Anda di halaman 1dari 11

KELIPPING

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


DI
S
U
S
U
N
OLEH :

KELOMPOK

II

NAMA KETUA:
ANGGOTA KELOMPOK :
1.IIN VISKA RINA APRILYA
2.
3.
4.
5.

Proses Terjadinya Gunung


Gunung terjadi karena adanya proses gaya tektonik yang bekerja dalam bumi yang disebut
dengan orogenesis dan epeirogenesis. Dalam proses orogenesis ini sedimen yang terkumpul
menjadi berubah bentuk karena mendapat gaya tekan dari tumbukan lempeng tektonik. Ada tiga
tipe tumbukan lempeng tektonik, antara lempeng busur kepulauan dan benua, lautan dan benua,
dan antara benua dengan benua. Tumbukan lempeng lautan dan benua menimbulkan deposit
sedimen laut terhadap tepi lempeng benua. Tumbukan antara lempeng busur kepulauan dengan
benua berakibat lempeng lautan menyusup ke lapisan asthenosfir dan batuan vulkanik dan
sedimen menumpuk pada sisi benua sehingga terjadilah pegunungan Sierra Nevada di California
pada zaman Mesozoic. Sedangkan tumbukan lempeng benua dengan benua merupakan proses
pembentukan sistem pegunungan Himalaya dan Ural
Sedangkan dalam proses epeirogenesis merupakan gerakan yang membentuk benua yang
bekerja sepanjang jari-jari bumi. Proses ini juga disebut gerakan radial karena gerakan mengarah
atau menjauhi titik pusat bumi dan terjadi pada daerah yang sangat luas sehingga prosesnya lebih
lambat dibandingkan dengan proses orogenesis. Pembentukan dataran rendah (graben) dan
dataran tinggi (horts) adalah salah satu contoh proses epeirogenesis.
Proses pembentukan gunung berlangsung menurut skala tahun geologi yaitu berkisar antara 45
450 juta tahun yang lalu. Misalnya pegunungan Himalaya terbentuk mulai dari 45 juta tahun
yang lalu, sedangkan pegunungan Appalache terbentuk mulai dari 450 jutan tahun yang lalu.

Model terjadinya gunung mengalami tiga tingkatan proses, yaitu:


1. Akumulasi sedimen: lapisan lapisan sedimen dan batuan vulkanik menumpuk sampai
kedalaman beberapa kilometer.
2. Perubahan bentuk batuan dan pengangkatan kerak bumi:sedimen yang terbentuk tadi
mengalami deformasi karena adanya gaya kompresi akibat tumbukan antar lempenglempeng tektonik.
3. Pengangkatan kerak bumi akibat gerakan blok sesar: tumbukan antar lempeng akan
mengangkat sebagian kerak bumi sebagai lipatan lebih tinggi dari sekitarnya sehingga
terbentuk gunung. Sedangkan jika terjadi gaya tegangan atau tarikan antar lempeng maka
akan terbentuk graben (lembah)
Skema Proses Terjadinya Pegunungan Himalaya

Sebelum terbentuk pegunungan Himalaya , terjadi gerakan lempeng India ke arah lempeng
Eurasia. Lempeng India merupakan komposisi batuan yang sangat tua 2-2,5 milyar tahun. Titik

referensi yang berwarna kotak kuning masih berada dibawah . Setelah mengalami proses
tumbukan yang lama antara dua lempeng tersebut maka sebagian dari tepi lempeng India
terangkat dimana terlihat kotak kuning berubah posisi ke tempat yang lebih tinggi.Sehingga
terbentuklah pegunungan Himalaya saat ini.

Skema Pembentukan Dataran Rendah (Graben)

(Sumber: http://csmres.jmu.edu/geollab/vageol/vahist/mtnmodel.html)

Kulit bumi yang sebelumnya dalam kondisi seimbang, mendapat gaya tektonik yang saling
berlawanan arah (gaya regangan) akibat desakan panas ke atas, sehingga menimbulkan retakan
(cracking). Proses tektonik ini berlangsung terus menerus dalam jangka waktu geologi yang
cukup lama. Blok yang retak menjadi turun akibat gaya tarik gaya berat sehingga terbentu

Proses Terjadinya Sungai


Air yang berada di permukaan daratan, baik air hujan, mata air, maupun cairan
gletser, akan mengalir melalui sebuah saluran menuju tempat yang lebih rendah.
Mula-mula saluran yang dilalui ini relatif sempit dan pendek. Namun, secara proses
alamiah aliran ini mengikis daerah-daerah yang dilaluinya. Akibatnya, saluran ini
semakin lama semakin lebar dan panjang, dan terbentuklah sungai.
Proses Perkembangan Sungai
Perkembangan suatu lembah sungai menunjukkan umur dari sungai tersebut. Umur
di sini merupakan umur relatif berdasarkan ketampakan bentuk lembah tersebut
yang terjadi dalam beberapa tingkat (stadium). Pada stadium muda pembentukan
lembah mulai terjadi dengan tanda-tanda sebagai berikut.
a) Penampang melintang dari lembah berbentuk V, hal ini disebabkan karena daya
kikis vertikal yang kuat karena gradien masih besar.
b) Sungai masih banyak mempunyai erosi basis sementara.
c) Memiliki daya angkut aliran air yang terbesar.
d) Lebar bagian bawah lembah sama dengan lebar saluran sungai.
e) Dasar lembah masih belum merata.
Pada stadium dewasa lembah sungai akan memiliki ciri sebagai berikut.
a) Gradien sungai menjadi lebih kecil.
b) Erosi yang berperan penting adalah erosi lateral, sedangkan erosi vertikal praktis
sudah tidak terjadi.
c) Pada bagian akhir stadium dewasa sungai sudah mengalami pendataran dasar
sungai.
d) Lembah sungai berbentuk U melebar, yang ukuran lebarnya melebihi dalamnya
sungai.
e) Pada dasar lembah terdapat dataran banjir (flood plain) dan terdapat kelokankelokan sungai (meander).
f) Sudah tidak terdapat erosi dasar sungai, karena dasar lembah sungai sudah
merata.
Pada stadium tua sungai memilik ciri-ciri sebagai berikut.
a) Gradien sungai sudah menjadi kecil.

b) Erosi yang berperan adalah erosi lateral dan lembah sungai berbentuk U melebar.
c) Terbentuk dataran banjir.

Pertumbuhan dan perkembangan hewan


Kita ketahui bahwa pertumbuhan dan perkembangan saling berhubungan.
Pertumbuhan adalah penambahan sel-sel dan bobot tubuh yang bersifat
irreversible. Perkembangan adalah pertumbuhan yang disertai dengan
organogenesis dan diferensiasi struktur serta fungsi.
Tahap Embrio
Tahap embrio dimulai dari proses fertilisasi (penyatuan sel telur dan sperma),
kemudian terbentuk zigot yang mengalami proses pembelahan. Tahap embrio
dikelompokkan menjadi beberapa fase, yaitu fase morula, fase blastula, fase
gastrula, fase diferensiasi, serta organogenesis. Kita akan membahas setiap fase
pertumbuhan dan perkembangannya berikut ini.

Fase Morula
Pada fase ini zigot mengalami pembelahan. Pembelahan sel dimulai dari satu
menjadi dua, dua menjadi empat, dan seterusnya. Pada saat pembelahan sel terjadi
pembelahan yang tidak bersamaan. Pembelahan yang cepat terjadi pada bagian
vertikal yang memiliki kutub fungsional atau kutub hewan (animal pole) dan kutub
vegetatif (vegetal pole). Antara dua kutub ini dibatasi oleh daerah sabit kelabu
(grey crescent).setelah pembelahan terjadi pada bagian vertikal, kemudian
dilanjutkan dengan bagian horizontal yang membelah secara aktif sampai terbentuk
8 sel. Pembelahan sel berlanjut sampai terbentuk 16-64 sel. Embrio yang terdiri dari
16-64 sel inilah yang disebut morula.
Fase Blastula
Pada fase blastula terjadi pembagian sitoplasma ke dalam dua kutub yang dibentuk
pada fase morula. Konsentrasi sitoplasma pada kedua kutub tersebut berbeda. Pada
kutub fungsional terdapat sitoplasma yang lebih sedikit dibandingkan dengan kutub
vegetatif. Konsentrasi sitoplasma yang berbeda menentukan arah pertumbuhan dan
perkembangan hewan selanjutnya. Pada fase ini kutub fungsional dan kutub
vegetatif telah selesai dibentuk. Hal ini ditandai dengan dibentuknya rongga di
antara kedua kutub yang berisi caftan dan disebut blastosol. Embrio yang memiliki
blastosol disebut blastula.
Proses pembentukan blastosol disebut blastulasi. Setelah fase blastula selesai
ditanjutkan dengan lase gastrula.
Fase Gastrula
Pada fase gastrula, embrio mengalami proses diferensiasi dengan mulai
menghilangkan blastosol. Sel-sel pada kutub fungsional akan membelah dengan
cepat. Akibatnya, sal-sel pada kutub vegetatif membentuk lekukan ke arah dalam
(invaginasi). Invaginasi akan membentuk dua formasi, yaitu lapisan luar (ektoderm)
dan lapisan dalam (endoderm).
Bagian ektoderm akan menjadi kulit dan bagian endoderm akan menjadi berbagai
macam saluran. Bagian tengah gastrula disebut dengan arkenteron. Pada
perkembangan selanjutnya, arkenteron akan menjadi saluran pencernaan pada
hewan vertebrata dan beberapa invertebrata. Bagian luar yang terbuka pada
gastrula menuju arkenteron disebut dengan blastofor. Bagian ini dipersiapkan
menjadi anus dan pada bagian ujung akan membuka dan menjadi mulut. Pada fase
ini akan terjadi lanjutan diferensiasi sebagian endoderm menjadi bagian mesoderm.
Pada akhir fase gastrula telah terbentuk bagian endoderm, mesoderm, dan
ektoderm.
Berdasarkan jumlah lapisan embrionalnya, hewan dikelompokkan menjadi dua,
yaitu hewan diploblastik dan hewan triploblastik. Hewan diploblastik memiliki dua

lapisan embrional, yaitu ektoderm dan endoderm. Contoh hewan diploblastik adalah
Coelenterata (hewan berongga). Hewan triploblastik memiliki tiga lapisan
embrional, yaitu ektoderm, endoderm, dan mesoderm. Mesoderm selalu terletak di
antara ektoderm dan endoderm.
Hewan triploblastik dikelompokkan menjadi tiga kelompok berdasarkan ada
tidaknya selom (berasal dari kata coelom = ruangan yang berongga) dan
bagaimana selom tersebut dibentuk selama embriogenesis. Kelompok hewan
tersebut yaitu aselomata, pseudoselomata, dan selomata (euselomata). Hewan
aselomata tidak memiliki selom, contohnya cacing pipih (Platyhelminthes). Hewan
pseudoselomata memiliki selom semu, contohnya cacing tanah. Hewan selomata
memiliki selom sesungguhnya, misalnya manusia.
Diferensiasi dan Organogenesis
Pada Ease ini mulai terjadi diferensiasi dan organogenesis pada struktur dan fungsi
sel untuk menjadi jaringan yang spesifik. Proses ini dikendalikan oleh faktor
hereditas (gen) yang dibawa pada saat terjadi pembentukan kutub fungsional dan
kutub vegetatif. Pada akhirnya masing-masing bagian endoderm, mesoderm, dan
ektoderm akan mengalami diferensiasi menjadi organ-organ sebagai berikut.
Ektoderm akan mengalami diferensiasi menjadi epidermis, rambut, kelenjar
minyak, kelenjar keringat, email gigi, sistem saraf, dan saraf reseptor.
Mesoderm akan mengalami diferensiasi menjadi tulang, jaringan ikat, otot, sistem
peredaran darah, sistem ekskresi misalnya duktus deferens, dan sistem reproduksi.
Endoderm akan mengalami diferensiasi menjadi jaringan epitel pencernaan,
sistem pernapasan, pankreas dan hati, serta kelenjar gondok.
Dalam proses diferensiasi dan organogenesis, bagian yang berdekatan sating
mempengaruhi. Sebagai contoh, bagian mesoderm akan mempengaruhi ektoderm
dalam diferensiasi untuk perkembangan alat gerak, yaitu sebagian berasal dari set
ektoderm dan sebagian dari mesoderm. Setelah tahap embrio selesai, embrio yang
disebut janin siap dilahirkan.

Proses pembentukan jaringan pada tumbuhan


- Mula-mula kambium hanya terdapat pada ikatan pembuluh, yang disebut
kambium vasis
atau kambium intravasikuler. Fungsinya adalah membentuk xilem dan floem primer.
- Selanjutnya parenkim akar/batang yang terletak di antara ikatan pembuluh,
menjadi
kambium yang disebut kambium intervasis.
- Kambium intravasis dan intervasis membentuk lingkaran tahun bentuk
konsentris.
- Kambium yang berada di sebelah dalam jaringan kulit yang berfungsi sebagai
pelindung.
Terbentuk akibat ketidakseimbangan antara permbentukan xilem dan floem yang
lebih cepat
dari pertumbuhan kulit.

- ke dalam membentuk feloderm : sel-sel hidup


ke luar membentuk felem : sel-sel mati

Proses terbentuknya pulau


Proses terbentuknya sebuah pulau itu sebagian besar terbentuk oleh letusan
gunung berapi.

Anda mungkin juga menyukai