penggambaran proyeksi tersebut dapat dilakukan dengan dua metode proyeksi, yaitu
proyeksi secara grafis yang digambarkan pada sumbu kartesian dan proyeksi
stereografi yang penggambaran proyeksinya pada stereonet.
Menurut Ragan (1985), proyeksi stereografis adalah gambaran dua dimensi
atau proyeksi dari permukaan sebuah bola sebagai tempat orientasi geometri bidang
dan garis. Dengan demikian, proyeksi stereografis adalah suatu metode proyeksi
dengan bidang proyeksi berupa permukaan setengah bola. Biasanya, yang dipakai
adalah permukaan setengah bola bagian bawah (lower hemisphere). Proyeksi
stereografis dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan geometri berupa
besaran arah dan sudut dalam analisa geomoetri struktur geologi karena proyeksi ini
dapat menggambarkan geometri kedudukan atau orientasi bidang dan garis dalam
bidang proyeksi yang digunakan.
Proyeksi stereografis terdiri dari beberapa macam, antara lain Equal Angle
Projection Equal, Area Projection, Orthogonal Projection, Polar Projection Masing-
masing dari proyeksi stereografis ini memiliki ciri dan hasil proyeksi yang berbeda-
beda, namun dalam analisa geometri struktur geologi, tak jarang dibutuhkan
kombinasi dari keempatnya untuk menghasilkan analisa geometri yang akurat dan
lebih praktis lagi dalam praktikum kali ini.

MUHAMMAD ARIF ALRASIED A. FARID


093 2015 0037 093 2016 0028
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PROYEKSI STREOGRAFIS

1.2. Maksud dan Tujuan

1.2.1. Maksud
Adapun maksud dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui apa saja yang
berhubungan dengan proyeksi streografis.
1.2.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu :
1. Praktikan dapat menggunakan proyeksi streografis dalam analisis deskriptif
problema stuktur geologi.
2. Praktikan dapat memahami penggunaan Wulf Net dan Schmidht Net dalam
analisis deskriptif problema struktur geologi.

1.3. Alat dan Bahan

1.3.1. Alat
1. Mistar 30 cm
2. Busur 360o
3. Papanstandar dan penjepit kertas
4. Alat Tulis Menulis (terutama drawing pen)
5. Polar net
6. Schmidt net
7. Wulf net
8. Kalbseek net
9. Jangka
1.3.2. Bahan
1. Kertas kalkir min 10 lembar
2. Ketas Hvs A4 5 lembar

MUHAMMAD ARIF ALRASIED A. FARID


093 2015 0037 093 2016 0028
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PROYEKSI STREOGRAFIS

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Proyeksi Stereografis

Proyeksi stereografi merupakan suatu aplikasi dalam geometri yang


memproyeksikan poin bola dari lingkup utara ketitik dalam bidang bersinggungan
dengan kutub selatan. Secara intuitif, proyeksi stereografi adalah cara membayangkan
sebuah bola sebagai bidang datar sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Poyeksi
Stereografi dalam prakteknya sering dilakukan menggunakan komputer atau dengan
tanggan menggunkan jenis khusus dari kertas grafik yang biasa disebut Stereonet atau
Wulff Net dan juga Schmidtt Net.

Gambar 2.1 Proyeksi Streografis (dijipo01576.weebly.com)

2.2. Proyeksi Stereografis Dalam Analisis Struktur

Penerapan dan pemahaman pada proyeksi secara grafis dan proyeksi stereogari
hampir sama, yang membedakannya hanyalah cara memproyeksikannya. Selain itu
output struktur bidang dan struktur garis dari proyeksi secara grafis dan secara
strereografi berbeda, hal ini disebabkan dari bidang proyeksi sumbu kartesian dan
stereonet yang pemahaman dan penggambaran bentuk 3D-nya bebeda. Pada proyeksi
stereogarfi stereonet sangat membantu untuk membuat proyeksi kedudukan maupun

MUHAMMAD ARIF ALRASIED A. FARID


093 2015 0037 093 2016 0028
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PROYEKSI STREOGRAFIS

menentukan kedudukan. Dengan sudut-sudut 90° dari North ke South maupun dari
West ke East mempermudah penentuan Dip, App. Dip dan juga Plunge. Selain itu
untuk mencari zone mineralisainya juga mudah karena perpotongan kedua lapisan
terlihat jelas. Tetapi pada proyeksi stereografi ini pemotongan kedua lapisan ditandai
dengan saling berpotongnya kedudukan (strike) dan Dip dua lapisan, beda hanya
dengan proyeksi secar grafis yang perpotongan lapisannya ditandai dengan saling
berpotongnya top strike dan bottom strike dari dua jenis lapisan.
Proyeksi streogarfi juga sangan simpel dan prosedurnya sangat sederhana.
Contohnya pada penentuan besaran dan arah tidak ditentukan oleh perhitungan
konversi sudut melainkan garis sudut pada stereonet. Namun, proyeksi stereografi ini
mempunyai beberapa kelemahan kalau dibandinngkan dengan proyeksi secara garfis.
Pada proyeksi stereogarfi sangat sulit untuk menentukan besaran-besaran seperti lebar
lapisan, tebal lapisan, bahkan kedalaman.

2.3. Macam-Macam Proyeksi Stereografis

Proyeksi stereografi ada beberapa macam, yaitu :


a. Equal Angle Projection

Gambar 2.2 Wulff Net (dijipo01576.weebly.com)


Proyeksi ini memproyeksikan setiap titik pada permukaan bola ke bidang
proyeksi pada tutuh zinith yang letaknya pada sumbu vertikal melalui pusat bola
bagian puncak. Sudut yang sama digambarkan semakin rapat ke arah pusat.

MUHAMMAD ARIF ALRASIED A. FARID


093 2015 0037 093 2016 0028
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PROYEKSI STREOGRAFIS

Hasil pengambaran pada bidang proyeksi disebut stereogram sedangkan hasil


dari equal angle projection adalah Wulff Net.
b. Equal Area Projection
Proyeksi ini digunakan dalam analisi data statistik karena karapatan ploting
menunjukan suatu keadaan yang sebenarnya. Proyeksi ini merupakan poyeksi yang
menghasilkan jarak titik pada bidang proyeksi yang sama dan sebanding dengan
sebenarnya. Hasil dari proyeksi ini adalah stereogram yang disebut Schmidt Net.

Gambar 2.3 Schmidt Net (dijipo01576.weebly.com)


c. Orthogonal Projection
Proyeksi ini merupakan kebalikan dari equal angle projection karena pada
proyeksi ortogonal, titik-titik pada permukaan bola akan diproyeksi tegak lurus pada
bidang proyeksi dan lingkaran hasil proyeksinya akan semakin renggang ke arah pusat.
Stereogram dari proyeksi ini disebut Orthographic Net.
d. Polar Projection
Pada proyeksi ini baik unsur garis maupun bidang tergambar suatu titik.
Stereografi dari proyeksi ini adalah Polar Net. Stereografi dari proyeksi ini didapatkan
dari equal are projection, sehingga untuk mendapatkan proyeksi bidang dari suatu titik
pada Polar Net harus menggunakan Schmidts Net.

MUHAMMAD ARIF ALRASIED A. FARID


093 2015 0037 093 2016 0028
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PROYEKSI STREOGRAFIS

Gambar 2.4 Polar Net (dijipo01576.weebly.com)


Dari beberapa proyeksi stereografi di atas proyeksi stereografi dapat
membantu kita didalam menganalisis struktur - struktur geologi dan permasalahan-
permasalahan yang berhubungan dengan geometri struktur geologi. Misalnya untuk
menginterpretasikan arah tegasan yang bekerja pada suatu area dengan menggunakan
perhitungan arah kekar yang dominan secara statistik, menginterpretasikan plunge dari
sebuah lipatan, menginterpretasikan jenis sesar dari data kekar ataupun arah garis
gores (slicken line) yang terdapat pada singkapan batuan yang ada dilapangan.

2.4. Proyeksi Peta secara Umum

Berdasarkan bidangnya, dibagi menjadi 3 yaitu proyeksi Azimut atau Zenithal,


proyeksi silinder, dan proyeksi kerucut.
a. Proyeksi azimut / zenithal adalah bidang proyeksi yang menyinggung bola pada
kutub. proyeksi azimuth normal adalah proyeksi menyinggung bola bumi bagian kutub
apabila menyinggung bola bumi diantara equator dan kutub proyeksi disebut proyeksi
oblique. Dan yang menyinggung bola bumi bagian equator disebut proyeksi azimut
transversal.
b. Proyeksi sillinder adalah bidang proyeksi yang menyinggung bola bumi pada
lingkaran tertentu.proyeksi sillinder transversal adalah sillindernya menyinggung bola
bumi dikutub apabila sillindernya menyinggung bola bumi diantara ekuator dan

MUHAMMAD ARIF ALRASIED A. FARID


093 2015 0037 093 2016 0028
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PROYEKSI STREOGRAFIS

kutubdisebut proyeksi oblique. jika sillindernya menyinggung bola bumi ekuator


disebut proyeksi normal.
c. Proyeksi kerucut adalah kerucut yang menyinggung lingkaran paralel.Proyeksi
kerucut normal adalah sumbu kerucut berimpit dengan sumbu bumi apabila sumbu
kerucut tegak lurus dengan sumbu bumi disebut proyeksi kerucut transversal. dan
proyeksi kerucut oblique jika menyinggung bola bumi antara kutub dan equator.
2.5. Macam-Macam Proyeksi

a. Proyeksi Sinusoidal (Peta Homolografik)


Merupakan jenis proyeksi peta yang serupa dengan irisan kulit
jeruk. atau juga nama lainnya yaitu peta homolografik, sanson
flamsteed atau mercator equal – area projection. menunjukkan proyeksi
peta dalam bentuk garis lurus kathulistiwa dengan garais melengkung
dengan meridian digunakan untuk memetakan tropis latitude.
b. Proyeksi Globe dari irisan globe.
Proyeksi Globe adalah proyeksi kartografi yang berasal dari bola
bumi yang apabila diris menjadi beberapa bagian akan terbentuk irisan
globe. menurut sejarah, proyeksi ini dahulu disebut dengan ‘analemma’
yang pertama kali menemukan adalah Albrecht Duner.
c. Proyeksi Fuller (Proyeksi Dymaxion).
Merupakan proyeksi diatas permukaan polihedron yang dibuat
oleh Buckminster Fuller karena itu Proyeksi ini sering disebut dengan
Proyeksi Fuller.
d. Proyeksi Oronteusfinnaeus
Merupakan proyeksi hasil karya dari oroteus finaeus yang sampai
sekarang terus menjadi misteri, karena pada zaman itu belum ada yang
pernah ke benua termuda yaitu benua antartika namun beliau dapat
mengetahui ada daerah yang selama ini ditutupi oleh salju abadi.
e. Waterman Butterfly Projection
Benhard J.S. Canhill merupakan orang yang pertama kalinya
menemukan proyeksi tersebut.

MUHAMMAD ARIF ALRASIED A. FARID


093 2015 0037 093 2016 0028
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PROYEKSI STREOGRAFIS

f. Proyeksi Stereografi.
Proyeksi stereografi merupakan metode pendeskripsian geometri
yang mampu menunjukkan hubungan antara ‘besar sudut’ dan
‘kedudukan’ dari garis atau bidang.
g. Proyeksi Azimuthal Stereografik.
Titik sumber proyeksi di kutub berlawanan dengan titik singgung
bidang proyeksi dengan kutub bola bumi. Jadi jarak antara lingkaran
paralel tergambar semakin membesar ke arah luar. Pada Proyeksi
Stereografi langkah-langkah pengerjaan yang harus dilakukan
yaitu,Cara penggambaran unsur struktur dengan jaring stereografi
Meredian (Wulfnett) :
1. Letakkan kalkir di atas jaring dan gambarkan lingkaran luarnya.
Beri tanda N, E, S, W dan pusat lingkaran.
2. Gambarkan jurus melalui pusat lingkaran sesuai harga jurusnya.
3. Putar kalkir sehingga jurus berhimpit dengan jurus Utara-Selatan
dimana titik utama jaring berhimpit dengan harga jurusnya.
4. Gambarkan garis lengkung merediannya sesuai dengan besarnya
kemiringan dengan ketentuan 00 dipinggir dan 900 di pusat lingkaran.
5. Stereogram bidang yang dimaksud dapat di lihat bila Utara kalkir
berhimpit dengan Utara net.
h. Proyeksi Kutub
Aplikasi ilmu geologi dalam pengolahan sumber daya alam,
didasarkan pada hukum-hukum alam, sebagai calon ahli geologi
dituntut untuk penguasaan pengetahuan dasar geologi, kemampuan
menganalisis dan menginterpretasikan data yang selanjutnya akan
diterapkan dalam penelitian geologi.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dalam membuat peta kita hanya dapat
menggambar beberapa bagian permukaan bumi. Untuk dapat membuat peta yang
meliputi wilayah yang lebih luas atau bahkan seluruh permukaan bumi. Untuk dapat
membuat peta yang meliputi wilayah yang lebih luas atau bahkan seluruh permukaan
bumi kita harus mengadakan kompromi antara ketiga syarat di atas. Sebagian dampak
kompromi tersebut, keluarlah bermacam-macam jenis proyeksi peta. Masing-masing

MUHAMMAD ARIF ALRASIED A. FARID


093 2015 0037 093 2016 0028
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PROYEKSI STREOGRAFIS

proyeksi mempunyai kelebihan dan kelemahan sesuai dengan tujuan peta dan bagian
mukabumi yang digambarkan.
Bila diminta untuk memetakan seluruh permukaan bumi, maka Kita dituntut
harus tepat dalam memilih proyeksi yang digunakan. Pemilihan proyeksi tergantung
pada bentuk, luas dan letak daerah yang dipetakan, ciri-ciri tertentu/ciri asli yang akan
dipertahankan

MUHAMMAD ARIF ALRASIED A. FARID


093 2015 0037 093 2016 0028
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PROYEKSI STREOGRAFIS

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1. Kedudukan dan Pitch.

Pertama-tama buatlah lingkaran menggunakan jangkar untuk menimpe


Schmidt Net pada kertas kalkir ukuran A4, lalu masukkan arah trend dan kedudukan
bidang pada kertas kalkir yang telah di tentukan menggunakan metode yang telah di
ajarkan. Setelah menentukan arah, utarakan arah dari kedudukan bidang lalu hitunglah
dip dari arah timur. Setelah menentukan dip dari arah timur, selanjutnya buatlah garis
yang mengikuti garis dari Schmidt Net dan tarik garis lurus dari kedudukan bidang,
setelah itu tarik garis dari trend ke titik tengah garis kedudukan bidang, kemudian
tentukan dip semunya dengan metode yang di ajarkan.
3.2. Dip semu dan Pole

Pertama-tama buatlah lingkaran menggunakan jangkar untuk menimpe


Schmidt Net pada kertas kalkir ukuran A4, lalu masukkan arah kedudukan bidang pada
kertas kalkir yang telah di tentukan menggunakan metode yang telah di ajarkan.
Setelah menentukan arah, utarakan arah dari kedudukan bidang lalu hitunglah dip dari
arah timur. Setelah itu tambahkan 90 derajat pada dip yang di hitung dari arah timur
untuk menentukan pole. Selanjutnya buat lah garis yang mengikuti garis dari Schmidt
Net pada dip yang belum ditambahkan lalu tarik garis kurus pada kedudukan bidang
yang di utarakan, lalu tarik garis dari titik arah ke titik tengah dari kedudukan bidang.

MUHAMMAD ARIF ALRASIED A. FARID


093 2015 0037 093 2016 0028
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PROYEKSI STREOGRAFIS

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

MUHAMMAD ARIF ALRASIED A. FARID


093 2015 0037 093 2016 0028
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PROYEKSI STREOGRAFIS

4.2. Pembahasan

1. Kedudukan dan Pitch.


a. Jadi hasil dari kedudukan dan pitch pada trend S 110 W /,
kedudukan bidang S 500 W /300. Adalah kedudukan 310 dan
pitch 370.
b. Jadi hasil kedudukan dan pitch pada trend S 110 W /,
kedudukan bidang S 800 W/400. Adalah kedudukan 390 dan
pitch 390.
2. Dip semu dan Pole.
a. Jadi hasil dari Dip semu dan Pole pada Arah N 57o E,
kedudukan bidang N 1800 E/ 400. Adalah Dip semu 550.
b. Jadi hasil dari Dip semu dan Pole pada Arah N 43o E,
kedudukan bidang N 1730/340. Adalah Dip semu 510.
3. kedudukan bidang dua dari data kedudukan dip semu.
a. Jadi hasil dari kedudukan bidang dua dari data kedudukan dip
semu pada N 284o E/30o dan N 60o E/30o. Adalah kedudukan
790, dip semu 1 280 dan dip semu 2 140.
b. Jadi hasil dari kedudukan bidang dua dari data kedudukan dip
semu pada N 180 E/500 dan N 800 E/350. Adalah kedudukan
560, dip semu 1 1000 dan dip semu 2 170.

MUHAMMAD ARIF ALRASIED A. FARID


093 2015 0037 093 2016 0028
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PROYEKSI STREOGRAFIS

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Proyeksi streografi memproyeksikan poin bola dari lingkup utara ketitik dalam
bidang bersinggungan dengan kutub selatan. Proyeksi stereogarfi ini juga memilik dua
cara penggambaran, yaitu proyeksi stereografi yang pengambilan sudutnya dari bagian
luar lingkaran ke bagian dalam dan proyeksi kutub. Yang cara pengambilan sudutnya
dari dalam lingkaran ke bagian luar lingkaran dan juga saling berlawanan dengan
proyeksi stereografi.
Dengan bidang proyeksi yang berbentuk lingkaran (stereonet) dengan sudut
yang terbentuk rapi, penentuan unsur-unsur struktur pun jadi lebih mudah. Contohnya
dengan struktur garis dan juga data App. Dip dan arah Bearing akan mudah untuk
mencari kedudukan dan kemiringan sebenarnya suatu lapisan. Selain itu, dengan
beberapa kedudukan yang saling berpotongan maka akan lebih mudah untuk
mengetahui zona mineralisasinya. Dengan pemahaman yang baik mengenai unsur-
unsur struktur, maka penggambaran proyeksi stereografi akan lebih simpel dan mudah
untuk diterapkan.

5.2. Saran

5.2.1. Laboratorium
Agar selalu di jaga kebersihan baik itu sebelum praktikum dimulai maupun
setelah praktikum dilaksanakan.
5.2.2. Saran Untuk Asisten
Untuk asisten agar lebih sabar lagi dalam membimbing kami.

MUHAMMAD ARIF ALRASIED A. FARID


093 2015 0037 093 2016 0028
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PROYEKSI STREOGRAFIS

DAFTAR PUSTAKA

Sagminer, 2011, “Proyeksi Stereografi dan Schmidt Net”,


http://1902miner.wordpress.com/2011/05/22/lineasi-proyeksi-stereografi-
dan-schmidt-net/. Diakses hari Kamis tanggal 19 Maret 2015.

Hazel, Fransiskus, 2013, “Proyeksi Strereografi 1”, http://


hazelfransiskus.wordpress.com/2013/09/11/proyeksi-stereografi-1/. Diakses
hari Kamis tanggal 19 Maret 2015.

Linnas, Khoirunnas, 2012, ”Stereographic Projection”, http://


geoenviron.blogspot.com/2012/10/stereographic-projection.html. Diakses hari
Kamis tanggal 19 Maret 2015.

MUHAMMAD ARIF ALRASIED A. FARID


093 2015 0037 093 2016 0028

Anda mungkin juga menyukai