Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

BATUAN METAMORF

NAMA:SRI WAHYUNI HASRIN


NIM: 230109502014
JURUSAN:PEND.GEOGRAFI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah berjudul “Batuan
Metamorf” dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih atas
bantuan para pihak yang berkontribusi dengan membantu pencarian data untuk makalah ini.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Geologi Dasar.
Selain itu, pembuatan makalah juga memiliki tujuan agar menambah wawasan dan
pengetahuan bagi penulis maupun pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan maka kami yakin makalah ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah semakin lebih baik. Akhir
kata, semoga makalah dapat berguna.

Parang Tambung,16 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan.........................................................................................1
2.1 Latar Belakang.......................................................................................1
2.2 Rumusan Masalah..................................................................................1
2.3 Tujuan....................................................................................................1
BAB II Pembahasan........................................................................................2
2.1 Pengertian Batuan Metamofr.................................................................2
2.2 Proses Pembentukan BatuanMetamorf..................................................2
2.3 Jenis-jenis Batuan Metamorf.................................................................5
2.4 Ciri-ciri Batuan Metamorf.....................................................................9
BAB III PENUTUP........................................................................................11
A. Kesimpulan dan Saran.........................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Geologi adalah suatu bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian yang mempelajarisegala


sesuatu mengenai planit Bumi beserta isinya yang pernah ada. Merupakankelompok ilmu
yang membahas tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yangmembentuk bumi, struktur,
proses-proses yang bekerja baik didalam maupundiatas permukaan bumi,kedudukannya
di Alam semesta serta sejarah perkembangannya sejak bumi ini lahir di alam semesta
hingga sekarang. Ilmu ini mempelajari dari benda-benda sekecil atom hingga ukuran
benua, samudra,cekungan dan rangkaian pegunungan.

Semua batuan pada mulanya dari magma. Magma keluar di permukaan bumi antara lain
melalui puncak gunung berapi. Gunung berapi ada di daratan ada pula yang di lautan.
Magma yang sudah mencapai permukaan bumi akan membeku. Magma yang membeku
kemudian menjadi batuan beku. Batuan beku muka bumi selama beribu-ribu tahun
lamanya dapat hancur terurai selama terkena panas, hujan, serta aktifitas tumbuhan dan
hewan.Selanjutnya hancuran batuan tersebut tersangkut oleh air, angin atau hewan ke
tempat lain untuk diendapkan. Hancuran batuan yang diendapkan disebut batuan endapan
atau batuan sedimen. Baik batuan sedimen atau beku dapat berubah bentuk dalam waktu
yang sangat lama karena adanya perubahan temperatur dan tekanan. Batuan yang berubah
bentuk disebut batuan malihan atau batuan metamorf.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah yang dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Apa yang di maksud dengan batuan metamof
2. Bagaimana proses pembentukan batuan metamorf
3. Apa saja jenis-jenis batuan metamorf
4. Ciri-ciri batuan metamorf

1.2 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah geologi dasar
2. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang batuan metamorf
3. Untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya batuan metamorf
4. Untuk mengetahui jenis-jenis dan ciri-ciri batuan metamorf
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Batuan Metamorf
Batuan metamorf atau batuan malihan adalah batuan beku atau batuan sedimen yang
mengalami perubahan akibat pengaruh fisis dalam jangka waktu yang lama. Pengaruh fisis
tersebut dapat berupa suhu dan tekanan yang sangat tinggi sehingga mengakibatkan struktur
partikel-partikel penyusun batu berubah.
Batuan metamorf ini merupakan sekumpulan batu yang mengalami transformasi ataupun
perubahan bentuk karena proses pengangkatan ataupun erosi tanah, kemudian
bertransformasi menjadi batuan baru.Erosi tanah yang mengangkat batuan menjadi batuan
metamorf membutuhkan suhu dan juga tekanan yang tinggi. Oleh sebab itu, batuan metamorf
tersebut seringkali kita jumpai pada tanah vulkanik yang ada di sekitar gunung api. Dimana
batuan yang tererosi oleh suhu yang rendah tidak menjadikan batuan tersebut sebagai batuan
metamorf, tapi menjadi batuan sedimen.
Secara garis besar, batuan metamorf merupakan salah satu kelas yang dihasilkan dari
perubahan batuan yang telah ada sebagai respons terhadap perubahan kondisi lingkungan,
seperti misalnya variasi suhu, tekanan, dan juga tekanan mekanis serta penambahan ataupun
pengurangan komponen kimia. Batuan yang sudah ada tersebut mungkin berupa batuan
sedimen, batuan beku, ataupun metamorf lainnya.
Menurut American Geosciences Institute, batuan metamorf merupakan batuan yang sudah
diubah oleh panas ataupun tekanan yang intens ketika terbentuk. Dalam kondisi yang cukup
panas dan tertekan dengan jauh di dalam kerak bumi, baik itu batuan sedimen ataupun batuan
beku bisa diubah menjadi batuan metamorf. Salah satu cara untuk berpikir mengenai proses
metamorf atau metamorfisme yaitu dengan mempertimbangkan apa yang terjadi saat benda-
benda tanah lunak dimasukkan ke dalam tungku dan kemudian dipanaskan pada suhu yang
sangat tinggi. Maka tanah tersebut akan berubah dari yang tadinya licin menjadi keras. Benda
tersebut tidak bisa diubah kembali ke bentuk aslinya, karena materinya sendiri telah berubah.
Itulah yang terjadi pada skala besar di bawah tanah yang menghasilkan batuan metamorf.

2.2 Proses Pembentukan Batuan Metamorf


a. Temperatur
Perubahan temperatur pada proses pembentukan batuan metamorf disebabkan karena
adanya pemanasan akibat intrusi magmatik ataupun perubahan gradien geothermal. Proses
pemanasan skala kecil terjadi jika ada gesekan selama proses pembentukan kembali massa
batuan.
b. Tekanan
Tekanan akan bervariasi dalam tiap kedalaman. Tekanan didefinisikan sebagai gaya yang
dibagi perluas bidang tekan. Ada beberapa tipe tekanan, disebut hydrostatic stress atau
uniform stress. Jika tekanan tidak sama dari segala arah, tekanan seperti ini disebut
differential stress.

Differential stress yang terjadi pada selama proses perubahan, hal ini akan mempengaruhi
tekstur batuan. Selanjutnya akan terbentuk lembaran silika Lembaran-lembaran silika akan
tumbuh dengan berorientasi tegak-lurus pada arah tegangan maksimum (maximum stress).
Adanya silika menyebabkan batuan mudah pecah disepanjang alur lembaran silika. Struktur
seperti ini disebut foliasi.
c.Aktivitas Kimiawi
Aktivitas kimiawi cairan dan gas yang berada pada matriks antar butir batuan mempunyai
peranan yang penting dalam pembentukan batuan malihan. Reaksi kimia dalam
metamorfisme baik itu saat proses rekristalisasi dan pembentukan mineral baru, berjalan
sangat lambat.
Melalui percobaan laboratorium didapatkan jika proses metamorfisme terjadi sangat lama
akan menghasilkan mineral berbutir besar. Dengan demikian, batuan metamorf berbutir kasar
pembentukannya memalui metamorfisme yang lama. Percobaan telah membuktikan bahwa
waktu yang dibutuhkan dalam proses metamorfisme dapat mencapai jutaan tahun.
Media yang menyebabkan proses metamorfisme antara lain panas, tekanan dan cairan kimia
aktif. Ketiga media tersebut dapat bekerja bersama-sama pada batuan metamorf. Namun,
derajat metamorfisme dan kontribusi dari tiap agen tersebut berbeda-beda.
Ada dua macam tingkat metamorphosis batuan. Proses metamorphosis rendah pada kondisi
temperatur dan tekanan sedikit di atas batuan sedimen. Sedangkan pada proses pembentukan
batuan malihan tingkat tinggi, kondisinya sedikit dibawah kondisi proses peleburan batuan.

Seperti namanya, batuan metamorf terbentuk dari proses metamorfosis. Proses ini sendiri
terbagi menjadi 7.
1. Metamorfisme Kontak
Metamorfisme kontak adalah nama yang diberikan untuk perubahan yang terjadi ketika
magma disuntikkan ke batuan padat di sekelilingnya (country rock).Perubahan ini merupakan
perubahan terbesar di mana pun magma kontak dengan batuan karena suhu tertinggi terjadi
pada batas ini dan menurun bila semakin jauh dengan kontak.
Zona yang bermetamorfisme di sekitar batuan beku yang terbentuk dari pendinginan magma
disebut aureole kontak metamorfisme.Aureole menunjukkan semua derajat metamorfisme
dari area kontak hingga area non-metamorfisme (tidak berubah) pada country rock yang jauh
dari area kontak.Pembentukan mineral bijih yang penting dapat terjadi oleh proses
metasomatisme pada atau di dekat zona kontak.Ketika batuan kontak terubah oleh intrusi
beku, batuan terubah ini umumnya menjadi lebih keras dan memiliki kristalin kasar.

2. Metamorfisme Regional
Metamorfisme regional, juga dikenal sebagai metamorfisme dinamik, adalah nama yang
diberikan untuk perubahan yang terjadi pada massa besar batuan di wilayah yang luas.
Batuan dapat bermetamorfosis hanya dengan berada di kedalaman besar di bawah
permukaan bumi, mengalami suhu tinggi dan mengalami tekanan yang besar disebabkan oleh
berat yang sangat besar dari lapisan batuan di atasnya.Sebagian besar kerak benua bagian
bawah adalah batuan metamorf, selain juga ada intrusi batuan beku yang baru
terbentuk.Pergerakan tektonik horizontal seperti tumbukan benua menghasilkan sabuk
orogenik, menyebabkan tingginya suhu, tekanan, dan deformasi di batuan sepanjang sabuk
tersebut.Jika batuan metamorf yang terbentuk kemudian terangkat dan tersingkap akibat
erosi, mereka dapat tersingkap di dalam sabuk panjang tersebut atau daerah besar lainnya di
permukaan.
Proses metamorfosis mungkin telah menghancurkan fitur asli yang bisa mengungkapkan
sejarah batuan sebelumnya.Rekristalisasi batuan akan menghancurkan tekstur dan fosil yang
hadir dalam batuan sedimen. Metasomatisme akan mengubah komposisi asli.

3. Metamorfisme Kataklastik
Metamorfisme kataklastik terjadi sebagai akibat dari deformasi mekanis, seperti ketika dua
tubuh batuan bergeser melewati satu sama lain sepanjang zona sesar.Gesekan di sepanjang
zona geser menghasilkan panas, dan batuan terdeformasi secara mekanik.Batuan tersebut
hancur dan tertumbuk akibat pergeseran tersebut. Metamorfisme kataklastik tidak umum
terjadi terbatas di zona sempit dimana sesar mendatar terjadi.

4. Metamorfisme Hidrotermal
Batuan yang terubah pada suhu tinggi dan tekanan sedang akibat cairan hidrotermal disebut
mengalami metamorfisme hidrotermal.Hal ini biasa terjadi dalam batuan basaltik yang
umumnya kekurangan mineral – mineral hidrat.Metamorfisme hidrotermal menyebabkan
alterasi menjadi mineral – mineral hidrat kaya Mg – Fe seperti talk, klorit, serpentin,
aktinolit, tremolit, zeolit, dan mineral lempung.Endapan kaya bijih sering terbentuk akibat
metamorfisme hidrotermal.

6. Metamorfisme Tindihan
Ketika batuan sedimen terkubur sampai kedalaman beberapa ratus meter, suhu yang lebih
besar dari 300oC dapat berkembang tanpa adanya stres diferensial. Mineral baru tumbuh,
tetapi batuan tidak tampak bermetamorfosis.Mineral utama yang dihasilkan biasanya adalah
Zeolit. Metamorfosis tindihan tumpang tindih dengan diagenesis sampai batas tertentu, dan
metamorfisme ini dapat berubah menjadi metamorfisme regional seiring meningkatnya suhu
dan tekanan.

7. Metamorfisme dampak (impact metamorphism / shock metamorphism)


Ketika material luar bumi, seperti meteorit atau komet jatuh ke bumi Bumi atau jika ada
ledakan gunung berapi yang sangat besar, tekanan sangat tinggi dapat terjadi pada batuan –
batuan yang terkena dampak.Tekanan-tekanan yang sangat tinggi dapat menghasilkan
mineral yang hanya stabil pada tekanan yang sangat tinggi, seperti polimorf SiO2 seperti
koesit dan stishofit.
Selain itu mereka dapat menghasilkan tekstur yang dikenal sebagai shock lamellae di
butiran mineral, dan tekstur seperti kerucut pecah di batuan yang berdampak.

2.3 Jenis-jenis Batu Metamorf


Ada berbagai jenis dari batuan metamorf yang dikategorisasikan pada dua kelompok besar,
yaitu foliasi dan non foliasi. Kategorisasi ini oleh peneliti ditetapkan untuk memisahkan jenis
batuan metamorf dari segi tekstur dan komposisi.
a.Foliasi
Ciri khas dari jenis dari kategori foliasi adalah memiliki tekstur planar yang tersusun secara
paralel dan memiliki mineral pada batuan. Adapun beberapa jenisnya, seperti:
· Sabak/Slate
Batuan metamorf ini memiliki tekstur yang halus dan diproduksi oleh proses metamorfisme
dengan tingkat rendah dari batuan serpih
· Phyllite
Batuan metamorf ini memiliki mineral yang lebih banyak daripada batu slate namun tidak
mudah dilihat secara kasat mata. Menurut penelitian, batu ini bermuara dari batu karang yang
mengalami proses metamorfisme dengan suhu tinggi selama jutaan tahun
· Schist
Batuan dengan jenis foliasi ini memiliki tekstur yang kasar dengan ukuran medium.
Kemudian, batu schist ini memiliki butir mineral yang besar jika diidentifikasi dengan mata
tanpa menggunakan alat tertentu
· Gneiss
Batuan ini memiliki butir yang kasar dengan ciri khas ada pita bolak balik cahaya dan warna
yang relatif gelap daripada batu metamorf lain. Batu gneiss ini tercipta karena proses
metamorfisme yang diwarnai tekanan dan suhu yang tinggi.

b.Non Foliasi
Jenis dari batuan metamorf dengan kategori jenis non foliasi memiliki tekstur granular dan
tidak foliasi. Ada delapan jenis batuan non foliasi, yakni:
· Kuarsit
Batu pasir kaya kuarsa yang lahir dari proses panjang metamorfisme. Biasanya kuarsa murni
memiliki warna yang putih dan terang, sedangkan beberapa kuarsa lain berwarna merah,
coklat karena terkena volume mineral yang tinggi
· Marmer
Hasil dari proses metamorfisme batu gamping atau dolomit. Marmer yang murni berwarna
putih terang, namun beberapa marmer juga ada yang berwarna sedikit gelap
· Amfibolit
Batuan metamorf yang bertekstur kasar dan terdiri dari amphibol dan plagioklas
· Metakonglomerat
Batuan metakonglomerat ini bermuara dari butiran batu yang kasar dan dikelilingi oleh
batuan berbutir halus. Sehingga jenis batu non foliasi bukanlah batu metamorf yang
melimpah
· Hornfels
Batu yang berukuran seperti biji-bijian ini berbutir halus dan bentuknya seperti tidak
berfoliasi serta tekstur yang cenderung keras
· Granulites
Batu yang juga sering disebut sebagai batu granulit merupakan batu yang lahir dari tekanan
suhu yang tinggi. Di mana batu ini memiliki tekstur granular dan bentuknya sedikit kasar
· Zeolit
Batu ini memiliki kandungan mineral yang terstruktur mikro-keropos. Zeolit ini terbentuk
karena mengalami rekristalisasi selama jutaan tahun di cekungan laut dangkal
· Eclogite
Batuan ini memiliki butir yang kasar dan dihasilkan dari tekanan yang besar di dalam kerak
bumi
Itu adalah beberapa jenis batuan metamorf yang terdiri dari kategori foliasi dan non foliasi.

Batuan metamorf memiliki berbagai macam jenis. Berikut ini penjelasan beberapa jenis
batuan matamorf tersebut:
1.Batuan metamorf Dinamo/kinetis
Jenis batuan metamorf ini terbentuk dari mineral satu ke mineral lainnya (batuan yang
disebabkan karena tekanan tinggi yang dihasilkan oleh gerakan diatropisme). Metamorfosis
ini banyak dijumpai di daerah patahan dan lipatan.
Contohnya, batulumpur (batulumpur) menjadi batu tulis (batu tulis), batu bara menjadi
antrasit, sabak, gneis dan serpih.

2. Batuan metamorf pneumatolitis kontak


Batuan metamorf pneumatolitis kontak merupakan jenis batuan metamorf yang terbentuk
karena pengaruh gas-gas dari magma. Pengaruh gas panas pada batuan mineral menyebabkan
perubahan komposisi kimiawi mineral tersebut.
Contoh kontak batuan metamorf pneumatolitis adalah kuarsa dengan gas borium berubah
menjadi turmalin.

3. Batuan metamorf kontak


Batuan metamorf kontak merupakan jenis batuan metamorf yang mengalami proses
metamorfosis akibat adanya suhu yang sangat tinggi. Suhu ini berasal dari aktivitas magma
yang menyebabkan terjadinya perubahan bentuk maupun warna batuan. Beberapa contoh
batuan metamorf ini, yaitu batu marmer, batolit, lakolit, dan batuan sill.

4. Metamorf Batuan Retrogade/Diaropteris


Metamorfosis batuan ini terjadi akibat adanya penurunan suhu sehingga kumpulan mineral
metamorfosis tingkat tinggi berubah menjadi kumpulan mineral stabil pada suhu yang lebih
rendah.

5. Batuan metamorf hidrotermal

Jenis batuan metamorf hidrotermal terjadi karena pengaruh udara panas baik yang berasal
dari magma maupun dari udara tanah yang mengalami pemanasan disebut hidrotermal.
Contohnya adalah feldspar yang keras menjadi liat, kaolin yang lunak, hornblende menjadi
klorit, olivin menjadi serpentin. Selain itu batuan di permukaan bumi dekat sumber air panas
dan geyser diperlunak oleh uap panas dan air panas dan warnanya menjadi agak pucat.

6. Batuan metamorf Orogenik


Metamorfosis orogenik terjadi pada daerah sabuk orogenik dimana terjadi proses
pembekuan yang menyebabkan rekristalisasi. Umumnya jenis batuan metamorf yang
dihasilkan mempunyai butiran mineral yang teroreintasi dan membentuk sabuk yang
melampar dari ratusan sampai ribuan kilometer. Proses metamorfosis memerlukan waktu
yang sangat lama sekitar puluhan juta tahun.

7. Penguburan Metamorf Batuan


Jenis penguburan metamorf batuan terbentuk karena kenaikan tekanan dan suhu daerah
geosinklin yang mengalami sedimentasi intensif, kemudian mengalami perlipatan.
8. Batuan metamorf dasar Samudera(Ocean-Floor)

Metamorfosis dasar samudra terjadi akibat adanya perubahan pada keraksamudera di sekitar
punggungan tengah samudra (mid oceanic ridges).

2.4 Ciri-ciri Batuan Metamorf


-Struktur Batuan Metamorf
Secara umum, struktur batuan metamorf yang sering dijumpai adalah kelompok foliasi dan
non foliasi. Struktur foliasi jika terdapat urutan dalam mineral penyusun batuan metamorf.
Sedangkan struktur non foliasi, mineral penyusun tidak teratur.
a.Struktur Foliasi
Susunan mineral pembentuk batuan memperlihatkan bentuk yang sejajar. Ada beberapa
jenis foliasi, antara lain:
 Struktur Skistose, struktur yang mineralnya berbentuk pipih lebih banyak
dibandingkan mineral butiran. Contoh: batu sekis.
 Struktur Gneisik, struktur mineralnya berupa granular lebih banyak dibandingkan
mineral yang berbentuk pipih. Contoh: batu genes.
 Struktur Slatycleavage, struktur mineraloginya sangat halus, banyak mineral lempung.
Contoh batu sabak.
 Struktur Phylitic, hampir sama dengan struktur slatycleavage, dengan mineral yang
agak kasar. Contoh: batu filit.

b.Struktur Nonfoliasi
Bentuk dan susunan mineral pembentuk batuan memperlihatkan bentuk membutir.
Penggolongan strukturnya sebagai berikut:
 Struktur Hornfelsik, struktur menampakkan butiran mineral cukup seragam.
 Struktur Kataklastik, struktur memperlihatkan adanya penghancuran batuan asal.
 Struktur Milonitik, struktur ini menampakkan orientasi butiran mineral halus.
 Struktur Pilonitik, struktur ini memperlihatkan butiran mineral lebih kasar seperti
struktur milonitik.
 Struktur Flaser, seperti struktur kataklastik, batuan asal berbentuk lensa.
 Struktur Augen, mirip struktur flaser, terdapat butir-butir felspar butir halus.
 Struktur Granulose, mirip dengan hornfelsik, namun butirannya beragam.
 Struktur Liniasi, struktur mineral yang berbentuk jarus atau fibrous.

b.Tekstur Batuan Metamorf


Jenis tekstur yaitu tekstur reliks dan tekstur kritaloblastik. Tekstur kristaloblastik
berdasarkan susunan kristal pada batuan metamorf dan penamaannya diberi akhirnan–blastik.
Jika komposisi kristal seragam ukurannya disebut granoblastik. Jika mineral yang ada lebih
besar dari rata-rata maka disebut porphiroblastik.
Tekstur batuan metamorf reliks jika mineral batuan asal masih terlihat dengan jelas pada
batuan metamorf.

c.Kandungan Mineral
Almandit, kianit, biotit, klorit, dan silimanit adalah beberapa contoh mineral pembentuk
batuan metamorf. Mineral ini berfungsi sebagai pembentuk batuan metamorf. Suhu dan
tekanan sangat mempengaruhi mineral yang terdapat di dalam batuan metamorf. Berikut
daftar mineral sesuai zona metamofosisnya.
 Derajat Metamorfosis Nama Mineral
 Rendah (low grade metamorfism) Klorit, Biotit
 Menengah (medium grade metamorfism) Kianit, Stourolit, Almandit
 Tinggi (high grade metamorfism) Silimanit
 Kandungan Kimia
 Pelitik: barasal dari pelitik (aluminium) sedimen. misal: lempung, serpih, dan
mudstone.
 Quartz feldspar: berasal dari batuan yang banyak kuarsa dan feldspar. Misalnya: batu
pasir, batuan beku asam.
 Celcaceorus: berasal dari sedimen batu kapur atau karts seperti dolomite, batu
gamping tidak murni mengandung kuarsa dan mineral-mineral lempung.
 Magnesium: berasal dari batuan yang kaya Mg misalnya seperti serpentine, chlorite
atau batuan kaya Mg dan Fe.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Batuan ialah segala macam material padat yang menyusun kulit bumi/kerak bumi, baik yang
telah padu maupun lepas.Material padat dapat terjadi dari agregat mineral yang tersusun oleh
1 macam mineral maupun dari berbagai mineral.Batu adalah material padat dari agregat
mineral yang telah padu.
Batuan metamorf merupakan salah satu dari tiga jenis batuan penyusun litosfer, selain
batuan beku dan sedimen. Batuan ini memiliki nama lain “batu malihan” karena terbentuk
melalui proses rekristalisasi pada lapisan litosfer dengan kedalaman 3-20 km dari permukaan
bumi. Proses metamorfisme pada batuan ini disebabkan oleh tekanan dan temperatur yang
tinggi, yang mengubah batuan induk baik batuan beku maupun batuan sedimen.
Proses pembentukan batuan metamorf sangat mempengaruhi tekstur, struktur, dan
komposisi mineral yang ada. Struktur batuan metamorf dapat berupa foliasi dan non foliasi.
Pada struktur foliasi, mineral-mineral penyusun batuan teratur dan sejajar, seperti pada batu
sekis, batu genes, dan batu sabak. Sedangkan struktur non foliasi, mineral-mineral penyusun
tidak teratur, seperti pada batu hornfels dan batu milonit.
Batuan metamorf memiliki beragam contoh, di antaranya batu marmer, batu gneiss, batu
kuarsit, batu filit, batu serpentinit, dan lainnya. Tiap batuan metamorf memiliki kandungan
mineral yang berbeda sesuai dengan proses metamorfosis dan komposisi batuan induknya.
Batuan ini memiliki berbagai manfaat dan penerapan dalam industri dan pembuatan
kerajinan.

3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis masih banyak kekurangan terutama dalam
mendapatkan referensi dan kesulitan dalam mengerti bahasa buku referensi tersebut,sehingga
informasi yang didapat dari buku kurang disampaikan secara maksimal pada makalah
ini.Sebaiknya,pembaca juga mencari referensi lain untuk menambah wawasan yang lebih
banyak disebabkan terbatasnya materi dari makalah ini. Untuk memperluas pengetahuan
tentang batuan metamorf kita harus mempelajari dan memahami maksud dari batuan
metamorf, bagaimana batuan metamorf terbentuk, klasifikasi batuan beku dan determinasinya
di kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6534364/batuan-metamorf-pengertian-jenis-
contoh-dan-manfaatnya
https://www.gramedia.com/literasi/batuan-metamorf/
https://tambahpinter.com/batuan-metamorf/#Proses_Pembentukan_Batuan_Metamorf
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6113004/jenis-batuan-metamorf-dari-sabak-
hingga-marmer
https://www.merdeka.com/jateng/8-jenis-batuan-metamorf-dan-contohnya-ini-
kegunaannya-bagi-kehidupan-kln.html

Anda mungkin juga menyukai