NIM : 3201419025
1. DAERAH SUNDA
Sundaland atau Tanah Sunda, sebuah istilah yang merujuk kepada bentang daratan lempeng
benua dan landas kontinen di Asia Tenggara yang merupakan dataran di atas permukaan laut
ketika permukaan laut jauh lebih rendah pada zaman es terakhir. Tanah Sunda termasuk
Semenanjung Malaya, Kepulauan Sunda Akbar termasuk Kalimantan, Sumatera, dan Jawa, serta
laut dangkal di sekitarnya, yaitu Laut Jawa, Selat Malaka, Selat Karimata, Teluk Siam, dan
anggota selatan Laut China Selatan. Lahan ini meliputi kawasan seluas 1,85 juta km2.
Kedalaman laut dangkal yang membenam paparan ini jarang sekali melebihi 50 meter, dan
kebanyakan hanya sedalam kurang dari 20 meter, hal ini mengakibatkan kuatnya erosi landasan
laut dampak gelombang laut. Tebing curam bawah laut memisahkan Paparan Sunda dari
kepulauan Filipina, Sulawesi, dan Kepulauan Sunda Kecil. Daerah ini terbentuk akibat aktivitas
vulkanik beribu-ribu tahun dan erosi massa benua Asia, serta terbentuknya konsolidasi runtuhan
batu di pesisir seiring naik dan turunnya permukaan laut. Lautan di antara pulau-pulai ini relatif
stabil berupa dataran purba yang bercirikan rendahnya aktivitas gempa, anomali gravitasi
isostatik yang rendah, serta tanpa adanya aktivitas gunung berapi, kecuali bagian pulau Jawa,
Sumatra, dan Bali yang terhubung dengan paparan Sunda, yang termasuk kawasan geologi muda
sistem orogenik Pelengkung Sunda (atau Sistem Pegunungan Sunda). Pada zaman es, permukaan
laut turun, dan kawasan luas Paparan Sunda terbuka dan muncul di atas permukaan air dalam
bentuk dataran rawa yang amat luas. Naiknya permukaan air laut pada saat gelombang es di
kutub mencair sebanyak 14,6 sampai 14,3 kbp menaikan permukaan laut setinggi 16 meter
dalam jangka waktu 300 tahun.
Sistem sunda dimulai dari Arakan Yoma di Birma atau sekarang menjadi Myanmar hingga
kepulauan Banda di Maluku. Sistem sunda ini memiliki panjang kurang lebih 7000 km yang
terdiri dari lima busur pegunungan, antara lain :
Secara umum, sistem sunda dapat dibagi menjadi dua busur, yaitu :
Jalur pegunungan busur ini bersifat nonvulkanik yang artinya tidak menampakkan sifat-
sifat kegunungapian tetapi hanya rangkaian pegunungan yang berupa lipatan. Jalur yang
dilewati busur luar yaitu mulai dari pulau Simelue, pulau Nias, kepulauan Mentawai,
pulau Enggano kemudian sebagian tenggelam berada di bawah laut sepanjang bagian
selatan pulau Jawa dan setelah itu muncul kembali di atas permukaan bumi di pulau
Sawu, pulau Roti, pulau Timor, pulau Babar, kepulauan Kai, pulau Seram dan berakhir
di pulau Buru.