LAPORAN PRAKTIKUM
Semester : Genap
Disusun oleh :
I. Tujuan
Melakukan identifikasi bentukan lahan pada Citra SRTM secara visual dan
deliniasi menggunakan software menggunakan unsur-unsur interpretasi.
SRTM (Shuttle Radar Topography Mission) merupakan citra yang saat ini banyak
digunakan untuk melihat secara cepat bentuk permukaan. SRTM adalah data
elevasi resolusi tinggi merepresentasikan topografi bumi dengan cakupan global
(80% luasan dunia). Data SRTM adalah data elevasi muka bumi yang dihasilkan
dari satelit yang diluncurkan NASA (National Aeronautics and Space
Administration). Data ini dapat digunakan untuk melengkapi informasi ketinggian
dari produk peta 2D, seperti kontur, profil. Ketelitian bisa mencapai 15 m dan
berguna untuk pemetaan skala menengah sampai dengan skala tinggi (Lili
Somantri).
1. Gratis :kelebihan utama yang dimiliki SRTM. Siapa saja dan di mana saja
dapat mendownload SRTM tanpa bayar.
2. Digital : SRTM dapat didownload secara digital melalui aplikasi Global
Mapper. SRTM dapat didownload dengan format HGT, ASCII, atau GEOTIFF,
kita bisa mengkonversi ke format yang kita inginkan misalnya Grid ArcView
3. Resolusi : Resolusi lumayan tinggi untuk sakala tinjau. Resolusi horizontal
(yang bisa kita download untuk Indonesia) adalah 90m. Tentu saja dengan
resolusi ini SRTM tidak bisa digunakan untuk pemetaan secara detail.
SRTM memiliki struktur data yang sama seperti format GRID lainnya, yaitu
terdiri dari sel-sel yang setiap sel memiliki wakil nilai ketinggian. Nilai ketinggian
pada SRTM adalah nilai ketinggian dari datum WGS 1984, bukan dari permukaan
laut. Tapi karena datum WGS 1984 hampir berimpit dengan permukaan laut maka
untuk skala tinjau dapat diabaikan perbedaan di antara keduanya. Fitur morfologi
utama dari wilayah data DEM yang di hasilkan citra STRM dapat diolah dengan
menggunakan Surfer 8.02 (Golden Software) dan dikendalikan terhadap gambar
Landsat. perangkat lunak ini digunakan untuk mendapatkan model relief
berbayang menunjukkan medan dengan sisi terang dan bayangan (berbayang
bantuan peta adalah peta raster berdasarkan pada grid (xyz koordinat, misalnya
DEM). Peta yang di hasilkan ini menggunakan warna untuk menunjukkan
orientasi lokal permukaan relatif terhadap arah sumber cahaya de-user (orientasi
setiap grid) dari sumber cahaya titik pada permukaan jaringan.
Meskipun SRTM memiliki resolusi yang rendah sekitar 90m tetapi masih banyak
digunakan sebagai informasi untuk pekerjaan lapangan serta dimanfaatkan untuk
membuat peta kontur dan lereng (slope). Hasil peta kontur maupun peta lereng
dari pengolahan data SRTM maksimal berskala 1:900000, tetapi dalam
realisasinya banyak yang memperbesar skalanya hingga skala 1:250000 atau
malah lebih besar lagi. Dengan melakukan perbesaran skala tersebut akan
memberikan konsekuensi menyangkut akurasi dari peta kontur maupun peta
lereng yang dihasilkan. Untuk menentukan skala peta hasil dari pengolahan citra
satelit sebenarnya sangat mudah, yaitu dengan menggunakan rumus: (skala peta =
resolusi citra satelit x 10000).
Untuk kaurasi data SRTM memiliki resolusi spasial 30 meter, tetapi sampai saat
ini untuk menghasilkan DEM yang beresolusi 30 meter hanya beberapa wilayah
di Amerika karena untuk mengolah data SRTM 30 meter menjadi data DEM
seluruh dunia dibutuhkan waktu yang lama (+-10 tahun). Perlu diperhatikan
dalam penggunaan data DEM dari SRTM ini adalah bahwa data ketinggiannya
merupakan ketinggian permukaan bumi termasuk tutupan lahannya (jadi bukan
ketinggian permukaan tanah), dalam hal ini termasuk pula ketinggian tajuk
(pohon) dan juga gedung-gedung (ingat daya tembus radar dengan panjang
gelombang 5,6 cm sangat terbatas, tidak mampu menembus batang/ranting yang
lebat-daun sih bisa).
Dalam penggunaan citra SRTM ini juga mempunyai keuntungan dan kerugian,
keuntungan yang di dapatkan dari citra SRTM adalah :
1. Gratis, ini yang paling disuka oleh siapapun, siapapun boleh untuk
memanfaatkan datanya.
2. Resolusi-nya lumayan tinggi dan cocok untuk skala.
3. Datanya berupa Digital (format HGT, ASCII, atau GEOTIFF) sehingga
dengan mudah dapat dikonversi ke semua format, bergantung software +
brainware yang menanganinya tentunya.
SRTM memiliki struktur data yang sama seperti format GRID lainnya, yaitu
terdiri dari sel-sel yang setiap sel memiliki wakil nilai ketinggian. Nilai ketinggian
pada SRTM adalah nilai ketinggian dari datum WGS1984, bukan dari permukaan
laut. Tapi karena datum WGS 1984 hampir berimpit dengan permukaan laut maka
untuk skala tinjau dapat diabaikan perbedaan diantara keduanya.
Adapun kelemahan dari citra SRTM adalah Dalam pengambilan data
menggunakan radar, antara pesawat dan obyek harus tidak terhalangi. Untuk
daerah yang bergunung hal ini sangat sulit dilakukan. SRTM memiliki 0.2% data
yang tidak terliputi di muka bumi karena berupa pegunungan.
Menurut Strahler (1983), bentuk lahan adalah konfigurasi permukaan lahan yang
dihasilkan oleh proses alam. Lebih lanjut Whitton (1984) menyatakan bahwa
bentuklahan merupakan morfologi dan karakteristik permukaan lahan sebagai
hasil interaksi antara proses fisik dan gerakan kerak dengan geologi lapisan
permukaan bumi. Berdasarkan kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
bentuklahan merupakan bentang permukaan lahan yang mempunyai relief khas
karena pengaruh kuat dari struktur kulit bumi dan akibat dari proses alam yang
bekerja pada batuan di dalam ruang dan waktu tertentu.
Bentuk lahan adalah suatu kenampakan medan yang terbentuk oleh proses alami
yang memiliki komposisi tertentu dan karakteristik fisikal dan visual dengan julat
tertentu yang terjadi dimanapun bentuklahan tersebut terdapat. Berdasarkan
klasifikasi yang dikemukaan oleh Van Zuidam (1969) dan Verstappen maka
bentuk muka bumi dapat diklasifikasikan menjadi 8 satuan bentuklahan utama
(geomorfologi), yang dapat masing-masing dirinci lagi berdasarkan skala peta
yang digunakan. Adapun satuan bentuk lahan tersebut adalah sebagai berikut
(Zmit, 2013).
Bentuk lahan struktural terbentuk karena adanya proses endogen atau proses
tektonik, yang berupa pengangkatan, perlipatan, dan pensesaran. Gaya (tektonik)
ini bersifat konstruktif (membangun), dan pada awalnya hampir semua bentuk
lahan muka bumi ini dibentuk oleh kontrol struktural. Bentuklahan asal struktural
adalah sebagai berikut (Suhendra, 2009).
Bentuk lahan karst dihasilkan oleh proses pelarutan pada batuan yang mudah
larut. Karst adalah suatu kawasan yang mempunyai karekteristik relief dan
drainase yang khas, yang disebabkan keterlarutan batuannya yang tinggi. Dengan
demikian Karst tidak selalu pada batu gamping, meskipun hampir semua topografi
karst tersusun oleh batu gamping. Bentuklahan asal pelarutan adalah sebagai
berikut (Suhendra, 2009).
8. Bentuk lahan asal Eolin (E)
Gerakan udara atau angin dapat membentuk medan yang khas dan berbeda dari
bentukan proses lainnya. Endapan angin terbentuk oleh pengikisan, pengangkatan,
dan pengendapan material lepas oleh angin. Endapan angin secara umum
dibedakan menjadi gumuk pasir dan endapan debu. Bentuklahan asal eolin adalah
sebagai berikut (Suhendra, 2009).
Bentukan ini tidak berkembang di Indonesia yang beriklim tropis ini, kecuali
sedikit di puncak Gunung Jaya Wijaya, Papua. Bentuk lahan asal glasial
dihasilkan oleh aktifitas es/gletser yang menghasilkan suatu bentang alam
(Suhendra, 2009).
Kode Bentuk Lahan Asal Proses Kode Bentuk Lahan Asal Proses
V Vulkanik E Eolin
St Struktural M Marin
F Fluvia G Glasial
So Solusional O Organik
D Denudasional A Antropogeik
V. Pembahasan
Pembentukan lahan pun dapat terjadi secara Tenaga eksogen adalah tenaga dari
luar bumi yang bersifat merusak. Tenaga ini menimbulkan kerusakan atau
kehancuran pada perubahan kulit bumi yang berasal dari tenaga endogen. Tenaga
ini di kelompokkan menjadi
1. pelapukan
2. pengikisan
3. pengendapan
4. amblesan
Bentukan lahan marin yang terdapat dalam Provinsi Lampung terdapat di bagian
pinggir daerah Provinsi Lampung yaitu dari kabupaten Pesisir Barat sampai
dengan kabupaten Tulang Bawang . Proses pembentukan lahan ini terjadi akibat
abrasi yang di tibulkan di daerah pesisir pantai. Daerah yang mempunyai lahan
marin aadala daerah pantai yang dapat di identifikasi bahwa daerah tersebut
banyak yang bermata pencaharian sebagai nelayan karena lahan yang terdapat di
sekitarnya merupakan lautan. Pesisir barat sampai dengan selatan mempunyai
ketingggian pesisir yang relatif rendah dan begitu pula dengan bagian timur
Provinsi Lampung yang homogen mempunyi pesisir yang relatif rendah dalam
wilayah dengan ketinggian 0-100 m dari arah utara selatan secara keseluruhan
dengan luas 59.427 ha. Dallam hal ini dapat di simpulkan bahwa pesisir yang
terdapat di Provinsi Lampung adalah pesisir dengan dataran randah.
Bentukan lahan fluvia yang terdapat di Provinsi Lampung yaitu bentukan lahan
yang terjadi akibat proses aliran sungai karena provinsi Lampung merupakan
provinsi yang terdapat dua sungai besar yaitu sungai Way sekampung dan sungai
way mesuji. Daerah yang mempunai aliran sungai tersebut yaitu daerah provinsi
lampung bagian timur. Daerah aliran sungai biasanya banyak penduduk yang
bermukin di daerah tersebut memusat karena mencari sumber daya alam yang
dapat di manfaatkan.
Bentuk lahan daerah organik yang terdapat di Provinsi Laampung Terdapat di
sepanjang pesisir karena salah satu proses nya terjadi dari pesisir yang di
akibatkan oleh terunbu karang jadi daerah organik hampir merata berada di bagian
Provinsi Lampung.
Bentuk Lahan denudasional terjadi akibat erosi jadi daerah yang terdapat
bentukan lahan erosi terdapat di bagian barat Provinsi Lampung. Kerena daerah
tersebut dekat dengan gunung api jadi proses erosi yang terjadi di daerah tersebut
tinggi sehingga bentukan lahannya menjadi bentukan lahan dedudasional.
VI Kesimpulan