ANALISA GRANULOMETRI
1.1.Pendahuluan
1.1.1.Latar Belakang
Tujuh puluh persen batuan yang menutupi permukaan bumi ini terdiri dari batuan
sedimen. Yaitu batupasir, batugamping, lanau, lempung, breksi, konglomerat, dan
batuan sedimen lainnya.
Batuan tersebut terbentuk secara proses fisika, kimia, dan biologi yang terendapkan
secara alamiah di berbagai lingkungan pengendapan dan terus berjalan hingga saat
ini. Pembelajaran tentang batuan sedimen sangat besar kontribusinya terhadap
penentuan dan pembelajaran batuan batuan sedimen purba atau yang berumur tua
dalam skala waktu geologi.
Banyak batuan sedimen purba yang diperkirakan sistem dan lingkungan
pengendapannya dianalogikan dengan proses proses sedimentasi yang terjadi pada
saat ini. Proses proses sedimentasi (fisika, kimia, biologi) sangat berhubungan erat
dengan kompaksi, sementasi, rekristalisasi.
Endapan sedimen (sedimentary deposit) adalah tubuh material padat yang
terakumulasi di permukaan bumi atau di dekat permukaan bumi, pada kondisi
tekanan dan temperatur yang rendah. Sedimen umumnya (namun tidak selalu)
diendapkan dari fluida dimana material penyusun sedimen itu sebelumnya berada,
baik sebagai larutan maupun sebagai suspensi. Definisi ini sebenarnya tidak dapat
diterapkan untuk semua jenis batuan sedimen karena ada beberapa jenis endapan
yang telah disepakati oleh para ahli sebagai endapan sedimen:
(1) diendapkan dari udara sebagai benda padat di bawah temperatur yang relatif
tinggi, misalnya material fragmental yang dilepaskan dari gunungapi
(2) diendapkan di bawah tekanan yang relatif tinggi, misalnya endapan lantai lautdalam.
1.1.2.Maksud Dan Tujuan
Maksud
Memisahkan fraksi butiran pasir pada ukuran (diameter ) tertentu.
Tujuan
Menentukan harga-harga quartile, median diameter koefisien sortasi, skewness
dan kurtosis.
1.1.3. Lokasi, Waktu Dan Kesampaian Daerah
Waktu:
-
kelompok A ).
Minggu, 16 Oktober 2011, pukul 1.30 WIB ( praktikum lapangan ).
Lokasi:
- Laboratorium IST AKPRIND, Jalan I Dewa Nyoman Oka 32, Kotabaru,
-
Kesampaian Daerah:
- Menggunakan motor, waktu yang di tempuh untuk mencapai lokasi
pengamatan jika dari laboratorium IST AKPRIND yakni 15 menit.
1.2.Landasan Teori
1.2.1.Dasar Teori
Sortasi adalah tingkat keseragaman ukuran butir. Sortasi dapat tercermin dari
tinggi-rendahnya atau lebar sempitnya suatu kurva. Kurva yang pendek dan lebar
mencerminkan sortasi jelek, sebaliknya kurva yang tinggi dan sempit
mencerminkan sortasi baik.
Standar Deviasi merupakan nilai statistik yang mencerminkan sejauh mana klas
besar butir menyimpang dari harga rata- rata. Semakin kecil harga standar deviasi
semakin baik harga sortasinya dan sebaliknya.
Skewness adalah ukuran tingkat kecondongan penyebaran besar butir .
Kurtosis adalah derajat kemancungan suatu kurva yang menunjukkan harga
perbandingan antara pemilahan bagian tengah terhadap pemilahan bagian tepi
kurva.
Gambar 4. Diagram yang menijukkan tiga jenis tipe kurva dari penyebaran
sedimen.1. Kurva frekuensi, 2. Kurva kumulatif, 3. Kurva log probabilitas
Kurva 1 & 2 diplotkan pada skala aritmtika; kurva 3 diplotkan pada skala log
probabilitas. Tiga jenis perhitungan parameter yang dipakai adalah Q1, Q2, Q3
(Modifier after Visher, 1969)
(Metode analisa Sedimentologi UPN Veteran Yogyakarta 2004)
Material-material yang diangkut oleh media pengangkut akan terdistribusi menjadi
berbagai macam ukuran. Distribusi ukuran butir akan dapat mencerminkan:
1. Variasi litologi/ diameter butir yang terdapat pada source (sumber) dimana
tidak mesti berupa batuan tetapi dapat juga berupa endapan.
2. Proses-proses yang berlangsung selama sedimentasi terutama yang
menyangkut arah arus, kekuatan arus, perubahan-perubahan/ variasi yang
terdapat pada arus itu.
Skala ukuran butir yang sering dipakai dalam sedimentologi, antara lain :
1. Skala Wentworth
2. Skala Phi
Distribusi Normal
Kurva distribusi normal merupakan kurva hasil pengeplotan kurva hasil
frekwensi dengan beberapa variasi dari suatu populasi yang terdiri dari klas - klas
Kompas.
Palu (sedimen)
Air HCL.
Sample splitter
Ayakan menurut skala Wentworth
Tabung gelas/kantong plastik tempat sampel
Timbangan
Buku catatan
Kertas grafik (Semilog dan Milimeter Blok)
Nomer urut
Diameter ayakan
10
Cara grafis:
a.
Q1
Q3
11
Q3 Q1
2( P90 P10)
Keterangan: f
Md
b. Metode Inmand
12
= C.V1+X0
M2
= C2(V2-V12)
M3
= C3(V3-3V1.V2+V13)
M4
= C4(V4-4V1.V3+6V12.V2-3V14)
Mean
= M1
Skewness (3)
= M3/3
Mean cube diviation = 33
Standart Deviase ()
Kurtosis (2)
13
= (M2)1/2
= M4/4
1.3.HASIL ANALISIS
1.3.1. Hasil Analisis Bagian Atas (Top)
a.Diagram Hasil Analisis Sampel Bagian Top
Tabel 1. Hasil Analisis Pada Sample Bagian Top
MESH
DIAMTER
UKURAN
BERAT
16
1O
30
40
(MM)
1,18
2
0,6
0,425
BUTIR
1,18 2
2
0,6 1,18
0,425 0,6
TERTAMPUNG
11 gram
11 gram
11,51 gram
13,01 gram
11,60
11,60
12,13
13,72
23,2
11,60
35,33
49,05
60
0,250
0,250
26,09 gram
27,51
76,56
100
0,150
0,425
0,150
16,75 gram
17,66
94,22
140
0,106
0,250
0,106
3,98 gram
4,19
98,41
0, 075
0,150
0,075
1,28 gram
1,34
99,75
< 0,075
0,106
< 0,075
0,20 gram
0,21
99,96
200
> 200
94,82
14
BERAT PERSEN
99,96
Top :
Q1 = 9
Q2 = 0,4
Q3 = 0,2
P90 = 0,2
P10 = 2
So =
Sk =
K=
= 6,70
= 0,04
= -0,40
15
10
16
DIAMETE
UKURAN
BERAT
R (MM)
BUTIR
TERTAMPUN
G
12
12,54
12,54
11
gram
11,50
24,04
35,75
1,18
1,18 2
BERAT
PERSE
N
30
0,6
0,6 1,18
11,20
gram
11,71
40
0,425
0,425 0,6
12,53
gram
13,10
48,85
60
0,250
0,250 0,425
27,11
gram
28,23
77,08
14,31
gram
14,63
91,71
97,96
100
140
200
> 200
0,150
0,150 0,250
0,106
0,106 0,150
5,98
gram
6,25 gram
0,075
0,075 0,106
1,40
1,46 gram
99,42
< 0,075
< 0,075
0,10
0,10 gram
99,52
95,63
99,52
16
Midle :
Q1 = 1,05
Q2 = 4
Q3 = 0,253
P90 = 0,150
P10 = 2
So =
Sk =
K=
= 2,03
= 0,26
= -4,64
17
DIAMETER
UKURAN
BERAT
BERAT
PERSEN
10
16
30
40
60
(MM)
2
1,18
0,6
0,425
0,250
BUTIR
2
1,18 - 2
0,6 1,18
0,425 0,6
0,250
TERTAMPUNG
13 gram
10 gram
12,03 gram
11,10 gram
30,05 gram
13,66
10,51
12,64
11,66
31,53
13,66
24,17
36,81
48,47
80
100
0,150
0,425
0,150
11,35 gram
11,93
91,93
140
0,106
0,250
0,106
6,15 gram
6,46
98,39
0,075
0,150
0,075
1,20 gram
1,26
99,65
< 0,075
0,106
< 0,075
0,25 gram
0,26
99,91
200
> 200
95,13
18
99,91
Bottom
Q1 = 1,09
Q2 = 0,410
Q3 = 0,268
P90 = 0,160
P10 = 2
So =
Sk =
K=
= 2,01
= 0,38
= -4,48
19
BAB II
ANALISIS MORFOLETRI
2.1.Pendahuluan
2.1.1.Latar Belakang
Sesuai dengan kurikulum yang ada diJurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi
Mineral Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012
setiap mahasiswa dalam mencapai gelar sarjana program pendidikan strata-1 harus
melaksanakan pratikum. Pratikum sedimentologi adalah melaksanakan pratikum
dilaboratorium Jurusan Teknik Geologi yang topiknya sesuai dengan teori yang dapat
dalam bangku serta aplikasinya dilapangan.
Ilmu Geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kerak bumi, komposisi
penyusun, proses-proses yang terjadi dan lain-lain. Dalam ilmu geologi dibagi dalam
cabang cabang ilmu yang saling berhubungan dengan satu sama lain, ilmu yang
mengkhususkan
dirinya
untuk
menganalisis
besar
butiran
dengan
cara
Maksud dari analisis fragmen krakal (morfometri) ini adalah untuk mengetahui
fragmen krakal dari sphericitynya, sedangkan tujuanya untuk mengetahui atau
mengintprertasikan tingkat abrasi,jenis atau macam media pengangkut dari fragmen
tersebut.
2.1.3. Lokasi, Waktu Dan Kesampaian Daerah
Waktu:
-
kelompok B ).
Minggu, 27 desember 2011, pukul 13.55 WIB ( praktikum lapangan ).
Lokasi:
- Laboratorium IST AKPRIND, Jalan I Dewa Nyoman Oka 32, Kotabaru,
-
Kesampaian Daerah:
- Menggunakan motor, waktu yang di tempuh untuk mencapai lokasi
pengamatan jika dari laboratorium IST AKPRIND yakni 1,5 jam.
2.2.Landasan Teori
21
2.2.1.Dasar Teori
Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi karena pengendapan materialmaterial batuan yang telah ada sebelumnya. Sebelum terjadi proses pengendapan
material yang telah mengalami proses transportasi. Proses transportasi ini dapat
terjadi karena disebabkan oleh angin, air maupun gletster/es. Pada praktikum ini
transportasi yang akan dibicarakan adalah transportasi oleh air. Adapun macammacam transportasi oleh air, antara lain:
1. Secara Suspensi, material yang diangkut berukuran halus, dan kedudukannya
adalah pada air itu sendiri (mengambang).
2. Secara Bed Load, material yang diangkut berukuran pasir ke atas misalnya:
a. Rolling atau mengelinding maka batuan cenderung membulat.
b. Saltation atau meloncat yang disebabkan oleh arus turbidided.
c. Sliding sehingga batuan cenderung berbentuk pipih.
Jenis Bed Load inilah sebenarnya yang akan mempengaruhi bentuk butir kerakal
yang akan dianalisis. Adapun yang mempengaruhi bentuk fragmen kerakal adalah:
a. Bentuk asal dari fragmen
b. Struktur dalam batuan
c. Restitensinya
d. Macam media transportasi
22
Sph = Spericity
2. Waddel
Spericity adalah perbandingan akar pangkat tiga dari variabel partikel dengan
volume bulatan yang menyelimutinya.
Sph =
Pada pengembangannya didapat rumus :
Sph =
V = Volume kerakal
A = sumbu terpanjang
23
Sph =
L = sumbu terpanjang = a
I = sumbu menengah = b
S = sumbu terpendek = c
4. Folk merumuskan sebagai berikut:
Sph =
L = sumbu terpanjang = a
I = sumbu menengah = b
S = sumbu terpendek = c
b. Flatnes Ratio (Fr) yaitu menurut Wentworth merupakan pertimbanngan tentang
kepipihan suatu fragmen.
Fr = (L + I + S) : 3
L = sumbu terpanjang = a
I = sumbu menengah = b
S = sumbu terpendek = c
c. Roundes Ratio yaitu tingkat kebundaran dari suatu fragmen.
Rr =
d. Elongated Index (EI) merupakan index kepanjangan dari suatu fragmen kerakal.
24
EI =
a = sumbu terpanjang
c = sumbu terpendek
Kompas.
Palu (sedimen)
25
26
Pada sphericity yang dibuat oleh Folk, juga ditunjukkan hubungan antara
sphericity dengan jarak dari transportasi, untuk batuan yang berkomposisi utama:
kuarsa, rijang, dan batugamping.
Tabel 4. Tabel klasifikasi bentuk butiran batuan sedimen(pettjon 1957)
Kelas ke
b/a
c/b
Bentuk
> 2/3
<2/3
Discoidal (oblate)
II
>2/3
>2/3
Spherical (equixial)
III
<2/3
<2/3
Bladed (triaxial)
IV
<2/3
> 2/3
Rod-shaped (prolate)
27
Setelah semuanya selesai, kemudian dimulai tahap analisis bentuk fragmen, dengan
mengunakan rumus dan klasifikasi yang ada.
2.3.Hasil Analisis
2.3.1. Hasil Analisis Bagian Hulu
Tabel 5. Hasil Analisis Pada Sample Bagian hulu
Lokasi
Bagian
HULU
Kanan
Tengah
Kiri
Volume
(ML)
Panjang
(a)/ (L)
Lebar
(b) / (i)
110
170
150
7,9
10,4
9,7
5,1
6,8
5
Tinggi
(c) / (s)
4,8
4,8
4,5
Volume
(ML)
Panjang
(a)/ (L)
Lebar
(b) / (i)
100
4,8
28
Tinggi
(c) / (s)
3,8
Tengah
Kiri
100
40
6,7
6,2
4,7
5,4
3,8
1,3
Lokasi
Bagian
HILIR
Kanan
Tengah
Kiri
Volume
(ML)
Panjang
(a)/ (L)
Lebar
(b) / (i)
300
230
350
12,3
11,5
13,3
8,7
6,4
8,1
Tinggi
(c) / (s)
5,6
5,9
5,1
Bagian
Hulu
a
b
c
Tengah a
b
c
Hilir
a
b
c
b/a
0,64
0,65
0,51
0,8
0,70
0,87
0,70
0,55
0,10
a/b
0,94
0,70
0,9
0,79
0,60
0,40
0,64
0,92
0,62
(a-b)/(a-c)
0,90
0,64
0,90
0,54
0,68
0,16
0,53
0.91
0,63
29
Bagian
s/l
(l-i)/(l-s)
Hulu
0,60
0,46
0,46
0,63
0,56
0,20
0,48
0,51
0,38
0,90
0,64
0,90
0,54
0,68
0,16
0,86
0,91
0,63
a
b
c
Tengah a
b
c
Hilir
a
b
c
bentuk
0,83
0,68
0,74
0,79
0,77
0,36
0,75
0,77
0,62
30