Anda di halaman 1dari 12

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

UNIVERSITAS HALU OLEO

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

TUGAS GEOLOGI INDONESIA

“GEOLOGI KALIMANTAN”

OLEH :

KELOMPOK 7

WA ODE SARTIA (R1C119024)

ASRI WULAN SIGARI (R1C119029)

WA ODE NUR INI (R1C119063)

HAIRUN ANWAR (R1C119078)

KENDARI

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia –Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk
mata kuliah Geologi Indonesia, dengan judul “ Geologi kalimantan”

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang dengan tulus memberikan do’a saran dan kritik sehingga makalah dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh sempurna di karenakan terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran
serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak,akhirnya kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
DAFTAR ISI

Halaman Judul………………….…………………………………………………………………………….
Kata Pengantar……………………………………………………………………………………………….

Daftar Isi………………………………………………………………………………………………..........

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang.........................................................................................................................................


1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................................................
1.3. Tujuan……………………………………………………………………………………………...……

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Keadaan Fisiografis Pulau Kalimantan………………………………………………………………….

2.2 Keadaan Tektonik Kalimantan…………………………………………………………………………...

2.3 Kondisi Geologi Kalimantan…………………………………………………………………………….

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................………
3.2 Saran ……………………………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Secara geografis pulau Kalimantan (Indonesia), terletak diantara 40 24’LU-40 10’ dan antar 10
80”30’ BT-11 90” 00’BT dengan luas wilayah sekitar 535.834 km. berbatasan langsung dengan Negara
Malaysia (sabah dan serawak) di sebelah utara yang panjang perbatasannya mencapai 3000 km mulai dari
provinsi kalimantan barat sampai dengan Kalimantan timur. Pulau Kalimantan sebagaian besar
merupakan daerah  pegunungan/perbukitan (39,69 %) daratan, (35,08%) , dan sisanya dataran
pantai/pasang surut (11,37 %) dataran alluvial (12,47 %) dan lain-lain (0,93 %). Pada umumnya topografi
bagian tengah dan utara (wilayah republik Indonesia/RI) adalah daerah pegunungan tinggi dengan
kelerengan yang terjal dan merupakan kawasan hutan dan hutan lindung yang harus dipertahankan agar
dapat berperan sebagai fungsi cadangan air dimasa yang akan datang. Pegunungan utama sebagai
kesatuan ekologis tersebut adalah Pegunungan muller.Schwaner, Pegunungan Iban dan Kapuas hulu serta
dibagian selatan Pegunungan meratus.Para ahli agronomi sepakat bahwa tanah-tanah diKalimantan adalah
tanah yang sangat miskin, sangat rentan dan sangat sukar dikembangkan untuk pertanian. Lahan daratan
memerlukan konservasi yang sangat luas karena terdiri dari lahan rawa gambut, lahan  bertanah asam,
berpasir, dan lahan yang memiliki kelerengan curam.Kalimantan dapat dikembangkan, tetapi hanya
dalam batas-batas ekologis yang agak ketat dan dengan kewaspadaan tinggi.Sejumlah sungai besar
merupakan urat nadi transportasi utama yang menjalarkan kegiatan perdagangan hasil sumber daya alam
dan olahan antar wilayah dan eksport-import.

Sungai-sungai di Kalimantan ini cukup panjang dan yang terpanjang adalah sungai Kapuas (1,143
km) di Kalbar dan dapat menjelajah 65 % wilayah Kalimantan Barat. Potensi  pertambangan banyak
terdapat di pegunungan dan perbukitan dibagaian tengah dan hulu sungai. Deposit pertambangan yang
cukup potensi aladalah emas, mangan, bauksit, pasir kwarsa, fosfat, mika dan batubara. !ambang minyak
dan gas alam cair terdapat di dataran rendah, pantai, dan lepas pantai. Kegiatan perkebunan pada
umumnya berada pada wilayah di perbukitan dataran rendah. Perkebunan yang potensi dan berkembang
adalah : sawi, kelapa, karet,tebu dan perkebunan tanaman pangan. usaha perkebunan ini sudah mulai
berkembang banyak dan banyak investor mulai datang dari negara jiran, karena keterbatasan lahan di
negara jiran tersebut. dikembangkan secara ekonomis dengan memanfaatkan lahan yang sesuai.  
Namun sekarang ini pengembangan perkebunan juga mengancam kawasan perbukitan dataran
tinggi, namun diduga areal sebenarnya kurang cocok untuk perkebunan hanya sebagai dalih untuk
melakukan eksploitasi kayu.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Keadaan Fisiografi Kalimantan


2. Bagaimana Keadaan Tektonik Kalimantan
3. Bagaimana Kondisi Geologi Kalimantan
1.3 Tujuan

1. Agar memahami Keadaan Fisiografi Kalimantan


2. Untuk mengetahui Keadaan Tektonik Kalimantan
3. Dapat mengetahui Kondisi Geologi Kalimantan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Keadaan Fisiografis Pulau Kalimantan

Keadaan fisiografis adalah keadaan suatu tempat berdasarkan segi fisiknya, seperti posisi dengan
daerah lain, batuan yang ada dalam bumi, relief permukaan bumi, serta kaitannya dengan laut.

Van Bemmelen (1949) menyatakan bahwa Pulau Kalimantan dibagi menjadi beberapa zone fisiografis,
yaitu sebagai berikut:
 Blok Schwaner yang dianggap sebagai bagian dari dataran Sunda,
 Blok Paternoster, meliputi pelataran Paternoster sekarang yang terletak dilepas Pantai
Kalimantan Tenggara dan sebagian di dataran Kalimantan yang dikenal sebagai sub cekungan
Pasir,
 Meratus Graben, terletak diantara blok Schwaner dan Paternoster, daerah ini sebagi bagian dari
cekungan Kutai,
 Tinggian Kuching, merupakan sumber untuk pengendapan ke arah Barat laut dan Tenggara
cekungan Kalimantan selama Neogen. Cekungan-cekungan tersebut antara lain:

a. Cekungan Tarakan, yang terletak paling Utara dari Kalimantan Timur. Disebelah Utara cekungan
ini dibatasi oleh “Semporna High”,
b. Cekungan Kutai, yang terletak sebelah Selatan dari Tinggian Kuching yang merupakan tempat
penampungan pengendapan dari Tinggian Kuching selama Tersier. Cekungan ini dipisahkan oleh
suatu unsur Tektoniok yang dikenal sebagai Paternoster Cross Hight dari cekungan Barito.

Secara fisiografis, daerah kerja praktek PT. Pertamina EP UBEP Tanjung, termasuk ke dalam
Cekungan Barito bagian timur, yang dibatasi oleh Pegunungan Schwaner pada bagian bagian barat,
Pegunungan Meratus pada bagian timur dan Cekungan Kutai pada bagian utara (Gambar 1). Cekungan
Barito meliputi daerah seluas 70000 kilometer persegi di Kalimantan Selatan bagian tenggara dan terletak
di sepanjang batas tenggara Lempeng Mikro Sunda.Cekungan Barito merupakan cekungan
bertipe foreland yang berumurTersier, berhadapan langsung dengan Pegunungan Meratus (Satyana dan
Silitonga, 1994).

Di bagian utara, Cekungan Barito dipisahkan dengan Cekungan Kutai oleh Sesar Adang.Sedangkan
di bagian timur dipisahkan dengan Cekungan Asem-asem oleh Tinggian Meratus yang memanjang dari
arah Baratdaya samapi Timurlaut.Di bagian selatan merupakan batas tidak tegas dengan Cekungan Jawa
Timur Utara dan di bagian barat berbatasan dengan Komplek Schwaner yang merupakan basement.

Suatu penampang melintang melalui Cekungan Barito memperlihatkan bentuk cekungannya yang
asimetrik.Hal ini disebabkan oleh adanya gerak naik ke arah barat dari Pegunungan Meratus.Sedimen-
sedimen Neogen ditemukan paling tebal sepanjang bagian timur Cekungan Barito, yang kemudian
menipis ke arah barat.
Gambar 1. Keadaan Fisiografis Kalimantan

Formasi Tanjung merupakan batuan sedimen Tersier tertua yang terdapat di Cekungan Barito
bagian timur. Cekungan Barito di daerah ini dialasi oleh batuan sedimen Kelompok Pitap, batuan
vulkanik Kelompok Haruyan, Formasi Batununggal dan Paniungan, Granit Belawaian, dan batuan
ultrabasa (Heryanto dan Hartono, 2003). Cekungan ini, sebagai salah satu cekungan tempat
berakumulasinya sumber daya energy, memiliki endapan batubara dengan sebaran yang sangat luas.

2.2 Keadaan Tektonik Kalimantan

Pulau Kalimantan merupakan pulau terbesar yang menjadi bagian dari Lempeng mikro
Sunda.Menurut Tapponnir (1982) Lempeng Asia Tenggara ditafsirkan sebagai fragmen dari lempeng
Eurasia yang melejit ke Tenggara sebagai akibat dari tumbukan kerak Benua India dengan kerak Benua
Asia, yang terjadi kira-kira 40–50 juta tahun yang lalu.Fragmen dari lempeng Eurasia ini kemudian
dikenal sebagai lempeng mikro Sunda yang meliputi Semenanjung Malaya, Sumatra, Jawa, Kalimantan
Selatan dan Kalimantan Tengah. Batas-batas tektonik yang paling penting disebalah timur adalah :

 Komplek subduksi Kapur Tersier Awal yang berarah Timurlaut, dimulai dari Pulau Jawa dan
membentuk pegunungan Meratus sekarang,
 Sesar mendatar utama di Kalimantan Timur dan Utara (Gambar 2),
 Jalur subduksi di Kalimantan Utara, Serawak, dan Laut Natuna, Jalur ini dikenal dengan jalur
Lupar.
Gambar 2. Tektonik pembentukan Pulau Kalimantan, bagian dari lempeng mikro Sunda (Satyana,
1994).

Bagian utara Kalimantan didominasi oleh komplek akresi Crocker-Rajang-Embaluh berumur


Kapur dan Eosen-Miosen. Di bagian selatan komplek ini terbentuk Cekungan Melawi-Ketungai dan
Cekungan Kutai selama Eosen Akhir, dan dipisahkan oleh zona ofiolit-melange Lupar-Lubok Antu dan
Boyan.Di bagian selatan pulau Kalimantan terdapat Schwanner Mountain berumur Kapur Awal-Akhir
berupa batolit granit dan granodiorit yang menerobos batuan metamorf regional derajat rendah.

Tinggian Meratus di bagian tenggara Kalimantan yang membatasi Cekungan Barito dengan
Cekungan Asem-asem.Tinggian Meratus merupakan sekuens ofiolit dan busur volkanik Kapur
Awal.Cekungan Barito dan Cekungan Kutai dibatasi oleh Adang flexure. Orogenesa yang terjadi pada
Plio-Plistosen mengakibatkan bongkah Meratus bergerak ke arah barat.Akibat dari pergerakan ini
sedimen-sedimen dalam Cekungan Barito tertekan sehingga terbentuk struktur perlipatan.

Cekungan Barito memperlihatkan bentuk cekungan asimetrik yang disebabkan oleh adanya gerak
naik dan gerak arah barat dari Pegunungan Meratus.Sedimen- sedimen Neogen diketemukan paling tebal
sepanjang bagian timur Cekungan Barito, yang kemudian menipis ke barat.Secara keseluruhan sistem
sedimentasi yang berlangsung pada cekungan ini melalui daur genang laut dan susut laut yang tunggal,
dengan hanya ada beberapa subsiklus yang sifatnya lokal dan kecil.Formasi Tanjung yang berumur Eosen
menutupi batuan dasar yang relatif landai, sedimen-sedimennya memperlihatkan ciri endapan genang laut
yang diendapkan pada lingkungan deltaik air tawar sampai payau.

Formasi ini terdiri dari batuan-batuan sedimen klastik berbutir kasar yang berselang-seling dengan
serpih dan kadangkala batubara.Pengaruh genang laut marine bertambah selama Oligosen sampai Miosen
Awal yang mengakibatkan terbentuknya endapan-endapan batugamping dan napal (Formasi Berai).Pada
Miosen Tengah-Miosen Akhir terjadi susut laut yang mengendapkan Formasi Warukin. Pada Miosen
Akhir ini terjadi pengangkatan yang membentuk Tinggian Meratus, sehingga terpisahnya cekungan
Barito, Sub Cekungan Pasir dan Sub Cekungan Asam-Asam 

2.3 Kondisi Geologi Kalimantan

Kompleks batuan dasar di Kalimantan di bagian barat dan bagian tengah Kalimantan (termasuk
pegunungan Schwaner) mewakili singkapan dasar benua terbesar di Indonesia.Batuan dasar adalah batuan
di dasar lapisan stratigrafi yang umumnya lebih tua dari batuan di atasnya.Batuan ini biasanya mengalami
metamorfosis bila terkena panas. Hasil metamorfosis batuan ini yang khas adalah batu pualam yang
berasal dari batu kapur; batu sekis hijau yang berasal dari batuan vulkanik, batu gneis yang berasal dari
batu pasir atau granit. Daerah batuan metamorfosis atau batuan dasar adalah jenis kerak benua yang
sering dipengaruhi oleh batuan intrusi muda. Kompleks batuan dasar Kalimantan terdiri dari atas sekis
dan gneis yang tercampur dengan granit dari Era Palaezoikum dan Periode Terseir membentuk daerah
kristal yang sangat luas.

Batuan yang berasosiasi dengan pinggir lempeng Kalimantan mencakup opiolit (kerak samudera)
dan melange.Potongan lantai samudera (kerak samudera) terdapat beberapa tempat didaratan Borneo.
Potongan-potongan ini dicirikan oleh susunan batuan beku yang padat gelap tipe basa dan ultra basa
dengan komponen granit. Endapan batu kersik samudera dan karbonat mungkin juga terdapat deretan
batuan ini disebut opiolit.Sebagian pengganti jalur penunjaman, opiolit-opiolit ini terbentuk oleh tubrukan
lempeng ketika kerak samudera terperangkap oleh gerakan tektonik lempeng dan tertekan ke pinggir
lempeng yang berdekatan dan disini opiolit-opiolit ini tetap terlindungi. Proses pencuatan ini sering
disertai oleh rubuh dan retaknya batuan. Kompleks opiolit di P. Laut dan Peg. Meratus terbentuk dengan
cara ini.

Batuan melange adalah batuan campuran potongan-potongan batu dari berbagai jenis dan ukuran
yang berbeda dalam matrik berliat yang terpotong, yang menunjukkan adanya tekanan yang sangat
kuat.Potongan-potongan ini ukurannya dapat sangat kecil (cm) dan dapat juga berukuran besar (ratusan
meter atau lebih. Malange sering dikaitkan dengan proses pembentukan jalur penunjaman. Melange
merupakan perpaduan antara bahan-bahan yang terkikis dari lempeng samudera yang bergerak turun
dengan endapan yang berasal dari massa daratan atau lengkung vulkanik di dekatnya. Seluruh massa ini
tergesek dan terpotong karena desakan ke bawah dari lempeng yang bergerak turun. Batuan yang
terbentuk dengan cara ini berasosiasi dengan desakan keatas lempeng opiolit yang besar di Pegunungan
Meratus.

Daerah melange yang luas di bagian tengah borneo, yaitu yang terbentang di perbatasan antara
Kalimantan dan Malaysia, masih belum diketahui dengan baik. Daerah melange ini merupakan zona
batuan hancur, sering mengandung potongan-potongan opiolit, tetapi luas dan umur geologinya (akhir
mesozoikum sampai periode tersier yang lebih tua) sulit untuk dijelaskan dalam peristilahan lempeng
tektonik sederhana (williams dkk, 1989). Sebagian besar Kalimantan terdiri dari batuan yang keras dan
agak keras, termasuk batuan kuarter di semenanjung Sangkulirang dan jajaran pegunungan meratus.,
batuan vulkanik dan endapan tersier. Borneo tidak memiliki gunung api yang aktif seperti yang terdapat
di Sumatera dan Jawa, tetapi memiliki daerah batuan vulkanik tua yang kokoh di bagian barat daya dan
bagian timur Kalimantan.

Hal-hal tersebut merupakan peninggalan sejarah geologis Indonesia yang mencakup berbagai masa
kegiatan vulkanik dari 300 juta tahun yang lalu sampai sekarang.Batuan vulkanik terbentuk sebagai hasil
magma dari perut bumi yang mencapai permukaan.Ketika magma menjadi dingin dan membeku, dibawah
permukaan bumi terbentuk sebagai hasil magma dari perut bumi yang mencapai permukaan.Ketika
magma menjadi dingin dan membeku, dibawah permukaan bumi terbentuk batuan intrusi seperti
granodiorit. Ditempat batuan vulkanik tua Kalimantan yang telah terkikis, intrusi yang mengandung
cadangan emas, semula di bawah gunung api merupakan bagian penting dari proses utama pembentukan
mineral seperti emas.

Suatu kawasan yang luas di bagian tengah, timur dan selatan Kalimantan tersusun dari batuan
endapan seperti batu pasir dan batu sabak. Selain formasi yang lebih tua di kalimantan Barat, kebanyakan
formasi sedimen relatif muda dan mencakup batu bara dan batuan yang mengandung minyak bumi.
Bagian selatan Borneo terutama tersusun dari pasir keras yang renggang dan teras kerikil yang sering
dilapisi oleh timbunan gambut muda yang dangkal dan kipas aluvial yang tertimbun karena luapan sungai
Setidaknya di kalimantan terdapat 205 formasi formasi batuan di Kalimantan, terdapat banyak patahan di
Kalimantan Timur dan Barat, sedikit di Kalimantan Selatan dan sangat sedikit di Kalimantan Barat.
Sebaran patahan yang paling sedikit berada di bagian selatan sampai barat dari pulau kalimantan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pulau Kalimantan merupakan pulau terbesar yang menjadi bagian dari lempeng mikro
Sunda.menurut tapponnir (1982) lempeng asia tenggara ditafsirkan sebagai fragmen dari lempeng eurasia
yang melejit ke tenggara sebagai akibat dari tumbukan kerak Benua India dengan kerak Benua asia, yang
terjadi kira-kira 40-50 juta tahun yang lalu.Kompleks batuan dasar di Kalimantan di bagian barat dan
bagian tengah Kalimantan (termasuk pegunungan Schwaner) mewakili singkapan dasar benua terbesar di
Indonesia.Batuan dasar adalah batuan di dasar lapisan stratigrafi yang umumnya lebih tua dari batuan di
atasnya.Batuan ini biasanya mengalami metamorfosis bila terkena panas.
Batuan yang berasosiasi dengan pinggir lempeng Kalimantan mencakup opiolit (kerak samudera)
dan melange.Potongan lantai samudera (kerak samudera) terdapat beberapa tempat didaratan Borneo.
Potongan-potongan ini dicirikan oleh susunan batuan beku yang padat gelap tipe basa dan ultra basa
dengan komponen granit.
Batuan melange adalah batuan campuran potongan-potongan batu dari berbagai jenis dan ukuran
yang berbeda dalam matrik berliat yang terpotong, yang menunjukkan adanya tekanan yang sangat
kuat.Potongan-potongan ini ukurannya dapat sangat kecil (cm) dan dapat juga berukuran besar (ratusan
meter atau lebih. Malange sering dikaitkan dengan proses pembentukan jalur penunjaman

3.2 Saran

Pulau Kalimantan merupakan salah satu pulau terbesar di Indonesia, yang dilalui oleh sungai-
sungai besar yang mengalir dari bagian tengah pulau kepesisir dan Kalimantan juga memiliki tiga sungai
terpanjang yang menjadi kebanggaan Indonesia oleh sebab itu kita harus mampu menjaga kelestarian
daerah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Buranda,J,2006, GeologiIndonesia,Jurusangeografifi.UM

Bachtiar,2006, MenggeserKuliahGeologiIndonesia,ProdiTeknikGeologi,FIKTM-ITB

Anda mungkin juga menyukai