Anda di halaman 1dari 12

1

BAB I
PENDAHULUAN


I.1. Latar Belakang
Struktur geogologi setempat atau local dalam hubungan dengan struktur regional
sejak perkembangan kerak bumi di suatu tempat. Misalnya geosinklin, oregen, dan lain-
lain. Tektonik merupakan sakah satu tenaga endogen, gerak yang mengalami proses
pengakatan-pengakatan, pembumbungan-pembumbungan dan gerak menurun di suatu
tempat akhirnya digenangi air laut.
Tektonik adalah gejala asal dalam (endongen ). Sebagai akibat dari gaya asal dalam,
maka pada beberapa tempat pada kerak bumi terjadi pengakatan, pembumbungan, dan
lain tempat gerak menurun yang menyebabkan daerah itu digenangi oleh air laut. Akan
tetapi sgera setelah struktur ini muncul di atas permukaan laut maka erosi akan
melakukan pengerjaanya yang menghancurkan, proses yang umumnya meratakan relief
yang telah dibangun dengan gaya-gaya endongen menyebabkan terbentuknya orogen.
Proses orogenesis ini membentuk pengunungan yang berangkai, yang pada umumnya
terdiri dari struktur lipatan atau patahan.
Akibat pengakatan tersebut menyebabkan terbentuknya oregen, yang membentuk
pegunungan berantai (pegunungan lipatan). Yang pada umumnya terdiri pada struktur-
struktur lipatan dan patahan. Jadi gunung api bukan kategori ini, tetapi timbul gaya
vulkanisme. Tektogenesis adalah proses pelipatan, geseran yang berlaku dalam bumi
membentuk tektogen barulah diangkat menjadi oregen. Jadi proses tektogenesis
mengalami pembentukan pegunungan.










2

BAB II
TEKTONISME


A. Pengertian
Tektonisme adalah pergeseran dan perubahan letak kerak bumi dalam skala besar,
meliputi: lipatan, patahan dan tektonisme lempeng.
Tektonisme lempeng : menerangkan peristiwa perubahan kedudukan lapisan
permukaan bumi ke arah mendatar ataupun vertikal. Gerak relatif lempeng-lempeng bumi
adalah divergen (saling menjauh), konvergen (saling mendekat) dan geseran. Batas antara
dua lempeng yang divergen terjadi pelebaran dasar samudra. Material lebur panas dari
mantel akan mengisi celah yang terbentuk, mendingin di permukaan bumi membentuk dasar
samudra.
Tumbukan antara lempeng samudra dan lempeng benua akan menyebabkan lempeng
samudra menggeser ke bawah dan terbentuk palung laut. Daerah persentuhannya disebut
subduction zone. Apabila dua lempeng samudra saling bertumbukan akan menimbulkan
pegunungan berapi di dasar samudra. Pegunungan berapi yang muncul dipermukaan laut
disebut busur-busur pulau (island arcs). Bila dua lempeng benua saling bertumbukan, maka
pada ujung kedua lempeng akan terbentuk lekukan membentuk suatu jalur pegunungan,
misalnya pegunungan Himalaya.
Untuk geseran lempeng akan menimbulkan tranformasi fault. Gempa bumi umumnya
terjadi disepanjang tranformasi fault ini. Pada tahun 1968 ditetapkan bahwa litosfer terdiri
atas enam lempeng utama yaitu lempeng Afrika, lempeng Amerika, lempeng Pasifik,
lempeng Eurasia, lempeng India (lempeng Australia) dan lempeng Antartika. Lipatan terjadi
oleh pergerakan perlahan dan kontinyu, berlawanan dengan pergerakan mendadak pada
fault. Pada lipatan, bagian yang naik dinamakan antiklin sedangkan yang turun dinamakan
sinklin. Tenaga endogen yang lebih cepat dapat menyebabkan lapisan kerak bumi yang kaku
atau rapuh tidak dapat membentuk lipatan, melainkan terputus-putus membentuk patahan.
Pembentukan suatu orogen pada umumnya disertai gerak patahan pengakatan jalur
kerak bumi sehingga menjadi pegunungan dapat pula berlaku dengan sangat lambat sekali
dan meliputi daerah yang sangat luas. Proses demikian kita kenal dengan nama Epirogenesis.
Proses orogenesis berjalan relative lebih cepat dari preoses epirogenesis. Oleh proses
efirogenesis dapat terbentuk pembumbungan kerak bumi yang berbentuk kubah. Setelah
erosi berkerja maka struktur ini pun merupakan pegunungan dalam arti istilah geografi.
3

Epirogenesis : pengakatan jalur permukaan kerak bumi yang meliputi daerah yang luas dan
sangat lambat sekali.

GAYA ENDOGEN DARI BENTUK KERAK BUMI
Gaya Endogen Bentuk-bentuk Kerak bumi
Epirogenesis Pembumbungan (kubah) dengan dislokasi yang lemah
Tektogenesis Patahan Tektogenesis Patahan (di dalam bumi)
Orogen patahan (di atas permukaan bumi)
Tektogenesis Lipatan Tektogen lipatan (di dalam bumi) orogen lipatan
(di atas permukaan bumi )

Daur geogologi : gejala pembentukan peguinungan yang merupakan suatu gerak lingkaran
yang silih berganti.
Daur itu meliputi :
Gliptogenesis
Litogenesis
Orogenesis
Liptoenesis : Proses penghacuran suatu pegunungan material kemudian menjadi erasin
denudasi dan lain-lain.
Litogenesis : maerial diendapkan maka mulailah prose pembentukan batuan padat, kerikil
misalnya direkatkan menjadi konglomera, pasir menjadi batu pasir
sebagainya.
Orogenesis : Proses dari sediment yang telah diperas kemudian terjadi pelipatan dan
pengakutan, geogologi sejarah mengajarkan pada kita bahwa proses yang
disebut diatas terjadi di daerah tertentu yang disebut geosinklin.

Menurut Schuhert : geosinklin, 2 tipe utama :
1. Monogeosinklin / polygeosinklin : adalah lekuk yang terdapat di tepi kontinen dimana
terdapat endapan neritik (endapan tak dalam)
2. Mesogeosinklin : terdapat antara 2 kontinen dengan endapan abysal (laut dalam).

Dibeberapa geosinklin memang telah di temukan endapan radilarit yang bercirikan
endapan laut dalam, misalnya dipergunungan Alphina ditimur dan lain-lain.
4

Menurut Umbgrove da Van Es, mengangap bahwa selat madura adalah suatu
geosinklin modern. Limbgrane dan Van Es : selat madura; geosinkli merupakan
pembentukan pegunungan dan aktivitas magma.
Menurut daur geologi biasanya dimulai dengan pembentukan geosinklin, dimana
terjadi pengendapan sediment, pada waktu inilah terjadi aktivitas magma yang pertam yang
disebut Initiale Volkanismus (vulkanisme pertam). Magma ini berada dalam bentuk intrusi
yang batu basa ultra basa, setelah intrusi batuan basa ini maka lapisan sediment-sedimen
itu diperas, disesarkan dan dapat dilipat. Kemudian terjadi pengakutan bersamaan dengan
membentuk batuan masam-intermedir umpamanya granit, granodiorit dan tonalit. Gejala
demikian disebut yang disebut symorogena plutomismy plutomisma sinoregen. Batu-
batuan ini berbentuk tolit yang besar.
Misal Pluton Seera Nevada di Amerika Utara, pluton Ando di Amerika Selatan. Basalt
di Indonesia masih granit sepanjang pegunungan Bukit Barisan masing-masing di
pergunungan Shwarner dan lain-lain. Masif granit benkunat yang terdapat di sumatera
selatan terbentuk pada waktu pelipatan myosin di daerah ini. Pada waktu aktivitas
pembentukan pengunungan maka terjadi kembali aktivitas yang dikenal dengan nama
Subseguente Vulkanismus.
Hal ini dapat dilihat aktivitas vulkanik sepanjang zone mediteranian. Batu-batuan
vulkanik yang dihasilkan pada umumnya andesit, dasit dan rioloit yang erat hubunganya
dengan batuan rioloit yang erat hubunganya dengan batuan riolit dan granit. Pada akhir atau
terjadi aktivitas magma terakhir oleh Stifle disebut Fdinale Vulkanis penutup hasilnya
adalah basalt yang bisa kelua melalui patahan-patahan atau celah-celah dalam kerak bumi.
Penggolongan pegunungan lipatan dan pegunungan patahan menurut Cloos :
1. Pegunungan kelopak
2. Pegunungan lipatan
3. Pegunungan lipatan-patahan di lipatan besar
4. Pegunungan blark
5. Host dan graben

Pengunungan Blark : di Amerika Utara
Pengunungan lipatan patahan : di Eropa Tengah
Pengunungan lipatan besar : medi continent di Amerika Utara
Pengunungan lipatan Applachia di Amerika

5

Terjadi Graben menurut beberapa ahli
1. E. Suees : Adanya gaya tarik terjadilah perubahan-perubahan dalam kerak bumi,
karena adanya patahan-patahan ini maka magma keluar dari waduk magma, sehingga
tempat ini menjadi kosong (vakum)
2. Menurut Salmun : Graben terjadi bukanlah gaya tarik akan tetapi oleh tekanan
mendatar. Terbuatnya gaya tekanan akan terjadi gesekan-gesekan yang besar yang
akan berubah menjadi panas, panas yang demikian besar dapat melelehkan batuan
sekitarnya.
3. Menurut M. Millis panas yang besar ini tak usah terjadi jikalau hidung-hidung
patahan itu tidak terus bergerak, akan tetapi dibawahnya menunjukan pelengkungan
sebagaiman pada sedaran.
4. Le Cante : di atas permukaan bumi ini dibentuk pembumbungan untuk
mengkampuisisaikan terbentuknya lekuk-lekuk dan cekungan
5. loos : pembentukan Graben ini berhubungan dengan 3 gejala yaitu :
1. Pengakatan (lebung)
2. Pembentukan patahan ( spaltung)
3. Vulkanisma (vulkanismus)
Contoh :
Patahan semangko di sumatera selatan
Zona patah di Afrika Utara dan Afrika Timur.


DAUR ATAU SIKLUS GEOLOGI
Jadi fase litogenesa, fase Orogenesa, fase gliptogenesa adalah daur siklus geogologi. Siklus
yang terus menerus berlangsung seperti mantai rantai, urutan peristiwa geogologi yang
mempunyai hubungan dan dipandang secara global yang mempunyai persamaan di tempat-
tempat terpisah :
1. Fase litogenesa : fase pembentukan sediment.
2. Fase orogenesa : terbentuk bentangan alam, gunung, samudera. Terjadi perubahan
iklim ekstrim.
3. Fase gliptoganesa : proses penghacuran oleh penghacuran batuan, bentang alam yang
sudah tumbuh.

Daur ini sudah terjadi 4 kali di dunia ini yaitu :
6

1. Daur Kaledonia
2. Daur Varisca
3. Daur Larami
4. Daur Alpina
1. Daur Kaledonia
Fase I (liptogenesa) : terjadi pada cambrium dan ordovisium.
Fase II (orogenesa) : terjadi pada oravisium atas daur silua.
Fase III (gliptogenesa) : terjadi pada zaman dahulu.
Daur Varisca
Fase I (liptogenesa) : terjadi karbon bawah
Fase II (orogenesa) : terjadi sebelum karbon atas
Fase III (gliptogenesa) : zaman purba
Daur Larami
Fase I (liptogenesa) : kapur bawah
Fase II (orogenesa) : kapur bawah
Fase III (gliptogenesa) : terjadi pada awal tersier.
Daur Alpina
Fase I (liptogenesa) : terjadi awal tersier
Fase II (orogenesa) : terjadi
Fase III (gliptogenesa) : terjadi akhir tersier.
Pada daur Alpina terbentuk jalur pegunungan muda seperti jalur pengunungan
Mediterian.

Tektonisme / tektogenetik / tektogenesa adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi
yang menyebabkan perubahan lapisan permukaan bumi, baik horizontal (mendatar) maupun
vertikal (tegak). Tenaga tektonik adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang
menyebabkan gerak naik dan turun lapisan kulit bumi. Gerak tektonisme / tektogenetik ada
yang menyebut dengan istilah dislokasi.
Berdasarkan kecepatan gerak lurus dan luas wilayah yang mempengaruhinya, tenaga
tektonisme dibagi menjadi dua, yaitu ; gerak orogenetik dan gerak epirogenetik.


1. Gerak Orogenetik
7

Gerak orogenetik / orogenesa adalah gerak yang menimbulkan lipatan, patahan, dan
retakan disebabkan karena gerakan dari dalam bumi yang besar dan relatif cepat serta
meliputi daerah yang sempit serta berlangsung dalam waktu yang relative singkat.
Gerakan ini menyebabkan terbentuknya pegunungan. Contohnya terbentuknya
deretan lipatan pengunungan muda Sirkum Pasifik.

A. Lipatan (folds)
Lipatan adalah gerakan pada lapisan bumi yang tidak terlalu besar dan berlangsung
dalam waktu yang lama sehingga menyebabkan lapisan kulit bumi berkerut dan
melipat, kerutan atau lipatan bumi ini yang nantinya menjadi pegunungan.

Suatu bentuk lipatan terdiri dari :
a). Sinklinal atau lembah lipatan
Sinklinal atau lembah lipatan, yaitu bagian permukaan lapisan permukaan bumi yang terlipat
karena bergerak ke bawah dan membentuk lengkungan. Lembah sinklinal yang sangat luas
disebut geosinklinal. Lembah sinklinal yang sempit disebut Sinklinarium. Daerah lading
minyak bumi di Indonesia pada umumnya terletak pada daerah geosinklinal lading minyak
bumi ini oleh J.H.P Umgrove disebut Idiogeosinklinal.


b). Antiklinal atau punggung lipatan
Antiklinal atau punggung lipatan yang melengkung, yaitu bagian permukaan lapisan
permukaan bumi yang terlipat karena bergerak ke atas dan membentuk lengkungan.
Antiklinal yang luas disebut Geantiklinal yang sempit disebut Antiklinarium.


c). Bidang porosan lipatan
bidang porosan adalah lipatan suatu bidang pada lipatan yang membelah sudut antara sayap
lipatan menjadi dua.

Macam-macam lipatan, terdiri dari :
1. Lipatan tegak (symmetrical fold)
8

Lipatan tegak adalah bentuk lipatan yang karena gaya tangensial yang berkerja pada lapisan
sediment sebelah yang menyebelah tidak begitu bear. Atau terjadi karena pengaruh tenaga
radial, kekuatannya sama atau seimbang dengan tenaga tangensial.
2. Lipatan miring (asymmetrical fold)
Lipatan miring adalah bentuk lipatan yang gaya tengensialnya berkerja secara terus-menerus.
Atau terjadi karena arah tenaga horizontal tidak sama atau tenaga radial lebih kecil daripada
tenaga tangensial.
3. Lipatan isoklin atau lipatan rebah (overturned fold)
Lipatan isoklin atau lipatan rebah adalah suatu lipatan miring yang gaya tangensialnya telah
berat lagi dan berkerja seara terus-menerus. Atau terjadi karena tenaga horizontal berasal
dari satu arah.
4. Lipatan disharmont
Lipatan disharmont adalah bentuk lipatan yang mengalami gaya tangensial pada suatu
batuan lunak dan batuan keras secara berganti-gantian.
5. Lipatan Menutup (recumbent fold)
Terjadi karena hanya tenaga tangensial saja yang berkerja.

B. Patahan (fault)
Patahan adalah gerakan pada lapisan bumi yang sangat besar dan berlangsung dalam waktu
yang cepat, sehingga menyebabkan lapisan kulit bumi retak atau patahn daerah retakan atau
patahan seringkali mempunyai bagian-bagian yang terangkat atau tengelam. Jadi, selalu
mengalami perubahan dari keadaan semula, kadang bergeser dengan arah mendatar, bahkan
mungkin setelah terjadi retakan, bagian-bagianya tetap berada tempatnya.

Macam-macam patahan :
1) Horst (tanah naik)
Horst ialah bagian kulit bumi yang terangkat secara vertical oleh gaya endogen. Atau lapisan
tanah yangterletak lebih tinggi dari daerah sekelilingnya akibat patahnya lapisan-lapisan
tanah sekirtanya.

2) Graben / slenk (tanah turun)
Graben ialah bagian kulit bumi yang merosot seara vertikal oleh gaya endogen. Atau lapisan
tanah yang terletak lebih rendah dari daerah disekelilingnya akibat patahnya sekitarnya.

9

3). Fleksur
Fleksur ialah bentuk patahan yang terjadi karena pergeseran vertikal dari peralihan lipatan
akibat peningkatan tenaga endogen.

4). Dekstral dan Sinistral
Dekstral terjadi jika berdiri, potongan yang berada di depan kita bergeser ke kanan. Sinistral
terjadi jika berdiri di potongan sesar yang satu dan potongan di depan kita bergeser kea rah
kiri.

5). Block Mountain
Block mountain terjadi akibat tenaga endogen yang membentuk retakan-retakan di suatu
daerah, ada yang naik, ada yangturun, dan ada pula yang bergerak miring sehingga terjadi
satu kompleks pegunungan patahan yang terdiri atas balok-balok litosfer.

6). Patahan transversal
Patahan transversal ialah patahan yang memotong tegak lurus arah lipatan.

7). Patahan jenjang
Patahan jenjang adalah patahan yang membagi kerak / kulit bumi pada bentuk bongkahan-
bongkahan.

8). Zone / Wilayah patahan
Zone / wilayah patahan ialah gerak patahan yang terjadi secara meluas tidak pada suatu
tempat saja melainkan hamper mencapai beberapa wilayah yang membentuk jalur patahan.
9). Diaklas
Diaklas ialah bentuk patahan tanpa dislokasi





2. GERAK EPIROGENETIK
Gerakan epirogenetik / epirogenesa ialah gerak yang dapat menimbulkan permukaan
bumi seolah-olah turun naik, disebabkan karena gerakan dari dalam bumi yang lambat,
10

berlangsung dalam waktu yang lama dan meliputi daerah yang luas. Gerak epirogenetik juga
disebut gerak pembentuk kontinen atau benua.

Gerak epirogenetik dibedakan menjadi 2, yaitu ;
A. Gerak Efirogenetik Positif
Gerak epirogenetik positif adalah gerakan bumi turun dan seolah-olah permukaan air laut
naik. Hal ini kelihatan sangat jelas di pantai.
Contoh : Turunya pulau-pulau di kawasan Indonesia Bagian timur (kepulauan Maluku dan
pulau-pulau Barat Daya sanpai ke pulau banda) dan pantai skandinavia. Turunya lembah
sungai Hudson di Amerika, yang dapat dilihat jarak yang jauhnya lebih kurang 1.700 meter.
Turunya lembah Sungai Kongo sampai 2.000 meter di bawah permukaan laut.

Gambar 4 : Gerak Epirogenetik Positif

B. Gerak Epirogenetik Negatif
Gerak Epirogenetik Negatif ialah gerakan permukaan bumi naik seolah-olah permukaan air
laut turun.
Contoh : Naiknya pulau Timor dan Pulau Buton. Naiknya dataran tinggi Colorado di
Amerika.


Gambar 5 : Gerak Epirogenetik Negatif


Tektonisme adalah semua proses yang terjadi akibat pergerakan, pengangkatan, lipatan
maupun patahan pada struktur tanah disuatu daerah.Tektonisme adalah pergeseran dan
perubahan letak kerak bumi dalam skala besar, meliputi: lipatan, patahan dan tektonisme
lempeng.

Tektonisme lempeng : menerangkan peristiwa perubahan kedudukan lapisan permukaan
bumi ke arah mendatar ataupun vertikal. Gerak relatif lempeng-lempeng bumi adalah
divergen (saling menjauh), konvergen (saling mendekat) dan geseran. Batas antara dua
lempeng yang divergen terjadi pelebaran dasar samudra. Material lebur panas dari mantel
akan mengisi celah yang terbentuk, mendingin di permukaan bumi membentuk dasar
11

samudra. Tumbukan antara lempeng samudra dan lempeng benua akan menyebabkan
lempeng samudra menggeser ke bawah dan terbentuk palung laut. Daerah persentuhannya
disebut subduction zone. Apabila dua lempeng samudra saling bertumbukan akan
menimbulkan pegunungan berapi di dasar samudra. Pegunungan berapi yang muncul
dipermukaan laut disebut busur-busur pulau (islandarcs).

Bila dua lempeng benua saling bertumbukan, maka pada ujung kedua lempeng akan
terbentuk lekukan membentuk suatu jalur pegunungan, misalnya pegunungan Himalaya.
Untuk geseran lempeng akan menimbulkan tranformasi fault. Gempa bumi umumnya terjadi
disepanjang tranformasi fault ini. Pada tahun 1968 ditetapkan bahwa litosfer terdiri atas
enam lempeng utama yaitu lempeng Afrika, lempeng Amerika, lempeng Pasifik, lempeng
Eurasia, lempeng India (lempeng Australia) dan lempeng Antartika. Lipatan terjadi oleh
pergerakan perlahan dan kontinyu, berlawanan dengan pergerakan mendadak pada fault.
Pada lipatan, bagian yang naik dinamakan antiklin sedangkan yang turun dinamakan sinklin.
Tenaga endogen yang lebih cepat dapat menyebabkan lapisan kerak bumi yang kaku atau
rapuh tidak dapat membentuk lipatan, melainkan terputus-putus membentuk patahan.

Tektonisme mempunyai hubungan erat dengan terjadinya diatropisme dan vulkanisme di
Indonesia. Pada sebelah selatan Indonesia, mulai dari Sumatera hingga Ujung utara
Sulawesi, dapat dilihat posisi jalur pararel dari jalur gunung api dan jalur pertemuan lempeng
tektonik (jalur subduksi) antara lempeng Australia yang menghunjam di bawah lempeng
Asia (Gambar 1). Selain di Selatan Jawa, terdapat jalur subduksi lainnya yang merupakan
subduksi Lempeng Filipina (di utara Sulawesi) dan Lempeng Pasifik (di sekitar Papua).


Gambar 1. Jalur subduksi (pertemuan lempeng tektonik) di Indonesia
Lempeng tektonik Australia bergerak dari Selatan ke Utara bertemu dengan Lempeng Asia
yang bergerak dari Utara ke Selatan. Kecepatan lempeng bergerak berbeda dari masa ke
masa. Menurut Lab. Geologi Dinamis ITB, pada masa sebelum manusia ada, yaitu 100 ? 85
juta tahun yang lalu bergerak 18 cm/tahun kemudian menjadi 3 cm/tahun pada 75-45 juta
tahun yang lalu. Pada masa manusia sudah menghuni bumi (2 juta tahun yang lalu), lempeng
bergerak dengan kecepatan 1 ? 10 cm/tahun atau 100 km/10 juta tahun. Hujaman lempeng
dengan kecepatan ini mampu menghasilkan tenaga dan gaya bumi yang mampu merubah
bentuk muka dan struktur lapisan bumi. Pertemuan antar lempeng tektonik menghasilkan
12

gaya-gaya yang bekerja di bawah permukaan bumi dan diteruskan ke segala arah. Tepat di
jalur subduksi lempeng Australia-Asia terjadi adanya patahan dalam di dasar laut yang
disebut sebagai palung laut. Palung laut ini berada di sekitar 7,5 km selatan panatai
Yogyakarta dan sering menimbulkan gelombang dari arus balik (back wash) yang
membahayakan orang yang berenang di pantai, misalnya seperti kejadian yang sering terjadi
di Pantai Parangtritis. Tenaga hunjaman lempeng tektonik menghasilkan gaya-gaya yang
diteruskan ke arah daratan dan muncul dalam bentuk tenaga diatropisme sehingga muncul
deretan pegunungan dan perbukitan. Terbentuknya pegunungan dan perbukitan dikarenakan
melipatnya lapisan bumi sehingga terdapat bagian yang naik ke atas atau patahnya lapisan
bumi sehingga terdapat bagian lain yang lebih tinggi (up lift). Hal demikian tidak saja
mengenai lapisan daratan namun juga di dataran samudera. Misalnya terangkatnya lapisan
kapur di selatan Pulau Jawa menjadi deretan Pegunungan Kapur mulai dari Gombong
Kebumen, Gunung Sewu di sepanjang Bantul, Gunung Kidul, Wonogiri, dan Pacitan.
Lapisan Kapur ini awalnya berada di bawah permukaan laut namun setelah adanya
diatropisme dari tenaga tektonik menjadi muncul di permukaan menjadi daratan. Proses ini
pula yang mengakibatkan berubahnya aliran Sungai Bengawan Solo dimana pada masa
purba mengalir dari Utara ke Selatan dengan muara di Wonogiri menjadi berbalik mengalir
dari Selatan ke Utara dengan muara di Jawa Timur. Bentuk lain yang dihasilkan tenaga
tektonik adalah terdorongnya cairan inti bumi naik ke atas dan menjadi tenaga vulkanisme
sehingga terjadilah gunung api. Deretan Gunung Api di Pulau Jawa berada sebelah utara
perbukitan atau pegunungan akibat diatropisme. Deretan Gunung Merbabu, Merapi, dan
Lawu merupakan bagian dari jalur gunung api tersebut. Gunung api yang masih aktif, seperti
Gunung Merapi, menandakan bahwa tenaga tektonik masih bekerja dan desakan inti bumi
bergerak melalui Gunung Merapi sebagaimana terjadinya aktivitas Gunung Merapi akhir-
akhir ini.


http://seiyavirgo.blogspot.com/2012/08/tektonisme.html

Anda mungkin juga menyukai